Setelah memilih baju, Relea pun membawanya ke kasir, Dea mengerutkan dahinya pasalnya gadis itu memilih pakaian yang sedikit terbuka di bagian dadanya,
"Kamu yakin pilih baju itu," tanya bunda Dea.
"Yakin Bun, Lea sudah besar Bun, nanti juga jika sudah bekerja Lea pasti juga di tuntut untuk memakai gaun malam seperti ini tidak mungkin kan makan dengan pakaian formal, lagipula tidak terlalu terbuka menurut Lea ini masih batas wajar kok, Bun," kata Lea pada bunda Dea.
"Ok! Yang terpenting kamu harus sopan pada beliau," jelas Bunda Dea pada Lea.
"Bun kenapa Daddy tiba-tiba pengen bertemu Lea?" tanya Lea pada bunda
"Dia hanya merasakan inilah waktunya kamu bertemu dengannya, itu saja tidak lebih," kata bunda Dea pada Lea.
Setelah mereka membayar gaun yang dibelinya Mereka pun keluar dari butik lalu Lea menaiki motornya diikuti Bunda Dea yang duduk di belakangnya kemudian berjalan dengan kecepatan sedang menuju kantor bunda, telah mengantar Bunda Dea ke kantor Ia pun kembali memacu kuda besinya itu menuju rumah dengan hati gembira yang menenteng paper bag yang berisi dengan gaun malam
lihat itu sangat tidak sabar menanti malam tiba saat dia bertemu orang yang pernah menolongnya dan membiayai sekolahnya hingga sampai sekarang sungguh ini adalah hadiah kelulusan yang terindah untuknya.
beberapa aktivitas dilakukannya untuk bisa menghilangkan rasa kecukupannya dan rasa ingin malam cepat datang keinginan untuk bertemu sangatlah besar membuatnya justru semakin tidak sabar menunggu waktu tiba.
jam empat sore, Lea bergegas masuk ke ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dia mulai mematut tubuh di kaca sambil menempatkan baju putih soft dengan potongan leher rendah. Entahlah mengapa hanya bertemu dengan sang ayah angkat membuat dia sangat bergembira, Akhirnya adzan magrib berkumandang menandakan hari akan berganti petang, Relea segera menunaikan sholat magrib.
Setelah selesai ia menunggu waktu isya dengan sangat gelisah, setelah setengah jam adzan isya berkumandang Lea segera menunaikan sholat isya setelah selesai dia pun segera mengenakan gaun yang telah di belinya tadi lalu menggulung rambutnya ke atas dan menyisakan sedikit di bagian tertentu, menambah kesan dewasa dia sudah memesan taksi untuk mengantarkannya ke restoran western dan sedang menunggu di depan rumah.
Lea berpamitan ke pada bunda Dea lalu berjalan masuk kedalam taksi yang di pesannya dan tak lama kemudian kendaraan itu pun berjalan dengan kecepatan sedang, sekitar tigapuluh menit dia pun sampai di restoran western seorang pelayan menyambutnya, lalu kemudian mengantarkan di ruangan privasi, Lea ragu untuk masuk. Namun akhirnya dia pun masuk seorang pria tengah menunggunya sambil membaca koran sehingga membuat Lea tak dapat melihat raut wajahnya. Ia masih berdiri terpaku, ragu untuk memanggilnya. "Dadd!"
"Duduklah!" perintah pria itu sambil melipat koran yang di bawahnya, saat itu baru Lea tahu dan terkejut.
"Anda apa aku tidak salah ruangan?" tanya Lea pada pria itu.
"Tentu saja tidak, duduklah! apa kau akan berdiri saja di situ?" tanya Setta.
"Benarkah Anda ayah angkat saya?" tanya Relea kembali.
"Hem, kenapa kau ragu?" tanya Setta pada Lea.
"Iya, karena tadi pagi Anda tidak mengatakan sebenarnya bahwa Anda adalah orang yang menolong saya," katanya sambil menunduk.
"Aku punya alasan, jika kukatakan kau adalah gadis kecil yang kau tolong itu, apa kau percaya jelas tidak bukan dan tadi ada di kantor itu artinya saat itu aku berperan sebagai calon atasanmu," katanya. tersenyum lalu berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Relea.
Setta meraih lengan gadis itu. "Berdirilah, aku sudah di hadapanmu kata Dea kau ingin memelukku jika aku berada tepat di depan mu sekarang aku sudah di depanmu Lea."
Lea berdiri dan berjalan dua langkah mendekati pria itu lalu memeluknya dengan erat degup jantungnya berjalan cepat. "Aku merindukan Daddy kenapa Daddy menghindari ku?" tanya Lea pada lelaki itu.
"Karena kau mirip dengan kekasih Daddy. Daddy takut jatuh cinta padamu Lea," kata Setta mengurai pelukannya lalu di dongakan kepala Lea dengan mengangkat dagu gadis itu ke atas, tatapan sendu membuat gadis itu terbius, Setta menatap bibir nan indah menawan serta belahan dada yang sedikit terbuka dan terlihat menantang itu membuat pria itu semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Lea lalu menciumnya dengan sangat lembut Lea terkejut jantungnya seolah melompat keluar, ciuman itu semakin dalam hingga akhirnya dia menyudahinya.
"Maaf Lea Daddy terhanyut oleh kecantikanmu, lupakan saja apa yang terjadi barusan yaa," kata Setta sambil melangkah berjalan menuju tempat duduknya. Namun langkahnya terhenti saat Lea menarik tangannya lalu memeluknya dari belakang.
"Lea tak akan mungkin melupakannya Daddy, dan tak akan bisa Daddy harus tanggung jawab pada Lea karena Lea juga tertarik pada Daddy, Lea tidak mau menjadi anak angkat Daddy, Lea mau ...." Tangisan itu pecah.
Setta melepaskan pelukan gadis itu lalu membalikkan badannya.
"Mana mungkin Lea, kau baru bertemu denganku," kata Setta.
"Dari tadi pagi Dadd degup jantungku berdetak lebih cepat saat melihatmu dan sekarang setelah ku tahu kau pria itu yang selalu ku tatap punggungnya dan ku rindukan jemari tangannya mendekap aku yakin ini bukan kerinduan terhadap Ayah, tapi sebagai wanita terhadap seorang pria dewasa," kata Lea.
"Kau masih labil sayang ayo duduklah kita makan dulu," ajak Setta dengan lembut. Namun tiba-tiba Lea berjinjit dan mencium bibir pria matang itu, Setta pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu dia membalas dengan sangat lembut semakin dalam dan semakin menuntut tangan pria itu mulai bermain di bawah pinggul Lea, ciuman itu turun ke leher dan terus turun di belahan dada gadis itu, beberapa saat pria itu terhanyut lalu dia tersadar dan menyudahinya. "Maaf Lea kita tidak boleh begini, dudulah nanti ini kita bahas lagi ya," katanya lembut.
Lea mengangguk rona merah bersemburat di wajahnya.
Lea duduk kembali di tempat duduknya begitu pula dengan Setta, mereka makan dengan tenang setelah selesai makan Setta menatap gadis itu.
"Apa kau marah pada Daddy karena telah kurang ajar padamu?" tanya Setta dengan hati-hati.
Lea menggeleng. "Lea yang salah telah memancing Daddy, apa Daddy sangat mencintainya? Apa tadi ciuman untuknya bukan untukku?" tanya Lea dengan tatapan mata yang berkaca-kaca.
Setta meraih jemari Lea lalu di kecupnya. "Itu tadi untukmu hanya saja Daddy takut kau anggap pria yang tak tahu diri usia Daddy sudah 38 tahun Lea," kata Setta pada Lea.
"Lea tidak peduli, yang Lea inginkan hanya ingin bersama Dadd," katanya sambil menatap pria tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
mis FDR
hadir kk semangat 💪
2023-07-06
1
Gadis Bar-bar
Main sosor aja Setta
2023-06-28
0
Nadin
Au Daddy melakukan serangan telak tepat di hatinya
2023-06-21
0