INGIN BEKERJA.

Dua bulan sebelumnya.

Di sebuah gedung berlantai dua yang bertuliskan SMA negeri tunas bangsa. Tampak para murid berloncat kesenangan, karena hari itu adalah hari kelulusan mereka. Termasuk seorang gadis yang tampak berbeda dari para teman-temannya karena ia memiliki tubuh yang lumayan besar.

"Wah.. Shasa, kamu lulus juga ya? Bahkan kamu berada di tingkat kedua loh. Hebat kamu ya?" Ujar seorang gadis cantik berseragam putih abu-abu, yang terlihat ia sedang berdiri di samping murid yang bertubuh besar.

"Aah.. Alhamdulillah, Din. Akhirnya aku lulus juga. Eh, tapi kamukan hebat juga Dina. Lihat tuh, bahkan nama kamu duduk di peringkat kedua," balas gadis yang bertubuh besar, yang di panggil Shasa itu.

"Eh, hehehe.. itukan berkat kamu juga Sha. Kalau kamu tidak membantu Aku, belum tentukan namaku berada disana?" Ujar Wanita yang dipanggil Dina itu. Disaat bersamaan, tiba-tiba datang segerombolan anak laki-laki yang berseragam yang sama menghampiri mereka.

"Woy.. pinggir-pinggir! Kami mau lihat juga! Huh! Kenapa ada itik si buruk rupa sih disini? Sana Lo! Menghalangi papan pengumuman tau! Pinggir sana! Udah badan kayak Babi buntung! Sampai-sampai papan pengumumannya tertutup sama badan Lo yang besar itu! Cepat sana lu, bikin sakit mata gue aja lu!" Ujar salah satu, anak laki-laki yang baru saja datang, sambil mendorong tubuh Shasa. Tampak sekali, ia amat tidak menyukai Shasa.

"Hai Rudi! Bisa nggak sih mulut lu tuh dijaga! Sembarang aja ya kalau ngomong ya! Apa begini ya ajaran orang.." tegur Dina, terlihat amat kesal. Sebab pria yang dipanggil Rudi itu sudah menghina sahabatnya. Namun disaat ia hendak membela temannya, Shasa sudah langsung memotongnya.

"Sudahlah Dina nggak usah ditanggapi. Anggap saja, anjing menggonggong kafilah berlalu, jadi anggap saja kita tak mendengar perkataannya, Oke?" Ujar Shasa, dengan wajah yang terlihat ikhlas, saat ia dicemooh oleh Rudi. "Jadi sebaiknya kita ke kantin aja yuk?" Lanjutnya, seraya ia menggandeng tangannya Dina, lalu mereka pun melangkah pergi meninggalkan segerombolan anak laki-laki, yang terlihat masih berdiri didepan papan pengumuman.

"Sialan si gendut! Gue disamain lagi dengan gonggongan anjing lagi!" Protes Rudi begitu kesal. Sambil menatap kepergian Shasa, dan Dina.

"Heh, itu salah lu sendiri tau! Siapa suruh lu menghina dia! Jadi ya wajar saja doi berkata begitu!" Ujar salah satu temannya Rudi.

"Cih! Kenapa lu jadi belain si itik buruk rupa itu, hah? Jangan-jangan lu naksir Ama dia, ya Bayu?" Tanya Rudi dengan tatapan begitu intens pada anak yang bernama Bayu itu.

"Dih! Sembarangan aja lu kalo ngomong ya? Udah akh terserah lu aja, sana minggir gue mau cari nama gue!" Balas Bayu, seraya ia mendorong tubuhnya Rudi.

"Eh! Guekan juga mau cari nama gue! Kenapa lu jadi dorong gue sih!" Balas Rudi, yang sepertinya ia menjadi kesal karena Bayu, mendorong tubuhnya.

"Eeh.. kalian apaan sih, kok jadi berantam, kayak anak kecil lu pada! Sudah sana biar gue aja yang mencari nama kalian!" Ujar salah dari teman mereka yang lainnya.

"Aah.. songong banget lu, Ardi! Sok bijak banget!* Protes Rudi, seraya ia menyingkir dari sana.

"Bodo amat yang penting gue nggak kayak kalian!" Balas anak yang di panggil Ardi tersebut. Lalu ia pun mulai mencari nama mereka di papan pengumuman tersebut. Dan baru saja ia melihat papan itu, mata Ardi langsung terbelalak melihat sebuah nama.

