DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA, yanktie mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA.
Sejak membawa keluar baby twins dari rumah Eddy, Dinda segera manuver. Saat di rumah Eddy dulu Dinda sudah mencari sekolah baby yang dekat dengan rumah atau dekat dengan kantornya agar mudah mendampingi anak-anak yang akan dia sekolahkan.
Maka ketika dia pindah rumah, maka dia pun mencari sekolah bayi yang dekat dengan rumah tinggalnya saat ini. Semua harus dimulai dari awal. Padahal saat di rumah Eddy dulu Dinda sudah menentukan sekolah mana tempat si kembar akan disekolahkan. Tapi semua gagal. Karena dia harus meninggalkan daerah Cilandak Jakarta Selatan. Dia harus cari lagi dari awal.
Dinda sadar sekolah sejak dini memang dianjurkan, semuanya bergantung pada perkembangan masing-masing bayi.
Baby class atau sekolah untuk bayi memang memiliki banyak manfaat di antaranya melatih motorik bayi, melatih bersosialisasi, dan melatih kemampuan sensorik. Untuk program baby class, ibu masih dapat mendampingi si kecil.
Saat memutuskan pindah kesini Dinda tentu harus mulai dari awal lagi mencari sekolah untuk para jagoannya.
Dinda harus kembali mencari sekolah yang gurunya sudah tersertifikasi dan dia juga harus survey beberapa kali apa sekolah itu sesuai dengan karakter anaknya. Sekolah yang bagus untuk anak orang lain belum tentu juga bagus untuk anak-anaknya karena karakter tiap anak tak sama.
Dinda mencari sekolah yang tenaga pengajar di sekolah yang dia tuju pandai berkomunikasi dengan jagoannya enggak?
Dinda harus cari tahu bagaimana gaya mengajar guru dari sekolah itu ketika mengenalkan hal-hal baru pada si kecil.
Dinda mencari baby class yang fokus ke sekolah alam berbasis agama yang dia anut juga ada pengenalan musik dasar. Karena banyak sekolah tergantung kepentingan orang tuanya. Ada baby class internasional atau baby class dari agama lain. Jadi karena ini pendidikan dasar, Dinda mencari yang berbasis agamanya.
Kelas prasekolah yang Ghifari dan Ghibran ikuti 3 kali dalam seminggu dan tiap pertemuan menghabiskan waktu 2 jam. Kegiatan bayi di sekolah pun beragam dan menyenangkan seperti belajar merangkak, berjalan, melempar bola, bermain alat musik, hingga bermain bersama bayi-bayi lainnya.
\*\*\*
“Kenapa?” tanya ada Eddy penasaran karena bila Adit tak meneleponnya, artinya ada yang hendak putranya diskusikan.
Radite Alkav adalah putra tunggal Eudyanto Alkav atau yang akrab dipanggil Eddy, CEO PT. ALKAVTA PRIMA MAJU.
Eddy baru kembali ke kantor sehabis bertemu rekanan, dia sudah istirahat dan sekarang bertemu dengan Adit.
“Papa inget nggak Pa kalau si kembar sejak umur 10 bulan atau 1 tahun lah, sudah di masukkan ke baby class. Tapi nama sekolah selalu di blur,” kata Adit.
“Aku dengar saat Miss atau guru si kembar ngajak bicara, ngajarkan berdoa dan lain sebagainya. Karena itu kita harus cari sekolah khusus bayi di daerah Bekasi Pa.” jelas Adit.
“Ada masalah apa dengan sekolah bayi di Bekasi?” tanya Eddy.
“Barusan teman kuliahku yang tinggal di Bekasi telepon aku, dia lihat Dinda dan si kembar di rumah sakit internasional Bekasi.”
“Tenang, si kembar sehat. Papa enggak perlu khawatir. Temanku lihat si kembar lari sana lari sini. Sepertinya mereka imunisasi.”
“Dari dua titik itu, yaitu si kembar sudah sekolah dan rumah sakit tempat mereka terlihat oleh temanku, kita tahu dong mereka pasti sekolah di daerah Bekasi.”
“Kita cari sana aja yuk Pa,” ajak Adit dengan antusias.
“Kalau kita ketahuan cari di sekolah nanti malah bahaya. Mending kamu pura-pura main ke rumah temanmu itu, lalu cari deh di mana alamat Dinda.” usul Eddy.
“Tapi nanti kalau Bowo tanya kenapa aku datang sendiri kan enggak enak Pa,” Adit takut ketahuan temannya dia sudah berpisah dengan Dinda.
“Ya kasih lihat video dan foto anak-anak semua kan ada di hp-mu?”
“Berarti ketahuan dong kalau kemarin yang dia lihat adalah Dinda, Ghifari dan Ghibran? Aku bilang mungkin ia salah lihat karena anak-anak imunisasi di sini enggak mungkin di Bekasi.”
“Terus kalau dia ingin main ke rumah lihat anak-anak kan enggak enak Pa. Dia dan istrinya sangat ingin melihat si kembar,” sahut Adit lagi.”
“Ya sudah, kita main ke Bekasi aja, kalau ada yang lihat bilang kita habis main ke rumah temanmu itu, tapi kita enggak usah ke rumah Bowo. Jadi kalau ada yang bilang sama Dinda bilang kita ke rumahnya Bowo. Kita enggak usah ketemu Bowo,” pikir Eddy.
“Tapi aku penasaran sama sekolah bayi Pa. Aku lihat foto dan video si kembar saat di sekolah dan kegiatannya kan enggak selalu dalam ruangan. Terus mereka juga diajarkan musik dan pengenalan lingkungan karena ada suara yang mengajarkan Ghibran dengan bahasa Inggris.”
“Aku juga dengar waktu Ghifari diajariin baca doa itu Pa. Walau aku tahu disana juga ada Dinda karena sekolah bayi kan memang orang tua tetap ikut nungguin atau ngawasin.”
“Papa enggak punya kenalan gitu orang yang bisa kita tanya data diri siswa di suatu sekolah bayi?”
“Papa tidak tahu sekolah di situ. Papa enggak punya rekanan yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Kita selama ini kan bangun gedung buat hotel, rumah sakit atau mall, belum pernah kerja sama bangun sekolah,” jawab Eddy.
“Kalau begitu aku akan minta para arsitek buat bikin proposal penawaran gedung buat day care deh Pa. Lalu aku tawar-tawarkan ke yayasan biar ada alasan masuk ke sekolah baby buat cari info tentang si kembar. Kalau kepergok Dinda kan enggak masalah karena aku datang sebagai kontraktor bukan cari dia,” Adit bersemangat mencari istri dan anak-anaknya.
Sambil menunggu yanktie update bab selanjutnya, mampir ke novel yanktie yang lain dengan judul BETWEEN ( TERMINAL ) GIWANGAN ~ BUBULAK yok
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 437 Episodes
Comments