"Mbak Hana?" suara Hardi saat melihat gadis cantik di samping pak Sodikin yang sedang memeluknya.
"Assalamualaikum..." sapa Hana dengan sopan.
"Wa'alaikumussalam... mau berangkat ngajar juga, bagaimana kalau bareng saja, sekalian antar Feby dan Vina," tawar Hardi yang merasa tak pantas tak memberikan tumpangan.
"Tidak perlu,karena jarak sekolah kami terlalu jauh,saya bawa motor saja, saya pamit ya ayah ibu..."kata Hana yang tak bisa lebih lama lagi melihat sosok pria yang dia kagumi itu.
Hardi pun pamit juga mengajak dua gadis itu untuk di antar ke sekolah,setelah itu dia langsung menuju ke gudang.
saat mobil hitam itu masuk kedalam gudang,semua orang terkejut melihat sosok pemuda yang turun dari mobil itu.
bagaimana tidak,seorang pria muda dengan postur tubuh sempurna otot terbentuk dengan bagus berjalan baik foto model.
"akhirnya kamu datang juga, om kira kamu masih tidur le, semuanya sekarang juragan Hardi akan bergabung bersama dengan kita," kata Abdi yang memperkenalkan pemuda itu
semua orang kaget melihat sosok pria itu, bagaimana tidak terakhir kali Hardi datang masih sebagai bocah culun yang baru lulus sekolah menengah atas.
tapi sekarang pria itu benar-benar berubah setelah kuliah di luar kota,bahkan pemuda itu kini benar-benar mirip pak Hartono.
"semuanya tolong bantuannya,dan bagi yang nantinya tak suka cara kerja dengan diriku, bisa berhenti karena aku tak suka jika harus mengurusi orang yang sulit di atur," kata Hardi yang langsung melihat buku perencanaan.
ternyata ada muatan besar ke luar kota, dan dia sendiri yang akan mengawasi semua hal karena dia tak mau ada kesalahan.
sedang di rumah Helmi,wanita itu hanya bisa menangis sedih,karena dia baru tau jika calon suaminya itu ternyata duda dengan anak di luar nikah.
"kenapa ayah setuju aku menikahinya, bukankah lebih baik jika aku menikahi mas Hardi saja," bantah gadis itu.
"kamu itu tak mengerti, jika dia itu dari keluarga yang punya nama baik yang tak bisa di samakan dengan pemuda haram itu, jadi berhenti berulah jika tidak ingin ayah cap sebagai anak durhaka," marah ayah Helmi pada putrinya itu
Hardi perlahan mulai bisa melupakan semua masalahnya, karena pekerjaan yang dia miliki sangat menumpuk.
pukul enam sore dia baru pulang, saat sampai di rumah ternyata sudah ada adiknya Vina yang menunggunya.
"woilah... ada angin apa ini kamu menunggu mas di depan rumah begini," tanya Hardi saat melihat adiknya itu.
"gak ada apa-apa kok,aku hanya ingin menunggu mas saja, dan lagi pula aku ingin lihat mas masih sedih apa tidak," kata Vina yang mengambil kotak bekal pria itu dan kemudian masuk kedalam rumah.
"memang kalau mas sedih,kamu mau menghibur mas ya,memang kamu bisa apa?" tanya Hardi yang tersenyum saja melihat tingkah adiknya itu.
"tidak ada kok, jika mas masih sedih juga, bagaimana jika mas menikah saja, setidaknya mas punya istri yang akan memperhatikan mas," kata Vina yang sebenarnya merasa kesepian di rumah.
"kamu kesepian, kamu bisa main ke rumah Tante dulu baru pulang saat mas sudah pulang," kata Hardi yang meletakkan baju kotornya di keranjang cuci.
"ya beda mas, kalau aku punya kakak ipar setidaknya dia ada di rumah ini, dan aku tak harus jadi pembantu mu," kesal Vina yang langsung memasukkan semua baju kotor ke mesin cuci setelah itu meninggalkannya begitu saja.
"dasar, memang aku semerepotkan apa hingga kamu tak mau merawat mas mu ini, lagi pula dulu aku juga menjaga mu tanpa menggerutu seperti ini," kata Hardi yang baru keluar dari kamar mandi dengan suasana yang sudah segar.
"karena seorang wanita selalu menyebut namamu dalam doanya, dan aku rasa dia wanita itu baik jadi nikahi saja, dan jangan bilang mas masih berharap jika kekasih mu itu akan berubah pikiran, ayolah aku bahkan tak mau punya kakak ipar seperti dia, mas tau dia itu tak bisa memasak dan tak berguna, yang pasti menyebalkan!!" kata Vina dengan amarahnya.
Hardi hanya diam mendengar ocehan adiknya itu,dia seperti merasa Della sedang ada di rumah.
karena tingkah Vina yang sedang kesal ini mirip sekali dengan ibunya.
Hardi memesan beberapa jenis makanan manis untuk adiknya itu agar tak mengomel lagi.
karena bisa repot jika sampai besok pagi mood Vina belum membaik, karena itu bisa membuatnya dalam masalah besar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Apriyanti
lanjut thor
2023-06-06
0