Suasana begitu mengerikan. Bahkan Aulia tidak sempat berpikir bagaimana caranya ia akan makan. Yang ada di otaknya saat ini dan membuatnya sangat pusing adalah bagaimana caranya ia bisa melarikan diri dari tempat yang sangat menakutkan.
Ia telah dijual oleh ibunya dan kini ia tidak tahu bagaimana nasibnya. Apalagi pengawalan di sini begitu ketat dan ia tidak mudah untuk mengelabui mereka karena mereka sudah terbiasa dengan hal-hal semacam itu. Aulia bisa melihat mereka semua memandang dirinya dengan tatapan penuh minat.
Ia tidak tahu jika di negara ini banyak sekali perdagangan manusia. Andai saja ia bisa keluar dari tempat ini dan meminta bantuan kepada polisi, pasti perdagangan rahasia yang ilegal ini akan segera terbongkar.
“Tuan, Saya benar-benar ingin kencing. Izinkan saya ke toilet.” Orang itu menganggukkan kepalanya.
Aulia sudah sangat senang sekali dan berpikir bahwa ia memiliki kesempatan untuk pergi dari tempat yang berbahaya ini. Namun perkiraan semua itu langsung musnah ketika ia melihat bahwa para Bodyguard itu malah mengikuti dirinya ke toilet. Terlebih lagi ia melihat jika bukan dirinya saja yang menjadi tawanan di tempat ini. Banyak juga orang-orang yang bernasib sama sepertinya.
Aulia sangat prihatin dan kasihan kepada mereka semua. Tapi nasibnya juga tidak jauh berbeda dari mereka. Maka dari itu ia juga perlu dikasihani.
Kenyataannya Aulia sama sekali tidak bisa berbicara banyak karena takut mereka semua akan melakukan hal yang tidak senonoh kepadanya, dan maka dari itu Ia tetap diam hingga dirinya mencapai toilet. Setidaknya di dalam toilet itu ia bisa merasakan kebebasan walaupun hanya beberapa menit.
“Kenapa mereka semua mengerikan? Tidak adakah di antara mereka yang merasa bahwa pekerjaan yang dijalankan oleh mereka itu sangatlah melelahkan. Atau sedikit saja memiliki rasa kasihan kepada orang lain.” Itu yang ada di dalam hatinya dan Aulia berharap benar jika mereka ada yang merasa kasihan dan mau menolong orang-orang di sini.
Kini toilet itu sudah ada di depan matanya. Aulia pun menarik nafas panjang, ia masuk ke dalam toilet itu. Ia sangat terkejut saat melihat bahwa di dalam toilet memiliki keamanan yang sangat banyak.
Sepertinya mereka memang sudah merancang ini dengan baik. Itu artinya caranya untuk kabur pun semakin kecil. Apakah ia hanya menunggu orang akan membelinya?
Aulia berdiam diri di dalam toilet dan menikmati masa-masa kebebasannya walaupun hanya beberapa menit. Ia menghirup udara bebas hingga sang penjaga pun berteriak dengan kencang.
“Jangan coba-coba mempermainkan ku!!” Mendengar teriakannya saja Aulia sudah merinding. Apalagi jika dirinya harus berlama-lama di dalam toilet tersebut.
Tampaknya memang inilah jalan takdirnya dan ia tidak bisa mengelaknya lagi. Mau tidak mau ia harus menerima dengan lapang dada demi kebaikannya sendiri. Nanti jika ia memiliki kesempatan pasti akan melarikan diri dari takdir yang sedang menunggu di depannya.
Dengan dada yang masih berdetak kencang, Aulia pun melangkahkan kakinya perlahan dan membuka pintu toilet. Wajah masam sang Bodyguard tersebut menyambut dirinya. Aulia bergetar dan ia sangat tidak mengharapkan situasi seperti ini di mana ia hanya bisa berdoa dalam hati tanpa bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan dirinya.
“Apakah kau bodoh berlama-lama di dalam sana? Rencanamu tidak akan semudah itu.” Kenapa orang ini selalu saja menyalahkan dirinya. Ia berlagak seolah-olah mengetahui semuanya padahal tidak selalu orang berpikir seperti itu.
“Kenapa kau mengira aku akan pergi? Bagaimana caranya aku bisa melarikan diri? Aku hanya sebentar di dalam sana dan kau sudah panik.” Mungkin Aulia terlihat sangat keren saat ia menantang Bodyguard tersebut, tapi nyatanya ia sangat gugup dan bahkan tidak berani mengulangi kata-kata yang sama.
“Dasar wanita bodoh.”
Aulia tercengang mendengar ucapan laki-laki tersebut. Kenapa ia berlagak seperti itu, dan merasa benar.
“Apakah kau tidak lebih bodoh dari aku?”
“Wanita murahan!”
“Kau hanya bisa mengumpat! Sama sekali tidak memiliki harga diri. Setidaknya kau sadar dengan apa yang kau lakukan!”
Lihatlah orang itu dia berlagak seolah-olah dia adalah manusia yang paling benar.
•••••••
Aulia sangat takut sekali apalagi ia mendengar jika dirinya sangat cepat laku. Padahal Ia belum dilakukan pelelangan, tapi sudah ada orang yang mengetahui bahwa dirinya telah dijual. Entah kenapa mereka dengan cepat membelinya, Aulia tidak berharap bahwa orang itu mengenalnya. Apalagi dirinya sudah sangat jelas terkenal di masyarakat karena ulah ayahnya.
Bagaimana jika ada musuh ayahnya atau orang yang telah membencinya dari lama sengaja membelinya hanya karena ingin menghinanya? Aulia menarik nafas panjang dan berharap bahwa itu tidak akan terjadi kepadanya.
Ia pasti bisa mendapatkan apa yang pernah ia miliki dulu. Tentunya kebebasan dan juga tatapan orang-orang yang kagum kepadanya.
“Kamu cepat keluar!” Aulia terkejut saat orang itu memanggil dirinya dengan nada yang keras bertanda bahwa ia tidak bisa melakukan penolakan.
Aulia yang sudah didandani dengan rapi serta berpakaian bersih tidak berani menolak dan ia berjalan dengan sangat lambat dan itu juga menjadi masalah bagi Bodyguard tersebut sehingga ia lagi-lagi diteriaki.
“Apakah kau tidak bisa berjalan dengan cepat?”
” Kenapa kalian hanya bisa menyalahkanku?”
Tidak ada gunanya ia mengeluh. Aulia pun di arak keluar untuk bertemu dengan orang yang telah membelinya. Ia melihat ada laki-laki yang berseragam lengkap di ruangan tersebut. Apakah ia akan dijual lagi?
“Siapa kau?” Dengan sangat berani Aulia bertanya kepada orang itu. “Apakah kau adalah orang yang membeli ku?” Orang itu terlihat mengerutkan keningnya.
“Tidak.” Jika dia bukanlah orang yang membelinya, lantas siapa orang yang telah membelinya.
“Aulia bagaimana dengan kamu? Apakah kau baik-baik saja?” Aulia menolehkan kepalanya dan ia sangat terkejut saat mengetahui siapa orang itu.
Tentu saja ia sangat tahu karena keluarga Alexander cukup terpandang. Apalagi Ia juga pernah ke rumah keluarga Alexander ketika ibunya mengajak. Apakah keluarga Alexander ini yang telah membelinya?
“Oh my God, Miss Alexander?” tanya Aulia dengan bingung.
“Ya Aulia. Aku yang membelimu.”
Aulia langsung membulatkan matanya. “Apakah kau mencoba untuk memperdagangkan manusia? Aku melihat banyak orang yang bernasib sama denganku, apakah aku dan dia akan dijadikan barang daganganmu? Aku tidak menyangka itu sama sekali. Apalagi aku sangat menghormatimu selama ini.”
“Tidak usah banyak berprasangka buruk. Kau tidak tahu apapun, tapi asal kau tahu mereka bukanlah orang yang akan aku perdagangkan, akan tetapi mereka adalah para trainie yang ingin bekerja denganku.”
“Untuk apa kau mau beli ku?”
“Karena sebagai orang yang pernah merasakan kesopananmu sangat tidak tega melihatmu hidup di jalanan dengan pandangan orang terhina. Maka dari itu aku ingin melakukan tawaran yang sangat menarik untukmu.” Aulia mengangkat satu alisnya.
••••••
Tbc
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments