Berniat untuk menyelesaikan urusannya lebih cepat, Rinjani segera membawa kemeja Rayan yang telah ia cuci ke sebuah toko baju bersama Rika temannya.
Sengaja Rinjani lakukan itu agar dia tidak keliru membeli baju yang harus persis sama dengan kemeja yang ia bawa.
Setiap toko yang ada di mall itu ia singgahi demi menanyakan apakah kemeja yang dia bawa ini dijual di toko yang ia singgahi apa tidak.
Dan hasilnya nihil, setiap toko tak ada yang menjual kemeja yang persis sama dengan kemeja Rayan. Tentu saja tidak akan ada yang menjual apalagi di toko toko yang harganya murah, setiap baju yang dikenakan Rayan adalah baju baju yang khusus dibuat hanya untuk dirinya.
"Belanja ginian aja susahnya minta ampun, kaki aku kaya mau copot ini," keluh Rika sambil memukul mukul kakinya yang terasa pegal bukan main.
Mendengar keluhan membuat Rinjani membuang nafas berat, merasa putus asa dengan keadaan, diapun sama begitu lelah rasanya.
Kini Rinjani dan Rika duduk bersandar kelelahan di kursi depan mart mart yang sejajar dengan toko toko baju yang telah ia jelajahi. Rinjani begitu frustasi, kenapa semua toko tak ada yang menjual kemeja yang persis sama dengan kemeja yang ia bawa.
Sambil menjilati es krim con rasa strauberi kesukaannya, ia termangu berfikir keras dimana lagi ia akan mencari, pasalnya ia terlanjur akan mengganti kemeja yang telah ia kotori ini meskipun si pemilik awalnya tak minta diganti dengan yang baru, tapi tetap saja Rinjani merasa bertanggung jawab dengan apa yang ia perbuat.
"Eh, bukannya kemarin dia save nomor kamu, coba deh Rin minta nego aja sama si om itu, bajunya dicuciin aja gitu ngga usah diganti baru, ini kan udah dicuci," usul Rika. Sepertinya Rika sudah lelah berkeliling mengantar Rinjani mencari kemeja yang persis sama dengan yang Rayan miliki.
"Iya ya, kenapa aku ngga kepikiran," gumam Rinjani sambil mengetuk ngetuk pelan kepalanya yang tiba tiba idenya tersumbar itu.
"Nah kan, coba cek deh cek cepetan," ujar Rika.
"Ok ok, tapi kemarin di save apa ya namanya?," ucap Rinjani berusaha mengingat.
Ting ting ting.
Suara panggilan masuk dari ponsel milik Rinjani berdering. Rinjani tak langsung menerima panggilan telpon tersebut. Ia hanya mengerutkan dahinya heran, di layar ponselnya tertera nama Destini yang malam kemarin mengiriminya pesan sarat akan rayuan pada dirinya.
"Kenapa ngga diangkat? malah diliatin doank," ujar Rika sambil menatap temannya yang seperti menimbang nimbang untuk mngangkatnya atau jangan.
"Hah? oh iya aku angkat," jawab Rinjani.
Kemudian Rinjani segera menggeser tombol berwarna hijau di ponselnya untuk menerima panggilan tersebut lalu menempelkan nya ditelinga.
"Halo," tanya Rinjani.
"Udah ketemu?" tanya sipenelpon di ujung sambungan telpon di tempat lain.
"Hah? ketemu apa?" tanya Rinjani heran dengan pertanyaan sipenelpon.
Rayan yang berada di sebrang sambungan telpon pun terkekeh begitu renyah, sungguh suara tawa yang menyenangkan terdengar oleh telinga Rinjani, tapi Rinjani tak akan mengungkapkan isi fikiran nya itu pada siapapun.
"Tentu saja yang sedang kamu cari sekarang," jawab Rayan berteka teki.
Rinjani makin tidak faham dengan perkataan si penelpon itu.
"Siapa sih ini?" tanya Rinjani kesal, sepertinya Rinjani sudah muak dengan perkataan tidak jelas si penelpon yang di kontaknya bernama destini itu.
"Coba liat, di HP kamu namanya siapa?" tanya Rayan mengesalkan Rinjani.
"Namanya Destini, kamu namanya Destini," jawab Rinjani kesal bukan main.
Dari tadi Rinjani berfikir mana ada laki laki namanya Destini, yang dia tahu Desi dan Tini itu nama perempuan bukan.
"Cih, Destini, takdir kali ah," ucap Rika mengolok olok sambil menggigit eskrim suapa terakhirnya.
