bab 3. keputusan Milly

Milly baru saja sampai di kantor tempat dia bekerja. Setelah memarkirkan motornya di parkiran khusus karyawan, Milly bergegas masuk kantor. Mengisi daftar hadir, kemudian berjalan menuju ruangan kerjanya.

Baru saja memasuki ruang kerja, Milly langsung di hadang oleh Rara, teman satu ruangan Milly.

"Hai Mil ... selamat pagi, tadi bu Vania mencari mu. Dia berpesan, jika kamu datang temui dia keruangannya," kata Rara.

"Kira-kira ada apa ya, Mil, bu Vania mencari mu. Kamu gak melakukan kesalahan kan, sampai-sampai bu Vania mencari mu langsung ke sini. Biasa nya jika butuh sesuatu, bu Vania akan menyuruh sekretarisnya. Tapi kok sekarang dia turun tangan langsun ya," cecar Rara dengan raut wajah heran.

"Gak tau juga, Ra. Lebih baik sekarang aku ke sana dulu ya. Mungkin ada sesuatu yang penting, berhubungan dengan pekerjaan," bohong Milly.

Sebenar nya, Milly sudah tau betul apa yang akan di bicara kan bu Vania ke pada nya. Ini sudah di pastikan tentang pesan yang di kirim bu Vania tadi malam.

Setelah beberapa hari meminjam uang ke sana ke mari. Untuk membayar hutang ayahnya yang dibebankan kepada sang ibu. Milly tidak berhasil mendapatkan pinjaman. Mau cari kerjaan tambahan pun, rasa nya sangat mustahil untuk bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam satu minggu.

Bingung harus mau gimana lagi, kemarin Milly memberanikan diri untuk meminjam uang lagi kepada bu Vania. Meskipun dia tidak yakin akan di berikan, karna hutang yang lama saja belum lunas.

Tapi tidak ada salahnya jika di coba dulu, fikir Milly waktu itu.

Setelah mencobanya, ternyata bu Vania tidak bisa memberikan nya. Alasan nya karna memang hutang Milly yang lama belum lunas dan bu Vania takut jika di berikan, karyawan yang lain akan iri dan ikut-ikutan juga seperti Milly. Milly pun mengerti dengan keputusan Bu Vania.

Tapi bu Vania juga memberikan pilihan bantuan kepada Milly. Lebih tepat nya kerja sama, dimana Milly dan bu Vania akan memperoleh keuntungan masing-masing.

Bagi Milly, dia tidak hanya mendapat keuntungan, tapi juga mendapatkan masalah, yang selama ini tidak pernah terfikir oleh Milly. Milly di berikan waktu satu hari untuk mempertimbangkan itu.

****

Dan disini lah Milly sekarang, berdiri di depan pintu ruangan bu Vania. Untuk memberikan keputusan nya akan tawaran itu.

Dengan sedikit ragu, Milly mengetuk pintu ruangan itu.

Tok ... tok ... tok.

"Masuk"

Terdengar suara dari orang yang ada di dalam. Dengan pelan, Milly mendorong pintu yang kebetulan memang tidak di kunci.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam, masuk Mil," jawab bu Vania.

Masih dengan langkah pelan, Milly melangkah mendekat ke sofa, tempat bu Vania duduk menunggu nya. Dan ternyata, di sana bu Vania bersama seorang pria, Milly tidak tau, entah siapa pria itu. Karna Milly baru pertama kali melihat nya ada di kantor ini.

"Duduk, Mil."

Bu Vania mempersilahkan Milly duduk di sofa. Posisi duduk mereka berseberangan. Ada satu meja kecil di tengah nya.

"Mmmhhh ..."

Terdengan bu Vania menarik nafas panjang.

"Oh ya, Mil, perkenalkan ini pak Adrian."

Bu Vania membuka obrolan nya. Kemudian kembali diam seperti menjeda ucapan nya. Milly menatap sebentar ke arah pak Adrian, dan tersenyum pada pria itu. Kebetulan pak Adrian juga tersenyum ke pada Milly.

Kemudian Pak Adrian mengulurkan tangan nya untuk bersalaman dengan Milly. Milly membalas dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Melihat itu Pak Adrian kembali menarik tangannya dan menganggukkan kepala nya dua kali. Entah apa maksud anggukan kepalanya itu.

"Pak Adrian ini adalah suami saya, Mil," lanjut bu Vania. Suasana tiba-tiba saja berubah canggung. Semua seolah sibuk dengan fikiran masing-masing. Milly terlihat menundukkan kepala nya. Bermacam rasa bercampur di hati dan fikirannya.

Ruangan yang tadi nya sejuk, tiba-tiba berubah terasa panas oleh Milly. Rasa nya Milly ingin cepat cepat hilang dari ruangan itu.

"Jadi, apa keputusan kamu, Mil?"

Belum lagi Milly mampu menenangkan hati nya, bu Vania kembali mengajukan pertanyaan, yang membuat Milly semakin tidak merasakan sejuk nya AC, yang dari tadi hidup di ruangan itu.

Tadi Milly berfikir, jika ia hanya akan bicara ber dua dengan bu Vania. Ternyata kenyataan nya berbeda. bu Vania mempertemukan nya langsung dengan Pak Adrian.

"Milly, kamu baik baik saja kan?"

Setelah lama diam, bu Vania kembali menanyai Milly.

Dengan sedikit mengangkat kepala Milly melihat Bu Vania.

"Bismillah" Milly membaca basmalah dalam hati nya.

"Sa ... saya mau Bu, tapi saya punya satu permintaan. Jika Ibu setuju, maka saya juga akan setuju dengen permintaan Ibu.

"Baik lah, katakan apa permintaan, mu?" tanya bu Vania.

"Saya mau menerima tawaran Ibu, tapi saya mau suami Ibu menikahi saya terlebih dahulu."

"Jangan ngelunjak kamu ya, Milly. Mau merusak rumah tangga saya, kamu. Kamu fikir kamu siapa, mau menikah dengan suami saya. Sudah bagus saya bantu kamu. Bukan nya berterima kasih malah mau menikam saya.

Silahkan kamu keluar dari ruangan saya! Urus hutang mu sendiri, dasar tidak tau diri."

Bu Vania sangat marah terhadap Milly. Melihat Milly yang masih diam bu Vania langsung menyeret tangannya dan mendorong Milly ke arah pintu.

"Maaf Bu, seperti nya Ibu salah paham. Saya tidak akan pernah menghianati ibu, saya cuma tidak mau berbuat dosa."

"Licik kamu, Milly. Kamu fikir saya tidak tau niat kamu."

"Dengarkan penjelasan saya dulu, Bu. Saya mohon."

Milly memohon sambil berjongkok memegang kaki bu Vania.

"Saya tidak mau mendengar penjelasan apa pun. Jangan pura pura alim kamu, untuk menutupi niat busuk mu."

"Sayang, dengarkan dulu apa yang akan dia ketakan. Setelah itu kamu bisa mengambil keputusan nya."

Pak Adrian datang menenangkan istrinya.

"Mas ... kamu?"

Bu Vania tidak percaya dengan perkataan suaminya, yang seolah memihak pada Milly. Tadi saja sebelum bertemu Milly, dia mengatakan semoga saja Milly tidak mau. Tapi kenapa sekarang seolah kebalikan nya.

"Apa Mas Adrian terpincut akan kecantikan Milly?"

Hati kecil bu Vania mencurigai nya.

"Jangan salah paham dulu, sayang. Mas bukan membela nya. Tapi tidak salah juga kita mendengar penjelasan nya dulu." Seolah tau isi hati istrinya, Pak Adrian segera memberikan penjelasan nya.

"Baik lah, jangan berbelit belit, katakan apa maksud mu?"

Meski ada sedikit kecewa di hati nya. Bu Vania tetap mengikuti perkataan suaminya, dan kembali duduk si sofa.

Milly pun mengikuti untuk kembali duduk di tempat tadi.

"Cepat jelaskan apa maksud mu? jangan membuang-buang waktu saya. Setelah itu kembali bekerja. Saya membayar kamu di sini untuk bekerja, bukan untuk jadi pelakor," bu Vania berujar masih dengan penuh amarah.

