Pria itu sama sekali tidak ada menunjukkan reaksi apapun kepadanya membuat Aulia bingung. Benarkah ada robot hidup seperti orang ini? Atau dia hanya bermimpi saja? Dengan sekali pertemuan Aulia sudah sangat berani untuk menyimpulkan bahwa orang ini sangat tidak ramah.
Tatapan Aulia yang awalnya sempat mengagumi berakhir dengan memberikan tatapan sinis. Benar-benar tidak ada aura kehidupan dan tampak tak memiliki rasa simpatik. Orang seperti ini biasanya adalah orang yang angkuh dan juga sangat berbahaya.
Bahkan pertanyaan yang ia berikan tadi tidak sama sekali dijawab oleh pria itu dan malah meninggalkan dirinya. Padahal baru saja dia pulang lalu hendak kembali lagi. Tampaknya bertemu dengan pria ini adalah sesuatu keajaiban yang pernah terjadi di dunia.
Setelah kepergian pria itu, ia memandang ke arah kertas yang berisikan tulisan tangan laki-laki tersebut. Aulia seakan tidak mempercayainya dan membacanya berkali-kali hingga membuatnya yakin apa yang baru saja dituliskan oleh orang tersebut.
Tidak, tidak mungkin kan ia memanggil orang itu dengan sebutan Daddy, ya meskipun umurnya terpaut jauh dengan pria itu tapi ia tidak mungkin menyambut orang lain dengan kata seperti itu selain kepada ayahnya. Tapi jujur saja di sisi lain Aulia juga menginginkan sosok Ayah yang bisa mendampingi dirinya karena ia masih tergolong masih muda untuk kehilangan sosok tersebut.
Aulia pun menghembuskan nafas dan meletakkan tulisan kertas tersebut ke atas meja. Lalu ia memandang ke arah dirinya sendiri di dalam kaca dengan tatapan sedihnya kenapa bisa mendapatkan sosok suami seperti itu. Memang sangat tampan, tapi jika terus bersamanya dan bertahun-tahun terus berada di samping laki-laki tersebut mungkin ia akan terkena tekanan batin.
Lalu ia harus bagaimana? Apakah Mungkin ia bisa mengubah laki-laki tersebut menjadi orang yang sangat peduli dan juga memiliki rasa tanggung jawab? Kenapa perasaannya sudah tidak mungkin hal itu bisa terjadi.
“Jadi aku harus bagaimana? Apakah hidupku hanya untuk dijadikan uji coba saja?” Aulia benar-benar tidak mengerti dengan takdir yang saat ini menyambangi dirinya.
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan ia pikir pria itu akan kembali lagi. Tapi siapa sangka salah seorang yang sangat ia hindari dan tak ingin dia lihat wajahnya malah datang ke dalam kamar.
“Ada apa kau datang ke kamarku? Aku tidak membutuhkan sesuatu sama sekali,” ujar Aulia ogah tak ogah.
Pembantu angkuh tersebut malah bersikap lebih songong dari dirinya. Itulah kenapa ia pikir pembantu sangat berani kepada majikannya. Jika majikannya bangkrut bisa saja ia menjadi musuh utama sang majikan.
“Kenapa kau berbicara seperti itu? Apakah setelah menikah dengan salah satu keluarga keluarga Alexander kau merasa paling berharga di tempat ini, ingat meskipun sudah menikah kau bukan lagi siapa-siapa dan orang lain tidak peduli dengan mu karena kau hanyalah anak dari seorang koruptor yang paling hina."
Aulia pun tidak menanggapi dan pergi ke dalam kamar mandi. Ia memang mendengar suara geraman yang diberikan oleh pembantu tersebut akan tetapi ia hanya terkekeh kecil karena merasa puas membuat perempuan songong itu frustasi.
••••••••
Perempuan itu menatap apa ke arah Juan yang baru saja kembali. Ia tidak tahu pria itu datang dari mana, akan tetapi kedatangannya begitu misterius. Apakah ia mampu bekerja? Atau tidak sama sekali dan hanya menjadi pengangguran.
Oh Tuhan apa yang baru saja ia pikirkan. Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan seorang suami yang pengangguran. Ia pun menundukkan kepalanya dan hanya bisa pasrah.
Ia melihat pria itu kembali menulis di atas kertas. Mungkin ia tahu bahwa dirinya belum bisa mempelajari bahasa isyarat.