Seketika Rinjani baru tersadar, ternyata dibalik nama perempuan ternyata laki laki ini ada arti dibaliknya. Kini untuk pertama kalinya Rinjani merasa bodoh dan dikalahkan oleh Rika temannya yang Random itu.
"Kemeja aku malm ini harus udah ada ya, aku tunggu di taman kemarin, jangan kabur," jawab Rayan lalu menutup telponnya sepihak.
Kini Rinjani bingung, dan baru tersadar siapa yang telah menelponnya barusan. Dia adalah si pemilik kemeja yang telah menjadi korban dari konten eksperimen gagal totalnya.
Bagaimana bisa dia menepati janjinya untuk mengganti kemejanya dengan yang baru sedangkan menemukan kemeja yang persis sama saja tidak.
Apalagi dengan fakta mencengangkan yang Rinjani ketahui tadi pagi jika si pemilik kemeja adalah seorang pemimpin perusahaan besar yang baru ia ketahui dari profil perusahaaan yang kakaknya tunjukan.
Rinjani jadi berfikir, bukankah orang kaya seperti dia yang entah siapa namanya itu Rinjani lupa, tidak mungkin bukan membeli pakaian di mall biasa seperti yang ia kelilingi tadi dengan Rika. Memang bodoh sekali pemikiran Rinjani hari ini.
"Rin kenapa sih malah bengong?," tanya Rika heran dengan Rinjani yang malah bengong setelah menerima telpon.
"Anterin aku malm ini ya rik," ucap Rinjani memelas.
"Anterin kemana sih? aku udah ada janji sama mamah nganterin dia ke rumah eyang," jawab Rika heran dengan temannya yang seperti kepanikan tersebut.
"Yah gimana donk, tadi yang telpon si om yang punya kemeja," jawab Rinjani menundukan kepalanya lemah.
"Nah kan, bagus lah nanti kamu bilang aja sama dia ngga nemu kemeja yang sama, udah dicuciin dan udah bersih, gitu aja pasti dia ngerti," jawab Rika enteng.
Rika tak tau jika sahabat kentalnya itu sangat takut kepada om pemilik kemeja ini, bagaimana tidak takut, Rayan adalah tipe orang yang pintar mengintimidasi lawannya, jika hanya membuat seorang gadis kecil ketakutan itu hal yang sangat mudah bukan.
"Ya udah, aku sendiri aja, do'ain aku ngga serangan jantung ya rik," jawab Rinjani berharap Rika kasihan pada dirinya dan mau menemani dia bertemu dengan si om pemilik kemeja yang Rinjani yakini jika om tersebut sangat kaya itu.
"Lemah banget sih," ucap Rika sambil tertawa terbahak bahak.
"Dasar temen laknat," gerutu Rinjani dalam hati, temannya itu seperti menikmari ketakutan Rinjani, memang menyebalkan.
"tin tin," notifikasi pesan masuk ke ponsel Rinjani, mengalihkan perhatiannya pada Rika yang sedang tertawa terbahak bahak itu.
"Sampai jumpa nanti sayang, jangan telat ya," isi pesan yang membuat Rinjani merinding ketakutan. Untuk pertama kalinya ada pria dewasa selain ayah dan kakaknya memanggil dirinya dengan sebutan sayang, dan melakukannya adalah pria yang baru sekali ia temui, dan lebih parahnya lagi orang kaya pemilik oerusahaaan incaran kakakanya bekerja.
"Ya Tuhan, semoga aku ngga di apa apain," gumam Rinjani merapalkan permohonannya. Fikiran fikirin buruk kini berkeliaran dalam kepalanya, apalagi Rinjani sangat gemar membaca novel jadi kepalanya terdistrak oleh adegan adegan yang sering terjadi dalam novel.
Sedangkan di tempat lain, Rayan sedang terkekah merasa begitu senang menggoda gadis lugu yang dia ketahui sedang berkeliling mencari kemeja yang persis sama dengan yang ia miliki. Tentu saja gadis yang bernama Rinjani itu tak akan pernah menemukannya di sembarang tempat, kemejanya hanya dibuat khusus untuk dirinya, jadi tak akan mudah menemukannya apalagi di tempat seperti itu.
"Kosongkan jadwal malam ini, aku ada acara penting malam ini," ucap Rayan pada Adit yang senantiasa berada di sampingnya.
"Baik tuan," jawab Adit.
Adit mendpati wajah berbinar yang tak biasa dari tuannya itu, sepertinya tuannya menemukan sesuatu yang menarik, gumam Adit dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Kadek Bella
lanjut thoor,,, perbanyak upnya thoor
2023-06-03
1