Milly kembali memegangi kepalanya yang terasa bertambah sakit. Pesan itu membuat nya semakin gelisah. Tidak ada sedikit pun keinginan Milly untuk membalas pesan itu.
Milly bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu, dan segera menunaikan ibadah sholatnya. Mencurahkan seluruh isi hatinya, dan berharap ada petunjuk yang akan di berikan Allah padanya. Berserah dan mendekat kan diri kepada Allah saat bersujud, akan sedikit menenangkan hati Milly.
Selesai melaksanakan sholat Magrib, Milly tidak langsung beranjak dari sajadahnya. Dia masih bersimpuh di atas sajadah itu, berdzikir dan melantunkan ayat suci Al qur'an, sambil menunggu datang nya waktu sholat Isya.
Suara perut Milly yang keroncongan, menandakan minta segera di isi, tapi sama sekali tidak di hiraukan Milly. Masalah ini, benar-benar membuat nya kehilangan selera makan. Dekat dengan sang pencipta lah yang di inginkan Milly saat ini.
****
Malam telah berganti pagi.
Matahari mulai muncul menggantikan bulan. Memberikan cahaya terang, menggantikan malam yang kelam.
Seperti hal nya kehidupan, pagi memberikan secercah harapan baru bagi setiap orang, untuk menjemput kehidupan yg lebih baik,setelah beristirahat sejenak di malam hari.
Meninggalkan lelahnya hari kemarin.
Berharap hari ini akan lebih baik dari hari kemarin.
Tapi, seperti nya itu tidak dirasakan Milly. Gadis cantik itu baru saja menaiki motor matic milik nya. Dia akan menuju aktivitas hariannya, bekerja disebuah perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk kecantikan wanita.
Tempat yg memberikan kehidupan untuk Milly dan ibunya.
Ya, saat ini Milly memang sepenuh nya bertanggung jawab atas kehidupan ibunya. Ibu Milly yang sekarang sedang terkena stroke, harus ikut tinggal bersama Milly di kosnya.
Milly memboyong sang ibu, tinggal di kos dekat tempat dia bekerja, setelah rumahnya di kampung di sita oleh rentenir, karena digadaikan oleh ayahnya untuk membayar hutang judi. Ayah Milly meninggalkan ibunya sendiri di kampung dengan hutang yang sangat banyak.
Semenjak ayah nya tidak ada kabar, ibu Milly mulai sering sakit-sakitan, ditambah banyak nya orang yang datang menagih hutang. Itu membuat ibu Milly kesulitan dan tertekan.
Sebagai seorang istri yang mencintai suami nya, ibu Milly sangat cemas memikirkan keadaan ayahnya, takut terjadi apa-apa pada suaminya itu.
Enam bulan lama nya tanpa ada kabar dan tanpa tau keberadaan ayah Milly. Sampai suatu saat ibunya Milly mendapat kabar jika ayah Milly sudah menikah dengan seorang janda dari kampung sebelah dan sekarang tinggal di kota yang sama dengan tempat Milly kerja.
***
Hari itu, untuk memastikan kebenaran kabar nya, berbekal dari alamat yang di berikan oleh seseorang yang di kenal Milly, Milly dan ibunya pergi ke tempat tersebut.
Dan benar saja, mereka menemukan ayahnya Milly, bersama seorang perempuan di rumah itu. Ternyata betul jika mereka sudah menikah.
Ibunya Milly shock akan hal itu. Meski begitu ibunya Milly masih berusaha untuk membujuk ayahnya Milly untuk pulang bersama mereka. Tapi bukan nya luluh, ayah Milly dengan tegas menalak ibunya Milly saat itu juga.
Ibunya Milly yang shock dan juga dalam keadaan yang kurang sehat, seketika jatuh dan tidak sadarkan diri.
Dua minggu lama nya, ibu Milly di rawat di Rumah sakit dan dinyatakan mengalami stroke. Tubuhnya lemah dan tidak bisa bergerak seperti biasa nya.
Sudah banyak uang yang di keluarkan Milly untuk mengobati ibunya. Uang tabungannya yang juga tidak seberapa juga sudah habis. Beruntung Milly bisa meminjam uang di kantor tempat Milly bekerja. Dan di cicil setiap bulan nya saat dia gajian.
Sambil menata hati yang kecewa, terhadap sikap ayahnya, sekarang Milly fokus untuk melanjutkan hidup sambil menjaga sang ibu. Bersyukur, ia masih bisa tinggal bersama ibunya. Milly berjanji akan selalu merawat ibunya dan juga bertekat di dalam hati untuk selalu membahagiakan wanita yang telah melahirkan nya ke dunia ini.
Ibunya juga lah yang menjadi alasan Milly, untuk tetap semangat menjalani hidup.
Dua bulan berlalu, kini Milly sudah menerima semua yang terjadi dan dia pun bahagia bisa selalu bersama ibunya. Meski dengan keadan Ibu yang sedang sakit.
Sampai suatu hari, ketika Milly sedang di kantor, Milly mendapat telpon dari tetangga kos nya. Dia mengabari jika ada sekelompok orang mencari Milly dan menggedor-gedor pintu kosan Milly.
Milly pun meminta izin untuk pulang ke kos nya. Sesampai nya di sana, Milly kaget melihat ada sekitar lima orang laki-laki berbadan besar sedang menggedor gedor pintu kos nya.
Meski sedikit takut, Milly menemui orang itu dan menanyai siapa mereka.
"Maaf, bapak-bapak sedang apa di kosan saya, dan mencari siapa?" Dengan perasaan cemas Milly memberanikan diri untuk bertanya.
"Kami mencari pak Sapto, kami dapat kabar jika anak dan istrinya tinggal di sini. Kamu pasti anak nya pak sapto kan."
