"Kau tak boleh menolakku, aku ini suami mu. Apa aku harus menyiksamu dulu, agar kau mau melayani ku yang merupakan kewajibanmu hah?" Pekik Aldo yang terus mendekati Kia.
Kia yang terus melangkah mundur pun kini telah terpojok, tubuhnya telah membentur dinding kamar yang di cat dengan warna putih.
"Kau tidak bisa kemana-mana lagi Kia? Jangan coba-coba lari dan pergi lagi dari ku hum!" Ucap Aldo sembari menjambak rambut panjang Kia dan melempar tubuh Kia hingga jatuh terjungkal di ranjang.
"Apa kau berniat mau bunuh diri lagi seperti dulu hum? Silahkan! Aku persilahkan kau untuk mati dan menyerah pada hidup mu, setelah kau mati nanti, akan ku buang mayatmu ke tengah laut sana," ucap Aldo lagi sembari naik ke atas ranjang. Mengunci tubuh Kia dengan mengungkungnya.
Tak ada satu pun ucapan Aldo yang Kia tanggapi. Ia hanya diam dan mendengarkan segala ocehan Aldo yang ia anggap sebagai radio kusut.
Dengan cepat Aldo menyambar bibir Kia dengan kasarnya. Kia membiarkan Aldo menyesap bibirnya dengan kasar dan brutal, tanpa membalas sedikit pun sentuhan yang Aldo berikan padanya.
"Shitttt...." umpat Aldo kesal karena Kia tak membalas sentuhannya.
"Layani aku Kia! balas ciuman ku!" Pekik Aldo yang memerintah Kia sembari mencengkram rahang Kia dengan satu tangannya.
"Aku melihatmu mencium gurumu itu dengan sangat pandainya, sekarang lakukan itu bersama ku, Kia!" Pekik Aldo lagi yang kemudian kembali meraup bibir Kia.
Saat Kia tak jua membalas tautan bibir yang ia berikan, Aldo akhirnya bibir Kia dengan ganas, Hingga Kia mengerang kesakitan.
"Menurutlah! Jika kau tak mau ku sakiti." Ucap Aldo dengan tatapan mata menyeringai berselimut berkabut gairah.
Mau tak mau Kia membalas kecupan, sesapan yang diberikan oleh Aldo, meski ia melakukannya dengan tanpa menggunakan perasaan dan juga hatinya.
Saat Kia sudah mulai membalas permainan bibir Aldo, tiba-tiba saja. Aldo melepaskan tautannya. Ia menatap dalam manik mata Kia. Lalu berkata,
"Katakan padaku! Bagian mana yang sudah ia sentuh sebelum diriku, Kia? Apa dia sudah mendapatkan semuanya darimu?" Tanya Aldo saat ia melepaskan tautan bibirnya denagn nada bicaranya yang sedikit meninggi, jangan lupakan bagaimana tangannya mencengkram lengan Kia sekuat tenaga, hingga kia kembali meringis kesakitan.
"Dia tak pernah menyentuhku." Jawab Kia berbohong.
"Jangan bohongi aku! Kau pikir aku bodoh, dengan mudah kau bohongi. Katakan bagian mana yang sudah ia sentuh! Apa kau sudah menyerahkan keperawanan mu pada dia hah? Kau sudah tinggal bersamanya bukan? Pastinkalian sering melakukannya. Dasar perempuan murahan!" Pekik Aldo lagi dengan pertanyaan yang menuntut Kia untuk secepatnya.
Kia yang merasa direndahkan oleh Aldo, langsung saja melayangkan tangannya di udara dan mendaratkannya di pipi Aldo.
Plak!![Sebuah tamparan mendarat di pipi Aldo].
"Aku tidak serendah itu. Aku masih menjaga kehormatan ku." Jawab Kia dengan mata yang begitu nyalang.
"Kau berani menamparku? Aku ini suami mu, kau harus menghormati ku!" Kecam Aldo yang tak terima dengan apa yang dilakukan Kia padanya.
"Suami macam dirimu tak pantas untuk dihormati. Kau saja sudah merendahkan ku, untuk apa aku menghormati mu hah? Apa kau ini suami yang gila dengan kehormatan, wahai Tuan Aldo yang terhomat?" Balas Kia dengam beraninya, yang membuat Aldo tersenyum kecut.
Sebenarnya Kia sangat rakut berhadapan dengan Aldo, namun ia tak ingin kelihatan lemah di depan laki-laki pemaksa seperti Aldo.
"Jadi suami macam apa yang layak untuk kau hormati Nona Kiandra? Kau buktikan saja dulu ucapanmu. Apa kau benar-benar masih menjaga harta paling berharga pada dirimu ini atau kau sudah menjajahkannya secara cuma-cuma pada guru mesum mu itu?" Tanya Aldo dengan jari telunjuknya yang terus menunjuk-nunjuk wajah Kiandra dan bagian area inti miliknya.
"Aku tak sudi membuktikannya pada mu." Ucap Kia, yang malah membuat Aldo semakin marah dan semakin mengila untuk menjajahi tubuh Kia.
Kia terus memberontak namun Kia kalah kuat, tenaga Aldo begitu besar dan tak sebanding dengan dirinya. Ia pun akhirnya hanya bisa pasrah dan menikmati sentuhan Aldo pada bagian tubuhnya dengan segala kepedihan hatinya.
