2. Hati yang hampa

Harusnya Anisa tak seberani itu pada orang tua dari suaminya, tapi kata-katanya telah Membuat Anisa berani untuk menjawab karena tiba-tiba saja, rasa marah tengah menguasainya dan berusaha sabar meski selalu saja Bu Marina kerap mencari celah agar Anisa salah dimata beliau.

Malam yang kian larut, Anisa yang sudah lelah menunggu tetap harus menanti kepulangan suaminya.

Semua masakan sudah dingin dan sepertinya Dirga tidak akan makan karena sekarang sudah pukul sembilan malam.

"Mas, ini bukan kali pertama kamu pulang dengan jam yang cukup larut. Semoga dimanapun kamu berada, Allah akan selalu melindungi kamu." Anisa dengan mata yang sayu karena menahan kantuk, tidak lupa terus membawa sang suami ke dalam doa.

Anisa juga tidak berniat untuk membersihkan meja yang penuh dengan makanan yang masih utuh. Lelah rasanya jika harus sering seperti ini. Bukan tubuhnya yang lelah, tapi hati dan pikiran Anisa yang cukup lelah.

Dua tahun belakangan ini, suaminya dengan perlahan menampakkan perubahan. Dengan alasan lembur dan proyek harus selesai itu juga. Anisa pikir meski lembur tidak harus pulang menjelang pagi kan, tapi lagi-lagi Anisa tidak punya pikiran akan kepergiannya yang entah ke mana, tapi Anisa merasa jika suaminya sedang berbohong. Akan tetapi, Anisa tidak pernah punya rasa apa pun itu, karena sebuah keyakinan yang selalu diberikan oleh Dirga membuatnya selalu percaya dengan ucapan manisnya.

Lelah menunggu hingga akhirnya Anisa terlelap di ruang tengah, dengan keadaan TV yang menyalah.

Paginya.

Eummmmm.

Anisa mengangkat kedua tangannya dan mengumpulkan beberapa nyawanya. Sebelum dirinya benar-benar sadar dan turun dari ranjang.

"Loh aku kok sudah ada di kamar saja, bukannya semalam aku ...."

"Astaghfirullah, benar dan sepertinya Mas Dirga yang membawaku naik ke atas." Anisa bergumam sebelum memutuskan untuk turun dari ranjang, karena sekarang sudah pukul 04:15 dan waktunya untuk menghadap Sang Illahi.

"Alhamdulillah, terima kasih Ya Rabb, engkau masih memberiku kesempatan untuk bisa melaksanakan kewajibanku." Tak lupa Anisa pun mengucap syukur pada Sang Illahi karena masih diberi umur panjang.

Setelah sholat. Anisa menatap suaminya yang masih terlelap, dengan suara dengkuran halus. Sebelum wanita itu membangunkannya dan terlihat wajah kelelahan begitu nampak jelas yang diperlihatkan oleh suaminya meski keadaan tidur sekalipun.

Cukup lama Anisa memandangi wajah lelaki yang selama ini sudah menemaninya, lelaki yang mampu membuat Anisa yakin untuk mengambil keputusan dan menerima Dirga Aditama 30 tahun, karena sebuah keyakinan yang diberikan hingga Anisa luluh.

Meski banyak orang yang menentang pernikahannya, dan Anisa pun mencoba bertahan karena suaminya sangat baik dan bertanggung jawab, tapi selama ini lelaki itu tidak tahu bahwa orang yang selalu dihormatinya, menaruh rasa tidak suka padanya.

Beberapa saat kemudian, Anisa yang sudah selesai sholat. Buru-buru membangunkan sang suami, bukan Dirga tidak mau sholat. Hanya saja Dirga selalu absen dengan waktu yang mepet hal itu menjadikan Anisa selalu sholat sendiri dan setelah itu, baru membangunkan suaminya.

"Mas, bangun! Ini sudah jam lima." Anisa dengan halus membelai pipi sang suami, berharap lelaki yang masih tertidur pulas itu akan bangun.

"Eum, iya Sayang. Mas akan bangun," timpal Dirga yang meregangkan kedua tangannya dan setelah itu dirinya bangun.

Sedangkan Anisa masih diam mematung karena Dirga tak sekalipun menatap atau bertanya sudah sholat atau belum, tapi lelaki itu justru langsung melengos pergi meninggalkan Anisa yang masih berdiri di sisi ranjang.

"Apa ini hanya perasaanku saja? Atau memang kamu sudah berubah Mas, aku berharap kamu tak akan pernah berubah."

Tidak ingin larut dalam kesedihan, Anisa pun beranjak dari kamar dan segera membereskan rumah.

Huff.

"Akhirnya selesai juga dan sekarang waktunya untuk masak." Anisa berkata lirih sambil berjalan menuju dapur.

Tangan mungil Anisa dengan cekatan langsung memotong-motong bumbu dengan sangat lihai.

Jika kebanyakan orang akan sarapan dengan roti, maka berbeda dengan Dirga yang lebih memilih sarapan nasi. Dikarenakan nasi akan membuatnya lancar dalam berpikir sekaligus mengenyangkan perut.

Setengah jam kemudian, Anisa telah selesai masak dan waktunya untuk membereskan hal lainnya. Seperti mencuci dan lain sebagainya.

"Kebiasaan banget, menaruh baju selalu di sini. Bukankah sudah ada keranjang untuk baju kotor!" Anisa menggerutu karena suaminya tak pernah bisa diajak kerja sama.

"Bau ini, kenapa bau parfum wanita? Sudahlah aku tidak mau berburuk sangka dengan Mas Dirga, mana mungkin dia berbuat di luar batas." Anisa yang tadinya curiga, perlahan tidak ambil pusing. Bisa jadi parfum tersebut milik seorang temannya yang kebetulan dekat dengan Dirga karena di kantor tidak hanya lelaki, tapi perempuan juga, jadi wajar hal itu terjadi.

Tidak ingin mempunyai pikiran negatif, Anisa langsung memasukkan baju-baju tersebut di keranjang dan lekas membawanya ke belakang untuk dimasukkan di mesin cuci.

Saat berjalan mata Anisa menangkap sosok tampan sedang duduk di sofa. Dengan sesekali menyeruput minuman yang sudah disediakan olehnya.

"Eh An, sini duduk. Mas ingin bicara sama kamu," panggil Dirga saat ini.

"Mas, Mas ingin bicara apa?" Anisa lantas menimpali dan langkah yang sedang menghampiri.

"Sini!" kata Dirga dengan seulas senyuman yang memabukkan.

Tampan.

Itulah yang ada dipikiran Anisa yang tak henti-hentinya memuji sang suami.

"Sayang, sepertinya mas akan pergi yang cukup lama."

"Mas ...." Sesaat Anisa tertegun saat mendengar ucapan Dirga.

"Sini!" Dirga menepuk pahanya, dan Anisa pun tahu apa yang harus dilakukannya.

Dengan sesekali membelai rambut panjang milik Anisa, Dirga berbisik seakan mereka akan berpisah lama.

"An, mas nanti malam akan berangkat ke luar kota! Kamu tidak apa-apa kan kalau sendirian di rumah?" kata Dirga karena semalam ia pulang hampir menjelang pagi, jadi baru sekarang dirinya bisa mengatakan soal kepergiannya yang akan ke Bali.

"Mas, kenapa mendadak sekali. Memangnya kamu berapa hari di sana?" tanya Anisa sedikit lesu saat sang suami berpamitan untuk tugas di luar kota.

"Tidak lama, hanya dua minggu. Ada proyek yang harus Mas tangani, jadilah harus turun ke lapangan langsung." Jawab Dirga menjelaskan soal kepergiannya yang mendadak sekali.

Anisa dengan sejenak menatap wajah lelaki yang sekarang ada di depan matanya. Keduanya saling memandang dan mata keduanya saling bertemu, mencari sesuatu di wajah masing-masing.

Bagi Anisa tidak ada masalah karena hal itu memang sering terjadi, tapi mengapa harus mendadak tulah yang disayangkan Anisa.

"An, maaf. Lagi-lagi aku tidak bisa mengajak kamu karena ini semua menyangkut soal pekerjaan," ujar Dirga yang merasa tak enak hati. Impian Anisa adalah berlibur di Bali, tapi hanya kata maaf lah yang kerap ia terima jika Dirga bekerja di sana.

"Mas, jangan meminta maaf. Aku pun menyadari jika kamu sedang bekerja dan bukannya main-main," kata Anisa tersenyum pada Dirga, seolah tak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Terima kasih Sayang, aku sangat mencintaimu." Ucapan Dirga sejenak membuat Anisa melayang-layang.

"Aku tahu, maka sekarang lepaskan aku. Soalnya cucian sedang menumpuk," ujar Anisa.

"Baiklah, sayang." Jawab Dirga yang kini sudah melepaskan Anisa untuk berdiri dari pangkuannya.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

palingan selingkuh. org surga si bodat yg tak setia

2024-12-07

0

Vivi Bidadari

Vivi Bidadari

Anisa jika kamu punya prasangka ada sesuatu jgn abaikan itu suatu pertanda, dan jgn terlalu naif kamu juga harus mencari tau bukan nya sdh ada kejanggalan ya

2023-07-08

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

sdh mulai keliatan sikap suaminya

2023-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Aku bukan wanita (mandul)
2 2. Hati yang hampa
3 3. Kecurigaan Anisa
4 4. Bertemu lelaki tidak dikenal.
5 5. Bukan fisik yang sakit, tapi hati dan pikiran yang sakit.
6 6. Samuel menemui Anisa
7 7. Kepulangan Arumi
8 8. Hati yang tersakiti
9 9. Melihat Dirga bersama wanita lain.
10 10. Karna hatiku dibuat oleh Tuhan, dan bukan terbuat dari manusia.
11 11. Ketakutan Dirga
12 12. Sekecil apapun, pada akhirnya akan terbongkar.
13 13. Sepintar-pintarnya tupai melompat, pasti akan terjatuh juga
14 14. Madu di atas racun.
15 15. Hatiku tidak sekuat Baja.
16 16. Persengkokolan antara anak dan Ibu
17 17. Bukan salahku menjadi (Pebinor)
18 18. Mencoba berdamai dengan keadaan.
19 19. ketika hati tak sanggup menerima
20 20. Dua perasaan yang berbeda
21 21. Bertahan atau pergi ( Sebuah pilihan yang sulit)
22 22. Dituduh selingkuh
23 23. Kisah yang tak berujung
24 24. Biarkan aku pergi, Mas.
25 25. Anisa Di rawat di rumah sakit
26 26. Pelajaran yang pantas
27 27. Datangnya Dirga ke RS.
28 28. Anisa kembali ke panti
29 29. Hari yang tak bisa dihindari
30 30. Ingatlah, penyesalan akan datang
31 31. Aku menyerah, Mas
32 32. Sidang pertama
33 33. Kisah Yuda.
34 34. Penyesalan seorang suami
35 35. Hasil (USG Elsa)
36 36 Dirga, Elsa kecelakaan.
37 37. Bu Marina meminta maaf.
38 38. Anisa berkunjung ke rumah sakit
39 39 Dirga lumpuh
40 40. Permintaan Bu Marina.
41 41. Mulai mencari tahu
42 42. Samuel, Yuda, salah paham
43 44. Samuel menyatakan cinta pada Anisa
44 44. Terbongkarnya jati diri Anisa
45 45. Kepergian Anisa dari panti
46 46. Yuda dikerjai Samuel
47 47. Calon mertua vs calon mantu
48 48. Datang ke rumah Samuel
49 49. Ketika kesabaran telah habis
50 50. Akhir dari penderitaan dan menuju bahagia
51 51. Malam yang indah
52 52. Anisa Hamil
53 53. Sambutan romantis dari Samuel.
54 54. Merayakan ulang tahun Samuel
55 55. Perbedaan di dalam diri Anisa
56 56. Rujak Bali original
57 57. Di dorong oleh sosok tidak di kenal (Kepulangan Samuel dari bali)
58 58. Samuel lupa
59 59. Periksa kandungan
60 60. Pertengkaran Anisa dan Samuel
61 61. Anisa berada di ICU
62 62. Mencari tahu
63 63. Anisa kritis
64 64. Nyawa akan dibayar dengan nyawa juga
65 65. Kemurkaan Yuda
66 66. Bayi yang tak terselamatkan
67 67. Kemarahan Yuda.
68 68. Anisa hilang ingatan
69 69. Kembalinya Anisa ke rumah Yuda
70 70. Anisa diselamatkan
71 71. Anisa, Samuel berkunjung ke panti
72 72. Menu favorit Anisa
73 73. Pertemuan dengan masa lalu
74 74. Kenangan di rumah Samuel
75 75. Masa lalu yang terlupakan
76 76. Anisa Arum berada di kafe
77 77. Mengagumi Anisa
78 78. Pengirim bunga misterius
79 79. Ketika hukuman Tuhan itu nyata
80 80. Anisa meminta restu (Yuda menemui Ferdy)
81 81. Permintaan Ferdy
82 81. Keputusan Anisa
83 82. Anisa Menjenguk Pak Pram
84 84. Mulai membongkar
85 85. Sadarnya Anisa dari kebodohan
86 86. Mencari informasi
87 87. Pria misterius
88 88. Ketika Takdir mempertemukan
89 89. Sebuah kesalahan akan diingat hingga nanti
90 90. di rumah Bu Susi
91 91. Yuda Arum menikah (Anisa pingsan)
92 92. Kabar Anisa sekarang
93 93. Sesuatu terjadi pada Samuel
94 94. Samuel ngidam (Jebakan batman)
95 95. Otak mesum (Bertemu dengan seseorang)
96 96. Kepergian Samuel ke luar kota
97 97. Perpisahan menyakitkan
98 98. Melahirkan tanpa sosok suami
99 99. Arum hamil (ketika mata dibutakan oleh cinta)
100 100. Ketika Cinta ingin mencari jalan pulang
101 101. Samuel masih hidup
102 Karya baru rilis
103 103. Cinta itu luka
104 104. Terbongkar
105 105. Lastri di bawa ke RSJ, (Akhirnya berkumpul) END)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Aku bukan wanita (mandul)
2
2. Hati yang hampa
3
3. Kecurigaan Anisa
4
4. Bertemu lelaki tidak dikenal.
5
5. Bukan fisik yang sakit, tapi hati dan pikiran yang sakit.
6
6. Samuel menemui Anisa
7
7. Kepulangan Arumi
8
8. Hati yang tersakiti
9
9. Melihat Dirga bersama wanita lain.
10
10. Karna hatiku dibuat oleh Tuhan, dan bukan terbuat dari manusia.
11
11. Ketakutan Dirga
12
12. Sekecil apapun, pada akhirnya akan terbongkar.
13
13. Sepintar-pintarnya tupai melompat, pasti akan terjatuh juga
14
14. Madu di atas racun.
15
15. Hatiku tidak sekuat Baja.
16
16. Persengkokolan antara anak dan Ibu
17
17. Bukan salahku menjadi (Pebinor)
18
18. Mencoba berdamai dengan keadaan.
19
19. ketika hati tak sanggup menerima
20
20. Dua perasaan yang berbeda
21
21. Bertahan atau pergi ( Sebuah pilihan yang sulit)
22
22. Dituduh selingkuh
23
23. Kisah yang tak berujung
24
24. Biarkan aku pergi, Mas.
25
25. Anisa Di rawat di rumah sakit
26
26. Pelajaran yang pantas
27
27. Datangnya Dirga ke RS.
28
28. Anisa kembali ke panti
29
29. Hari yang tak bisa dihindari
30
30. Ingatlah, penyesalan akan datang
31
31. Aku menyerah, Mas
32
32. Sidang pertama
33
33. Kisah Yuda.
34
34. Penyesalan seorang suami
35
35. Hasil (USG Elsa)
36
36 Dirga, Elsa kecelakaan.
37
37. Bu Marina meminta maaf.
38
38. Anisa berkunjung ke rumah sakit
39
39 Dirga lumpuh
40
40. Permintaan Bu Marina.
41
41. Mulai mencari tahu
42
42. Samuel, Yuda, salah paham
43
44. Samuel menyatakan cinta pada Anisa
44
44. Terbongkarnya jati diri Anisa
45
45. Kepergian Anisa dari panti
46
46. Yuda dikerjai Samuel
47
47. Calon mertua vs calon mantu
48
48. Datang ke rumah Samuel
49
49. Ketika kesabaran telah habis
50
50. Akhir dari penderitaan dan menuju bahagia
51
51. Malam yang indah
52
52. Anisa Hamil
53
53. Sambutan romantis dari Samuel.
54
54. Merayakan ulang tahun Samuel
55
55. Perbedaan di dalam diri Anisa
56
56. Rujak Bali original
57
57. Di dorong oleh sosok tidak di kenal (Kepulangan Samuel dari bali)
58
58. Samuel lupa
59
59. Periksa kandungan
60
60. Pertengkaran Anisa dan Samuel
61
61. Anisa berada di ICU
62
62. Mencari tahu
63
63. Anisa kritis
64
64. Nyawa akan dibayar dengan nyawa juga
65
65. Kemurkaan Yuda
66
66. Bayi yang tak terselamatkan
67
67. Kemarahan Yuda.
68
68. Anisa hilang ingatan
69
69. Kembalinya Anisa ke rumah Yuda
70
70. Anisa diselamatkan
71
71. Anisa, Samuel berkunjung ke panti
72
72. Menu favorit Anisa
73
73. Pertemuan dengan masa lalu
74
74. Kenangan di rumah Samuel
75
75. Masa lalu yang terlupakan
76
76. Anisa Arum berada di kafe
77
77. Mengagumi Anisa
78
78. Pengirim bunga misterius
79
79. Ketika hukuman Tuhan itu nyata
80
80. Anisa meminta restu (Yuda menemui Ferdy)
81
81. Permintaan Ferdy
82
81. Keputusan Anisa
83
82. Anisa Menjenguk Pak Pram
84
84. Mulai membongkar
85
85. Sadarnya Anisa dari kebodohan
86
86. Mencari informasi
87
87. Pria misterius
88
88. Ketika Takdir mempertemukan
89
89. Sebuah kesalahan akan diingat hingga nanti
90
90. di rumah Bu Susi
91
91. Yuda Arum menikah (Anisa pingsan)
92
92. Kabar Anisa sekarang
93
93. Sesuatu terjadi pada Samuel
94
94. Samuel ngidam (Jebakan batman)
95
95. Otak mesum (Bertemu dengan seseorang)
96
96. Kepergian Samuel ke luar kota
97
97. Perpisahan menyakitkan
98
98. Melahirkan tanpa sosok suami
99
99. Arum hamil (ketika mata dibutakan oleh cinta)
100
100. Ketika Cinta ingin mencari jalan pulang
101
101. Samuel masih hidup
102
Karya baru rilis
103
103. Cinta itu luka
104
104. Terbongkar
105
105. Lastri di bawa ke RSJ, (Akhirnya berkumpul) END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!