Seorang pria berkepala plontos yang menjawab pertanyaan Milly.
"Cepat bayar hutang bapakmu! Sudah lama bapakmu menghilang dan tidak membayar hutangnya. Kami tidak mau tau, sekarang juga kamu harus membayar lunas hutang beserta seluruh bunganya. Jika tidak kami akan menjebloskan ibu mu kepenjara," lanjut pria itu.
"Ibu? kenapa harus ibu? jangan melibatkan ibu dalam hutang ayah saya. Karena ibu sudah berpisah dengan ayah. Silahkan kalian mendatangi ayah dan tagih hutangnya kesana. Saya akan memberikan alamat rumahnya."
Dengan sedikit keras Milly menjawab perkataan pria itu.
Seorang teman pria tadi mendekat pada Milly.
"Maaf nona manis, setelah lama kami mencari bapakmu dan baru kemarin kami menemukan nya. Tapi sayang, dia tidak mau membayar hutang itu. Karna dia bilang hutang itu untuk ibumu, dan hutang itu benar di atas namakan ibu Rina Wijaya. Jadi, jangan mempersulit kami, pilihan mu hanya dua, bayar hutang bapakmu sekarang juga atau kami akan menyeret ibu mu ke kantor polisi," Ujar pria itu.
Seperti mendengar petir di siang bolong, Milly benar-benar kaget dan marah mendengar apa yang di katakan pria itu. Belum sembuh betul kecewa nya terhadap lelaki yang bergelar ayah itu, karena sudah mencampakkan dia dan ibunya.
Kenyataan kini ayahnya melimpahkan hutang pada ibunya membuat Milly benar-benar sakit hati.
Sudah hilang rasa hormatnya pada ayahnya itu. Kini hanya ada kebencian di hati Milly.
"Benarkah ayah berkata seperti itu?" lirih suara Milly bertanya. Dia berharap apa yang di dengarnya tadi salah. Tapi, satu anggukan dari kepala pria itu menandakan jika apa yg di dengar nya tadi adalah benar.
"Berapa hutang ayah?"
"Seratus lima puluh juta termasuk dengan bunga nya."
"Se ... seratus lima puluh juta, dari mana saya akan mendapatkan uang sebanyak itu. Saya benar-benar tidak punya uang sebanyak itu," jelas Milly.
Brukk ... brukk ... Brukk.
Belum hilang keterkejutan Milly dengan apa yang di dengar nya.Terdengar suara benda jatuh yang cukup keras dari dalam rumah. Bergegas Milly membuka kunci pintu. Dengan langkah cepat, Milly langsung lari kekamar ibunya, di ikuti oleh beberapa pria tadi.
Betapa terkejutnya Milly, mendapati ibunya sudah tergeletak di lantai kamar, dengan posisi terhimpit oleh kursi roda. Dimana tadi, kursi roda memang di letakkan Milly di samping tempat tidur ibunya.
Tanpa Milly sadari, dari tadi ibunya memang mendengar apa yang terjadi di luar. Karna kosannya memang kecil dan kamar ibunya berada di depan. Sehingga dengan mudah mendengar apa yang mereka bicara kan.
Cemas terjadi sesuatu dengan Milly, ibunya berusaha menjangkau kursi roda yang di letak kan Milly di samping tempat tidurnya. Tadi pagi di gunakan Milly untuk mendorong ibunya ke kamar mandi. Sebelum bekerja, Milly selalu mencuci badan ibunya. Lalu memberi makan dan obat. Sedangkan untuk buang air ibu nya sudah di pakekan diapers.
Siang hari, saat jam istirahat kantor, Milly akan pulang dan menyuapi ibunya makan. Lalu kembali lagi sebelum jam masuk kantor.
Tapi malang, belum lagi berhasil menaiki kursi roda itu, karna kondisi tangan dan kaki nya lemah, ibunya Milly terjatuh. Sedangkan kursi roda itu menimpa tubuh lemah nya.
Tanpa pikir panjang, Milly langsung mengangkat tubuh ibunya dan mendudukan di kursi roda. Tubuh ibu nya yang kurus tidak lah sulit bagi Milly melakukan itu. Tidak mau terjadi hal yang tidak di ingin kan, Milly bermaksud membawa ibu nya ke rumah sakit.
Tapi langkah nya di cegat oleh orang orang itu di pintu keluar rumah. Tadi ketika melihat ibunya jatuh, Milly jadi lupa dengan keberadaan mereka.
"Mau kemana kalian? bayar dulu hutang kalian, baru kalian boleh pergi," seseorang dari mereka berbicara.
Milly memohon dan berjanji akan melunasi hutang itu segera. Dia minta waktu untuk mencari uang terlebih dahulu. Meski dia sendiri tidak tau di mana dia bisa mendapatkan nya.
Setelah itu seorang dari mereka menelpon. Entah siapa yang mereka telpon.
"Baik lah, bos kami memberi mu waktu satu minggu. Satu minggu lagi kami akan ke sini. Uangnya sudah harus ada. Kami tidak mendengar alasan apa pun lagi. Jangan sekali sekali mencoba untuk kabur. Dan kami meminta KTP kamu untuk jaminan nya," ucap pria itu.
Perkataan pria itu, terdengar seperti ancaman di telinga Milly. Milly langsung merogoh tasnya, lalu mengeluarkan KTP dan memberikan pada pria tadi. Bagi Milly yang penting sekarang ibunya bisa segera di bawa ke rumah sakit.
Setelah mendapat KTP Milly, mereka semua pun pergi dari rumah Milly. Milly bergegas mengunci pintu dan memesan taksi untuk membawa ibunya ke rumah sakit. Karena tidak memungkin kan, ia membawa ibunya menggunakan motor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments