3. Ulang Tahun Mereka

Beberapa bulan berlalu dan kini Klara bisa berjalan normal. Banyak hal yang sudah Klara lewatkan selama koma. Salah satunya adalah mengurus keluarga kecilnya.

Kemarin mereka baru saja merayakan ulang tahun Chika yang ke tiga bertepatan dengan ulang tahun Klara yang ke 24 tahun. Klara tidak tau bahwa ulang tahun Chika akan menjadi masalah yang serius.

"Temen-temen Ika ateng," ucap Cika sangat ceria dan mengobrol sendiri.

Klara bingung teman mana yang di maksud Chika, karena teman Cika tidak ada yang datang, Chika belum TK. Dia juga tidak bergaul dengan tetangga.

Terlebih ulang tahun Chika diadakan secara privat, hanya dihadiri oleh Reni calon adik ipar Klara, Aqila adiknya Kyos dan Mamanya Kyos, lalu teman banyak mana yang dimaksud Chika? Mungkinkah makhluk gaib yang pernah dibicarakan Kyos. Kejujur saat ini tubuh Klara terasa merinding.

"Chika jangan ngobrol sendiri, Tante Aqila ngajak Chika main tuh."

Klara menarik Chika, tapi bocah itu tidak mau, dia kekeh ingin mengobrol dengan temannya.

"Gak mau!" Bocah itu berontak, tangannya terulur ke depan, terasa ada yang menarik Chika selain Klara.

Aqila mendekat, gadis yang baru masuk bangku kuliah itu menggeleng ke Klara, tidak boleh memaksa Chika yang asik bermain dengan teman ghaibnya.

"Kamu tahu keadaan Chika kayak gitu?" tanya Klara pada Aqila.

Gadis itu mengangguk, sudah paham sejak Chika bayi. Klara merasa kesulitan mengurus Chika yang seperti ini, mereka belum terlalu dekat dan Chika terus sibuk dengan teman-teman ghaibnya.

Chika lebih mendengarkan omongan teman ghaib dibandingkan larangan Klara, ia jadi resah.

"Biarin aja, Mbak. Bisa melihat hantu juga merupakan anugrah. Siapa tahu di masa depan berguna untuk Chika. Kan tidak semua orang istimewa seperti Chika."

Setahu Klara, bisa melihat hantu bukan hanya anugrah, tapi juga bencana. Itu yang dialami nenek Klara.

Nenek Klara merupakan dukun di desa, Klara hanya pernah bertemu saat masih kecil sebelum ibunya membawa ke kota. Ibunya berpikir bahwa nenek menakutkan, lalu nenek menjadi biang kerok kerenggangan hubungan Ayah dan ibu Klara.

"Aku harap Chika normal seperti anak lain," ucap Klara.

Kyos punya anak lain dari mantan tunangannya, kalau tidak salah anak laki-laki, Klara takut anak normal itu mengalahkan Chika yang punya kelemahan.

Permasalahan anak Kyos di luar nikah itu pernah menggemparkan hubungan Kyos dan Klara, mereka hampir bercerai, tapi Kyos meyakinkan Klara bahwa dia hanya dijebak oleh Laria, mantan tunangannya.

Saat Klara ingin mengalah untuk Laria yang sudah melahirkan, Klara baru tahu bahwa dia hamil Chika. Hubungan mereka sangat rumit hingga Klara kecelakaan dan koma.

"Apa Laria dan putranya pernah ke sini?" tanya Klara.

Dia masih heran kenapa Kyos tidak menikahi Laria padahal wanita itu memiliki anak Kyos. Seharusnya saat dia koma, Kyos menikah dengan Laria. Maka Chika juga bisa punya ibu.

Ah, ibu tiri tidak semuanya baik. Klara pernah mengenal Laria, dia terobsesi dengan Kyos karena bertunangan lebih dari 5 tahun, tapi Kyos malah menikahi Klara.

"Dulu, saat awal Mbak jatuh koma, Kak Laria ke mari untuk membujuk Kak Kyos, tapi malah diusir. Kak Kyos hanya mencintai Mbak Klara, dia tidak tertarik dengan wanita lain sedikitpun, dia juga sama sekali tidak peduli dengan anaknya Kak Laria."

Sikap Kyos yang seperti itu membuat Laria membenci Klara, tunangan 5 tahun lebih tapi tidak dinikahi dan berakhir begitu saja. Wajar Laria tidak terima, pertunangan mereka adalah pertunangan secara bisnis, sayangnya Laria sungguh mencintai Kyos meski Kyos tidak merasa sebaliknya.

"Kakakmu sangat setia," ucap Klara.

Aqila tersenyum, dia menyetujui ucapan Klara. Dia sendiri kagum pada kakaknya. Dia sendiri kagum dengan sikap Kyos.

"Sayang, cepatlah kemarin. Mama ingin berfoto bersama," ajak Mama mertua.

Klara melihat Chika sekilas, bocah itu masih asik mengobrol sendiri. Klara takut Chika dianggap aneh, tapi tampaknya seluruh keluarga ini tidak mempermasalahkan keanehan Chika.

"Iya, Ma." Klara mendekat ke Mama mertua bersama Aqila.

Kyos memberikan potongan kue pada Klara, wajahnya tersenyum cerah saat mengambil foto selfie keluarga tanpa Chika sang pemeran utama dalam pesta ini.

Saat semuanya sedang asik makan, Klara terus memerhatikan Chika.

"Kamu kenapa nggak makan?" tanya Kyos.

Sebelum Chika menjadi dukun seperti neneknya, Klara harus menghentikan ini.

"Kita harus tutup penglihatan Chika bagaimana pun caranya," ucap Klara sudah mengambil keputusan.

Jika dia tidak bisa punya anak laki-laki, maka Chikalah yang akan mewarisi perusahaan milik Kyos, itu pun kalau anak pertama Kyos dari Laria tidak diakui.

Klara tidak bisa membiarkan calon pewaris memiliki kemampuan aneh yang membuatnya merinding. Dia juga tidak mau Klara memiliki citra buruk saat bersekolah nanti, karena kebanyakan anak indigo itu dijauhi.

"Kenapa? Apa kemampuan Chika sangat menganggumu?" Tanya Kyos.

Bagaimana bisa Klara cerita bahwa neneknya seorang dukun? Setiap kali bertemu neneknya, Klara sangat tidak menyukai hawa dingin yang menyebar seolah membisikkan sesuatu.

Ada juga yang bilang bahwa kematian ayahnya disebabkan para hantu, sangat tidak masuk akal karena pelakunya adalah ibu Klara sendiri. Tapi sampai sekarang, ibu Klara tidak mengakui bahwa sudah membunuh Ayahnya Klara.

Klara tidak mau insiden itu terulang kembali, dia ingin Chika hidup normal. Klara terlalu takut jika ingat kejadian masa lalu.

"Apa kamu tidak khawatir Chika akan dijauhi teman-temannya saat dia masuk TK nanti?" tanya Klara, dia membuat alasan.

Kyos tampak santai, dia mengangkat bahu. "Di keluarga kita belum pernah ada yang punya keistimewaan seperti Chika, jadi bukankah Chika itu keren?"

Klara tidak tahu jalan pikiran Kyos. Wanita itu mengernyit. Tidak setuju dengan Kyos yang merasa bahwa Chika baik-baik saja.

"Bawa Chika berobat, pokoknya aku nggak mau Chika punya kemampuan aneh."

"Selama kemampuan itu tidak membahayakan Chika, aku akan menundu pengobatan untuk Chika. Kata Mama saja, Chika keren karena punya teman hantu."

Padahal kemarin Kyos sudah ada niat membawa Chika berobat, tapi karena semua orang memuji kemampuan Chika, Kyos jadi berbangga hati dan menunda pengobatan untuk Chika.

"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Chika, aku akan menyalahkan mu, Mas." Klara marah dengan semua orang. Mereka tidak tahu kekhawatiran Klara.

Wanita itu mendekat ke Chika, ia ingin menghentikan kebiasaan bocah itu bagaimana pun caranya.

"Sayang, kamu main sama Mama yuk, masak kamu main sama temen terus. Main sama Mamanya kapan?" Tanya Klara dengan wajah memelas.

Chika tampak bingung, ia melihat Mama dan udara kosong secara bergantian.

"Mama, ni temen Ika." Chika menyuruh Klara berkenalan dengan teman yang tidak bisa Klara lihat. Emosi Klara rasanya memuncak, tapi dia harus tetap berpura-pura di hadapan Chika.

Terpopuler

Comments

lyani

lyani

next

2024-01-07

0

lyani

lyani

knp

2024-01-07

0

fiendry🇵🇸

fiendry🇵🇸

seru

2023-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!