Kabur Adventure Part 2 : Istriku Perampok Licik

"Haish!" Olla benar-benar kesal saat berada di pos polisi tak jauh dari lokasi bis berhenti. Ia menatap satu-persatu penumpang yang kembali naik ke bis. Dia barusan diinterogasi, pun dengan beberapa penumpang sebagai saksi juga pelapor.

"Ayo-ayo, cepat! Jangan sampai ada yang tertinggal!" perintah kondektur bis. "Kita lanjutkan perjalanan dengan tenang. Kita sudah aman!"

Olla mendelik mendengar ucapan kondektur tersebut. "Hei, maksud kamu apa? Kamu pikir aku ancaman?!"

Kondektur tersebut mengabaikan Olla sepenuhnya.

"Hei jangan ngawur! Ini salah paham! Aku bukan penjahat!" teriaknya histeris.

"Ck, kalau penjahat ngaku, penjara penuh dan polisi nggak ada kerjaan!" gumam sang kondektur sambil terus memastikan penumpangnya naik semua.

"Tapi aku beneran bukan penjahat!" Olla frustrasi.

"Oke, sudah lengkap semuanya! Berangkat yo!"

"Hey, apa maksudmu? Aku masih diinterogasi gara-gara kalian! Tungguin lah, kenapa malah mau ditinggal?!" Olla berlari lebih dekat ke bis.

Kondektur itu memutar tubuhnya dengan malas. "Apa kami sudah nggak waras, mau bawa penjahat lagi ke bis kami!?"

"Tapi, Pak—!"

"Mbak, kamu itu nggak bisa nelpon keluarga atau sodara kamu, dan nggak ada yang percaya sama kamu di sini! Jadi, polisi masih akan nahan kamu di sini sampai kamu terbukti salah atau enggak!" jelas si Kondektur menahan sabar.

"A-apa?" Astaga ... sial sekali!

Lagian dia sedang kabur, kalau nelpon orang rumah, pasti ketahuan kan? Olla berpikir cepat. Dia tidak akan begini jika bukan karena ulah bocah kurang ajar di sebelahnya tadi.

"Hei-hei ... mana bocah ingusan yang bibirnya lower tadi?!" Olla berjinjit demi mencari lelaki yang kelihatan masih muda tadi.

"Hei—kamu!" teriak Olla, "Kamu yang duduk sebelahan sama aku! Keluar kalau berani! Ini semua gara-gara kamu, ya! Sini turun hadapi aku!"

Si Kondektur yang tak tahan dengan suara Olla yang berisik, akhirnya menarik Olla menjauh dari bis

"Mbak udah!" ucap si kondektur pelan. "Saran saya, Mbak kasih tau keluarga Embak, biar dilepas sama polisi. Lagian selama belum masuk ke laporan resmi, kemungkinan bebas besar!" Kondektur itu terkekeh penuh arti.

Olla berdecih seraya membuang muka. Orang ini tidak tahu apa-apa, tapi sok tahu.

"Tidur di pos juga bukan sesuatu yang buruk kalau Mbak mau!' KOndektur itu menaikkan kedua alisnya, lalu berjalan mendekati pintu. "Yok, brangkat!"

Olla membeliak kaget. "hei! Nggak bisa gini dong!"

Ia mendongak, tepat saat seorang pemuda yang duduk di sebelahnya tadi mengintip dari tirai jendela.

"Hei, kamu!" Olla menuding pemuda itu seraya melotot. Astaga, dia kesal sekali pada anak kurang ajar yang langsung menarik lagi kepalanya dari jendela begitu ketahuan Olla.

"Hei!" Olla menggedor badan bis. "Berhenti!"

Tapi, tak seorangpun mengindahkannya. Olla benar-benar ditinggalkan di sini, sementara jarak ke kota tujuan masih sekitar 4 jam lagi.

"Astaga!"

Kualat gue!