"Widiiih.. si itik buruk rupa ternyata lulus juga weeh? Malahan dia menduduki peringkat kedua lagi! Wah... Ternyata si gendut hebat juga ya?" Ujar Ardi, terlihat antara percaya dan tidak.

"Haah? Masa sih?" Tanya Rudi, seraya matanya langsung menatap papan pengumuman tersebut.

"Wow.. ternyata benar! Nggak nyangka si gendut, pintar juga rupanya," timpal, Bayu yang ternyata ia juga melihat hasil pengumuman tersebut.

"Nah itu dia, makanya kalian jangan suka meremehkan orang! Karena sesuatu yang buruk belum tentu hasilnya buruk jugakan?" ujar Ardi sok bijak.

"Cih! Sok bijak lu! Sana pinggir, lebih baik gue cari sendiri nama gue!" Hardik Rudi, seraya ia menyingkirkan para teman-teman itu. Lalu mereka pun sama-sama mencari nama mereka.

*****

Sementara itu di sisi lain.

Shasa dan Dina yang tadi pergi ke kantin. Kini keduanya terlihat sudah berada di salah satu susunan kursi-kursi yang berada di kantin sekolah. Tampak keduanya sedang menikmati semakuk bakso, sambil keduanya saling mengobrol.

"Sha, setelah lulus-lulusan nanti, kamu mau melanjutkan universitas mana?" Tanya Dina disela-sela makannya mereka.

"Aku kayaknya nggak kuliah deh Din. Soalnya aku nggak punya biaya, dan aku nggak mau Bebani Emakku lagi. Lagian adikku juga butuh biaya jugakan? Makanya, aku berniat kalau udah lulus, aku ingin bekerja saja di kota, Din. Jadi aku bisa bantu Emak, dan bantu biaya sekolah Adikku juga," jawab Shasa dengan santainya. Dan sambil ia menyantap bakso yang baru saja ia ambil dari dalam mangkuknya.

"Emangnya mau kerja apa di kota Sha? Kamukan cuma punya Ijazah SMA aja, apa berlaku disana hm?" Tanya Dina lagi, yang terlihat ia tak yakin, kalau temannya itu bisa mendapatkan pekerjaan di kota.

"Ya Bismillah sajalah Din, mudah-mudahan, aku bisa menjadi orang yang sukses di sanakan?" Ujar Shasa, terlihat begitu percaya diri.

"Aah.. aku Aamiinkan saja deh, siapa tahu saja kamu benaran jadi orang sukses disana," balas Dina, terlihat pasrah.

"Aamiin.. nah gitu dong, itu baru namanya temanku. Udah ah, yuk kita pulang, hari inikan, kita hanya lihat pengumuman saja. Jadi bisa langsung pulang kata Pak Bandi," kata Shasa. Seraya ia bangkit dari duduknya. Setelah itu, ia pun langsung menghampiri pemilik kantin tersebut, "Berapa semuanya Bu, baso dua mangkuk, aja Bu. Karena minumnya air putih saja kok tadi," ujar Shasa, seraya ia merogoh saku rok sekolahnya.

"Ooh, kalau begitu semuanya, hanya lima belas ribu aja Neng Shasa," balas sang pemilik kantin.

"Alhamdulillah cukup kok. Ya sudah ini Bu, uangnya," Shasa pun langsung memberikan uangnya pada sang pemilik kantin.

"Terima kasih ya Nek,"

"Sama-sama Bu, kalau begitu kami pamit ya Bu, Assalamu'alaikum?"

"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatu,"

Setelah mendapatkan jawaban salamnya. Shasa dan Dina pun langsung beranjak dari sana dan langsung pulang ke rumah masing-masing.

...•••••••••••⊰❁❁❁❁⊱••••••••••••...

Dukung Ramanda terus ya guys 🙏 Jangan lupa berikan dukungannya, Lewat komentar, Like, Hadiah, serta VOTE, oke guys, Syukron 🙏🥰.

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

hati baik nasibnya jg baik. terhura jd.nya

2024-08-16

0

gaby

gaby

Dina kayanya ga tulus mau jd tmn Sasha. Dr awal pas baca pengumuman dia blg kalo dia peringkat 2 berkat Sasha. Bahkan makan bakso pun yg mbayarin Sasha. Harusnya kan Dina yg traktir, karena Sasha miskin & juga Dina sering di bantu Sasha shg nilainya bagus jg.

2023-07-19

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 61 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!