MAKAN

 

...Happy reading ...

.... ...

.... ...

.... ...

.... ...

.... ...

.... ...

...#? *¿*? #...

................... ...

Alhan memakai baju koko miliknya dan berniat untuk pergi ke masjid yang tempatnya tak jauh dari rumah kontrakannya, Alhan berjalan keluar rumah dengan perlahan terlihat ada seorang ibu ibu yang rumahnya ada di samping kanan rumah kontrakannya, sedang menyapu di halaman rumahnya.

Setelah itu Alhan memakai sandal miliknya yang ada di teras rumahnya, setelah itu Alhan langsung berjalan menuju ke masjid. Tapi sebelum itu Alhan tidak lupa untuk menyapa ibu ibu yang sedang menyapu di halaman rumahnya itu.

"Bu," sapanya.

Wanita itu menoleh ke Alhan dan tersenyum."Mas, yang ngontrak rumahnya bu Tini?."

"Iya Bu," balasnya dengan tersenyum ramah.

"Oh,kenalin nama saya Wardani," ucap Wanita itu sembari mengulurkan tangannya.

Alhan pun berjabat tangan dengan Wardani, ibu ibu tetangganya itu. "Kenalin juga bu nama saya Alhan."

"Oh iya, salam kenal ya," ucapnya dengan tersenyum ramah. "Jangan panggil ibu kali, saya kan masih lumayan muda umur saya aja baru 30 tahun," lanjutnya.

"Terus di panggil apa?"

"Panggil Mbak Wardani aja." ucapnya dengan tersenyum ramah.

"Iya mbak," ucap Alhan dengan mengangguk.

"Mau ke masjid ya?"

"Iya Mbak.Yaudah saya permisi dulu ya mbak," pamitnya

"Iya, hati hati Al siapa tadi namanya."

"Alhan mbak," ucap Alhan dengan tersenyum.

"Iya itu maksudnya."

Setelah itu Alhan meninggalkan wanita yang berusia 30 tahun itu dan melanjutkan perjalanan menuju ke masjid yang tak jauh dari rumah kontrakannya itu, di sepanjang perjalanan Alhan bertemu dengan tetangga tetangga yang ada di  komplek rumah kontrakannya itu, Alhan pun tak lupa menyapa dan tersenyum ke orang orang yang di temuinya,dan balasan tetangga tetangganya itu juga begitu baik dan ramah.

"Mas orang baru ya?" tanya salah satu ibu ibu yang sedang berkumpul dan kumpulan ibu ibu itu, terfokus menatap ke arah Alhan.

"Iya Bu, saya ngontrak di rumahnya bu Tini yang lama," ucap Alhan dengan  tersenyum ramah.

"Oh," ucap semua ibu ibu itu serentak.

"Orang mana kamu?" tanya salah satu ibu ibu.

"Orang Jawa Timur Bu," ucap Alhan dengan tersenyum.

"Jauh banget ya ternyata," ucap ibu itu dengan menoleh ke arah teman temannya.

"Yaudah bu saya permisi dulu mau ke masjid," pamitnya.

"Iya Mas," ucap ibu ibu itu serentak.

Kemudian Alhan meninggalkan sekumpulan ibu ibu itu dan melanjutkan perjalanannya menuju ke masjid yang sudah begitu dekat dengan keberadaannya saat ini, dan keberadaan masjidnya pun telah terlihat jelas dari keberadaanya saat ini.

"Kita ke masjid dulu ya ges ya," ucapnya dengan tersenyum.

Tak lama setelah itu dia pun sampai di masjid yang dia tuju, masjid yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, terlihat begitu indah dengan tembok yang bercat berwarna  biru, terlihat begitu adem di hati dan juga halaman yang lumayan luas. Alhan pun berjalan perlahan masuk ke dalam masjid itu dan untungnya sholat belum di mulai. Alhan berjalan perlahan melintasi gerbang masjid, hanya ada beberapa motor di halaman masjid itu yang terparkir tidak begitu rapi.

Alhan perlahan berjalan menuju ke dalam masjid itu, tak lupa Alhan mencopot sepasang sandalnya yang dia kenakan, kemudian Alhan berjalan menuju ke tempat wudhu terlebih dahulu untuk mensucikan dirinya sebelum menghadap ke yang maha kuasa.

...EGSATO.. ...

Setelah beberapa menit akhirnya Alhan pun telah selesai melaksanakan sholat ashar berjamaah di masjid itu. Setelah itu Alhan duduk sebentar di teras masjid,  Alhan melihat sekeliling masjid terlihat begitu tentram, dengan angin yang begitu segar. Para jamaah masjid pun satu persatu keluar dari masjid,hingga masjid terlihat begitu sepi hanya ada dia dan imam sholat jamaah tadi, yang masih berdoa di dalam masjid.

Beberapa saat setelah itu terdengar suara langkah kaki, dari belakang Alhan, Alhan pun mengetahui jika itu adalah langkah kaki dari imam sholat jamaah tadi. Lalu imam sholat itu duduk di samping Alhan.

Alhan pun menoleh dan tersenyum ke arah pria itu."Pak."

"Kamu baru ya di sini?" tanyanya.

"Iya pak, saya ngontrak di rumahnya bu Tini yang lama."

"Oh ngontrak di rumahnya bu Tini," ucapnya dengan mengangguk."Nama adik siapa ya kalau boleh tau?."

"Alhan Kak, kalau Bapak?."

"Nama bapak, Sarto," ucap pria itu.

"Oh, bapak pengurus masjid ini ya? "

"Iya," ucap pria itu. "Adik sering sering ke masjid ya, kalau bapak berhalangan bisa ganti."

"Ganti imam pak?"

"Iya.Kamu bisa menjadi imam kan?"

"InsyaAllah saya bisa kok Pak, sama kalau saya gak ada halangan juga."

"Iya," ucapnya. " Ngomong ngomong kamu orang mana ya?" tanyanya.

"Orang Jatim, Pak," jawab Alhan.

"Kebetulan Bapak juga orang Jatim aslinya, orang Surabaya terus nikah sama orang sini," jelasnya.

"Masa sih pak?"

"Iya Nak Alhan."

"Kalau saya dari kota Lamongan Pak." ucap Alhan dengan tersenyum.

"Oh Lamongan."

"Yaudah pak saya pamit dulu," pamitnya.

"Bawa motor apa jalan kaki?" tanyanya.

"Jalan kaki, soalnya belum punya motor di sini," jawab Alhan.

"Yaudah ikut sama bapak saja, sekalian rumah bapak juga lewat rumahnya bu Tini."

"Boleh pak."

Kemudian mereka berdua berdiri, dan perlahan berjalan menuju ke motor yang terparkir di halaman masjid. Mereka berdua pun naik ke motor dan langsung menjalankan motornya.

...EGSATO...

Beberapa saat kemudian Alhan telah sampai kembali di rumah kontrakan nya, Alhan melihat bu Tini sedang menyapu di halaman rumahnya. Alhan pun turun dari motor Sarto.

"Makasih Pak Sarto."

"Iya Alhan, Bapak langsung pulang aja ya," pamitnya.

"Iya pak hati hati di jalan."

Sarto menoleh ke Tini yang sedang menyapu halaman rumah."Mari Bu Tini."

Tini pun tersenyum."Iya Pak, hati hati di jalan."

Kemudian Sarto langsung tancap gas menjauh dari sekitaran rumah Tini, sementara Alhan berjalan perlahan menuju rumah kontrakannya.

"Eh nak Alhan, habis dari masjid ya?" tanyanya.

"Iya Bu."

"Ngomong ngomong Nak Alhan udah makan belum?" tanya Tini.

"Belum sih Bu, habis ini baru mau beli," jawabnya.

"Ayo makan di rumah Ibu aja, kebetulan Ibu masak banyak takutnya nanti gak habis lagi," tawarnya.

"Makasih Bu, nanti Alhan beli sendiri aja," ucap Alhan mencoba menolak.

"Gak apa apa nak Alhan, gak usah malu," ucap Tini yang masih membujuknya.

"Tapi bu." ucapnya.

"Gak apa apa nak Alhan." ucap Tini yang terus memaksa Alhan.

Alhan pun gak bisa menolak ajakkan dari wanita yang umurnya jauh di atasnya itu.

"Yaudah Bu iya," ucap Alhan dengan mengangguk.

Kemudian Tini mengajak Alhan masuk ke dalam rumahnya, untuk mengajaknya makan di rumahnya. Alhan duduk di meja makan rumah Tini, kemudian Tini mengambil makanan ke dapur. Alhan pun merasa begitu tak enak dengan Tini, tapi juga Alhan pun begitu bahagia karena uang saku agak bisa di selamatkan. Beberapa waktu berselang Tini pun datang dengan membawa satu piring dan menaruhkan makanan itu di meja, lalu Tini duduk di meja makan yang ada di hadapan Alhan.

"Di makan makananya Alhan," ucap Tini dengan tersenyum.

"Iya Bu," ucapnya dengan mengangguk.

Alhan pun memakan makanan itu dengan begitu bahagia, sementara Tini hanya memandang Alhan dengan tersenyum bahagia, seperti seorang ibu yang melihat anaknya sedang makan. Perasaan Alhan bercampur antara bahagia, sedih serta malu menjadi satu. Alhan menjadi teringat ibunya yang ada di desa.

Ibu yang telah merawatnya dari kecil, ibu yang telah membesarkannya, ibu yang selalu setiap saat memberikan kasih sayang. Kini dia telah hidup jauh dengan ibu yang paling di sayanginya itu, walaupun dulu juga dia pernah hidup jauh dengan ibunya dan keluarganya, karena setelah lulus sekolah dasar, dia memutuskan untuk melanjutkan smp nya di pondok pesantren, namun karena keterbatasan ekonomi dan biaya yang dialami oleh keluarganya, ketika setelah lulus smp, membuatnya harus melanjutkan sma di sekolah biasa yang dekat dengan desanya.

"Enak gak masakan ibu Nak Alhan?" tanya Tini dengan raut wajah yang begitu bahagia.

"Enak kok bu," ucap Alhan dengan tersenyum.

"Umur nak Alhan berapa ya?" tanya Tini.

"19 tahun Bu, baru aja lulus SMA." ucapnya dengan mulut yang mengunyah makanan.

"Masih muda ya," ucap Tini dengan tersenyum.

"Iya bu," ucap Alhan dengan tersenyum.

"Ibu jadi seneng deh rumah Ibu sudah ada yang nempatin lagi, awalnya sih Ibu kepikiran untuk jual rumah itu, tapi karena itu rumah warisan orang tua ibu dulu jadi gak jadi deh, mending di tempatin seseorang yang membutuhkan aja," jelasnya dengan tersenyum.

Alhan pun hanya tersenyum mendengar perkataan dari Tini dan melanjutkan makannya.Tak lama setelah itu, terdengar suara mobil dari luar rumah, yang tak lain adalah Elvin anak satu satunya Tini. Beberapa saat kemudian Elvin pun datang dari luar rumah menghampiri Tini dan Alhan yang sedang duduk di meja makan.

"Eh anak ibu udah pulang?."

"Iya bu. "

"Udah selesai nongkrongnya sama teman teman?" tanya Tini.

"Sudah dong Bu, teman teman pada kangen sama Elvin."

"Ya iyalah, kan jarang ketemu sama kamu Nak, jadi ya pada kangen.Sama seperti ibu juga gitu,"ucap Tini dengan raut wajah yang bahagia.

"Iya Bu."

"Yaudah duduk dulu sayang."

Setelah itu Elvin duduk di kursi di samping kursi yang di duduki oleh Alhan.

"Nama kamu siapa ya?" tanyanya.

"Saya Alhan Mas." jawab Alhan.

"Kenalin nama saya Elvin, temannya Clarista."

"Iya Mas.Salam kenal ya."

"Ngomong ngomong kamu kok bisa ketemu sama Clarista?" tanya Elvin dengan tersenyum.

"Saya ketemu mbak Clarista itu saat di toko kue milik pak Seto," ucap Alhan dengan tersenyum.

"Oh," ucap Elvin dengan mengangguk. "Kamu orang mana ya Alhan?."

"Jawa Timur Mas."

"Jauh banget ya ternyata," ucapnya dengan tersenyum.

"Iya Mas," ucap Alhan dengan tersenyum.

Setelah itu Tini menanyakan sesuatu tentang dirinya dengan Clarista.

"Sayang gimana Clarista, kamu mau kan nikah sama dia?"

"Iya Ibu aku mau kok, tapi tadi jawaban Clarista gimana?"

"Dia minta waktu untuk mikir katanya," jawab Tini.

"Besok aku udah janji sama Clarista, sekalian aku akan terus terang bicara sama dia," ucap Elvin dengan tersenyum.

"Tapi kamu suka kan sama Clarista?"

"Sebenarnya Elvin suka sama Clarista itu sejak SMA Bu," ucapnya dengan tersenyum.

Tini pun tersenyum."Clarista itu anak yang baik loh, ibu percaya kok, dia bisa jadi istri yang baik buat kamu."

"Iya ibu do'ain aja yang terbaik."

"Iya ibu selalu do'ain yang terbaik buat anak ibu yang paling ibu sayangi ini."

"Makasih Ibu."

"Alhan juga ikut do'ain mas, agar bisa cepat cepat menikah sama mbak Clarista."

"Amin, makasih Alhan," ucap Elvin.

"Ibu pesen sama kamu, di percepat ya sayang, Ibu udah gak sabar ngelihat anak Ibu menikah," pesan Tini kepada anak satu satunya itu.

"Siap ibu."

.... ...

.... ...

.... ...

.... ...

.... ...

...LANJUT GESS...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!