ITIK SI BURUK RUPA.

Shasa langsung tercengang setelah mendengar tawaran dari Bosnya yang begitu entengnya itu. Bahkan Ia juga seperti tak percaya pada apa yang ia dengar tadi. Namun ia juga tak berani bertanya lagi, dan hanya melirik wajah bosnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Kenapa diam? Atau pendengar kamu lagi bermasalah, hm?" Tanya Richard, sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Shasa. Membuat Shasa sekali lagi, terkejut melihatnya. Dan dengan spontan, ia pun memundurkan kembali wajah. Namun tetap saja, Brian semakin mendekatkan lagi wajahnya ke wajahnya Shasa membuat Shasa sedikit kelabakan.

"A-apa yang mau Anda lakukan Pak?" Tanya Shasa, terlihat mulai ketakutan. Sebab wajah sang bos semakin dekat dengannya.

"Aku hanya ingin mendengar jawabanmu! Jadi kalau kamu belum juga menjawabnya. Maka jangan salahkan aku kalau bibirku akan menempel di bibirmu. Jadi sekarang jawablah, apakah kamu bersedia menjadi wanitaku, hm? balas Brian, terdengar sedikit mengancam. Dan diakhiri dengan mengulangi pertanyaannya yang tadi.

"A-anda ja-jangan bercanda Pak! I-itu tidak mungkin!" Balas Shasa, yang terlihat ia semakin ketakutan.

"Apakah Aku terlihat bercanda Shasa?" Tanya Brian terdengar begitu lembut, sambil ia menatap matanya Shasa begitu lekat.

"Dengar Shasa, Aku bukanlah orang yang suka bercanda. bagiku bercanda itu hanyalah membuang-buang waktu saja. Jadi yang aku katakan tadi adalah benar. Kalau aku memang menginginkanmu. Karena aku menyukai kamu Shasa," ungkapnya, dengan wajah yang terlihat amat serius.

"Tolong jangan mempermainkan saya Pak! Karena bagaimana mungkin Anda menyukai Saya, yang bahkan semua orang mengatakan saya gendut dan jelek! Bahkan teman-teman sekolah saya juga mengatakan kalau saya hanya itik si buruk rupa. Jadi maaf saya tidak bisa mempercayai Anda Pak!" Balas Shasa, terdengar begitu tegas.

"Baiklah, tidak apa-apa kalau kamu masih belum mempercayai saya. Tapi tolong beri saya waktu untuk membuktikan kalau perasaan saya benar-benar serius dengan kamu. Bagaimana, kamu bersediakan memberi Aku waktu Shasa?" Ujar Brian, dengan wajah yang terlihat begitu berharap pada Shasa.

"Itu terserah sama Anda Pak. Dan kalau tidak ada lagi yang mau dikatakan, bolehkah saya pergi? Karena ini sangat tidak nyaman Pak," balas Shasa, yang terlihat memang ia sudah amat gelisah sekali berada di ruangannya Brian.

"Aah.. ya sudah, kalau begitu sekarang kamu sudah boleh pergi," balas Brian, seraya ia menyingkir dari hadapan Shasa.

Melihat bosnya telah mundur, Shasa pun langsung bangkit dari duduknya, "Kalau begitu saya permisi Pak!" Pamit Shasa, yang kemudian tanpa menunggu jawaban dari sang Bosnya ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan Brian.

"Aah.. benar saja, tubuhku tidak mengalami alergi lagi. Tapi ini semakin Aneh. Karena tubuhku, malah langsung bereaksi, saat dekat dengan wanita itu," gumam Brian, sambil menyeka keringatnya, yang sempat mengalir di wajahnya.

"Sabarlah Brian, lambat-laun wanita itu pasti akan menjadi milikmu," gumamnya lagi seraya ia berjalan menuju ke kursi kebesarannya lagi.

******

Sementara itu sisi lain

Setelah keluar dari ruangan Brian, Shasa terlihat kesal. Hingga disepanjang ia berjalan di koridor menuju ke pantry. Mulut Shasa tak henti-hentinya mengedumel. Tampaknya ia sedang merutuki kelakuan sang Bosnya tadi.

"Huh! Sementang dia bos seenaknya saja memperlakukan orang semau dia! Apa Pak CEO berpikir aku ini bodohkah? Singgah mau gitu diapa-apain sama Dia?" Gerutu Shasa, dengan suara yang terdengar lirih. Karena ia takut rometannya itu dapat didengar oleh orang lain.

Apa mungkin, karena aku dari desa kali ya? Makanya dia berpikir, aku akan terlena hanya dengan menyatakan suka padaku? Lalu setelah itu, dia akan bebas gitu memperlakukanku semaunya dia? Huh bermimpi saja dia sana! Karena aku bukan wanita yang gampangan! Yang hanya karena rayuan mau menyerahkan kehormatanku! Iiis.. tidak!! Lebih baik aku keluar dari perusahaan ini dari pada harus menyerahkan kehormatanku!" Gumam Shasa lagi, terlihat kesal. Tampaknya ia memang benar-benar tak menyukai Bosnya itu.

Di saat Shasa masih terus menggerutu, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Membuat ia langsung melonjak Saking kagetnya. Dan dengan spontan juga ia mengeluarkan suara teriaknya.

"Kyaakk!!" Pekiknya, lalu dengan spontan juga ia langsung memutarkan tubuhnya untuk melihat siapa yang telah berdiri dibelakangnya itu. Dan ketika ia telah membalikkan tubuhnya, ia amat terkejut, saat melihat sosok laki-laki yang amat ia kenali itu. "Eh! P-pak Ve-verri? A-ada apa Pak?!" Tanyanya terdengar gagap, karena ia berpikir, pasti asisten bosnya itu telah mendengar semua rutukannya terhadap Bosnya.

"Maafkan Nona! Karna telah mengejutkan Anda," balas Verri sambil ia membungkukkan tubuhnya sedikit. Membuat Shasa langsung tercengang melihat kelakuannya, yang memperlakukan dirinya, bak seorang Nona yang memiliki status tinggi.

"Eh! Tidak apa-apa Pak Verri! Anda tidak perlu berlaku seperti itu. Karena bila dilihat orang lain itu membuat mereka pasti akan berpikir yang tidak-tidak Pak," ujar Shasa merasa tidak enak. "Oh iya, ada perlu apa Anda datang kesini Pak? Apakah ada yang bisa saya bantu?" Lanjutnya mengalihkan pembicaraan.

"Tidak ada Nona, saya hanya diminta oleh Pak CEO untuk mengantarkan ini pada Anda. Bukankah Anda hari ini belum sarapan?" Balas Verri seraya ia menyerahkan sebuah bungkusan yang sepertinya didalamnya terdapat sebuah kotak makanan.

Shasa kembali tercengang setelah mendengar perkataan dari Verri, "Hah? Dari mana beliau tahu kalau saya belum sarapan?' tanya Shasa terlihat bingung.

"Maaf Nona Saya juga tidak tahu. Karena saya hanya diperintahkan untuk menyerahkan ini saja. Jadi sebaiknya silakan Anda terima saja Nona," bales Verri kembali menyodorkan bungkusan yang ada di tangannya kepada Shasa. Dan tanpa berkata apa-apa Shasa pun langsung menerima bungkusan tersebut dengan sedikit terpaksa.

"Baiklah kalau begitu saya permisi nona!" Lanjut Verri lagi dan kembali lagi ia membungkukkan tubuhnya sedikit setelah itu ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan Sasa yang masih terlihat dalam kebingungannya.

"Hah? Apakah ini nyata? Rasanya aku belum lama berada di sini. Bukankah aku disini belum belum genap satu bulan? Karena rasanya kan aku baru lulus sekolah sebulan lalu. Dan panggilan mereka padaku saja masih terngiang di telingaku, Aku adalah itik si buruk rupa! Tidak ada orang satupun dari teman-teman sekolahku yang tidak menghinaku. Terkecuali Dina, Aah aku jadi rindu Dina!" Gumam Shasa, yang tampaknya ia jadi teringat masa-masa ketika ia masih sekolah.

...•••••••••••⊰❁❁❁❁⊱••••••••••••...

Dukung Ramanda terus ya guys 🙏 Jangan lupa berikan dukungannya, Lewat komentar, Like, Hadiah, serta VOTE, oke guys, Syukron 🙏🥰.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

lhaaa langsung JD Nona Nona kamu Sha...

2023-09-07

1

Sweet Girl

Sweet Girl

ya pasti Shasa ketakutan Pak...
Ndak hujan angin ribut, tau tau minta jadi Wanitaku.

2023-09-07

0

Sweet Girl

Sweet Girl

kok Richard...?🤔

2023-09-07

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 61 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!