DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA, yanktie mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA.
“Ayo kita berangkaaaaaaat,” ajak Dinda pada kedua jagoannya. Pakaian ganti si kecil sudah dibawakan oleh seorang pegawainya.
Dinda sudah kembali membeli mobil. Karena kebutuhan, mobil barunya bukan mobil sport seperti saat dia masih sendirian.
Mobil sport yang dia tinggal di rumah Eddy sudah diambil pembelinya yaitu dengan cara memberikan surat kuasa pada pembeli untuk mengambil mobil itu di alamat rumah Eddy.
Sebelumnya Dinda memberitahu Eddy akan ada yang ambil mobil pribadinya. Dinda memberitahu lewat chat kalau sudah menjual mobil itu. Dinda mengirim copy jual beli dan kuitansi pembayaran.
Eddy tak bisa menahan karena mobil itu Dinda beli dengan uang pribadinya. Bahkan andai Eddy yang membelikan pun, dia tak akan menghalangi karena sesuatu yang sudah diberikan, tak mungkin dia tarik.
Saat itu Dinda menggunakan kartu baru sebagai kartu sementara, sehabis itu nomor itu tak bisa Eddy hubungi.
Setelah mobil sport dijual Dinda membeli mobil keluarga untuk membawa kedua jagoannya dan satu orang pegawai buat membantu menjaga mereka saat di mobil.
Walau ada 2 car seat di jok belakang tetap saja harus ada yang mendampingi mereka.
\*\*\*
“Ibu lagi antar anak-anak sekolah,” jawab karyawan supermarket kala Wahid bertanya kemana Dinda karena dia tak melihat mobil yang biasa hanya ditutup pelindung mobil saja.
“Loh umur berapa koq sudah sekolah?” kata Wahid.
“Si kembar sejak umur 1 tahun sudah sekolah kok Pak. Ada temannya yang sejak 6 bulan juga sudah sekolah di sana,” kata pegawai itu.
“Wah begitu ya? Apa tiap hari sekolahnya?” memang baru kali ini Wahid datang pagi, biasanya jam tidur siang Dinda dan dia sudah dilarang ganggu Dinda istirahat. Itu sebabnya dia ingin datang pagi. Ternyata pagi Dinda tak ada juga.
“Tidak Pak satu minggu cuma tiga hari yaitu hari Senin, Rabu dan Jumat,” kata pegawainya lagi.
“Memang sekolahnya di mana?” selidik Wahid.
“Saya enggak tahu tuh Pak. Yang saya tahu biasanya sehabis pulang sekolah mereka capek lalu langsung tidur dan Bu Dinda juga nggak mau diganggu Pak,” jelas sang pegawai. Maksudnya agar Wahid tak mengganggu sang nyonya majikan yang tak ingin diganggu bila sedang istirahat.
“Biasanya mereka pulang jam berapa?” tanya Wahid sambil menyerahkan jenis yang ingin dia beli. Nanti dari data itu dia akan menambah beberapa item yang terlihat dia butuh atau dia tertarik bila ada jenis baru.
“Cepet kok Pak, mereka itu cuma 1 jam di perjalanan pulang pergi, paling lama ya 1,5 jam. Dan belajar di sekolah 2 jam,” jawab sang pegawai sambil mengambil barang yang Wahid pesan dan dia tandai yang sudah agar lebih mudah mencari barang yang belum ada.
“Pokoknya jam makan siang sudah ada. Kalau Bapak ke sini pagi ya nggak bakal anak ada ibu,” jelas sang karyawan.
“Jadi dia berangkat pagi lalu pulang sekitar jam 11.00-an?” Wahid memastikan dugaannya agar taak salah waktu lagi.
“Seperti itulah Pak.”
“Oke,” jawab Wahid. Besok lusanya Wahid datang kembali, dia sudah tahu hari ini jadwal sekolahnya si kembar. Wahid sengaja menunggu Dinda pulang sekolah.
\*\*\*
“Assalamu’alaykum,” sapa Wahid ramah.
“Wa’alaykumsalam,” jawab Dinda yang sedang menggendong Ghibran.
“Maaf, anak saya lelah. Saya akan langsung membawa dia tidur,” kata Dinda tanpa berhenti. Sedangkan di Fari digendong oleh pengasuhnya.
‘*Wah aku salah waktu lagi. Mereka pasti seperti itu kalau pulang sekolah*.’
Wahid juga ingat saat kunjungan sebelumnya pegawai toko sudah bilang : *Yang saya tahu biasanya sehabis pulang sekolah mereka capek lalu langsung tidur dan Bu Dinda juga nggak mau diganggu Pak*.
‘*Kalau datang pagian, enggak mungkin kan aku datang sebelum toko buka agar bisa bertemu sebelum mereka berangkat sekolah? Apa alasannya aku daatang sebelum toko buka? Enaknya gimana ya*?’ pikir Wahid yang sadar ternyata salah strategi.
\*\*\*
‘*Dia memang gigih mendekatiku. Tapi belum tentu kan cintanya ke anak-anak sebesar cintanya Adit ke mereka? Banyak lelaki di luar yang akan cinda mati pada diriku. Tapi mereka belum tentu punya cinta sebesar cinta Adit pada anak-anak*.’
‘*Aku tidak mau mempertaruhkan kebahagiaan anak-anak hanya demi aku mengejar cinta. Tak akan ada lagi cinta*!’
‘*Bisa aja orang yang terlihat begitu cinta ternyata sama seperti Adit. Tidak aku tidak mau*,’ kata Adinda dalam hatinya sambil berjalan ke belakang ke arah tangga untuk menuju tempat tinggalnya di atas toko yang digunakan buat jual grosir pakaian dan perlengkapan bayi.
Sambil menunggu yanktie update bab selanjutnya, mampir ke novel yanktie yang lain dengan judul BETWEEN ( TERMINAL ) GIWANGAN ~ BUBULAK yok
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 437 Episodes
Comments