Olla membatin seraya menatap sekeliling, kalut dan takut. Dia menguras ATM Alvin yang dengan bodohnya hanya diberi pin standart. Tanggal ulang tahun pria tersebut. Lalu mengambil uang di dompet dan makan di resto hotel dengan tagihan dibebankan ke Alvin.

Belum, ia berbelanja pakaian menggunakan kartu kredit pria itu. Haish sial!

"Bu Olla, bagaimana?"

Olla tersentak mendengar suara polisi di belakangnya. Ia langsung memutar badan dan berusaha bersikap normal.

"Keluarga sudah ada yang bisa dihubungi?" tanya polisi itu lembut.

Olla menggigit bibir saking galau bin dilema. Ini adalah jalannya menuju kebebasan dan hidup baru, apa iya dia harus kembali?

Bayangkan Mamanya?

Bayangkan orang-orang di sekelilingya?

Bayangkan si monster kepala botak itu! Haish, bisa-bisanya dia membuat mahkotanya rusak parah! Bahkan Olla harus membeli obat agar di sana tidak terasa nyeri.

"Nggak!' batin Olla mantap. "Aku harus bertahan! Jika memang harus bermalam di sini, maka mari kita jalani dan lalui sepenuh hati!"

Ingat kata Spongebob dan Squidward: dunia luar itu mengerikan. Alam bebas dan liar itu berbahaya, jadi biasakanlah.

"Maaf, Pak! Saya sebatang kara, tidak ada kerabat yang bisa saya hubungi, karena saya dianggap anak pembawa sial! Huhuhu!"

Olla menangis sehingga mengundang simpati si polisi. "Mbaknya di sini aman, besok setelah memastikan Mbak ngga bersalah, Mbak bisa lanjutkan perjalanan!"

Olla mencebik memelas, memeluk tas ranselnya erat-erat. Ugh, dia sudah mirip gelandangan.

Gelandangan kaya raya.

"Ya, Mas Alvin sudah menafkahi aku sebagai suami yang baik. Ckck, bahkan tidak bekerja selama 20 tahun juga tidak akan kelaparan!" Olla membatin seraya membayangkan uang yang ditabungkan Nahwa untuknya. Bahkan Nahwa mau membatu mengembangkan uang miliknya—uang Alvin maksudnya, sehingga dia bisa menadapat keuntungan secara berkala.

"Ah, Nahwa ... gimana aku balas kebaikan kamu."

***

"Gimana?" Alvin menghubungi seseorang yang begitu dia percaya. Dia masih di hotel dengan segala kekacauan buatannya.

Ia menyesap rokok kuat-kuat sampai tulang di lehernya terlihat semua sambil mendengar penjelasan dari orang di seberang. Tangan Alvin dibalut kain seadanya sebab terkena pecahan meja kaca yang dihancurkannya tadi.

"Sudah dapat lokasi tepatnya dengan pasti? Yakin ini bukan tipuan wanita brengsek itu?" Dia hanya memastikan. Sebagai orang yang terlihat lemah dan bodoh juga tidak berdaya, ia tidak boleh terlihat punya teman apalagi orang kepercayaan. Bahkan tak seorangpun tahu, Alvin punya perusahaan transportasi online juga ekspedisi. Sekarang, selain fokus merebut usaha milik ibunya, Alvin juga masuk ke jajaran pemegang saham terbesar di perusahaan timah.

Ckck, mereka tidak boleh tahu sekaya dan secerdas apa seorang Alvin ini. Dia super power, tapi belum selebar ayahnya dalam urusan lobi. Dia menjalankan usahanya sembunyi-sembunyi.

"Awasi terus wanita itu, aku sendiri yang akan menyeretnya kembali ke sini!" Alvin mematikan panggilan dengan kasar lalu meremas ponsel kuat-kuat. Mata pria itu menyiratkan kemarahan yang tak bisa padam meski hujan terus turun selama setahun.

"Lebih mudah kalau mereka berdua aku tembak isi kepalanya dari pada pakai cara halus begini! Sial, aku benci terlihat lemah dan bodoh seperti ini!" batin Alvin semakin erat meremas ponselnya, hingga luka yang semula kering, kini meneteskan darah kembali.

"Haish!" Alvin meninju tembok hingga tangannya mati rasa. "Sial!"

Dia benci jalan yang dianggap baik dan bermoral. Seorang ALvin lebih suka tindakan matikan di tempat dan diam-diam. Baik menggunakan taktik maupun senjata.

Alvin membuang napasnya kuat-kuat, lalu berbalik menuju sofa dan memakai jas untuk menutupi citra dirinya yang berantakan. Dia sudah mengurus check-out sejak tadi serta menyatakan kesediaan membayar kerugian.

Namun, baru saja memasukkan sebelah lengan ke jas, telepon kamar berdering. Alvin bergegas mengankatnya.

"Ya ...!?"

"Maaf, Pak Alvin ... Istri anda tadi makan di restoran dan billnya baru sampai ke saya. Jadi anda harus mentransfer lagi 3 juta rupiah."

Alvin mengeratkan gigi dan bibirnya. Seakan semuanya belum selesai, ketika telepon belum dimatikan, pintu terbuka, menampakkan sosok Devon—orang kepercayannya, dengan ekspresi tegang dan mengerikan.

"Dia menguras uang anda, Pak!"

"Shiiit!" Alvin berteriak seraya menendang apa saj ayang ada di dekatnya."Kita datangi wanita sialan itu sekarang juga!"

Terpopuler

Comments

Daniah Andini

Daniah Andini

Karena tujuan pernikahannya dari awal sudah salah, Ola capek ke ibunya, Alvin untuk syarat mengambil harta warisan ibunya

2024-11-01

0

yanti auliamom

yanti auliamom

Sebenarnya mereka berdua ini, kalau saling tau luka dan apa yang sedang di hadapi masing² malah bisa saling mengisi, menyembuhkan dan saling membahagiakan.
Dua²nya kasihan... mungkin perlu berkomunikasi dari hati ke hati agar saling tau.
Ga ada salah nya menjalani hubungan dengan baik dan bahagia.

2023-06-11

1

Sutiya

Sutiya

gaya bahasa kamu itu Lo tor....bikin nagih liat karya lain lain nya gitu

2023-06-03

2

lihat semua
Episodes
1 Kabur Adventure Part 1 : Belum Apa-Apa Sudah Kualat
2 Kabur Adventure Part 2 : Istriku Perampok Licik
3 Kabur Adventure Part 3: Musibah Yang Menyelamatkan
4 Istri Yang Berbakti Part 1; Terima Kasih Suami Kayaku
5 Suami Yang Menderita Part 1; Rencana Yang Terbaca
6 Istri Yang Berbakti Part 2; Rindu Yang Menggebu
7 Istri Yang Berbakti Part 3; Pikirmu, Kamu Sudah Menang
8 Kabur Adventure Part 4; Si Sumber Bencana
9 Biang Masalah; Bagus Kalau Dua Pria Ini Kelahi
10 Cerita Masa Lalu; Bertahan Dalam Kepura-puraan
11 Sebilah Sembilu Di Tangan Suamiku; Theresia
12 Prahara; Mungkin Ini Cemburu
13 Prahara; Dia Baik-Baik Saja
14 Prahara; Keluarga dan Ambisi
15 Prahara: Janji Tetaplah Janji, Sampai Mati
16 Prahara; Melepas pada akhirnya.
17 Prahara; Kita Pulang Ke Rumah Kita
18 Kita Berkubu; Taruhan Yang Krusial
19 Serangan Fajar; Kita Punya Seribu Cara
20 Ujung Sebuah Cemburu
21 "Ote, Papi!"
22 Hati Mama
23 Bualan yang Kebetulan Benar
24 Maaf baru update
25 Tidak Ada Orang Yang Menyalahkan Saat Tidur
26 Bukan Dukun
27 Dahlah, Percuma!
28 Mati Langkah
29 Waktu Adalah Olla
30 Dia Putri Seorang Pembual, Jadi Jangan Heran!
31 Menebus Kesalahanku Padamu, Dokter!
32 Satu-Satunya
33 Membuka Hati
34 Masih Direndahkan
35 Selalu Punya Cara
36 Face To Face
37 We Against the World 1
38 War
39 Kepingan Yang Hilang
40 Binasa Karena Cinta
41 Just Tell Me What You Think
42 Pincang
43 Draft Rencana
44 Berubah Pikiran
45 Saya Tidak Salah Paham
46 Angkat Tangan
47 Daydreaming
48 I'm Back
49 Fitnah Kejam Panji
50 Ini Adalah Rencana
51 Money is Important
52 Hampa tak bertepi
53 Gue Nggak Izinin Lo Bawa Mati Cinta Gue!
54 Lima Jam Terlalu Lama Bagi Alvin
55 Aku Membebaskanmu, Selamanya ....
56 Takut Dihantui
57 57. Dalangnya Orang Besar
58 Wanita Gila
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Kabur Adventure Part 1 : Belum Apa-Apa Sudah Kualat
2
Kabur Adventure Part 2 : Istriku Perampok Licik
3
Kabur Adventure Part 3: Musibah Yang Menyelamatkan
4
Istri Yang Berbakti Part 1; Terima Kasih Suami Kayaku
5
Suami Yang Menderita Part 1; Rencana Yang Terbaca
6
Istri Yang Berbakti Part 2; Rindu Yang Menggebu
7
Istri Yang Berbakti Part 3; Pikirmu, Kamu Sudah Menang
8
Kabur Adventure Part 4; Si Sumber Bencana
9
Biang Masalah; Bagus Kalau Dua Pria Ini Kelahi
10
Cerita Masa Lalu; Bertahan Dalam Kepura-puraan
11
Sebilah Sembilu Di Tangan Suamiku; Theresia
12
Prahara; Mungkin Ini Cemburu
13
Prahara; Dia Baik-Baik Saja
14
Prahara; Keluarga dan Ambisi
15
Prahara: Janji Tetaplah Janji, Sampai Mati
16
Prahara; Melepas pada akhirnya.
17
Prahara; Kita Pulang Ke Rumah Kita
18
Kita Berkubu; Taruhan Yang Krusial
19
Serangan Fajar; Kita Punya Seribu Cara
20
Ujung Sebuah Cemburu
21
"Ote, Papi!"
22
Hati Mama
23
Bualan yang Kebetulan Benar
24
Maaf baru update
25
Tidak Ada Orang Yang Menyalahkan Saat Tidur
26
Bukan Dukun
27
Dahlah, Percuma!
28
Mati Langkah
29
Waktu Adalah Olla
30
Dia Putri Seorang Pembual, Jadi Jangan Heran!
31
Menebus Kesalahanku Padamu, Dokter!
32
Satu-Satunya
33
Membuka Hati
34
Masih Direndahkan
35
Selalu Punya Cara
36
Face To Face
37
We Against the World 1
38
War
39
Kepingan Yang Hilang
40
Binasa Karena Cinta
41
Just Tell Me What You Think
42
Pincang
43
Draft Rencana
44
Berubah Pikiran
45
Saya Tidak Salah Paham
46
Angkat Tangan
47
Daydreaming
48
I'm Back
49
Fitnah Kejam Panji
50
Ini Adalah Rencana
51
Money is Important
52
Hampa tak bertepi
53
Gue Nggak Izinin Lo Bawa Mati Cinta Gue!
54
Lima Jam Terlalu Lama Bagi Alvin
55
Aku Membebaskanmu, Selamanya ....
56
Takut Dihantui
57
57. Dalangnya Orang Besar
58
Wanita Gila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!