Aldo tersenyum bahagia ketika ia melihat dengan jelas ada bercak darah yang keluar dari inti milik istri yang baru ia nikahi secara paksa,Kia. Yang menandakan bahwa dia adalah orang yang pertama mengagahi istrinya sendiri, meskipun mengagahi dengan cara memaksa.
Jika semula Aldo mengecup Kia dengan kasar, kini ia mengecup Kia dengan penuh kelembutan. Kia menghabiskan malam pertamanya sebagai istri Aldo dengan merasakan penyiksaan dan kepedihan hati.
Saat Kia yang sudah terpejam karena merasa lelah, Aldo pun membisikan sesuatu pada istrinya.
"Kau harus mencintaku Kia. Harus!" Ucap Aldo saat ia memeluk tubuh Kia dengan erat.
Sementara itu di tempat perkemahan Arka benar-benar tak bisa memejamkan matanya, buliran bening terus saja menetes dari kelopak matanya. Ia terus menggigit kuku jemarinya, berusaha mengusir kegundahan hatinya karena menghilangnya Kia.
"Seharusnya aku mengikuti keinginanmu untuk tidak ikut camping, Kia. Pasti hal ini tak akan pernah terjadi. Kamu tak akan menghilang seperti ini dan aku tak akan kehilangan mu, sayang. Berat sekali aku menjalani hidupku saat ini tanpa kepastian tentang keberadaanmu, aku berharap kamu baik-baik saja. Semoga Tuhan selalu menjaga mu dimana pun kamu berada." Ucap Arka seorang diri.
Arka duduk di perapian menikmati suasana malam tanpa seorang pun teman yang menemaninya. Dengan pandangan mata yang terus mengedar ke seluruh penjuru arah. Ia masih berharap Kia tiba-tiba datang ke perkemahan ini, entah di antar oleh seseorang yang menemukannya atau datang sendiri setelah tersesat berjam-jam lamanya.
Pagi hari pun datang, Arka dan dewan guru lainnya segera membuat laporan kehilangan salah satu muridnya pada petugas yang berwenang. Mereka segara melakukan pencarian dan penelusuran disekitar tempat terakhir kedua sahabat Kia bersama Kia terakhir kalinya.
Kedua sahabat Kia ini, Dira dan Nadya tak berhenti menangis sepanjang intrograsi dan pencarian Kia. Mereka menyesal karena mau saja diminta Kia untuk jalan terlebih dahulu saat mereka melihat awan begitu mendung kala itu, ketiganya takut akan turun hujan. Baik Kia dan Dira sama-sama mengkhawatirkan kondisi Nadya yang tak biasa terkena air hujan terlalu lama apalagi mereka sedang berada di tengah-tengah hutan. Meraka takut sahabatnya ini akan sakit, hingga akhirnya kejadian yang tak terbayangkan pun terjadi Kia menghilang tanpa jejak.
Jejak kaki Kia maupun Aldo di Gubuk tua yang ditempati oleh Kia dan Aldo sebelumnya sudah berhasil dihilangkan oleh beberapa anak buah Aldo. Bahkan jejak mobil Jip yang digunakan Aldo untuk membawa Kia pergi pun sudah hilang.
Seharian pencarian Kia pun terasa sia-sia karena mereka tak mendapati titik terang keberadaan Kia. Sementara itu Kia yang berada di dalam Villa keluarga Aldo dengan penjagaan super ketat hanya bisa meringkuk di atas ranjang. Tubuhnya terasa remuk, karena Aldo terus menerus melakukan penyatuan dengannya.
Ia baru berhenti ketika rasa lapar telah menyerang dirinya. Aldo memperlakukan Kia layaknya seorang bayi. Ia dimandikan dan dibantu mengenakan pakaian oleh Aldo. Karena Kia masih sulit untuk berjalan, Aldo meminta asisten rumah tangganya untuk membawakan makan ke dalam kamarnya.
Lagi-lagi Aldo mengancam Kia untuk memakan makanan yang telah di siapkan untuknya, saat Kia berusaha untuk mogok makan.
"Cepat makan makanan mu! Atau kau mau aku menghabisi nyawa kekasih tercintamu itu hanya karena kamu tidak mau makan?" Ancaman dan pilihan yang diberikan Aldo mau tak mau membuat Kia harus memakan makanan yang disediakan Aldo untuknya, meski ia tak memiliki serela untuk memakannya.
Setelah selesai melihat Kia menghabiskan makanannya. Aldo memberikan Kia sebuah obat yang ia claim sebagai obat penunda kehamilan, padahal obat itu adalah obat penyubur rahim.
"Minum! Kau tak mau memiliki anak dariku bukan?" Perintah Aldo dengan wajah menyeramkannya.
Kia yang percaya, jika obat itu adalah obat penunda kehamilan pun segara menelannya tanpa rasa ragu. Melihat Kia telah meminum obat itu, Aldo terlihat kembali tersenyum senang. Rencananya terus saja berhasil meski ia harus tetap mengancam Kia agar tetap mau menurut padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🍁KAT❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
iiiisshh.. boleh Ta'ketok Aldo pakai martil ga, ya. 🤦♀️
2023-07-04
0
Anonymous
ya ampun mudah banget sih kia kamu kasih barang berharga kamu yang harusnya di jaga dengan baik2
2023-07-03
0
🍭ͪ ͩℒ⃝🧡veroɴɪᴄᴀᴴᵘᵍᵒ
perempuan itu hrs nya disentuh hati nya dulu lah ini tubuh nya dulu🙂brengsek si aldo
2023-07-03
0