5. Rumah Paman

Empat hari Klara dan Kyos di rumah milik orang pintar yang tak jauh dari rumah pamannya Klara, kini badan Klara rasanya lelah dan Kyos juga harus kembali bekerja.

Mereka memutuskan untuk menitipkan Chika di sana, ditambah 3 pengawal, satu pelayan dan satu pengasuh. Walaupun tidak tega tapi Klara harus istirahat dan Kyos harus berangkat kerja.

"Aku nggak mau pulang dan jauh dari Chika, kita nginep di rumah pamanku aja yang Deket dari sini," ucap Klara.

Sebenarnya dia menolak istirahat, ia khawatir pada keadaan Chika.

"Nggak papa kalau itu maumu, asal kamu harus istirahat dan nggak usah terlalu memikirkan Chika. Dia baik-baik saja bersama pengasuhnya."

Kyos juga tampak lelah sampai tidak mau berdebat, pekerjaan di kantor menumpuk dan dia belum bisa istirahat. Ditambah Kyos mengkhawatirkan keadaan putri dan istrinya.

"Kamu juga harus ikut istirahat hari ini, aku nggak mau kamu pingsan."

"Tapi pekerjaan ku banyak, aku harus pergi sekarang."

"Pasti kamu akan lembur lagi kan? Di saat kayak gini masih lembur, apa gunanya punya banyak karyawan? Apa mereka semua makan gaji buta?"

"Bukan gitu, tapi mereka tidak seharusnya dibebankan pekerjaanku, kau tahu pekerjaan presiden direktur, salah sedikit saja kerugian bisa mencapai milyaran."

"Terus apa gunanya wakil presiden direktur? Bukankah dia ada untuk mewakili mu jika kamu tidak bisa bekerja. Ini masalah keluarga, Mas. Anak kita sedang terancam, apa kamu tega meninggalkan anak kita hanya untuk uang?"

Kyos memijit pelipisnya, dia tahu bahwa anak lebih penting dari pekerjaan, tapi Klara tidak paham jika pekerjaan adalah tanggung jawab lain yang harus Kyos selesaikan.

Satu proyek saja bisa mempengaruhi ratusan karyawan, saham dan segala yang Kyos perjuangkan hingga saat ini.

"Kamu juga harus istirahat ...." Klara memalingkan wajah, sekarang Kyos sadar sikap keras kepala Klara karena dia khawatir pada Kyos.

"Baiklah, aku akan istirahat bersamamu."

Setelah perdebatan itu akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal di rumah pamannya Klara untuk sementara, mereka harus bolak balik menjenguk Chika di rumah Pak Tendi.

Kyos sempat khawatir karena Paman dulu tidak menyukainya, orang tua mana yang suka suami dari wanita yang sudah dianggap anak punya anak dari mantan tunangan.

Paman sempat menyuruh mereka bercerai, bahkan membawa Klara pulang ke rumah. Dari kecil Klara memang diasuh paman, walaupun Paman menikahkan Klara dengan Kyos demi uang, tapi Paman tidak sepenuhnya jahat.

Paman ingin yang terbaik untuk Klara, dia ingin masa depan Klara terjamin, apalagi dari awal Kyos terlihat sangat mencintai Klara.

Tapi siapa sangka, Kyos yang seperti itu malah punya anak dari mantan tunangannya? Walaupun itu karena dijebak, tapi Paman tidak mudah memaafkan.

"Selama ini paman masih bersikap dingin padaku," ujar Kyos di perjalanan menuju rumah paman.

"Paman akan segera memaafkan mu, apalagi sekarang aku sudah sembuh." Klara mengusap punggung Kyos. Mencoba menenangkan pria itu.

Sesampainya di rumah paman, Paman dan Bibi menyambut kami di depan rumah. Tampak juga beberapa tetangga yang datang untuk sekedar melihat kami.

Para tetangga kepo, siapa konglomerat yang berhasil dinikahi Klara dan menjadi besan paman. Selama ini Kyos tidak pernah datang ke rumah paman, pertama dan terakhir kali adalah ketika menjemput Klara yang dibawa paksa oleh paman beberapa tahun lalu.

"Assalamualaikum," salam Klara.

Kyos yang gugup mengikuti salam Klara. Mereka langsung cium tangan untuk mengormati Paman dan Bibi.

"Waalaikumsalam," jawab Paman dan Bibi.

"Bagaimana keadaan Chika sekarang?" tanya Paman terlihat khawatir dengan cucu satu-satunya.

Paman hanya punya anak laki-laki yang sekarang masih SMA. Beliau sangat menyayangi Chika, beliau mau berhubungan lagi dengan Kyos hanya untuk Chika.

Paman juga sering mengirimkan hadiah untuk Chika dan selalu menanyakan kabar Chika lewat pengasuhnya.

"Alhamdulillah udah baikan, Pak Tendi mulai menutup penglihatan Chika, sekarang dia tidak sehisteris kemarin, Chika juga sudah mulai mau makan dan bermain," jawab Klara.

"Kapan Chika bisa pulang?" tanya Paman.

"Mungkin dua atau tiga hari lagi. Kata Pak Tendi prosesnya memang panjang dan sulit, pasalnya ada kekuatan ghaib yang menghalanginya."

Paman mengangguk-anggukkan kepalanya, ntah mengerti atau tidak, tapi Paman tidak bertanya lebih lanjut tentang Chika.

"Ayo masuk, kalian pasti lelah," ajak Bibi sembari menuntun Klara masuk ke dalam rumah.

Tapi ketika Klara akan memasuki pintu terdengar suara Bude Watini, tetangga yang super nyinyir. Ia membisikkan beberapa kata kepada tetangga lain yang membuat Klara geram.

"Kalau orang banyak dosa, pasti selalu dapet nasib buruk. Ya kayak mereka ini. Status pernikahan mereka aja nggak jelas, wajar kalau anaknya nggak jelas juga," ucap Bude Watini mulai meniup serulingnya, menyebarkan rumor yang tidak benar.

Klara terlalu lelah untuk menanggapinya. Lagi pula ucapan itu hanya terdengar oleh Klara, ia tidak bisa membayangkan jika Kyos mendengarnya juga, mungkin Bude Watini sudah digantung hidup-hidup.

"Nggak usah didengerin, biarin aja." Bibi berbisik pada Klara.

Bukannya status pernikahan tidak jelas, hanya saja proses mereka menikah memang sangat cepat hingga menimbulkan salah paham. Ditambah baru menikah beberapa bulan lalu Klara jatuh koma.

"Iya, Bi."

Mereka memasuki kamar, perlahan Klara merebahkan badan di atas kasur yang sangat ia rindukan ini. Sementara Kyos yang baru menyusul langsung menuju ke kamar mandi. Sejak kemarin dia belum mandi.

"Mas!" panggil Klara.

Dari kamar mandi Kyos menjawab. "Hemm!"

"Kalau udah selesai mandi bilang ya!"

"Iya."

Mungkin Kyos sangat malas menjawab, biasanya dia mandi sangat lama, ntah apa yang dibersihkan, menurut Klara badan Kyos tetap seperti itu mandi atau tidak mandi. Tetap ganteng dan keren.

Kalau memejamkan mata mengingat kejadian beberapa hari ini, membuang kemampuan Chika, ia pikir keputusan yang sangat tepat, dia ingin Chika menjadi anak yang normal.

Tak lama kemudian Kyos keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk di pinggangnya. ABS indah sempurna selalu menjadi memandangan yang indah, padahal dia sudah menjadi seorang ayah, tapi kenapa dia bisa menjaga menjaga tubuh indahnya itu? Klara tidak habis pikir, kapan ketampanan Kyos akan luntur.

"Hapus iler mu," ledek Kyos ketika memergoki Klara memandangnya.

Pernikahan mereka memang terjadi begitu saja, hati yang tertaut juga tidak bisa dihentikan dengan cara apapun.

"Mas ... pingin." Klara mengulurkan tangan, memberi kode keras pada Kyos.

Kyos tertegun, melihat kanan dan kiri, pintu ditutup, begitu juga dengan jendela, mereka memang sudah lama tidak gituan, minggu ini mereka memang sangat sibuk menyiapkan ulang tahun Chika ditambah insiden indigo ini.

"Yakin sekarang?" tanya Kyos.

Klara mengangguk. Dia mengigit bibir bawahnya. Sementara Kyos menelan ludah, dia menjatuhkan handuk yang melilit pinggang. Kyos tidak masalah jika harus keramas lagi.

Terpopuler

Comments

lyani

lyani

😂

2024-01-07

0

Abie Mas

Abie Mas

semangat gituan

2023-11-22

0

Susilawati

Susilawati

wkwkwkwk si Kiara jujur banget

2023-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!