Pak Adrian mengelus pundak istrinya. Seolah menyuruh nya sabar.

"Maaf Bu, saya tidak bermaksud seperti yang Ibu tuduhkan, hanya saja, saya tidak mau melakukan itu tanpa adanya pernikahan terlebih dahulu. Saya tidak mau berdosa Bu. Saya juga takut, jika tanpa pernikahan, akan berakibat buruk pada anak yang akan lahir nanti nya."

"Akibat buruk apa maksud mu? jangan mengada-ada kamu ya."

"Tenang dulu sayang, biarkan dia melanjutkan penjelasan nya," kata pak Adrian.

"Begini Bu, saya benar-benar takut berbuat dosa. Satu lagi jika tanpa pernikahan, anak yang lahir nanti tidak bisa bernasab pada ayahnya, yang mana di sini adalah suami Ibu. Jika nanti anak yang lahir itu laki-laki, mungkin tidak akan terlalu memerlukan ayahnya saat menikah, tapi jika anak itu perempuan, maka nanti pas menikah suami Ibu tidak bisa menjadi wali nya. Semua orang akan mengetahui rahasia ini. Akan buruk akibat nya buat anak tersebut dan juga akan mendatangkan masalah dalam keluarga besar Ibu. Saya yakin Ibu pasti tidak mau itu terjadi," Milly menjelaskan panjang lebar.

"Akhhh ... itu pasti akal-akalan mu saja kan." Meski hatinya membenarkan perkataan Milly, tapi diri nya belum bisa menerima itu.

"Ibu jangan takut, semua akan sesuai keinginan Ibu. Jika perlu Ibu bisa membuat surat pernyataan tertulis untuk saya. Bahwa saya tidak akan melakukan di luar yang Ibu perintahkan. Saya akan siap dengan konsekuensi nya," jelas Milly.

"Baik lah, saya terima syarat dari mu, jangan pernah sekali kali kamu mencoba berkhianat. Jika itu terjadi saya pastikan kamu dan keluarga mu akan merasakan akibat nya."

Setelah berfikir sebentar Bu Vania menyetujui nya. Dia meyakin kan diri nya jika semua tetap akan dalam kendali nya.

"Sekarang silahkan keluar, lanjutkan pekerjaan mu, nanti saya akan mengatur semuanya."

"Satu lagi bu," kata Milly.

"Kamu jangan coba-coba mengatur saya, ya. Apa lagi yang akan kamu katakan," bu Vania kembali terpancing amarah.

"Jika nanti anak itu lahir, Saya tidak pernah menjual nya, anggap saja Ibu mengadopsi nya karna saya tidak mampu mengasuh nya."

"Terserah kamu saja, saya peringatkan kamu, jangan sekali-kali membuka mulat pada siapa pun. Saya akan membuatkan surat perjanjian nya nanti ," Jelas bu Vania.

"Sekarang pergilah, lama-lama bisa banyak permintaan mu."

Milly pun bergegas pergi meninggalkan ruangan itu.

Berjalan dengan gontai, meyakin kan hati nya jika keputusan yang di ambilnya adalah keputusan yang terbaik. Semua di lakukan Milly demi ibunya. Dia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada sang ibu.

Sudah cukup penderitaan yang di alami ibu nya.

Biar lah ini di lakukan Milly, demi bakti nya pada seseorang yang pernah bertaruh nyawa saat melahirkan nya.

Episodes
1 bab 1. bertemu kembali setelah lama berpisah
2 Bab 2 .dikecewakan oleh lelaki bergelar Ayah
3 bab 3. keputusan Milly
4 bab 4. POV Bu Vania
5 bab 5. pertemuan ke dua
6 bab 6. hampir di begal
7 bab 7. aku sudah memaafkan mu
8 bab 8. aku berjanji akan menjaga mu
9 bab 9. Drama Vallen
10 bab 10.kecewa sama mama
11 bab 11.pernikahan Milly dengan Pak Adrian
12 bab 12. berdua di Villa
13 bab 13. untung tidak jantungan
14 bab 14. saya menginginkannya
15 bab 15. aku akan mencium mu
16 bab 16.siapa wanita itu
17 bab 17. aduan Vallen
18 bab 18 .bertemu pak adrian lagi
19 Bab 19.saya mencintai mu
20 bab 20. ke pantai
21 Bab 21. milly hamil
22 bab 22. takut anaknya cemburu
23 bab 23. dia Bos aku
24 bab 24. kedatangan keluarga Vallen
25 bab 25. tidak ada hubungan apa-apa
26 bab 26. kamu mau gak, ngerepotin aku seumur hidup.
27 bab 27. calon istri
28 bab 28. saya mencintai mu
29 bab 29. aku akan menikah
30 bab 30. aku akan menikah dengan orang yang mama sukai
31 bab 31.Millyku
32 bab 32. aku mencintai mu, Milly.
33 bab 33. aku tidak ...
34 bab 34. tolong mama, Nak.
35 bab 35. ke Villa lagi
36 bab 36. saya akan mempertahankan mu
37 bab 37. kedatangan Vallen
38 bab 38. Dia lebih baik dari wanita mana pun
39 bab 39. maksudnya, Milly hamil?
40 bab 40. kecewa
41 bab.41. jabang bayi
42 bab 42. apa kamu sudah menikah?
43 Bab. 43. di usir warga
44 bab.44 rumah untuk Milly.
45 bab. 45. diusir dari rumah sakit.
46 bab.46 siapa Wanita itu?
47 bab 47. pulang ke rumah.
48 bab.48. mama mertua
49 bab 49. saya merindukan mu
50 bab 50. belajar ngaji
51 bab 51. kecurigaan bu Vania
52 bab 52. kedatangan bu Vania
53 bab.53 pertengkaran Milly dan pak Adrian
54 bab.54 menyebar undangan
55 bab 55
56 bab 56. di tampar Vallen
57 bab 57
58 bab 58. menemui bu Vania
59 bab 59. penghianat
60 BAB 60.Dean Adinata Wicaksono
61 BAB 61. Hadinata Wicaksono
62 BAB 62. Ceraikan, Milly!
63 Bab 63. papa sudah meninggal
64 Bab 64. pemakaman
65 bab 65. dimana ini?
66 bab 66. tempat pemakaman umum
67 bab 67. ibu Milly meninggal
68 bab 68. kerumah mama
69 bab.69. membungkam bu Vania
70 bab 70. kehilangan Milly
71 bab 71. aku mohon bertahanlah.
72 bab 72. apa aku sanggup meninggalkan mu sendirian di sini?
73 bab 73. bayi Milly
74 bab 74. terima kasih sudah berjuang melahirkan bayi kita.
75 bab 75. Dean pergi keluar negri
76 bab 76.pov Milly
77 bab 77. jangan berpura-pura
78 bab 78. masih Dean yang sama
79 79.I love u
80 80. Vallen mengintip
81 81. rencana Vallen
82 bab 82.menemui sang mama
83 bab 83.butuh menantu
84 pengumuman
85 85. tinggallah di sini!
86 bab 86. masih sabar
87 bab 87. aku akan hadir di dunia nyata
88 bab 88. aku mencintai mu. menikahlah dengan ku.
89 bab 89. harusnya aku yang berterima kasih
90 bab 90. love you too, Dean.
91 bab 91. saya mengiklaskan mu
92 bab 92. pakaian adat minangkabau
93 bab 93. aku akan mencintaimu. apa pun keadaannya.
94 bab 94. aku bisa hilangin rasa sakitnya
95 95. keluarga
96 bab 96.sah
97 bab 97.kedatangan Vallen
98 98. honeymoon
99 99. akhir yang bahagia
100 thank you pembaca setia. banyak cinta untuk kita semua.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
