Hari yang tidak di harapkan oleh Vans pun akhirnya tiba. Setelah sholat subuh, kakek membangunkan Vans agar bersiap.
Acara akan di langsungkan secerah sederhana, tidak ada resepsi atau pesta yang meriah seperti pernikahan yang wanita lain idamkan.
Vans tidak mau membuat pesta pernikahan yang mewah, cukup menghadirkan kerabat dekat dan beberapa tetangga untuk menyaksikan pernikahan nya.
Begitu juga dengan Nisa, dia sependapat dengan calon suaminya. Entah itu di sengaja atau tidak, Nisa memang tidak ingin banyak mengeluarkan biaya pada pernikahan yang tidak di dasarkan atas nama cinta.
Nisa sudah siap di kamar nya, dia mengenakan gaun yang sudah ia coba di butik 2 hari yang lalu.
Tok tok!
"Non, apa saya boleh masuk" tanya Tuti setelah mengetuk pintu kamar Nisa.
"Masuk lah" seru Nisa.
Tuti pun masuk ke dalam kamar, dia di tugaskan oleh tuan besar nya untuk memanggil dan menggiring Lea turun ke bawah.
Ijab khobul yang di laksanakan pada ruang tengah rumah mewah Kakek Anton yang sudah di hias.
"Ayo non, mereka semua sudah menunggu"
Nisa menarik nafas dalam, memejamkan mata untuk beberapa saat meyakinkan dirinya bahwa semua ini adalah jalan yang benar.
Setelah yakin, Nisa pun di giring Tuti menuju ke panggung ijab khobul dilaksakan.
Di bawah,semua keluarga sedang menunggu dengan hati yang penasaran. Termasuk Vans, dia penasaran melihat penampilan Nisa setelah di rias.
Awal nya, Vans tidak terlalu peduli dengan penampilan Nisa. Namun, ketika mendengar decak kagum orang lain saat melihat kedatangan bisa,membuat dirinya merasa penasaran.
Akhirnya, saat Nisa sudah duduk di samping nya. Barulah Vans merasa tercengang.
Vans tidak menyangka Nisa akan terlihat secantik itu. Saking terkejutnya,Vans sampai tidak sadar mulutnya terbuka lebar.
'Dia cantik banget'
Batin Vans bergejolak, matanya tak ingin beralih dari pemandangan indah itu. Hingga suara kakek membuat Vans tersadar dan mengalihkan pandangannya.
"Tidak kah kamu menyesal mengatakan hal buruk tentang Nisa?" Bisik kakek.
"Apaan sih!"
"Baiklah saudara Vans Lusion, apa ada sudah siap dengan pernikahan ini?"
"Siap!" Jawab Vans cepat dan lantang.
Kakek yang mendengarnya pun ikut senang.
"Aku tahu, hati mu sudah mulai melihat Nisa" batin kakek.
Pak penghulu mulai menjulurkan tangannya berjabat tangan dengan Vans untuk memulai proses akad.
"Saudara Vans, kita langsung saja atau kita latihan terlebih dahulu,?"
"Langsung saja pak!" Jawab Vans mantap.
Mendengar jawaban Vans, membuat kakek dan keluarga yang lain menahan tawa.
"Kata tidak mau menikah, tapi kok mau cepat cepat aja!"
Vans melengos mendengar bisikan kakek, dia juga melirik Nisa dengan ekor matanya. Dia sama sekali tidak ada ekspresi apapun, entah sedih atau senang. Vans merasa sangat heran dengan Nisa.
Acara pun di lanjutkan.
"Saya nikahkan engkau, Vans Lusion bin Gioda dengan Nisa Astuti bin Manap dengan mas kawin di bayar tunai"
"Saya terima nikahnya Nisa Astuti bi. manap dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!"
"Bagaimana saksi?"
"Sahh!!!!" Jawab para saksi serempak. Nisa pun mulai merasa lemas, akhirnya dia menunaikan apa yang di wasiatkan oleh ibunya. Dia berharap, apa yang dia lakukan saat ini. Benar benar menjadi berkah dan tidak menyesatkan kehidupan nya.
Sedangkan Vans, dia malah terlihat santai setelah menyelesaikan satu tugas yang menurutnya hanya menambah beban hidup.
"Ok baik lah, selanjutnya pengantin pria memasangkan cincin ke jari pengantin wanita."
Vans mengambil tangan Kaku Nisa, dia dapat merasakan getaran yang dia sendiri tidak tahu kenapa. Yang jelas, Vans tetap memasangkan cincin.
"Cium!! Cium!!" Sorak semua orang menyemangati sambil bertepuk tangan.
Dengan enggan, Vans menarik wajah Nisa. Agar lebih dekat dan memudahkan nya menyelesaikan semu ini.
Saat wajah Nisa Sudah dekat dengan wajah nya,barulah Vans sadar. Nisa terlihat sangat cantik dengan dandanan naturalisme.
Cup.
Vans mencium pipi Nisa, dia tidak mau mencium bagian bibir Nisa. Vans belum berani untuk itu. Dia masih terbengong bengong melihat ujud asli Nisa yang ternyata sangat cantik. Sangat berbeda dengan penampilan biasanya.
Suara ******* kecewa para tamu yang hanya berisi kerabat dekat menyadarkan Vans dari lamunannya.
Pria itu menjauhkan diri dari Nisa, dia kembali ke posisi awal.
Selanjutnya, Nisa meraih tangan Vans. layak nya seorang istri menghormati suaminya. Nisa mencium punggung tangan Vans dengan senyum manis.
Lagi dan lagi Vans terkejut dengan perubahan sikap Nisa yang berubah ubah dalam sekejap.
"Dia wanita apa jin sih, bisa berubah dalam sekejap?" batin Vans.
"wah, dia kalo tersenyum sangat cantik yah"
"Benar, tidak salah di sandingkan dengan Vans yang tampan"
"Jika di lihat dari senyum lembutnya, dia seperti nya berperilaku baik dan lembut "
Vans menoleh pada rombongan bibi nya yang membicarakan Nisa.
Apa mereka tidak tahu, bagaimana sikap Nisa sesungguhnya?
"Aku harus berhati hati, wanita ini sangat licik!" batin Vans.
Setelah mencium punggung tangan Vans, Nisa mengangkat kepalanya, menatap Vans dengan senyum datar.
Lihat, dia bisa tersenyum kepada semua orang dan berwajah datar kepada ku.
Vans sibuk memakai maki Nisa di dalam hati nya. Selama acara yang berlangsung 3 jam, selama itu lah Vans kesal pada Nisa.
Contohnya seperti saat sekarang ini. Vans merasa sangat haus, pinggang nya terasa sangat sakit karena duduk terlalu lama di atas pelaminan.
Kakek sudah menyetujui acara di buat sesederhana mungkin. Tamu yang di undang juga tidak akan banyak.
Namun ternyata, kakek mengundang para kerabat dekat dan jauh datang. Mengundang semua tetangga komplek dan juga semua kolega bisnisnya.
Acara yang di buat sederhana mendadak jadi mewah ketika para pelayan mulai menjamu tamu undangan.
Vans di buat tercengang, begitu akad selesai, semua kejutan langsung di berikan.
Nisa meminta anak bibi Vans yang masih SMA mengambilkan air untuk dirinya.
Vans sudah bernafas lega,karena dia pikir Nisa akan memberikan untuk dirinya juga.
Tapi, ternyata tidak. Setelah anak bibi Vans datang dan memberikan air. Nisa menghabiskan sendiri.
"Heh, mana untuk aku?"
Nisa menatap nya datar, " apa ?"
"Air minum lah, kamu pikir hanya tenggorokan kamu yang kering?" omel Vans.
"Oh, kalau kamu haus. Minum lah, kenapa harus mengomel." jawab Nisa acuh.
Vans memejamkan mata, berusaha menahan emosi. Dia menyesal telah memuji wanita ini tadi. Rasa benci semakin menggerogoti hatinya.
"Huh, lihat saja nanti!" geram Vans beranjak dari pelaminan. Dia pergi ke tempat air minum dan mengambil minumannya sendiri.
Sedangkan Nisa, dia malah duduk santai di pelaminan tanpa peduli dengan tatapan tajam dari Vans.
Bagi Nisa,apapun yang pria itu lakukan,dia tidak akan peduli. Dia hanya mencoba memenuhi apa yang ibu nya wasiatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments