"Sayang, kamu mau kemana sepagi ini?" tanya Demian yang melihat sang istri sudah rapi dengan tampilan barunya.
Rambut yang bisanya di ikat dua, kini di gerai indah dengan model bergelombang, tidak lurus seperti biasanya.
Akan tetapi, Mentari tetap masih menggunakan kaca mata tebal agar ia tidak menjadi orang asing di mata orang lain terutama di depan suaminya. Meskipun begitu, Demian masih terpesona dengan kecantikan sang istri yang beda dari biasanya.
"Sayang, kamu masih marah? Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku?" tanya Demian yang kini memasang wajah sedih.
"Bukankah kamu sudah tahu kalau aku hari ini ada jadwal kuliah? Lalu, untuk apa kamu masih bertanya?" tanya Mentari yang masih sibuk memperbaiki penampilannya di depan meja riasnya.
"Owh ..." Demian hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar jawaban dari sang istri.
"Aku memang memberimu kesempatan, Mas! Tapi bukan berarti aku bisa melupakan apa yang kamu lakukan dalam waktu semalam.
"Maafkan aku!" ucap Demian yang kini memelas.
"Ya sudah aku berangkat duluan!" Mentari yang bisanya sangat perduli pada sang suami, ia kini mengabaikan pria itu, dan bertingkah seolah-olah ia adalah orang yang tidak punya banyak waktu.
Mentari kini menatap jam di pergelangan tangannya. Lalu, ia memutar-mutar tubuhnya di depan cermin seraya menatap pantulan dirinya dengan tampilan baru.
"Ya sudah, ayo aku antar!" ajak Demian.
"Tumben?" Mentari menatap ke arah sang suami yang kini menatap wanita itu dengan kelembutan palsunya.
"Lagi pengen aja!" Demian tersenyum.
"Tidak perlu! Aku lebih suka mengemudi sendiri!" tolak Mentari dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Lagi pula di kampus tidak ada yang tahu tentang pernikahan kita, jadi nanti aku bisa mencari penggantimu jika kamu tidak bisa berubah."
"Cih! Sok soan cari pengganti, memangnya siapa yang mau sama cewek culun jika tidak kaya?"
"
*
*
*
Flashback On
Mentari memutuskan untuk menikah dengan Demian sejak lulus SMA. Wanita itu kenal dengan Demian kelas 3 SMA ketika pria itu hampir menyerempet Mentari saat Mentari dikejar beberapa orang yang tidak dikenal oleh wanita itu.
Setelah itu, Demian mengantar Mentari pulang ke rumahnya, pria itu langsung merasa takjub dengan tempat tinggal Mentari yang begitu megah bagaikan istana hingga pria itu memutuskan untuk mendekati Mentari dan menjadikan wanita itu sebagai istrinya.
Mentari yang tidak pernah didekati pria manapun, ia langsung luluh dengan segala rayuan Demian, hingga ia rela menentang Devan karena sang Daddy tidak mengizinkan Mentari menikah sebelum pendidikannya selesai.
Meskipun berawal dari penolakan Devan, tapi Catherine berhasil meluluhkan hati pria itu, karena Catherine tidak tega melihat kesedihan sang putri yang selalu murung karena penolakan San daddy.
Setelah mereka mendapatkan Restu dari Devan, akhirnya mereka menikah, dengan Devan yang memberikan mereka hadiah berupa mobil dan rumah mewah.
Akan tetapi, mobil itu digunakan oleh Demian, sementara Mentari memakai mobil yang Devan berikan sebagai hadiah ulang tahun saat wanita itu belum menikah dengan Demian.
Selama bertahun-tahun Mentari selalu percaya pada suaminya, meskipun hatinya sakit karena Demian jarang pulang, tapi wanita itu mencoba untuk tidak berpikir negatif pada sang suami.
Mentari yang tidak ingin dirinya selalu berpikiran negatif, akhirnya Mentari membangun sebuah butik untuk mengisi kekosongan yang ia rasakan selama berumah tangga.
Mentari menutup diri dan merahasiakan identitasnya hingga tidak ada seorang pun yang tahu bahwa ia memiliki butik butik besar yang kini bercabang di mana-mana, bahkan Demian pun tidak mengetahui tentang pekerjaan istrinya tersebut, karena ia tidak pernah perduli Mentari ada di rumah ataupun tidak.
Mentari merahasiakan kesuksesannya itu karena ia tidak ingin Demian berkecil hati karena penghasilan pria itu lebih sedikit, ia menghargai sang suami dan terus berusaha menjaga perasaannya agar tidak terluka.
Hari-hari Mentari dipenuhi kehampaan, meskipun diperlakukan bak seorang ratu saat pria itu pulang, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa ia juga sangat membutuhkan kasih sayang seorang suami.
Hingga saat keluar rumah dan melihat sepasang suami istri menghabiskan waktu bersama, ia hanya bisa menahan air mata, karena suaminya selalu pulang telat dan lebih menghabiskan banyak waktu di luar kota.
Demian selalu melarang Mentari untuk datang ke tempat ia bekerja, hingga suatu ketika Mentari masak untuk sang suami karena Mentari ingin makan siang bersama dengan pria itu meskipun hanya sesekali.
Tanpa di duga oleh Mentari, saat wanita itu membuka ruangan sang suami, ia kini dibuat terkejut, orang yang sangat ia percayai ternyata malah bermesraan dengan wanita lain di ruangannya hingga membuat wanita itu murka karena dibohongi selama bertahun-tahun.
Mentari kini sudah semester akhir, ia memilih fokus pada kuliahnya untuk mendapatkan nilai yang terbaik, karena ia selalu mengingat pesan Devan, bahwa pendidikan itu sangat penting.
Wanita itu ingin membuat sang Daddy bangga dengan nilai bagusnya, ia ingin membuktikan bahwa menikah bukanlah penghalang untuk menjadikan dia yang terbaik.
Mentari juga menyesali keputusannya karena telah membantah Devan demi seorang pria yang baru ia kenal karena cintanya yang buta. Seandainya ia mengikuti ucapan sang Daddy, mungkin dia tidak akan pernah dipermainkan oleh seorang pria.
Flashback Off
*
*
*
"Nanti aku pulang telat!" ucap Demian yang kini melihat Mentari hendak melangkahkan kakinya untuk meninggalkan kamar tersebut.
"Sudah biasa. Aku pikir kamu akan berubah setelah apa yang terjadi, tapi ternyata masih sama." Mentari melanjutkan langkahnya tanpa menoleh pada suaminya tersebut.
Setelah melihat langkah Mentari menjauh. Demian langsung mengumpat sumpah serapah pada sang istri. "Dasar istri durhaka! Untung kaya, kalau tidak? Mana sudi aku menikah dengan wanita norak seperti kamu!"
Setelah itu, Demian membanting pintunya dengan cukup keras hingga membuat seorang pelayan yang berdiri di depan pintu kamar tersebut terlonjak.
Pria itu kini melangkahkan kakinya menuruni tangga dengan perasaan kesal yang meletup-letup. Sikap Mentari yang lemah lembut kini berubah sebaliknya.
Pria itu pikir Mentari hanya wanita lemah yang mudah diperdaya, ternyata apa yang ia pikir terhadap sang istri sangat berbeda, ia melihat sisi lain istrinya yang sebelumnya tidak pernah ia lihat.
Demian kini menaiki mobilnya, lalu melajukannya perlahan serta meninggalkan pekarangan rumahnya dengan kekesalan yang kian membuncah.
*
*
*
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya Mentari sampai di butik miliknya. Ia kini melangkahkan kaki menuju ruangan yang biasa ia tempati, ia pergi ke butiknya dengan menyamar seperti biasa, tanpa ada seorang pun yang tahu.
Wanita itu memakai Masker dan berpenampilan layaknya wanita dari kalangan kelas atas. Semua orang menundukkan kepalanya saat Mentari melangkah menuju ruangannya.
Semua orang mengenal Mentari dengan nama Cahaya, kecuali sekretaris Mentari yang mengetahui identitasnya tersebut.
Saat Mentari membuka ruangannya, ia kini dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang kini duduk di kursi kerjanya.
"Daddy?" Mata mentari membulat sempurna.
"Sampai kapan kamu akan menyembunyikan tentangmu dari kedua orang tuamu?" Devan Kini berdiri menatap putrinya tajam.
Sementara Mentari kini menundukkan kepalanya karena merasa takut pada sang Daddy. "Maafin aku, Dad!"
Mentari berdiri di posisinya karena ia tidak sanggup untuk menatap kekecewaan di mata sang Daddy. Wanita itu terlalu malu untuk bertatap muka dengan Devan, karena ia membantah sang Daddy demi orang yang kini hanya bisa menyakitinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
💦 maknyak thegech 💦✔️
waduh klo didunia nyata si Demian ini tipe" mokondo Thor🙊🙏
2023-07-21
2
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
kaki laki tak tau diri 😡😡
2023-07-18
2
nurcahaya
makanya mentari bljar dri masa lalu dan dengerin apa pesan ortu
2023-06-23
2