Rasa Yang Salah

"Kamu ingin membawaku kemana?" tanya pria itu saat melihat Mentari menghentikan mobilnya di sebuah rumah megah yang terletak jauh dari perumahan orang-orang.

Saat Mentari turun dari mobil, ia kini di sambut dengan begitu hormat oleh beberapa bodyguard dan juga beberapa pelayan di rumah megah tersebut.

Setelah itu, ia menyerahkan kunci mobilnya pada supir yang ada di rumah itu. Lalu, ia menarik pergelangan tangan Gala untuk memasuki rumah tersebut.

Gala pun hanya mengikuti langkah Mentari pasrah. Pria itu hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi.

Begitu sampai di depan sebuah kamar yang terletak di lantai dua, Mentari mengehentikan langkahnya, lalu menarik Gala untuk masuk ke kamar tersebut.

Sesampainya di dalam kamar, Mentari kini mengunci pintunya, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Sementara Gala masih bingung dan tidak mengerti dengan apa yang Mentari inginkan. Pria itu kini memasukkan tangannya pada saku celananya sambil menatap Mentari dengan wajah penuh tanya.

"Sebenarnya apa yang kamu inginkan?" tanya Gala.

Pria itu masih berdiri sambil menatap Mentari yang kini tidur terlentang dengan mata yang terpejam.

"Oh iya, aku lupa mengatakannya." Mentari tersenyum. Lalu, bangkit dan menarik pergelangan tangan Gala hingga pria itu reflek menjatuhkan tubuhnya pada tubuh wanita tersebut.

Posisi keduanya sangat dekat dengan Gala yang mengukung Mentari tanpa sengaja. Dalam beberapa saat tatapan keduanya bertemu. "Aku hanya ingin kau menemaniku tidur."

Deg

Gala terkejut mendengar ucapan Mentari, namun ia tetap memasang wajah datar seperti mendengar sesuatu yang sudah biasa.

"Ternyata benar, kamu kesana untuk mencari seorang pria yang bisa melampiaskan hasratmu," ucap Gala yang kini menatap wajah Mentari dengan tatapan datar.

Pria itu hendak bangkit, namun Mentari memegang pinggang pria itu erat, hingga Gala sulit untuk bangkit dan masih tetap di posisinya.

"Aku belum selesai menjelaskan." Mentari menatap pria itu lekat.

"Apa yang ingin kau jelaskan?" tanya Gala dengan tatapan tajamnya.

"Aku memang ingin menjadikanmu teman tidur, tapi ya hanya tidur, tidak lebih dari itu. Aku hanya ingin merasakan tidur dengan seorang pria tanpa takut esok harinya sudah pergi dari sisiku."

"Terus bagaimana jika aku pergi sebelum kamu membuka mata?" tanya Gala.

"Kamu tidak akan pergi sebelum aku bayar, jadi aku tidak perlu merasa takut kamu akan meninggalkanku." Mentari tersenyum.

"Aku punya solusinya agar kamu bisa punya teman tidur tanpa harus membayar," ucap Gala.

"Apa?" tanya Mentari seraya menatap mata Gala dengan penuh tanya.

"Kamu harus menikah, jadi kamu tidak perlu membayar seorang pria hanya untuk dijadikan teman tidur," jawab Gala.

"Aku sudah menikah, tapi aku tidak bisa merasakan hal itu."

Jedduarrr ....

Gala terkejut mendengar pernyataan Mentari, seketika pria itu melepaskan tangan Mentari kasar dan bangkit dari tempat tidur tersebut hendak melangkahkan kakinya meninggalkan Mentari.

"Jika kamu keluar dari kamar ini maka aku akan membunuh diriku sendiri." Mentari kini mengambil pisau di nakas.

"Aku tidak peduli!" ucap Gala.

Pria itu balik badan untuk mengambil kunci kamar tersebut. Namun, apa yang ia lihat membuat Gala terkejut.

Mentari memulai mengiris pergelangan tangannya dengan senyum yang terukir dari kedua sudut bibirnya.

Darah mulai menetes dari luka pergelangan tangan Mentari. Namun, Gala langsung merampas pisau tersebut dan membuangnya.

Pria itu panik melihat darah dari pergelangan tangan Mentari, lalu ia kini mencari kotak obat di laci nakas, setelah menemukannya, Gala menarik tubuh Mentari hingga wanita itu duduk di pinggiran tempat tidur.

Dengan telaten, pria itu mengobati wanita tersebut. Sementara Mentari terus menatap wajah Gala yang terlihat sangat cemas. Ia salut dengan kebaikan Gala yang perduli pada orang lain, bahkan pada orang yang tidak dikenalnya.

Sangat beda dengan suaminya yang selalu bertutur kata lembut, namun tidak pernah memperlakukan wanita itu seperti apa yang dilakukan Gala. Jika pun ia terluka, suaminya pasti memanggil pelayan untuk mengobati.

Dia diperlakukan bak seorang ratu di rumahnya karena pelayan, bukan karena keperdulian suaminya. Bahkan, Demian lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dibandingkan dengan Mentari.

Selama mereka menikah, Demian pulang hanya untuk tidur. Selain itu, Demian selalu memakai pengaman jika ia ingin berhubungan suami istri dengan Mentari, karena pria itu belum siap untuk mempunyai keturunan.

Dengan rayuan Demian yang begitu lembut, membuat Mentari percaya sepenuhnya pada sang suami. Saat ia sempat curiga karena suaminya jarang pulang, ia menepisnya sendiri dan mencoba berpikiran positif.

*

*

*

"Apa ini sakit?" tanya Gala seraya menatap Mentari dengan wajah khawatir.

Seketika lamunan Mentari buyar dan tersenyum ke arah pria itu. "Kenapa kamu perduli padaku? Padahal suamiku sendiri saja tidak pernah perduli?" tanya Mentari dengan air mata yang tergenang.

Gala yang tidak tega melihat kesedihan dari mata wanita yang ditemuinya itu, kini ia langsung memeluk tubuh Mentari hingga tangisan Mentari pun pecah dan terdengar memilukan.

"Kita bisa menjadi sahabat, kamu tidak perlu membayarku untuk menemanimu tidur, aku akan menemanimu di sini sampai kamu terlelap jika memang itu yang kamu inginkan. Tapi jika untuk menemanimu semalaman, aku hanya takut menjadi penyebab kehancuran rumah tanggamu nanti," ucap Gala.

"Rumah tanggaku sudah hancur, Gala! Rumah tanggaku sudah hancur!" jawab Mentari dengan isakan yang terus terdengar di telinga pria itu.

Gala yang mendengar tangisan Mentari, kini membuat pria itu iba untuk meninggalkan wanita tersebut. Ia khawatir Mentari akan melalukan hal yang lebih nekat dibandingkan bunuh diri.

"Kamu bicarakan baik-baik dulu sama suamimu! Memangnya apa yang terjadi hingga kamu seperti ini." Gala melerai pelukannya, lalu menatap wanita itu dengan begitu dalam.

"Ceritanya panjang, tapi aku terluka, sangat-sangat terluka. Selama ini aku menganggap aku adalah orang yang beruntung karena merasa sangat dicintai oleh suamiku, tapi pada kenyataannya dia berkhianat. Dan aku melihatnya sendiri apa yang mereka lakukan di ruangan suamiku tadi siang."

Gala mengehela nafas. "Terkadang apa yang kita lihat tidak sesuai kenyataan, cobalah dengarkan suamimu. Bicarakan masalah kalian baik-baik!" Bujuk Gala.

"Jika Suamiku memang mengkhianatiku, terus apa yang harus aku lakukan?" tanya Mentari dengan air mata yang semakin terus mengalir deras.

"Kamu bisa datang padaku, dan aku siap membantumu," ucap Gala yang masih memasang wajah datar.

"Terima kasih, Gala!" Mentari tersenyum.

Sementara Gala hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Setidaknya ia lega karena wanita itu mau mendengarkan ucapannya.

"Ya sudah, lebih baik sekarang kamu pulang! Jangan sampai kamu yang disalahkan semua orang jika memang suatu saat jalan terbaik kalian adalah perpisahan."

Mentari tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya mendengar saran dari pria tersebut.

"Andai suamiku itu kamu, mungkin aku tidak akan seperti ini. Meskipun aku baru kenal kamu, tapi aku bisa melihat ketulusan kamu." Mentari tersenyum.

"Aku tidak haus akan pujian, jadi kamu tidak perlu memujiku berlebihan," ucap Gala yang masih dengan wajah datarnya.

"Iya aku tahu itu, seandainya malam ini aku salah milih orang, mungkin aku sudah melakukan kesalahan besar karena masih dengan emosi yang tidak bisa aku tahan," ucap Mentari.

"Lain kali jangan datang ke Club malam. Di sana bukan tempat menyelesaikan masalah, tapi tempat untuk menambah masalah," ucap Gala.

"Iya, terima kasih banyak karena kamu telah memberiku saran yang baik, tapi untuk malam ini aku akan tidur di sini, jika kamu tidak keberatan, temanilah aku sampai terlelap, aku hanya ingin merasakan tidur ditemani oleh seseorang agar aku bisa tidur dengan damai," ucap Mentari.

"Baiklah," jawab Gala pasrah.

Akhirnya Mentari tidur dengan Gala yang tidur di sampingnya. Mentari memjamkan matanya dengan senyum yang mengembang, sementara Gala merasa sesak karena jantungnya yang berdetak tidak normal.

"Tidak, ini salah! Aku tidak boleh jatuh cinta pada istri orang!"

Terpopuler

Comments

Musniwati Elikibasmahulette

Musniwati Elikibasmahulette

ayolah ,gala ,jangan hapus cintamu itu

2023-10-18

1

nurcahaya

nurcahaya

tdak salah gala,tpi waktunya yg gk tepat

2023-06-23

3

Pia Palinrungi

Pia Palinrungi

aduhhh gala jadi galau nihhh, yah sdh kalau mmng tdk ada kebahagiaan dgn suamimu mentari pisah aja br nikah sm gala

2023-06-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!