“Aku tidak tahu kau siapa tapi aku pernah mendengar tentangmu akhir-akhir ini, tapi dari tampang wajahmu sangat menyedihkan dan aku sudah menawarkan diriku sebagai ayah angkat mu. Mungkin kau memang sangat membutuhkan sosok tersebut. Selain itu aku juga tahu bahwa kau memang tidak ingin menikah denganku, begitu pula aku yang tidak ingin menikah denganmu. Maka hubungan kita hanya sebagai seorang ayah dan anak. Aku akan membawamu ke luar negeri dan membantumu bersekolah di sana agar kau bisa mendapatkan pendidikan. Aku dengar kau sangat bersemangat ketika harus mempelajari bidang pendidikan.” Sekiranya itulah isi tulisan yang ada di kertas itu dan menyerahkannya kepada Aulia.
Namun ada ekspresi yang tidak bisa yang diberikan oleh laki-laki itu saat menyerahkan kertas tersebut. Ia merasa bahwa terdapat kepuasan yang sangat dalam sehingga membuatnya seperti ini.
Aulia menatapnya dan membacanya dengan seksama. Namun setelah membaca hal tersebut kenapa ia merasa sangat terharu. Tampaknya memang benar jika menjadi seorang ayah dan anak adalah jalan terbaik di antara mereka.
“Aku tidak menyangka kau sangat pengertian kepadaku. Tentu saja setelah membaca ini aku sangat berterima kasih. Aku pikir kau akan menatapku dengan hina sama seperti orang lain. Tapi rupanya kau ingin membantu ku. Baiklah aku akan memanggilmu Daddy.” Wajah Juan menampilkan senyum kemenangan dan berpikir bahwa Aulia adalah orang yang paling penurut dan menggemaskan seperti anjing.
Aulia sampai menangis saking terharunya setelah membaca isi dari tulisan tersebut. Ia mendapatkan sosok ayah dan tampaknya orang ini juga peduli. Mungkin ia adalah satu-satunya orang yang mau menatapnya dengan baik.
Aulia sama sekali tidak peduli lagi bagaimana ia bahkan tidak tersenyum saat mendengar terima kasih Aulia. Yang terpenting sekarang hidupnya akan selamat dan akan pergi meninggalkan rumah ini yang mana selalu saja dipenuhi oleh suara yang sangat tidak diharapkan, siapa lagi jika bukan suara pembantu itu.
Aulia memperhatikan laki-laki tersebut yang pergi ke dalam kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Kemudian ia berpakaian casual dan menyempatkan diri untuk bekerja. Setelah dekat dengan pria itu barulah ia mengetahui bahwa laki-laki tersebut sangatlah pekerja keras. Aulia beruntung sekali memiliki orang yang baik.
Bahkan sampai laki-laki tersebut menyelesaikan pekerjaannya Aulia masih memandangnya dan memperhatikan laki-laki sehingga membuat Juan pun kebingungan. Ia sempat merasa salah tingkah dan kemudian menghampiri Aulia.
Aulia mengerti dari tatapan laki-laki itu. Tampaknya ia sedang bertanya kenapa ia sampai sekarang belum tidur. Lantas Aulia dengan cepat menjawab.
“Ah, aku hanya tidak bisa tidur saja.” Laki-laki itu menganggukan kepalanya dan kemudian masuk ke dalam selimut.
Aulia memperhatikan bagaimana caranya ia begitu apik untuk menjaga kebersihan. Lantas bagaimana mungkin ia tidak merasa kagum dengan laki-laki tersebut.
“Kau memang sangat luar biasa,” ucap Aulia dalam hati. “Mulai besok aku harus bisa mempelajari bahasa isyarat.”
Aulia pun sama sekali tidak bisa tertidur karena Ini pertama kalinya ia tidur bersama dengan pria lain. Begitu pula dengan Juan yang merasa canggung ketika di tempat tidurnya terdapat seorang wanita. Ini sungguh sangat aneh menurut dirinya.
Pada akhirnya berjam-jam mereka pun tidak ada tidur sama sekali dan tidak saling mengetahui bahwa keduanya tidak ada tidur.
Aulia bergerak hingga membuat ranjang ikut berdecit. Laki-laki itu menolehkan kepalanya dan hingga pada akhirnya tatapan mereka bertemu. Sudah seperti ini mereka pun tidak bisa banyak bicara. Aulia hanya memandang Juan sebagai tatapan seorang anak.
“Daddy apa yang membuat mu tidak bisa tidur?” Laki-laki itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya dan menyangkal bahwa ia belum tidur.
Itu adalah pertama kalinya ia melihat laki-laki tersebut tersenyum. Aulia terdiam begitu ramah dan merasa dihargai ketika pria itu memberikan senyumnya. Sosok figur ayah dalam diri Juan semakin terlihat.
Aulia sedikit merasa canggung dan kemudian memejamkan matanya. Berharap kali ini ia bisa tidur dengan nyenyak.
••••••
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments