Langkah kecil Ara terus saja bergerak setelah turun dari taksi, senyuman tidak pernah dia lupakan hanya untuk memperlihatkan rasa bahagianya untuk saat ini.
Asa memekik setelah berhasil masuk ke rumah mewah yang selama ini dia tinggali bersama Ayah, bunda dan adiknya. Langkahnya memutar menuju ruang tamu melihat ayah Samuel duduk sambil membaca majalah.
"Ayah, Asa punya kabar baik buat Ayah," ucapnya antusias. Duduk di samping Samuel lalu langsung memeluk lengannya.
Sayang, pria paruh baya itu malah menjauhkan lengannya pada tangan Asa. Namun, Asa tetap tersenyum meski ada rasa kecewa di hatinya.
"Coba tebak Asa ketemu siapa hari ini!" pintanya dengan pupi eyessnya, tapi yang diajak bicara tampak acuh dan masih fokus pada majalah.
"Eh, putri bunda udah pulang ternyata."
Asa lantas membalik tubuhnya dan melempar senyum pada bunda Ara.
"Kelihatannya bahagia banget, kenapa Sayang?" tanya Ara lagi penuh kelembutan.
"Coba tebak tadi Asa ketemu sama siapa, dan kabar gembira apa yang mau Asa sampaikan!" pintanya pada sang bunda.
Hatinya menghangat saat tangan lentik bunda Ara menyentuh pipinya.
"Aduh otak bunda kalau soal tebak-tebakan nggak bisa jalan. Tapi intinya pasti orang itu, orang yang sangat Asa sayang dan nantikan kehadirannya, benarkan?"
"Iya Bunda, Asa senang karena ...."
"Ayana pulang!" pekik gadis manis yang usianya sedikit muda dari Asa terdengar.
Langkah itu kian mendekat dan mendaratkan tubuhnya tepat di samping kiri ayah Samuel, sebab di samping kanan ada Asa.
Tatapan Asa tidak pernah lepas dari keduanya. Ayana melakukan hal yang sama bahkan lebih, tapi ayah Samuel tidak merubah posisi apapun, bahkan pria itu membalas pelukan Ayana penuh kasih sayang.
"Gimana sekolahnya, Nak?"
"Baik Ayah, dan lagi-lagi Ayana juara kelas!"
"Pintar banget anak ayah." Samuel mumuji Ayana terang-terangan di depan Asa.
Sakit? Jangan ditanya bagaimana sakitnya hati seorang anak jika diperlakukan tidak adil oleh ayahnya sendiri.
Asa bergeming, masih menatap interaksi ayah dan adiknya yang membuat dirinya iri. Atensinya baru teralihkan saat tepukan bunda Ara mendarat di pundaknya.
"Bunda lagi buat puding di dapur, ayo bantu!" ajak Ara.
Asa mengangguk antusias, lantas berdiri dan mengikuti langkah bundanya menuju dapur. Sesekali melirik ayah dan anak yang masih setia bertukar cerita.
Asa terhenyak saat tubuhnya dipeluk sangat erat oleh sang bunda setelah sampai di dapur.
"Kenapa Bunda peluk Asa?" tanyanya karena heran.
"Memangnya salah meluk putri sulung sendiri?"
"Nggak salah, tapi aneh karena tiba-tiba. Kalau bunda merasa kasihan sama Asa, nggak usah dipeluk. Soalnya Asa nggak sedih kok. Ayah sayang sama Ayana karena Ayana itu adik, iyakan Bunda?"
"Iya, Sayang," gumam Ara masih memeluk putrinya. Sebenarnya bukan Asa yang sedih, tapi Ara.
Sejak Asa terbangun dari koma, suaminya tidak pernah memberikan perhatian sedikitpun pada Asa. Dia sebagai ibu gagal menyatukan dua jiwa yang berbeda.
"Asa mau ganti baju dulu terus bantu Bunda buat puding," ucap Asa mendorong tubuh bundanya.
Berjalan sambil bernyanyi menuju kamar. Nyanyian dan senyuman untuk menutupi luka dan terlihat baik-baik saja di depan semua orang.
"Baiklah karena ayah suka anak yang pintar, Asa bakal belajar lebih rajin lagi. Asa juga bisa kayak Ayana yang selalu jadi juara. Bedanya Asa malas sementara Ayana rajin," gumam Asa yang bicara sendiri di kamar mandi sambil memainkan air hangat di dalam Bathtub.
Awalnya Asa hanya ingin ganti baju tapi karena gerah dia memilih untuk mandi sekalian.
Tidak ada yang perlu Asa khawatirkan tentang hidupnya, terlebih ada sosok pria tampan yang sangat menyayangi Asa di luar sana.
Asa meraba dadanya dan merasi detak jantung yang kian tidak normal, padahal dia hanya berlari beberapa meter tadi karena sangat bahagia.
"Kok Asa sesak nafas ya?" gumam Asa mengatur nafasnya yang memburu secara tiba-tiba.
Lebih terkejut lagi saat darah menetes sampai menodai air yang dia pakai untuk berendam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Teh Yen
kenapa El berubah ada kejadian apa sebenarnya d balik koma.asa waktu itu ?
2023-06-02
2
Kendarsih Keken
syedih buat Asa tapi terus nyimak thor
2023-06-02
0
Ani Salihah
pasti El punya alesan knpa bisa kaya gitu sama Asa🥺
2023-06-02
0