Nama ku Vania Nadira. Aku pemilik sekaligus pemimpin perusahan di bidang Kosmetik. Usaha ini ku rintis semenjak aku kuliah. Itu di mulai dangan modal dari mas Adrian yang kala itu menjadi pacar ku. Mas Adrian adalah putra tunggal dari pasangan pengusaha sukses di kota ini.
Aku sangat mencintai nya. Dia pun sama, sangat mencintai ku. Dia bilang aku adalah wanita yang sangat cantik dan juga pintar. Aku wanita yang mandiri dan juga pekerja keras. Jika menginginkan sesuatu, maka aku akan berusaha untuk mendapatkan nya.
Aku dan mas Adrian berpacaran semenjak Sekolah Menengah Atas. Setelah lulus, kami pun melanjutkan kuliah di Universitas yang sama. Selesai kuliah kami berencana untuk menikah. Dan kami akan memgembangkan usaha kosmetik ku secara bersama sama.
Aku dan mas Adrian bercita-cita membangun perusahaan kosmetik yang besar dan mimiliki cabang di banyak kota lain nya.
Hari pernikahan yang ku impikan pun tiba. Pernikahan kami di laksanakan secara besar-besaran. Semua biaya pernikahan di tanggung oleh keluarga mas Adrian. Banyak kolega kolega bisnis papa dan mamanya mas Adrian yang di undang. Teman teman kuliah kami juga banyak yang hadir. Belum lagi kenalan-kenalan lain nya.
Dari pihak keluargaku, tidak banyak yang hadir. Karena kebetulan keluargaku tidak tinggal di kota ini. Aku sangat berbahagia. Aku benar-benar seperti menjadi seorang ratu. Semua orang memuji kecantikan ku. Semua orang kagum dan mengatakan kami adalah pasangan yang serasi. Aku yang cantik dan juga seorang pengusaha, meskipun usaha ku belum sebesar yang sekarang. Tapi sudah banyak orang yang mengenal produk kosmetik ku. Dan juga mas Adrian yang merupakan anak dari sepasang pengusaha sukses.
Meski saat pernikahan ku tak di hadiri oleh papa. Karna aku tidak tau dimana papa berada. Papa pergi setelah mama ku mengetahui jika papa sudah menikah lagi dan sudah memiliki anak dari istri muda nya itu. Mama marah besar dan menyuruh papa memilih mama atau perempuan itu. Tidak di duga ternyata papa lebih memilih istri mudanya.
Karna papa sudah memiliki anak laki laki dengan wanita itu. Papa memang sudah lama menginginkan anak laki laki. Tapi Allah belum menitip kan nya di rahim mama. Aku dan mama sangat hancur, dan kami hanya bisa pasrah. Setelah itu papa pergi dari rumah dan tak pernah kembali. kami pun tak pernah mencari tau keberadaan papa.
Itu tak mengurangi kebahagiaan ku. Aku membenci papa dan sudah menganggap papa tiada.
Kini, seminggu sudah kami menikah. Hari ini kami baru saja sampai di rumah mertuaku. Kami baru saja pulang dari bulan madu di Bali. Papa dan mama mertua mengatakan jika mereka akan pergi keluar negri untuk mengurus perusahaan dan menetap di sana. Beliau menyuruh kami untuk tinggal di rumah besar ini. Mas Adrian yang akan mengurus perusahaan di sini.
Dua tahun berlalu, kami belum juga memiliki momongan. Papa dan mama mas Adrian selalu menanyakan kapan kami akan memberi nya cucu. Bermacam pengobatan sudah kami lakukan. Terakhir kami melakukan program bayi tabung dan ternyata berhasil.
Akhirnya aku bisa merasakan yang nama nya hamil. Semua keluarga berbahagia mendengar kabar itu.
Tapi kebahagian itu hanya sebentar. Di usia kehamilan ku yang ke tiga bulan, teman teman ku memberikan surprise party, di taman belakang rumah kami. temanku menutup mataku dan menuntun ku melangkah ke arah taman belakang. Tapi naas, saat di tangga, tanpa sengaja aku menginjak dress temanku yang berjalan di depan.
Dia terjatuh dan aku pun tertarik oleh nya. Kami terjatuh di tangga. Dan parah nya, perut ku terbentur ke vas bunga keramik besar mama mertua. Aku keguguran dan fatal nya rahim ku harus di angkat. Aku tak bisa hamil lagi.
Aku sangat terpukul begitupun mas Adrian. Anak yang kami tunggu-tunggu sudah tiada. Dan kenyataan pahitnya, sampai kapan pun aku tidak akan bisa menghadirkan anak dari rahim ku sendiri. Mama dan papa mertua hanya tau aku keguguran, tidak dengan kenyataan lain nya.
Penderitaan ku bertambah saat mama mertua selalu menuntut ku untuk hamil lagi. Bagai mana mungkin aku bisa hamil lagi, jika rahim ku saja tidak ada. Aku tidak mau menceritakan pada mama dan papa mertua karna takut dia menyuruh mas Adrian menceraikan ku.
Mas Adrian pernah mengatakan pada mama, jika kami mau adopsi anak saja. Tapi mertuaku bersikeras menentang dan mengatakan jika mereka mau nya anak yang di diri nya mengalir darah mass Adrian.
Malam itu mas Adrian menerima telpon dari mama mertua. Ternyata mama menyuruh mas Adrian menikah lagi dan mama sudah mencarikan calon untuk nya. Yaitu anak teman mama yang sekarang juga menetap di luar negri.
Apa yang ku takut kan selama ini terjadi juga. Mas adrian menentang nya dan mengatakan tidak akan pernah mau menikah lagi. Setelah perdebatan panjang, akhirnya mama mertua memberi kan pilihan. Mama akan pulang dari luar negri dua tahun lagi, jika dalam dua tahun aku belum hamil juga, maka mama akan pulang membawa calon istri untuk mas Adrian.
Mereka akan menikah, dan tidak ada satu orang pun yang boleh membantah. Jika aku tidak mau, maka aku yang harus pergi.
Aku terpukul, aku tidak ingin menjadi seperti mama ku. Aku tidak boleh menyerah. Aku harus mencari jalan keluar nya.
Sampai akhirnya aku memutuskan mencari seorang wanita untuk mengandung anak dari mas Adrian. Setelah itu kami akan mengasuh anak itu dan memberi imbalan pada ibunya. Mereka tidak perlu menikah. Aku akan mengontrol mereka, semoga saja sekali berhubungan bisa langsung hamil.
Mas Adrian tidak perlu lagi bertemu dengan wanita itu. Sehingga tidak memungkin kan mas Adrian akan terpincut dengan nya.
Terdengar gila sebenar nya. Tapi aku benar benar tidak mau kehilangan apa yang sudah menjadi milik ku. Mas Adrian sempat marah besar saat aku mengatakan ide ku.
Hampir satu minggu dia mendiam kan ku. Berbagai alasan ku sampaikan untuk membujuk nya. Akhirnya dia mau meskipun terkesan terpaksa.
Sekarang masalah nya siapa wanita yang akan mau. Aku juga tidak mau sembarang memilih. Takut nanti dia berkhianat dan menggoda mas Adrian. Lalu menyuruh meninggalkan ku. Aku juga tidak mau asal asalan memilih.
Aku mau anak ku nanti terlahir dari wanita yang cantik dan pintar. Agar anak yang lahir juga cantik dan pintar. Aku tidak mau nanti orang curiga, aku yang cantik dan mas Adrian yang gagah, tapi anak nya biasa saja.
Sebulan mencari, tapi belum ada yang cocok dengan yang ku mau.
Sampai suatu pagi.
Tok ... tok ... tok....
Pintu ruangan kerja di kantor ku di ketuk seseorang.
"Masuk"
Pintu di buka dan ku lihat karyawan ku yang bernama Milly melangkah ke arah ku. Wajahnya sayu dan seperti lagi banyak fikiran. Tapi itu tidak sedikit pun menutupi kecantikan nya.
"Silahkan duduk Mil, ada yang dapat saya bantu?" aku mulai menanyai nya.
"Maaf Bu, kalau boleh saya mau meminjam uang lagi, Bu."
"Tapi pinjaman kamu yang kemaren belum lunas, Mil. Dan sisa nya masih banyak. Jadi seperti nya tidak bisa."
"Saya mohon Bu, saya sangat butuh."
Dia berkata sambil mengusap sisi matanya yang sudah ber air.
"Memangnya kamu butuh berapa?"
"150 juta, Bu."
Aku kaget mendengar nominalnya. Aku menanyakan untuk apa uang itu. Dia pun menceritakan semua sambil sesekali mengusap matanya.
"Itu sangat banyak, Milly. Saya tidak bisa, takut nya nanti karyawan lain tau dan ikut-ikutan seperti kamu. Jika saya tidak memberi, nanti di kira saya pillih kasih."
"Saya tidak tau lagi mau minta tolong sama siapa, Bu," lirih nya sambil menangis.
Aku iba melihat nya tapi tidak mungkin juga meminjamkan uang sebanyak itu pada nya. Tiba-tiba terlintas di fikiran ku untuk menjadikan nya ibu yang akan mengandung anak dari mas Adrian.
"Saya tidak bisa meminjamkan uang sebanyak itu, Mil. Tapi saya punya pilihan untuk mu. Saya akan memberikan uang sebanyak itu tanpa harus menggantinya. Sebagai imbalan nya, kamu mau mengandung anak dari suami saya.
Setelah anak itu lahir kamu harus menyerahkan nya pada saya. Saya dan suami saya yang akan menjadi orang tua nya. Tidak boleh ada satu orang pun yang tau."
"Maksud nya bu."
"Seperti yang saya katakan tadi, kamu hamil anak suami saya dan setelah anak itu lahir kamu harus memberikan nya pada saya. Saya yang akan mengatur semua nya. Kamu cukup melakukan apa perintah saya saja. Semoga saja dengan sekali berhubungan, kamu bisa hamil. Jadi kamu tidak perlu berhubungan dengan suami saya lagi. Saya yang akan menjaga dan menanggung hidup mu, selama kamu hamil sampai anak itu lahir. Termasuk juga ibumu saya yang akan menanggung nya. Kamu pun bisa terbebas dari hutang itu. Setelah anak itu lahir kamu akan saya bebas kan dari tanggung jawab mu."
Hening, hanya itu yang terjadi. Aku tau Milly pasti syok akan permintaan ku. Tapi hati ku yakin dia akan mau, karna dia sangat-sangat membutuhkan uang itu. Dua hari lagi penagih hutang itu akan datang dan uang nya harus ada. Aku pun memberinya waktu satu hari untuk berfikir. Aku akan menunggu jawaban nya besok. Apa kah aku egois? Aku rasa tidak juga, karna dia juga mendapat imbalan yang setimpal.
Malam nya aku menelpon untuk meyakin kan nya.Tapi tak pernah di angkat. Akhirnya ku kirim kan pesan pada nya.
(Apa keputusan mu, saya tidak menunggu lama, pilihannya ada di tangan mu.)
Pagi nya Milly datang menemui ke ruangan ku. Aku sudah menunggu bersama mas Adrian. Dia kaget saat ku perkenalkan dengan mas Adrian.
Milly pun memberikan keputusan nya. Tapi ternyata dia memberi syarat yang membuat ku sangat marah.
Dia ingin Mas Adrian menikah dengan nya terlebih dahalu. Aku tidak terima dengan itu.
aku mengusirnya dari ruangan ku. Tapi dia memohon kepada ku untuk mendengarkan penjelasan nya dulu.
Atas bujukan mas Adrian, aku pun mendengar kan penjelasan nya. Setelah melalui perdebatan panjang dan menguras emosi ku. Aku pun akhirnya menyetui itu.
Karna hati ku juga yakin, Milly tidak akan berkhianat. Aku sangat tau jika dia adalah anak yang baik dan selalu berprinsip dalam hidup nya.
Tapi entah mengapa aku sedikit curiga dengan mas Adrian. Tapi aku segera menepis fikiran itu. Mungkin saja aku hanya cemburu karna tadi dia lebih membela Milly. Atau juga karna aka masih terbawa emosi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments