Hari-hari yang dilewati selama seminggu ini cukup membuat Anisa bosan, karena di rumah yang mewah ini tidak ada tangis anak kecil, dan hanya dirinya orang satu-satunya menghuni di rumah.
Anisa yang mulai jenuh memilih berselancar di aplikasi berwarna biru.
Belum sempat jari-jarinya menari-nari, tapi sebuah notifikasi membuatnya dengan cepat untuk membukanya.
"Arumi," gumam Anisa dengan kerutan di dahinya.
"Tumben, bukannya ini anak sok sibuk, tapi kenapa tiba-tiba mengirimkan sebuah gambar?" Anisa bertanya-tanya dalam hatinya, dan tidak tahu itu gambar apa karena belum dibuka olehnya.
Anisa keluar dari aplikasi berlogo biru, dan membuka aplikasi berlogo hijau.
💌"Ini bukannya suami kamu, An?" isi pesan dari Arum dan mengirimkan sebuah gambar Dirga yang berada di cafe.
💌"Iya, itu Mas Dirga yang sedang bekerja. Mungkin saja sedang ada pertemuan," balas Anisa.
💌"Apa kamu yakin jika suamimu sedang bekerja?" ujar Arum lewat pesan singkat.
💌"Apa maksudmu?" tanya Anisa dengan penasaran.
💌"Tidak apa-apa." Sepertinya ada yang disembunyikan oleh Arum, mengenai Dirga suami Anisa, dan hal itu membuatnya terus berpikir.
💌"An, apa kamu sedang ikut suami kamu yang saat ini di bali?" tanya Arum lagi lewat pesan singkat.
💌"Tidak Rum, aku di rumah dan Mas Dirga pergi sendiri." Jawab pesan Anisa pada Arum.
💌"Oh, kirain kamu ikut. Ya sudah kalau begitu aku mau lanjut kerja lagi dan kamu tetaplah hati-hati di rumah," Kata Arum yang memilih mengakhiri percakapan lewat pesan singkat di aplikasi berlogo hijau.
💌"Rum, apa ada yang kamu sengaja tutupi dariku?"
💌"Arum, tolong jawab aku!"
💌"Rum, apa kamu melihat keanehan?"
Sayangnya tidak satupun yang dibalas oleh Arumi, entah apa yang sebenarnya terjadi dan hal itu membuat Anisa semakin penasaran.
Memang sekarang posisi Arumi sedang ada di bali, untuk menjalankan cafe nya yang ada di sana, tapi Anisa tidak menyangka jika sahabatnya itu telah melihat suaminya, itu berarti lokasi Arumi dan lokasi Dirga itu tidaklah jauh, jadi Anisa yakin jika Arumi tengah melihat suaminya di suatu tempat, tapi apa maksudnya akan pertanyaan tersebut? Itulah yang membuat Anisa yang meragukan, akan ucapan Arumi.
"Dasar anak sok sibuk, lagian tumben si Arum kepo sama Mas Dirga!" batin Anisa.
untuk sesaat Anisa kembali lagi membuka aplikasi biru untuk sekedar melihat postingan orang-orang.
Mata Anisa terbelalak melihat sebuah perempuan yang tengah memosting kalung yang sangat cantik, dan satu hal lagi kenapa wanita itu menandai Dirga, suami dari Anisa. Itulah alasannya kenapa Anisa sampai tak mampu untuk menormalkan detak jantungnya.
"Mas, kenapa kamu semakin membuatku curiga. Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan dariku?" gumam Anisa saat menatap wanita yang nampak jauh lebih cantik daripada dirinya.
Untunglah Anisa membuat akun lain sehingga bisa melihat postingan ini, dan Dirga tidak tahu jika orang yang berteman dengannya adalah istrinya sendiri.
Laman-laman Anisa mengamati kalung tersebut, dan ternyata benar. Kalung yang sama yang diberikan oleh suaminya, apakah ada hubungannya dengan kalung yang sama, atau hanya kebetulan saja? Semuanya seakan menari-nari di atas kepalanya.
Saat Anisa melihat isi komentar, banyak yang memberikan pujian dan memberi selamat pada wanita tersebut. Lalu Dirga hanya memberi like dengan berbentuk hati.
Rasa curiga yang semakin besar, tak mampu lagi menahan gejolak yang ada di dalam hati.
Untuk saat ini, dirinya harus mengikuti atau memantaunya dari rumah? Sungguh rumit, saat masalah rumah tangganya tak lagi menemukan ketenangan.
"Apa aku harus meminta tolong dengan Dimas? Untuk memantau Mas Dirga, apa aku tidak keterlaluan untuk membuat rencana sedemikan rupa." lirih Anisa yang tengah dipusingkan oleh masalah tersebut.
"Andai Arumi ada di sini, mungkin saja sekarang aku tidak akan kesepian." Anisa hanya mampu menahan akan sesak di dalam hatinya, karena merasa telah berubah.
Pada saat Anisa mengenang masa-masa saat bersama Dirga kala itu, dimana Dirga begitu sangat memanjakannya tapi sekarang, sekarang seakan sirna secara perlahan, dan membuat Anisa sedih.
"An, Anisa! Di mana kamu?" teriak bu Marina.
Buru-buru Anisa mengusap air matanya yang luruh begitu saja, persamaan kalung dan liontin yang terdapat postingan suaminya, tepatnya seseorang yang menandainya. Membuat Anisa merasa jika ada yang tidak diketahui untuk sekarang maupun yang dulu-dulu, yang membedakan hanya inisialnya saja.
"Anisa!" ulang bu Marina.
"Iya Bu, sebentar." Jawab Anisa dengan langkah tergesa-gesa.
"Kamu itu lelet banget sih, dasar benalu tidak tahu diri!" pekik bu Marina.
"Maaf Bu, aku tadi baru dari kamar mandi ...."
"Alasan saja!" sela bu Marina lagi.
Huff.
Terdengar suara helaan nafas Anisa yang terlihat sedang menahan sesuatu di dadanya.
Untuk sejenak, Anisa menatap ke arah koper, dan yang punya tengah menyadari akan hal itu lalu membalas tatapan tersebut.
"Ibu mau tinggal di sini untuk satu minggu. Di rumah sedang ada perbaikan atap, jadi jangan sok melarang karena rumah ini adalah rumah putraku." Ucapan Bu Marina membuat Anisa tak lagi bisa melawan kehendak sosok orang, yang sudah melahirkan suaminya
Hanya saja, rasa sakit hati akan semakin menumpuk karena Ibu mertuanya akan tinggal dengannya untuk sementara.
"Kenapa kamu malah diam, dan tidak membawa koper ke dalam kamar." Bu Marina lantas memerintahkan Anisa untuk membawa koper ke dalam kamar tamu, dan ia pun langsung menyeretnya dengan wajah murung.
Malam yang semakin larut. Nampaknya Anisa masih memikirkan akan masalah tadi. Ditambah selama seminggu tak ada kabar, meski hanya lewat pesan singkat pun tak pernah ia terima.
Dengan hati yang berdebar. Anisa memutuskan untuk meminta tolong pada Dimas, siapa tahu lelaki itu tahu akan kabar Dirga.
Tuuuut.
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak terdaftar." Ucapan operator membuat Anisa kembali lesu.
Sepertinya Tuhan melarangnya untuk memata-matai sang suami. Untuk saat ini dirinya hanya bisa berdoa agar rumah tangganya baik-baik saja.
Lelah dengan pikiran yang ada. Anisa memilih tidur karena esok pagi pasti akan ada drama yang akan terjadi padanya.
Keesokan paginya.
"An, nanti periksalah dan pastikan semua baik-baik saja. Tiga hari lagi Dirga pulang, siapa tahu dengan begitu kamu akan cepat hamil." Ucapan bu Marina sedikit melunak dan itu membuat Anisa sedikit bisa bernafas lega.
"Bu, bukannya aku sudah periksa selama dua kali, lalu hasilnya pun tetap sama. Untuk kedua kalinya keterangan itu menunjukkan jika semua bagus," kata Anisa menolak secara halus. Bukan Anisa menolak, hanya saja kenapa dirinya lagi yang harus periksa! Harusnya Dirga juga kan, tapi nampaknya Feeling Bu Marina sebegitu yakin jika putranya baik-baik saja.
"Sudahlah jangan membantah, karena tidak ada penolakan dan kamu harus periksa lagi!" pekik bu Marina.
Mau tak mau Anisa menuruti kemauan mertuanya, karena dirinya tidak ingin menjadikannya sebuah masalah.
"Iya, nanti aku periksa lagi." Jawab Anisa.
"Gitu kek dari tadi, jadi orang itu harus nurut. Apalagi hidup kamu itu hanya menumpang, ingat kamu juga bukan siapa-siapa di sini jika putraku tidak menikahimu! Paham." Lalu bu Marina pergi meninggalkan Anisa yang masih mematung dengan hati yang terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Musniwati Elikibasmahulette
dasar mertua jahat
2024-12-07
0
Hanipah Fitri
ikut panas baca nya
2023-07-03
0
UQies (IG: bulqies_uqies)
Ceritanya menarik dan memancing emosi kak, plus rasa penasaran juga.
2023-06-24
0