DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA, yanktie mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA.
“Alhamdulillah Nak kalian sudah sudah 1 tahun, sehat selalu sayang-sayangnya Bunda. Hanya kalian yang Bunda punya. Eyang kalian juga om dan tante kalian sudah tak ada sejak Bunda SMP dan sejak kalian belum ada. Hanya kalian tujuan hidup Bunda saat ini.”
“Maaf karena Bunda memisahkan kalian dari ayah kalian. Dia tahu kok soal kalian dan kalian juga selalu tahu siapa Ayah kalian lewat video yang Bunda berikan buat kalian tentang kegiatan Ayah di kantor. Jadi jangan marah ya untuk sementara Bunda belum bisa mempertemukan kalian dengan dia.”
Dinda memandangi kedua putranya yang sedang terlelap tidur tadi dia habis bikin selamatan doa atas ulang tahun keduanya. Hanya doa saja yang dia panjatkan untuk kebahagiaan dan kesuksesan keduanya. Semua doa terbaik bagi kedua buah hatinya.
Tak ada pesta, Dinda hanya mengucap syukur dan si kembar mengikuti membaca al-fatihah dengan kemampuan mereka yang baru berusia satu tahun.
Sudah 6 bulan mereka hidup tanpa sosok lelaki yang disebut AYAH.
“Enggak apa apa ya Mas Dek, kita prihatin. Kalau memang Bunda sama Ayah berjodoh Bunda nggak akan menampik. Enggak Bunda menolak ketentuan yang Alah berikan bila Bunda masih berjodoh dengannya. Tapi Bunda enggak akan cari Ayah pengganti buat kalian.”
“Bunda janji enggak akan ada Ayah pengganti karena sebaik apa pun lelaki lain itu, belum tentu terbaik buat kalian. Kalau buat kasih sayang, Bunda yakin Ayah Adit itu terbaik buat kalian. Hanya cinta terhadap istri saja yang Bunda ragukan,” kata Dinda sambil menangis.
Dinda dia cinta Adit pada anak itu melebihi cinta pada nyawanya sendiri. Buktinya Adit rela berkorban demi Bram sampai membohongi pernikahan mereka hanya demi anak yang bernama Bramantyo Setyo, anak yang di sebut oleh adik tirinya sebagai anaknya Adit.
Sekarang si kembar sudah belajar jalan walau masih ter tatih, tapi setidaknya aktivitas mereka tetap bagus mereka juga sudah mulai makan nasi seperti orang dewasa hanya selalu memakai kuah sehingga tidak keras bagi mereka .
\*\*\*
“Masya Allah, mereka sudah ke makam neneknya dan kita yang dekat enggak tahu,” Radite Alkav kaget melihat kiriman flash disk dari istrinya tentang ulang tahun si kembar yang memperlihatkan si kembar ke makam mamanya di pemakaman Tanah Kusir Jakarta dekat rumah Eddy.
Radite tak pernah menyebut Dinda sebagai MANTAN istri, karena baginya Dinda tetap istrinya.
Dalam kiriman kali ini juga ada perjalanan si kembar naik kererta api menuju Jogja. Banyak video manis saat si kembar naik becak, naik andong atau delman lalu ke makam eyang kakung serta kedua adik kembar Dinda.
Hari lainnya terlihat si kembar juga pergi ke makam eyang putrinya atau ibunya Dinda yang meninggal beberapa bulan sesudah pernikahan Dinda.
Adit dan Eddy kembali terpana melihat bagaimana Dinda mendidik kedua bayinya. Orang lain pasti akan bilang tak perlu memperkenalkan bayi satu tahun pada makam kakek neneknya. Dinda juga berpendapat seperti itu untuk saat sekarang. Dia membuat rekaman itu untuk beberapa tahun ke depan! Dia ingin putra-putranya tahu kalau sejak awal dia sudah mengajarkan mengenal leluhurnya. Bukan mendadak. Jadi semua yang dia buat sekarang adalah investasi kenangan bagi putra-putranya kelak.
\*\*\*
“Hai Dit, apa khabar? Aku kira enggak mau angkat teleponku,” sapa Bowo teman kuliah Radite yang saat Adit mengantar Dinda periksa hamil pernah bertemu di rumah sakit.
“Ha ha ha, ada alasan apa aku enggak angkat teleponmu? Kalau pas enggak lagi meeting atau bertemu klien, pasti aku angkatlah,” jawab Adit ramah.
“Kamu sekarang tinggal di Bekasi?” tanya Bowo pada Adit.
“Enggak, kenapa?” Adit bingung temannya menebak dia pindah rumah ke kota Bekasi. Karena dia tak mungkin meninggalkan Eddy sendirian di Cilandak Jakarta Selatan. Tak mungkin dia pindah rumah.
“Kemarin aku lihat sosok seperti istrimu membawa anak kembar lelaki ini di Rumah Sakit Internasional Bekasi. Aku kebetulan antar istriku,” kata Bowo.
“Oh mungkin mirip saja, istriku ada di rumah kok.” kata Adit kaget. Sudah 1 tahun Adit dan Dinda berpisah. Usia si kembar saat ini sudah 1,5 tahun.
Info kalau Bowo melihat Dinda dan si kembar berada di rumah sakit Bekasi tentu membuat semangat Adit membawara/
“Lucu-lucu ya anakmu, aku ketawa melihat bayi kembar mu berlari kesana kesini. Eh sorry bayi kembar mirip anakmu maksudku,” ralat Bowo.
“sampai istriku pengen punya bayi kembar,” kata Bowo selanjutnya.
“Iya memang mereka lucu,” Adit hanya bisa menelan ludah. Tapi setidaknya bayangan kelucuan kedua putranya ada dalam benaknya. Adit mengingat bagaimana mereka saling tindih saat tidur seperti video yang Dinda kirimkan untuk ayahnya.
“Bayi yang kemarin aku lihat di rumah sakit cuma beda di rambut aja, yang satu agak lurus yang satunya rambut agak beromabk. Aku lihat sepertinya mereka enggak sakit tapi imunisasi booster kayaknya karena mereka sangat lincah berlarian membuat mamanya kerepotan,” Bowo terus saja nyerocos tak bisa di-rem menceritakan kelakuan anak kembar yang kemarin dilihatnya.
Rupanya Bowo juga penyuka anak-anak.
Sehabis menerima info dari Bowo Adit langsung meninggalkan pesan di ponsel papanya. Eddy sedang bertemu rekanan jadiAdite tak mau mengganggunya.
‘*Aku ada info baru, kita bicara begitu papa tiba di kantor*,’ begitu pesan Adit pada papanya siang ini.
Titip banner BETWEEN ( TERMINAL ) GIWANGAN ~ BUBULAK ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 437 Episodes
Comments
Soraya
klo cilandak dkat rumah ku thor
2023-09-18
0