Klara memang memiliki banyak teman dari berbagai kalangan, tapi kenapa Chika harus mengikuti jejaknya? Bahkan anak kecil itu memiliki teman dari kalangan setan. Dia tidak suka Chika mirip dengannya atau keluarganya. Klara berharap Chika lebih mirip dengan Papanya yang konglomerat.
Setelah acara ulang tahun Klara tidak bisa tidur, pikirannya tidak tenang, ada yang membuatnya gelisah tapi Klara tidak tau apa itu. Dia mencoba berpikir lewat otak sempitnya, walaupun sudah berpikir keras sampai, Klara tidak menemukan alasannya gelisah.
"Kamu kenapa?" tanya Kyos yang akhirnya terbangun karena Klara tidak bisa diam.
Klara menggeleng pelan, lalu beranjak duduk, "perasaanku tiba-tiba nggak enak."
Kyos mengelus rambut Klara lembut.
"Apa yang membuatmu gelisah? Apa rasa sakit setelah operasi masih panas seperti dulu?"
Klara menggeleng, dia sudah sehat walaupun masih sering nyeri. Tapi itu bukan masalah. Dia merasa baik-baik saja.
"Nyonya! Tuan!! Nona Chika hilang!" suara dari balik pintu kamar.
Mereka segera turun dari ranjang, tubuh Klara bergetar, dia takut terjadi sesuatu pada Chika. Pantas saja sejak tadi dia tidak tenang. Ternyata ada yang menganggu putrinya.
"Kerahkan semua orang untuk mencari Chika!" Teriak Kyos.
Semua pengawal dan pelayan dikerahkan setelah memeriksa CCTV, anehnya di CCTV tak menemukan Chika keluar dari kamarnya ataupun keluar rumah. Mata Klara berubah panas, pikiran tentang sesuatu yang buruk menimpa Chika membuatnya menangis.
Dia takut Chika digondol kuntilanak ke alamnya, sama seperti yang pernah terjadi pada neneknya dahulu ketika mencoba mengobati anak yang kerasukan.
"Gimana kalau terjadi sesuatu pada Chika, Mas?" tanya Klara menarik kemeja Kyos. Dia sudah menangis dalam kepanikan.
"Tenang, kita akan menemukan Chika," Kyos menghapus air mata Klara, tapi air mata Klara terus mengalir deras.
Kyos tampak berpikir, dia yang selama ini merawat Chika tahu akan keanehan pada putrinya, tiba-tiba ia teringat sesuatu.
"Aku tau! Ayo ikuti aku!" tiba-tiba Kyos menarik tangan Klara setelah mendapat petunjuk dan langsung diikuti oleh para pengawal.
Mereka menuju gudang belakang, gudang yang bahkan Klara pun tidak pernah datang ke sini. Pengawal membuka pintu gudang, apa mungkin Chika ada di dalam sementara pintu terkunci? Tapi Klara tidak bertanya pada Kyos karena wajah Kyos terlihat sangat yakin.
Mereka berpencar dengan para pengawal dan masuk perlahan kesetiap ruangan, gudang ini seperti rumah tua yang tak berpenghuni, Klara heran kenapa gudang ini tidak dipakai ataupun dibersihkan.
Kyos menggenggam tangan Klara erat sembari menyinari jalan menggunakan senter ponselnya, terlihat kardus tertumpuk dan lemari tua dengan kacanya yang sudah usang.
Sarang laba-laba pun terlihat banyak sekali. Bunyi decitan dari sepatu menghiasi suasana horor ini.
"Mas yakin Chika di sini?" Klara bertanya pada Kyos yang berjalan di depan.
Tangannya yang menggenggam Klara terlihat bergetar, Klara berjalan mengimbanginya, tiba-tiba dia berhenti, matanya terkejut menatap ke depan. Wajahnya berubah pucat dan napasnya tersengal.
"Aku yakin Chika di sini, karena dia sering bilang ingin kemari, tapi .. Ii..tu.. Apa? Ki... ta kembali aja ya ...."
Bulu kuduk Klara merinding, perlahan ia mengikuti arah padangan Kyos, dan mata Klara tertuju pada sosok mata bulat menatap mereka dengan rambut pirang terurai menggantung.
"Yaelah itu cuma boneka barbie," ucap Klara memutar bola mata jengah, ia mengambil boneka itu lalu dibuang ke lantai.
"Jangan-jangan itu boneka mistis, bagaimana jika ada hantunya?" tanya Kyos sembunyi di belakang Klara.
Klara pikir Kyos pemberani sampai membiarkan Chika punya kekuatan indigo. Ternyata dia membiarkannya karena takut untuk menghadapinya.
Tiba-tiba kami mendengar teriakan, "Nyonya ... Tuan... Non Chika sudah ketemu."
Mereka bergegas berlari ke sumber suara, meninggalkan boneka yang matanya tiba-tiba berkedip dan bibirnya tersenyum.
sesampainya di tempat lokasi, mereka melihat Chika tergeletak di lantai.
"Chika!" Teriak Klara segera membopong tubuh putrinya.
"Ayo bawa Chika ke rumah," ucap Kyos mengambil Chika dari Klara, ia langsung membopongnya sembari berlari membawa Chika ke rumah.
Di dalam gendongan Kyos, Chika tiba-tiba terbangun.
"Pelgi...pelgi...!" Teriak Chika menangis histeris, dia meronta-ronta turun dari gendongan Kyos. Kyos mendekap Chika lebih kencang agar dia tidak terjatuh.
"Tenang Chika, tenang! Ini Papa,"
"Kamu kenapa, Nak?" Tanya Klara sangat khawatir.
Air mata Klara keluar melihat kondisi Chika yang mengalami trauma, mirip anak yang dulu pernah kesurupan hingga harus disembuhkan neneknya. Klara ingin marah atas kondisi Chika, tapi ia tidak tahu harus marah pada siapa?
"Mama, Papa Ika takut ...." Chika menangis lagi, Kyos membaringkan Chika di tempat tidur.
"Tenang, Chika tidak akan kenapa-napa, Papa bakal ngelindungin Chika."
"Mama juga di sini, Chika tenang ya ...."
Sejenak Chika memandang kami dan berubah tenang, tapi itu tidak berlangsung lama. Dia menatap pintu, wajahnya pucat lagi. "Pelgi...!! Kalian semua pelgi!" Teriak Chika histeris lagi.
Kyos berusaha menutup mata Chika dan menenangkannya lagi.
"Mas kita harus panggil orang pintar, aku nggak mau Chika punya kekuatan indigo lagi!" Klara tidak tahan, tebakannya benar bahwa kekuatan itu bisa melukai putrinya.
Kyos terdiam sejenak, ia masih menutup mata Chika dengan telapak tangannya.
"Ini udah jam 3 pagi, nanti nunggu subuh sekalian, sekarang tidur di sini nemenin Chika."
Andai Klara bisa melihat setan-setan yang mengganggu anaknya, pasti mereka sudah Klara hajar habis-habisan. Dia sangat emosi atas apa yang terjadi pada Chika.
"Chika tidur ya... Mama sama papa nemenin Chika tidur, Chika jangan buka mata, oke?" ucap Kyos dibalas anggukan oleh Chika.
Klara dan Kyos tidur di samping Chika. Mereka saling memeluk satu sama lain, saling menjaga putri tercinta mereka, hingga mimpi membuat kami hanyut.
Suara teriakan dari para pelayan membangunkan mereka.
"Ada apa lagi, Mas?" tanya Klara sembari duduk, Kyos mengucek matanya. Kesadarannya belum sepenuhnya kembali.
"Aku juga nggak tau," jawab Kyos.
Tiba-tiba mereka teringat Chika, mereka terkejut karena bocah itu tidak ada di sini.
"Di mana Chika?" tanya Klara.
"Chika hilang lagi?!" Pekik Kyos.
Sepertinya malam itu mereka tidak diizinkan untuk istirahat.
"Cepat cari Chika!" Teriak Klara, ia sangat panik karena kehilangan putrinya dua kali.
Mereka bergegas keluar mencari Chika, ternyata Chika membakar gorden menggunakan korek api, dia membakar beberapa gorden hingga api cepat merambat ke perabot lain,
Chika terus berteriak pergi. Sementara pelayan berusaha membawa Chika keluar dari kobaran api yang kini mengeluarkan asap tebal.
Klara dan Kyos mengikuti Chika yang digendong oleh seorang pelayan. Sementara para pengawal berusaha memadamkan api yang terlanjur besar, pemadam kebakaran belum datang meskipun sudah dipanggil dari tadi.
Chika terus berteriak histeris, "Pelgiii....!"
"Tenang Ka, ini Papa!" Kyos mengambil Chika dari gendongan pelayan. Tapi Chika terus meronta-ronta.
Hingga akhirnya Klara ada ide, ia menyobek baju panjangnya dan ia tutupi mata Chika. Akhirnya perlahan Chika menjadi tenang.
"Ayo kita ke orang pintar sekarang Mas, aku nggak bisa nunda sampai pagi."
"Iya, ayo. Kondisi Chika semakin mengkhawatirkan."
Kyos setuju dengan ide Klara, baru beberapa jam ditinggal saja Chika sudah membakar rumah.
"Paman tolong urus kebakaran ini," ucap Kyos pada kepala pelayan rumah.
"Baik Tuan."
Tepat sebelum subuh, mereka pergi mencari orang pintar yang dapat menghilangkan kekuatan Chika. Klara tidak peduli Chika istimewa atau tidak, yang paling utama adalah putrinya tetap baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
lyani
next
2024-01-07
0
lyani
jiahhhhhh
2024-01-07
0
Susilawati
hiiii, serammmm
apa mungkin sebenarnya ini ada hubungannya dgn mantan tunangan nya kyos
2023-11-08
0