bab 1. bertemu kembali setelah lama berpisah
2
Bab 2 .dikecewakan oleh lelaki bergelar Ayah
3
bab 3. keputusan Milly
4
bab 4. POV Bu Vania
5
bab 5. pertemuan ke dua
6
bab 6. hampir di begal
7
bab 7. aku sudah memaafkan mu
8
bab 8. aku berjanji akan menjaga mu
9
bab 9. Drama Vallen
10
bab 10.kecewa sama mama
11
bab 11.pernikahan Milly dengan Pak Adrian
12
bab 12. berdua di Villa
13
bab 13. untung tidak jantungan
14
bab 14. saya menginginkannya
15
bab 15. aku akan mencium mu
16
bab 16.siapa wanita itu
17
bab 17. aduan Vallen
18
bab 18 .bertemu pak adrian lagi
19
Bab 19.saya mencintai mu
20
bab 20. ke pantai
21
Bab 21. milly hamil
22
bab 22. takut anaknya cemburu
23
bab 23. dia Bos aku
24
bab 24. kedatangan keluarga Vallen
25
bab 25. tidak ada hubungan apa-apa
26
bab 26. kamu mau gak, ngerepotin aku seumur hidup.
27
bab 27. calon istri
28
bab 28. saya mencintai mu
29
bab 29. aku akan menikah
30
bab 30. aku akan menikah dengan orang yang mama sukai
31
bab 31.Millyku
32
bab 32. aku mencintai mu, Milly.
33
bab 33. aku tidak ...
34
bab 34. tolong mama, Nak.
35
bab 35. ke Villa lagi
36
bab 36. saya akan mempertahankan mu
37
bab 37. kedatangan Vallen
38
bab 38. Dia lebih baik dari wanita mana pun
39
bab 39. maksudnya, Milly hamil?
40
bab 40. kecewa
41
bab.41. jabang bayi
42
bab 42. apa kamu sudah menikah?
43
Bab. 43. di usir warga
44
bab.44 rumah untuk Milly.
45
bab. 45. diusir dari rumah sakit.
46
bab.46 siapa Wanita itu?
47
bab 47. pulang ke rumah.
48
bab.48. mama mertua
49
bab 49. saya merindukan mu
50
bab 50. belajar ngaji
51
bab 51. kecurigaan bu Vania
52
bab 52. kedatangan bu Vania
53
bab.53 pertengkaran Milly dan pak Adrian
54
bab.54 menyebar undangan
55
bab 55
56
bab 56. di tampar Vallen
57
bab 57
58
bab 58. menemui bu Vania
59
bab 59. penghianat
60
BAB 60.Dean Adinata Wicaksono
61
BAB 61. Hadinata Wicaksono
62
BAB 62. Ceraikan, Milly!
63
Bab 63. papa sudah meninggal
64
Bab 64. pemakaman
65
bab 65. dimana ini?
66
bab 66. tempat pemakaman umum
67
bab 67. ibu Milly meninggal
68
bab 68. kerumah mama
69
bab.69. membungkam bu Vania
70
bab 70. kehilangan Milly
71
bab 71. aku mohon bertahanlah.
72
bab 72. apa aku sanggup meninggalkan mu sendirian di sini?
73
bab 73. bayi Milly
74
bab 74. terima kasih sudah berjuang melahirkan bayi kita.
75
bab 75. Dean pergi keluar negri
76
bab 76.pov Milly
77
bab 77. jangan berpura-pura
78
bab 78. masih Dean yang sama
79
79.I love u
80
80. Vallen mengintip
81
81. rencana Vallen
82
bab 82.menemui sang mama
83
bab 83.butuh menantu
84
pengumuman
85
85. tinggallah di sini!
86
bab 86. masih sabar
87
bab 87. aku akan hadir di dunia nyata
88
bab 88. aku mencintai mu. menikahlah dengan ku.
89
bab 89. harusnya aku yang berterima kasih
90
bab 90. love you too, Dean.
91
bab 91. saya mengiklaskan mu
92
bab 92. pakaian adat minangkabau
93
bab 93. aku akan mencintaimu. apa pun keadaannya.
94
bab 94. aku bisa hilangin rasa sakitnya
95
95. keluarga
96
bab 96.sah
97
bab 97.kedatangan Vallen
98
98. honeymoon
99
99. akhir yang bahagia
100
thank you pembaca setia. banyak cinta untuk kita semua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!