WAJAH YANG MANIS.

Sementara itu Brian yang tadi bergegas pergi, ternyata ia kini sudah sampai didepan sebuah ruangan yang pintu bertuliskan CEO room. Dan sebelum ia benar-benar sampai di depan pintu, Veri sudah lebih dulu membuka pintu ruangan tersebut.

"Silakan Bos!" Ucap Veri, sambil tangannya mempersilahkan Brian untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Hmm!" Balas Brian dan ia pun langsung memasuki ruangan tersebut.

Sedangkan very setelah berada didalam. Ia langsung menghampiri sebuah lemari Buku yang terletak disudut ruangan. Lalu ia juga membuka salah satu laci yang berada di lemari buku tersebut, dan kemudian ia langsung mengambil sebuah botol kecil berwarna putih. Setelah itu ia juga mengambil segelas air putih. Lalu kembali menghampiri Brian yang terlihat sedang membuka pakaiannya yang sedikit basah.

"Ini Bos, obat Anda. Sebaiknya secepatnya Anda meminumnya, agar alergi Anda tidak kumat Bos," kata Veri seraya menyodori gelas serta botol obatnya pada Brian.

"Apakah kau melihat ada bintik merah ditubuhku hah?" Tanya Brian sambil menatap wajah Veri dengan tatapan datarnya.

Mendengar pertanyaan sang Bos, Veri pun langsung memperhatikan tubuh Bosnya yang bagian atasnya sudah tak berbusana. Sehingga melihatkan tubuhnya yang terlihat putih dan bersih. Tak terlihat sedikit pun titik merah pada tubuhnya yang mulus itu.

"Eh! Tidak ada Bos! Ta-tapi Bos, bukankah wanita gendut tadi sempat menyentuh wajah Anda? Dan Anda tadi juga tidak menghindar sama sekali saat Dia menyentuh Anda. Bahkan saya juga melihat Anda tidak kegatelan. Padahal biasanya Anda langsung menggaruk-garuk tubuh Anda setiap disentuh wanita. Aah.. apa jangan-jangan penyakit fobia Anda telah sembuh ya Bos?" Ujar Verri begitu antusias. Dan ia juga terlihat begitu penasaran.

"Nah itu yang aku tidak tahu. Dan aku juga penasaran, kenapa tubuhku tidak bereaksi padanya. Atau memang benar yang kamu katakan, kalau aku sebenarnya memang sudah sembuh. Untuk itu Aku ingin mengujinya lagi," balas Brian. Seraya ia mengambil salah satu kemejanya di dalam lemari yang terdapat di ruang istirahatnya.

"Aah..sekarang saya paham, mengapa Anda menyuruh wanita gendut datang keruangan Anda. Itu karena Anda ingin memastikannya lagikan?" Tanya Verri semakin penasaran.

"Tepat sekali! Sekarang pergilah, dan tunggu dia di depan. Dan kalau dia sudah datang, suruh dia langsung masuk saja! Kamu mengertikan?"

"Mengerti Bos! Kalau begitu saya permisi Bos!" Balas Verri, lalu ia pun langsung membungkukkan tubuhnya sedikit.

"Hmm..!" Setelah mendapatkan balasan dari bosnya, walaupun hanya berhem ria. Veri pun langsung bergegas keluar, untuk melakukan titah dari sang Bos.

Sedangkan Brian kembali melanjutkan ritual memakai bajunya. Dan tak berapa lama kemudian, ia terlihat kembali rapih. Setelah itu ia pun langsung bergegas keluar dari ruangan istirahatnya. Setelah kembali berada di ruang kerjanya ia pun langsung menuju ke kursi kebesarannya. Dan baru saja ia duduk di kursinya itu. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.

TOK-TOK-TOK!!

"Masuk!!" serunya terdengar lantang. Dan tak berapa lama kemudian, Verri pun muncul dari pintu tersebut.

"Permisi Bos! Saya mau melaporkan, kalau wanita gendut itu sudah datang Bos!" Katanya, dan hanya berdiri di depan pintu saja.

"Suruh dia masuk!" Balas Brian, tanpa menoleh ke Verri. Karena ia terlihat sedang fokus pada layar laptopnya.

"Baik Bos!" Veri pun kembali melangkah keluar. Dan tak berapa lama kemudian, masuklah seorang wanita bertubuh besar, dengan memakai baju OB berwarna biru, sedangkan hijabnya berwarna biru dongker. Wanita itu tak lain adalah Shasa, Ia terlihat mulai mendekati meja kerjanya Brian, sambil menundukkan wajahnya, tanpa berani melirik sedikit pun pada Bosnya itu.

"Pe-permisi Pak CEO, Sa-saya sudah datang," katanya dengan suara bergetarnya. Tampak sekali kalau saat ini ia sedang ketakutan.

Mendengar suara Shasa yang bergetar. Brian yang tadinya masih fokus kelayar laptopnya, langsung mengalihkan pandangannya ke Shasa, dan ia pun menyunggingkan senyuman smriknya saat melihat tubuh Shasa yang terlihat jelas sedang gemetaran.

"Duduklah Shasa! Saya takut Anda akan jatuh, karena kaki Anda yang gemetaran itu, tidak bisa menahan tubuh kamu yang besar itu!" Kata Brian, terdengar meledek, bagi Shasa. Membuat ia langsung melirik ke arah Bosnya. Yang ternyata sedang memperhatikannya sambil menyadarkan tubuhnya dengan santai di kursi kebesarannya, dan sambil melipat kedua tangannya di bawah dadanya.

"Kenapa diam saja? Apakah kamu tidak mendengar perkataanku, yang menyuruh kamu duduk, hm?" Tanya Brian, dengan memasang wajah datarnya.

"Eh! Sa-saya dengar Pak! Dan saya akan duduk," balas Shasa, dan ia pun langsung bergegas duduk tepat dihadapannya Brian, dengan dibatasi oleh meja kerjanya.

Setelah melihat Shasa duduk, Brian pun langsung bangkit dari duduknya. setelah itu ia langsung mengitari meja kerjanya yang lumayan beras. Dan kemudian ia pun duduk di atas meja tepat dihadapannya Shasa.

"Hmm.. walaupun pipi kamu tembem tapi ternyata kamu memiliki wajah yang manis juga ya Shasa?" Kata Brian, sambil mengangkat dagunya Shasa. Membuat Shasa amat terkejut.

"Eh! A-apa yang Anda lakukan Pak?" Tanya Sasha, seraya ia memundurkan wajahnya, agar terlepas dari sentuhan tangannya Brian, yang menempel di dagunya.

"Ah.. maaf! Itu karena saya penasaran dengan wajah kamu yang selalu saja menunduk, setiap berhadapan dengan Saya," balas Brian memberi alasan.

"Eh.. iya nggak papa kok Pak," balas Shasa kembali menundukkan wajahnya.

"Aah sudahlah! Sekarang apa kamu tahu, mengapa kamu dipanggil kesini, hm?" Tanya Brian kembali, dan langsung mengalihkan pembicaraannya.

"Sa-saya tidak tahu pak! Mungkin karena Anda ingin memecat saya kali," balas Shasa terdengar pasrah.

"Hmm.. sayangnya, tebakan kamu salah Shasa! Saya memanggil kamu, karena saya ingin menawarkan sesuatu pada kamu. Hmm.. apakah kamu bersedia menjadi wanitaku, hm?"

Seperti tersambar petir, Shasa terlihat begitu terkejut mendengar perkataan sang Bos, sehingga ia langsung mendongakkan wajahnya dan langsung menatap wajah sang Bos, yang terlihat begitu tampan dan sempurna itu.

"A-apa?!!"

...•••••••••••⊰❁❁❁❁⊱••••••••••••...

Dukung Ramanda terus ya guys 🙏 Jangan lupa berikan dukungannya, Lewat komentar, Like, Hadiah, serta VOTE, oke guys, Syukron 🙏🥰.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

hhaaa jangan main main ya Bos.

2023-09-07

2

Sweet Girl

Sweet Girl

lhaaaa kok bisa bisanya pak CEO muji muji OB.

2023-09-07

0

Sweet Girl

Sweet Girl

kok kegatelan ya...🤔
Khan artinya Brian kecentilan

2023-09-07

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 61 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!