Hari ini, di kediaman Reina dan Hendri sudah di ramaikan dengan orang-orang yang sedang membersihkan seluruh rumah. Sebagian orang lainnya, sibuk di dapur karena mempersiapkan menu makanan untuk menjamu tamu spesial mereka nanti malam.
Betapa senangnya hati Reina dan Hendri, karena pada akhirnya anak sulung mereka akan di lamar. Dan yang baru di ketahui saat ini, ternyata hubungan Divya dan lelaki yang akan datang sudah terjalin lama. Sebenarnya Reina dan Hendri sudah sangat penasaran dengan lelaki yang di cintai anaknya tersebut. Karena Divya sama sekali tidak mau memberitahu siapa dan seperti apa lelaki pujaan hatinya. Tapi yang pasti, Hendri dan Reina yakin kalau pilihan hati Divya pasti adalah lelaki baik-baik. Terbukti karena lelaki tersebut sudah melamar Divya secara diam-diam dan telah menepati janji.
"Bunda, kenapa sejak kemarin enggak angkat telpon aku sih?" gerutu Queen. Sudah sejak tadi Queen berusaha menghubungi Zantisya. Dan sekarang Queen memilih untuk mengirimkan pesan singkat lagi. Entah ini adalah pesan singkat yang keberapa kalinya yang telah Queen kirim.
"Kenapa?" tanya Divya yang baru saja duduk di samping Queen. Gadis berambut panjang tersebut sedang menikmati buah anggur yang baru saja ia ambil dari ruang makan.
"Ini Kak, Bunda Tisya sejak kemarin susah sekali di hubungi. Lihatlah, pesan Queen saja centang satu," ucapnya sambil memperlihatkan layar ponselnya pada Divya.
Reaksi Divya terlihat biasa saja. Walau sebenarnya penasaran, tapi Divya berusaha untuk tenang. Apalagi tadi Safir mengatakan kalau saat ini keadaan orang di rumah juga sedang sibuk mempersiapkan barang hantaran. Sudah di pastikan kalau saat ini Zantisya sedang sibuk.
"Kamu telpon siapa Queen?" tanya Divya saat melihat layar ponsel Queen yang kini sedang melakukan panggilan video call. Nomor seseorang di sana di beri nama 'Si Salju'.
"Safir," jawab Queen enteng.
"Safir? Kenapa kamu beri nama Si Salju?" entah kenapa, Divya jadi merasakan hal aneh saat mengetahui kalau Queen memiliki nama tersendiri untuk Safir.
"Karena dia dingin. Seperti salju kan Kak."
"Kamu suka sama Safir?" tanya Divya untuk memastikan sekali lagi. Padahal pertanyaan seperti ini sudah pernah Divya tanyakan langsung pada Queen.
"Eh," Queen terkejut karena Divya kembali bertanya hal seperti ini. "Queen ..." Ucapannya terjeda karena kini Safir sudah menerima panggilan video dari Queen. Padahal niat hati Queen ingin sedikit terbuka pada Divya. Selama ini, Queen memilih diam dari siapapun tentang perasaannya karena dirinya masih harus kuliah. Queen tidak ingin perasaannya dan kedekatannya dengan Safir seolah ia manfaatkan untuk berduaan. "Mana mungkin Kak. Lelaki dingin seperti dia?" tunjuk Queen pada layar ponselnya yang sudah terdapat gambaran Safir di sana.
"Ada apa?" tanya Safir.
"Tuh, Kakak dengarkan. Betapa dinginnya suara dia. Selain dingin, jutek lagi," tuturnya mendefinisikan Safir yang memang seperti itu.
Ucapan Queen membuat Divya menahan senyumannya. Tidak hanya dengan perempuan lain di luar sana, ternyata Safir juga bersikap dingin juga pada Queen. Itu artinya, kedekatan keduanya memang benar-benar hanya sebatas persahabatan.
"Bunda mana? Dari kemarin Bunda aku hubungi kenapa tidak bisa? Bunda baik-baik saja kan, Fir?" runtutan pertanyaan telah Queen sampaikan. Terlihat jelas kalau saat ini Queen sangat penasaran bercampur rasa khawatir.
"Bunda ada dan baik-baik saja. Sejak kemarin Bunda sedang sibuk. Mungkin itu alasannya kenapa Bunda enggak aktifkan data."
"Syukurlah kalau Bunda baik-baik saja," wajah Queen kini berubah tenang. "Oh iya, nanti malam di rumah ada acara loh Fir," seperti biasanya, Queen yang ceria, yang punya karakter berseberangan dengan Safir selalu menceritakan apapun pada Safir.
"Acara apa?" tanpa Queen memberitahu, Safir tentu tidak penasaran.
"Nanti malam Kak Divya akan di lamar pujaan hatinya, Fiiirrr ..." Ucapan Queen bahkan terdengar bahagia dan begitu semangat. Seolah Queen benar-benar menunggu hari ini telah tiba.
Tanpa Queen sadari, untuk sesaat Divya dan Safir saling menatap dan tersenyum samar. Keduanya seolah menahan rasa cinta yang mereka punya.
"Aku ikut senang mendengarnya. Oh iya, sudah dulu ya Queen. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan. Dan kamu, jangan lupa buat laporan pekerjaanmu," perintah Safir.
Safir Al Ghani. Lelaki yang sudah sukses dengan usahanya sebagai peternak sapi. Awalnya hanya sapi, tapi semakin lama, Safir semakin mengembangkan usaha ternaknya dengan kambing. Lalu ditambah dengan bebek agar menghasilkan telur yang bisa ia jual.
Sebagian tambahan usaha yang Safir kembangkan adalah saran dari Queen. Usaha Safir berkembang pesat karena Ayahnya yang memiliki usaha restoran.
Meskipun tidak mempunyai ruangan sebagai tempat kerja tim, tapi selama dua tahun ini, segala penjualan hasil ternak bisa melalui Queen dan juga Safir. Selain itu, Queen yang bertugas membuat laporan keuangan. Hubungan keduanya bukan hanya sebagai teman saja. Tapi juga sebagai teman kerja. Dan bersama Safirlah, Queen bisa merasakan mendapatkan uang tanpa bayang-bayang kedua orang tuanya.
"Siap, Bos."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
luiya tuzahra
knp q ngerasa klw safir dan divya jahat yaah,sbgai sahabat masa safir gak bilang ke queen dan sbgai kakak masa divya gak bilang klw pnya hubungan ma safir.
2023-11-20
1
Indrawati Nda
kasian Quinn,,kaget,,sedih,,hancur hati dan perasaan nya..safir sama dyvia jahat..😭😭
2023-11-11
0
Nila A.R
lanjutkan!!
2023-11-06
0