Awwww...
Awwww..
Hilda terus menjambak rambut Rose hingga, rambut Rose rontok banyak dalam genggaman tangan Hilda.
Aaaaaaa
"Kamu merusak rambut indah saya! kurang ajar kamu Hilda." ucap Rose yang akan menampar Hilda namun tangannya di tahan oleh Rizky.
"Rizky." ucap Rose sambil tersenyum.
"Sekali lagi Lo lukai Hilda, gua yang akan lukai Lo." bentak Rizky.
"Lo kasar sama gua, bukannya kita dulu pernah pacaran. "
Rizky menghempaskan tangan Rose, dan menatap tajam ke arah Rose. Lantas Rose pun mundur, saat Rizky terus menatapnya.
"Gua ingatkan sama Lo, jangan ganggu Hilda. Karena Hilda adalah pacar gua."
Ucapan Rizky membuat Hilda dan teman - temannya membelalakkan kedua mata mereka. Dan Rizky menarik bahu Hilda, sehingga tubuh mereka sangat dekat.
"Hilda pacar gua, dan dia lebih baik dari Lo." ucap Rizky dan mengajak Hilda pergi.
Rose langsung menghentakkan kedua kakinya, sambil merapikan rambut yang rusak dan kusut karena Hilda.
"Thanks ya, sudah bantuin gua." ucap Hilda.
"Sama - sama, kalau Rose ganggu Lo lagi, Lo langsung hubungi gua." ucap Rizky.
"Iya, thanks banget. Tapi boleh tanya, kenapa Lo bilang sama Rose Lo itu pacar gua?"
"Karena gua suka sama Lo."
"Ehm.. itu. "
"Jangan di jawab sekarang, Lo tahu saja bagi gua sudah cukup."
"Sekali lagi, thanks ya."
"Iya."
******
"Rose pasti makin tidak suka sama Lo, saat tahu Lo pacar nya Rizky." ucap Laila.
"Dan lagian, Lo kenapa tidak terima saja itu si Rizky. Dia ganteng loh, kapan lagi di tembak sama seorang Rizky." ucap Mila.
"Kalau kalian ingin di tembak Rizky, tinggal dekati saja dia. Gua nggak suka sama Rizky, gua sukanya sama Pak Dicky." ucap Hilda.
Uhuk... uhuk..
"Apa! Lo suka sama guru baru itu?" ucap Axel kaget, hingga tersedak.
"Iya, kenapa? dia itu ganteng, keren, impian para cewek." ucap Hilda sambil mengingat wajah Dicky.
"Lo itu ngaco, mana ada tuh guru suka sama muridnya, yang ada malah capek ngurus anak kecil seperti Lo." ucap Mila.
"Eh.. enak saja Lo, ngatain gua anak kecil. Gua juga kecil - kecil gini, nih kalau Pak Dicky di kasih ini pasti nyosor." ucap Hilda dengan, menunjukkan kedua dadanya.
Hahahaha..
Ke empat nya tertawa, dan Hilda melihat Dicky berjalan ke arah salah satu warung. Hilda lantas berdiri, dan mendekati Dicky.
"Eh.. tuh bocah beneran deketin Pak Dicky." ucap Laila.
"Wah parah benar si Hilda." ucap Axel.
"Bapak, beli apa?" tanya Hilda.
"Oh ini sedang milih makanan, saya ingin ngemil tapi apa ya?" ucap Dicky.
"Pak, itu ada martabak mini. Enak loh, ada suwiran ayam, harganya 5000 jamin enak." ucap Hilda merekomendasikan.
"Boleh juga tuh." ucap Dicky.
"Saya pesan kan ya Pak, Bapak duduk saja disini." ucap Hilda.
"Nggak apa - apa nih?"
"Santai saja."
Dari jauh ketiga sahabatnya hanya geleng - geleng kepala saja, melihat tingkah laku Hilda yang berani.
"Kita taruhan, mereka bakal jadian nggak?" ucap Axel.
"Nggak! " ucap Laila.
"Gua juga sama, tidak." ucap Mila.
"Gua sih yes, mereka bakalan jadian." ucap Axel.
***
"Gimana Pak? enak! "tanya Hilda.
" Enak banget ya, harga murah tapi rasanya wow." jawab Dicky.
"Disini enak semua makanannya, nggak ada yang tidak enak. Di jamin Bapak puas, perut kenyang."
"Kamu disini sendirian saja?" tanya Dicky memulai mengajak mengobrol.
"Nggak kok Pak, itu teman - teman saya." jawab Hilda sambil menunjuk ke arah Axel, Laila dan Mila.
Ketiganya tersenyum ke arah Dicky, dan Dicky membalas senyuman muridnya dari jauh, sedangkan Hilda terus menatap gurunya yang tampan.
"Calon iman yang tampan." ucap Hilda dalam hati.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ara Julyana
sukurinnn sok banget sih..
2023-07-25
1
Ryanti Yanti
bener hilda,,,pak dicky calon suami idaman
2023-07-01
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
ngarep banget ya si Hilda ..masih kecil wooi
2023-06-08
2