Kabur Adventure Part 3: Musibah Yang Menyelamatkan

"Kosong, Pak!" lapor pria berbadan tegap yang baru masuk dan duduk di balik kemudi. Raut wajahnya terlihat ketakutan, tetapi dia segera mengambil ponsel untuk memeriksa alamat yang dibagikan oleh seseorang di partai.

"Sudah pasti di sini, kan?!" Alvin memandang berang sebuah rumah yang tampak kosong. Padahal ketika berangkat ke sini, dia ingin langsung meratakan tempat ini, ingin mencabik si Olla itu hingga lumpuh kalau bisa. Bahkan, Alvin membawa tongkat baseball kesayangannya, sudah dipoles hingga mengkilap.

Tapi sial sekali, ketika tiba di sini, baunya Olla saja dia tidak tercium sama sekali. Terpaksa Alvin menahan diri, jika tidak ... mereka akan ketahuan pernah kemari dan hanya akan membuat mangsa makin waspada, hingga akhirnya susah ditemukan.

Alvin menghitung jarak antara kedatangan Olla dengannya. Harusnya jarak mereka tiba tidak terlalu lama, tapi ini sudah hampir setengah jam tidak ada tanda-tanda munculnya ujung hidung wanita tesebut.

"Hei jawab!" bentak Alvin seraya menendang belakang kursi kemudi, tepat di bagian kepala.

"Saya sudah memastikan dengan pihak partai yang mempekerjakan Dokter Olla, Pak ... saya yakin sekali—"

"Tapi apa buktinya?!" Alvin makin geram sehingga langsung menempeleng kepala sopir sekaligus mata-matanya ini. "Kau sudah membuang waktuku, kau tau?!"

Pria bernama Sony itu menunduk, gemetar hingga nafasnya susah keluar, "Saya tidak bermaksud, Pak ... tapi, saya sungguh tidak salah baca atau salah lihat. Saya menemui orang partai itu secara langsung!"

"Bodoh!" sembur Alvin. Bisa-bisanya malah datang terang-terangan. "Kau tahu kan, kita siapa?"

"Maaf, Pak!" Sony sekali lagi menunduk dan memejamkan mata rapat-rapat. Dia yakin, dia tidak ketahuan, dan tidak salah baca. Dia melakukannya dengan mulus.

Alvin makin meradang hingga dia tidak bisa berkata-kata lagi. Ia mendengkuskan napas keras sampai Sony tidak berani bernapas.

"Biar saya tanya ke warga sekitar dulu, Pak!" Sony berusaha menenangkan bosnya. Perlahan dia turun, tanpa membuat suara sedikit pun.

Alvin hanya melirik sekilas Sony. Terserah saja mau melakukan apa, Alvin tidak peduli. Yang dia tahu, rumah itu kosong dan Olla masih tersangkut entah kemana. Sialan wanita itu!

Tak selang sepuluh menit, Sony datang dengan tangan dan tubuh makin gemetar. Dan Alvin tidak perlu bertanya untuk mengetahui apa hasilnya.

"Shiiiiiit!" Kakinya yang panjang kembali menerjang jok di depannya. Jika saja tidak malu, ingin rasanya Alvin menangis saking frustrasinya, tetapi baginya menangis adalah kelemahan.

Dia harus bagaimana untuk membuat ibunya tersenyum di surga? Wanita cantik kesayangannya itu pasti tersiksa melihat keserakahan suaminya dan ketidakberdayaan anak satu-satunya ini.

"Olla sialan! Dimana kamu sembunyi, brengsek!" geram Alvin.

"Tolong jangan umpat istri berharga anda, Pak," pinta Sony takut-takut. Wanita secantik itu kenapa di umpat begini, sayang bener.

Alvin mendelik kesal seraya memajukan tubuh ke depan. Ia meraih kerah baju Sony dan mengayunkan tinjunya.

Sony ketakutan hingga memejamkan matanya rapat.

Alvin berdesis marah dan menarik lagi tangannya. Haish ...!! Peruma juga menghajar Sony. Dia tahu, Sony sudah berusaha.

***

"Entah ini pilihan yang benar atau tidak, tapi rasanya terlalu berat bagiku!" Olla memijat lengannya yang sakit dan kaku, setelah semalam digunakan sebagai bantal. Dia tidur di bangku kayu panjang, digigit nyamuk hingga pipi dan kakinya banyak bekas merah juga barut akibat digaruk.

Mata Olla menatap kosong ke jalanan yang mulai ramai. Polisi juga entah pergi kemana. Sesekali ia menggosok hidungnya yang mampet. Rasanya dia akan terkena flu. Haish ... menyebalkan. Menyerah saja nggak sih? Kembali ke rumah dan menjadi ....

Olla langsung berdiri, membeliak dan dendam menyala lagi di matanya begitu ingat Alvin beserta kekejamannya. "Nggak! Nggak bisa begini!"

Tapi ... kalau nekat ke desa itu, dia masih akan di sini sampai entah kapan!

Olla terduduk lemas. "Ya ampun! Kenapa aku baru merasa nggak berdaya sekarang sih?" Ya, betapa lemahnya dia.

"Kenapa aku nggak kabur aja sih? Ngapain aku bengong di sini?" Olla berdiri dan mengikat rambutnya yang berantakan. Ia meraih tas dan memeriksa isinya. Memang ada gunting dan perlengkapan medis lain, yang akan ia gunakan untuk bekerja selama di desa. Ia hanya berjaga kalau membutuhkan alat tersebut nanti.

Olla bisa menunjukkan kalau dia dokter, hanya dia tidak punya surat tugas atau semacamnya. Lagipula, dia bisa ke sini karena bantuan seseorang di partai dan Vincent. Jadi ... karena terdesak dia terpaksa meminta bantuan Vincent—terpaksa sekali ya, ingat—walau dia benci pria itu setengah mati.

Pria itu memang punya pengetahuan yang bagus soal lowongan kerja, terkenal di kalangan dokter, tetapi pria itu selalu saja bersikap dingin dan tidak mudah. Olla malas berdekatan dengannya. Sumpah.

"Cih, dasar pria aneh!" maki Olla seraya membuang ludah. Meski dia tetap berterimakasih, tapi mumpung Vincent tidak melihat jadi tidak masalah meluapkan kekesalan.

"Ah, kebetulan—"

"Oo-oow!" Olla terhuyung mundur saking kagetnya saat seorang polisi muncul begitu saja di depannya. Polisi itu juga sama kagetnya dengan Olla.

"Ya ampun, Bu Dokter!" Polisi itu mengusap dadanya. "Ngagetin aja!"

"Bapak yang ngagetin!" bentak Olla seraya menguasai dirinya kembali. "Jadi saya boleh pergi, kan, Pak?"

Polisi itu tertawa kecil. "Boleh-boleh! Kami akan antar ke kota tujuan dengan selamat sebagai bentuk permintaan maaf!"

"Saya bisa naik bis, Pak ... nggak usah repot! Lagian saya nggak apa-apa—haatcing!"

Olla bersin sangat keras.

"Nah kan, Bu Dokter nggak usah sungkan. Sudah kewajiban kami untuk melindungi warga kami!" Polisi itu tersenyum seraya menyilakan Olla keluar.

Olla mendengkus tak suka. Tapi dia tetap berjalan keluar.

"Mari Bu Dokter." Polisi itu membukakan pintu segala, tersenyum seperti seorang sopir penjilat yang ada di film-film.

Olla menatap sekeliling. Polisi lain juga tersenyum.

Ya sudah sih, nggak mungkin Polisi berniat jahat padanya. Dia dokter. Pasti bisa melakukan sesuatu nanti. Tasnya penuh benda tajam. Em, maksudnya gunting tadi. Dia tidak punya pisau bedah, karena dia bukan dokter bedah.

Begitu Olla naik, polisi di luar sana langsung berbicara satu sama lain.

"Dia dokter dari partai P, yang kerja sama dengan pejabat di kota itu. Mengingat ada beberapa desa yang belum ada dokternya, jadi Dokter ini yang ngisi. Ya taulah, tahun depan kan pemilu. Jadi mereka sedang ambil hati agar banyak yang milih."

Olla mendengarnya dengan jelas sebab kaca mobil tidak tertutup sepenuhnya.

"Selain itu, aku khawatir dia bukan orang sembarangan, lalu menuntut balik karena salah tangkap. Lagian semalam agak menakutkan, kan? Kelihatannya dia bukan orang yang lemah dan menyerah gitu aja! Lihat semalam dia bahkan nggak merengek atau apa. Tidur saja tenang gitu, padahal dia orang kota!"

Olla tersenyum sinis. Jadi begini biar terlihat tangguh? Jadi apa sikapnya dulu membuatnya terlihat lemah? Ah, boleh dipraktekkan sikapnya yang ini. Tidak mengeluh, tidak merengek, dan tenang.

"Kita berangkat ya, Bu!"

Olla dan polisi itu saling pandang melalui kaca spion tengah. Mereka saling melempar senyum. Olla tersenyum licik, sementara polisi itu sedikit takut.

"Bapak tau kan, saya bisa melaporkan balik tindakan Bapak semalam?"

Polisi itu membeku. "Bu—"

"Tapi bisa saja tidak kalau Bapak mau bantu saya."

Keduanya saling pandang lagi. Lagi-lagi, senyum licik Olla keluar. Dan membuat polisi itu sedikit gemetar. Apa mau wanita ini?

Terpopuler

Comments

Ayachi

Ayachi

Oll, brani Skali kmu😭 Polisi loh itu yg kamu ancemm😭😭

2024-07-31

0

irfah albeghyttu

irfah albeghyttu

ayo olla manfaatkan ketakutan pak polisi...

2023-06-04

3

Ratu Tety Haryati

Ratu Tety Haryati

Kayaknya Alvin-Olla memang jodohnya
Dua2nya dibuat menderita karena orangtua yg serakah. Tapi jika mereka mau bekerjasama separtinya bisa melibas orang2 yg licik

Bakal gantian Pak Polisi sekarang yg apes dikerjai Olla😂

2023-06-04

3

lihat semua
Episodes
1 Kabur Adventure Part 1 : Belum Apa-Apa Sudah Kualat
2 Kabur Adventure Part 2 : Istriku Perampok Licik
3 Kabur Adventure Part 3: Musibah Yang Menyelamatkan
4 Istri Yang Berbakti Part 1; Terima Kasih Suami Kayaku
5 Suami Yang Menderita Part 1; Rencana Yang Terbaca
6 Istri Yang Berbakti Part 2; Rindu Yang Menggebu
7 Istri Yang Berbakti Part 3; Pikirmu, Kamu Sudah Menang
8 Kabur Adventure Part 4; Si Sumber Bencana
9 Biang Masalah; Bagus Kalau Dua Pria Ini Kelahi
10 Cerita Masa Lalu; Bertahan Dalam Kepura-puraan
11 Sebilah Sembilu Di Tangan Suamiku; Theresia
12 Prahara; Mungkin Ini Cemburu
13 Prahara; Dia Baik-Baik Saja
14 Prahara; Keluarga dan Ambisi
15 Prahara: Janji Tetaplah Janji, Sampai Mati
16 Prahara; Melepas pada akhirnya.
17 Prahara; Kita Pulang Ke Rumah Kita
18 Kita Berkubu; Taruhan Yang Krusial
19 Serangan Fajar; Kita Punya Seribu Cara
20 Ujung Sebuah Cemburu
21 "Ote, Papi!"
22 Hati Mama
23 Bualan yang Kebetulan Benar
24 Maaf baru update
25 Tidak Ada Orang Yang Menyalahkan Saat Tidur
26 Bukan Dukun
27 Dahlah, Percuma!
28 Mati Langkah
29 Waktu Adalah Olla
30 Dia Putri Seorang Pembual, Jadi Jangan Heran!
31 Menebus Kesalahanku Padamu, Dokter!
32 Satu-Satunya
33 Membuka Hati
34 Masih Direndahkan
35 Selalu Punya Cara
36 Face To Face
37 We Against the World 1
38 War
39 Kepingan Yang Hilang
40 Binasa Karena Cinta
41 Just Tell Me What You Think
42 Pincang
43 Draft Rencana
44 Berubah Pikiran
45 Saya Tidak Salah Paham
46 Angkat Tangan
47 Daydreaming
48 I'm Back
49 Fitnah Kejam Panji
50 Ini Adalah Rencana
51 Money is Important
52 Hampa tak bertepi
53 Gue Nggak Izinin Lo Bawa Mati Cinta Gue!
54 Lima Jam Terlalu Lama Bagi Alvin
55 Aku Membebaskanmu, Selamanya ....
56 Takut Dihantui
57 57. Dalangnya Orang Besar
58 Wanita Gila
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Kabur Adventure Part 1 : Belum Apa-Apa Sudah Kualat
2
Kabur Adventure Part 2 : Istriku Perampok Licik
3
Kabur Adventure Part 3: Musibah Yang Menyelamatkan
4
Istri Yang Berbakti Part 1; Terima Kasih Suami Kayaku
5
Suami Yang Menderita Part 1; Rencana Yang Terbaca
6
Istri Yang Berbakti Part 2; Rindu Yang Menggebu
7
Istri Yang Berbakti Part 3; Pikirmu, Kamu Sudah Menang
8
Kabur Adventure Part 4; Si Sumber Bencana
9
Biang Masalah; Bagus Kalau Dua Pria Ini Kelahi
10
Cerita Masa Lalu; Bertahan Dalam Kepura-puraan
11
Sebilah Sembilu Di Tangan Suamiku; Theresia
12
Prahara; Mungkin Ini Cemburu
13
Prahara; Dia Baik-Baik Saja
14
Prahara; Keluarga dan Ambisi
15
Prahara: Janji Tetaplah Janji, Sampai Mati
16
Prahara; Melepas pada akhirnya.
17
Prahara; Kita Pulang Ke Rumah Kita
18
Kita Berkubu; Taruhan Yang Krusial
19
Serangan Fajar; Kita Punya Seribu Cara
20
Ujung Sebuah Cemburu
21
"Ote, Papi!"
22
Hati Mama
23
Bualan yang Kebetulan Benar
24
Maaf baru update
25
Tidak Ada Orang Yang Menyalahkan Saat Tidur
26
Bukan Dukun
27
Dahlah, Percuma!
28
Mati Langkah
29
Waktu Adalah Olla
30
Dia Putri Seorang Pembual, Jadi Jangan Heran!
31
Menebus Kesalahanku Padamu, Dokter!
32
Satu-Satunya
33
Membuka Hati
34
Masih Direndahkan
35
Selalu Punya Cara
36
Face To Face
37
We Against the World 1
38
War
39
Kepingan Yang Hilang
40
Binasa Karena Cinta
41
Just Tell Me What You Think
42
Pincang
43
Draft Rencana
44
Berubah Pikiran
45
Saya Tidak Salah Paham
46
Angkat Tangan
47
Daydreaming
48
I'm Back
49
Fitnah Kejam Panji
50
Ini Adalah Rencana
51
Money is Important
52
Hampa tak bertepi
53
Gue Nggak Izinin Lo Bawa Mati Cinta Gue!
54
Lima Jam Terlalu Lama Bagi Alvin
55
Aku Membebaskanmu, Selamanya ....
56
Takut Dihantui
57
57. Dalangnya Orang Besar
58
Wanita Gila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!