Tiba di mana hari pernikahan itu akan dilaksanakan dan jujur saja saat ini Aulia tidak bisa mendeskripsikan bagaimana jantungnya yang berdegup begitu kencang bahkan ia sendiri tidak mampu mengontrolnya.
Aulia berharap bahwasanya ini adalah awal ia bisa bangkit dari keterpurukan. Ia harus pintar memanfaatkan pernikahan tersebut agar dirinyalah yang tidak terjebak dalam permainan mereka.
“Tidak usah gugup seperti itu, seharusnya kau bahagia dinikahi oleh orang yang mau menolongmu. Ya walaupun kau menikah dengannya tetap membawa masalah karena dia dan kau sama-sama tidak dianggap!” Aulia memandang para pembantu tersebut yang sangat sok tahu sekali. Bahkan Laura sendiri bisa melihat dengan jelas bagaimana keluarganya yang begitu menyayangi orang yang bernama Juan Alexander.
Dan bisa-bisanya pembantu yang tidak tahu asal-usulnya tersebut mengatakan bahwa mereka tidak menyayangi anak sulungnya. Ia ingin membantah statement pembantu tersebut akan tetapi ia tahu bahwa dirinya tidak harus mencari masalah kepada orang yang tidak penting seperti pembantu itu.
“Kau tidak bisa mencap seseorang begitu saja.”
“Kau adalah anak orang koruptor. Tentunya kau tidak akan mengerti bagaimana nasib rakyat jelata seperti kami. Bahkan Kau adalah tingkatan yang paling rendah dalam kehidupan.” Aulia menghembuskan nafas. Hatinya sangat sesak saat dihina seperti itu tapi mau bagaimana lagi begitulah nasib seorang anak dari koruptor.
Ia tidak bisa hidup dengan bebas dan harus terkena sanksi sosial selamanya. Teman-temannya menghilang begitu saja, padahal dulu mereka berusaha untuk akrab dengan Aulia dan sekarang tidak ada satupun yang menyelamatkan dirinya. Sekarang ia tahu bahwa tidak ada yang benar-benar tulus kepadanya. Membayangkannya saja sangat menyakitkan.
Aulia memandang ke arah cermin dan melihat bahwa ia telah berdandan dan pakaian pengantin tersebut sangat pas di tubuhnya. Sekali lagi ia merasa sangat sesak karena harus menikah di usianya yang sangat mudah dengan orang yang tidak dicintainya. Harus merelakan masa depan itu adalah sesuatu pilihan yang paling menyakitkan.
Ia lebih baik hidup di jalanan daripada menikah dengan orang yang lebih kaya dari dirinya. Ia mengerti itu lebih baik jika di mata orang normal, lalu bagaimana dengan dirinya yang merasa malah dijadikan budak dan semakin hina karena mereka menganggap ia lebih super power sementara ia bak kain keset yang tidak dianggap sama sekali keberadaannya.
“Apakah sudah siap?” istri dari tuan Alexander tersebut tercengang melihat kecantikan yang dimiliki oleh Aulia. “Oh my God, Kau sangat cantik Aulia. Kau memang pantas bersama dengan Juan Alexander!”
“Kenapa tidak orang lain saja yang menikah dengan Juan? Bukankah dia adalah anakmu yang terhormat kenapa harus menikahkan dengan anak seorang koruptor?”
Miss Alexander langsung terdiam. Bagaimana mungkin ia menikahkan anaknya kepada orang yang sama sekali tidak pernah ingin bersama dengan anaknya. Ia tahu bahwa Aulia juga tidak menginginkan anaknya tersebut akan tetapi karena Aulia ada di bawah kendalinya maka ia sangat yakin menikahkan wanita itu dengan anak laki-laki semata wayangnya tersebut.
“Kau tidak akan mengerti jika belum melihat kondisinya.” Jadi apa yang dikatakan oleh pembantu tersebut bahwa anak itu cacat benar adanya.
Sebuah kejutan yang tak terduga dan palingan ia harus dipekerjakan sebagai baby sitter laki-laki tersebut.
“Dia tetap tidak datang di hari pernikahannya? Lantas ini pernikahan seperti apa? Apakah semua ini sah?”
“Anak ku meminta ayahnya mewakilinya.”
Aulia menghembuskan nafas dan menundukkan kepalanya. Untuk apa Ia menikah? Sama saja seperti orang yang tidak menikah.
“Baiklah terserah kalian.”
•••••••
Sudah dua hari berlangsung. Aulia memang diperlakukan cukup baik, tapi ia sangat was-was menunggu calon suaminya yang katanya hari ini akan pulang.
Sebagai seorang istri ia harus menunggu suaminya tersebut. Sementara berbeda dengan Aulia yang berusaha mencari cara untuk menghindari bertemu dengan suaminya. Ini adalah hari yang paling tidak diinginkan karena beberapa hari ini ia sudah hidup dengan tenang tanpa adanya pria itu.
“Aulia, kenapa kau harus terlihat gugup seperti ini?” wanita itu menghembuskan nafas dan tiba-tiba ketegangan kembali terjadi saat ia mendengar suara pintu yang dibuka.
Apakah pria itu yang datang? Aulia sama sekali tidak ingin menolehkan kepalanya karena belum sanggup untuk melihat orang yang telah menjadi suaminya tersebut.
Wanita itu memejamkan matanya dan kemudian mendengar suara yang ada di belakangnya langsung membuat matanya terbuka kembali.
“Ada apa denganmu? Apakah kau sama sekali belum siap melihatnya? Menurutku, kau belum pantas mendapatkan orang seperti dia walaupun kau dan dia sama saja.”
“Shut up, kau selalu menghinaku! Kenapa kau selalu mengatakan seperti itu kepada Juan Alexander? Bukankah dia juga bagian dari tuan mu?”
“Jangan berani-beraninya kau mengadukan semua ini kepada bos.”
Aulia memutar bola matanya. Ia tak peduli dengan pembantu tersebut yang terus mengoceh dan membiarkan pembantu itu merasa lelah sendiri dan akhirnya pergi begitu saja.
“Parasit zaman sekarang memang benar-benar menyesatkan!”
Aulia belum menyadari bahwa ada orang lain yang ada di dalam kamarnya. Sementara itu ia terus mendumel marah dan mengeluarkan semua sumpah sarapahnya terhadap pembantu tersebut.
Aulia mengangkat kepalanya. “Kau belum pergi juga dari dalam kamarku!” Matanya pun berkedip beberapa kali saat melihat orang tersebut. Apakah yang ia lihat sekarang nyata?
Apakah ini suaminya. Seperti seorang dewa yang jatuh dari kayangan karena benar-benar tampan. Ia memperhatikan satu mata pria itu yang memang tergores dan masih terdapat luka goresan. Tampaknya ia benar-benar buta, apakah sekarang ia juga tidak bisa berbicara.
“Hay!” Aulia mencoba akrab kepada pria itu.
Ia tak memperdulikan Aulia dan pergi ke dalam kamar mandi. Aulia ternganga karena tidak percaya bahwa laki-laki tersebut tidak pandai menghargai orang lain.
“Dia benar-benar keterlaluan! Semua orang yang ada di rumah ini tidak pandai menghargai orang lain dan hanya tahu mengabaikan orang tanpa memikirkan perasaannya.”
Tiba-tiba pria itu sudah berada di depannya kembali sembari membawa kertas. Aulia mengerutkan keningnya karena bingung. Ah iya lupa jika laki-laki ini bisu. Sepertinya pekerjaannya sekarang bertambah karena laki-laki ini tidak bisa berbicara maka ia harus belajar bahasa isyarat.
Juan menulis di kertas. “Kau terlalu muda dan menyedihkan, panggil aku Daddy karena kau lebih pantas menjadi anakku.”
Kemudian ia menyerahkan kertas tersebut kepada Aulia. Ia pun membaca kertas tersebut dan tercengang melihat isinya.
“Apa yang baru saja kau katakan? Ah maksud ku apa yang baru saja kau tulis ini?”
••••••
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments