Galih Pradana turun dari mobilnya dengan wajah coolnya seperti biasa. Beberapa tamu yang sudah hadir dari kalangan perempuan langsung mengarahkan pandangannya ke arah dirinya.
Kemeja putih lengan panjang ia gunakan sesuai dress code yang ditentukan oleh walikota agar semua yang hadir tampak sama dan tak ada lagi pengkotak-kotakan antara pendukung dan bukan pendukung. Bisik-bisik pun terjadi, pria tampan, kaya, dan masih lajang itu menjadi incaran mata lapar perempuan yang ada di tempat itu.
"Mas Galih, bisa ambil foto gak?" sapa seorang perempuan cantik yang ia kenal sebagai kepala dinas perindustrian dan perdagangan di kota itu.
"Oh siap, untuk ibu kadis apa yang tidak boleh," ucap pria tampan itu sembari tersenyum. Sebuah senyuman maut yang selalu berhasil membuat kaum hawa klepek-klepek dibuatnya.
"Makasih mas."
Perempuan cantik itu pun langsung mengarahkan kameranya ke arah mereka berdua.
Cekrek
Cekrek
"Untuk apa sih mau berfoto sama aku Bu kadis? Aku 'kan bukan seleb?" tanya Galih pura-pura bingung.
"Ih tambah gemesin deh, supaya ada yang nemenin kalau mau bobok lah," jawab perempuan itu seraya mengedipkan matanya menggoda.
"Kalau suaminya tahu gimana tuh bu? Bisa-bisa aku dibikin penyek lah," ucap Galih berpura-pura takut.
"Gak akan lah mas. Gak ada yang akan curiga kok, kecuali kalau mas Galih mau beneran temani aku. Itu sih bisa aku pikirkan baik-baik hihihi," ucap kepala dinas itu cekikikan. Galih hanya bisa meremas tengkuknya tak nyaman seraya tersenyum meringis.
"Bu Kadis, hati-hati lho ya, di tempat ini ada banyak mata dan telinga. Dan ya, maaf Bu. Aku suka yang masih single dan tentunya tak ada sangkutan dengan pria lain," ucap Galih mengingatkan.
Ia tidak mau membuat skandal besar dengan berhubungan diam-diam dengan perempuan bersuami. Yang ia ingin jadikan mangsa adalah perempuan perawan yang tidak ada sangkutan dengan orang lain. Dan yang nackal tentunya.
Kepala dinas itu hanya bisa terdiam, ia pikir ia bisa mendapatkan pria tampan itu karena kedudukannya tapi ternyata ia lumayan susah juga didapatkan.
Galih pun lolos, ia memasuki tempat acara itu dengan langkah mantap dan langsung menghampiri Fardan Larigau sang sahabat. Acara ramah tamah pelantikan walikota dan wakilnya hari ini berlangsung sangat ramai dan juga meriah. Ada banyak tamu yang datang, bukan hanya dari kalangan pendukung tapi dari lawan politik pun datang sebagai bentuk apresiasi dan bahagia bersama.
Keinginan sang walikota adalah, semua rakyatnya bisa kembali membaur seperti sediakala. Mereka bisa mengobati situasi hati yang pernah memanas dengan berkumpul, mengobrol, dan makan serta minum bersama.
"Hai bro!" sapanya saat melihat Fardan Larigau, sang penasehat hukum walikota yang sedang duduk sendiri di sebuah meja.
"Hai, duduk Lih." Pria itu mempersilahkan sang sahabat untuk duduk. Mereka pun mengobrol banyak hal tentang tamu-tamu yang datang yang kebanyakan adalah lawan politik sang walikota.
"Eh, gak nyangka aku kalau ternyata istrinya pak walikota itu adalah lawan politiknya ya," ucap Galih seraya mengarahkan pandangannya ke arah seorang perempuan cantik berhijab yang ia tahu adalah istri Usman Ali Kemal.
"Yah begitulah jodoh, terkadang musuh kita yang justru jadi jodoh, hehehe," kekeh Fardan seraya ikut memperhatikan sosok gadis cantik yang sejak tadi wara-wiri di sekitar ibu walikota. Siapa lagi kalau bukan Asma Safawi sang pujaan hati.
Galih sudah bisa menebak kalau Fardan sangat menyukai gadis itu hingga ia pun menawarkan bantuan agar pria itu bisa mengungkapkan perasaannya.
"Mau tahu gak cara mendapatkan seorang gadis?" tanya Galih dengan tatapan masih fokus ke arah istri dari sahabatnya itu. Fardan menyimak, ia tahu kalau Galih memang selalu bisa menaklukkan para gadis yang ia inginkan.
"Sekarang lihat aku. Gadis yang sedang mengobrol dengan ibu walikota disana itu pasti bisa aku dapatkan." Fardan segera mengarahkan pandangannya ke arah sebuah meja tempat ibu walikota berada. Seorang gadis cantik dengan body goal dibalik pakaiannya sedang sibuk mengobrol dengan para perempuan disana. Asma tidak ia temukan ditempat itu.
"Dan, aku kesana ya, sepertinya ibu walikota sedang membutuhkan aku untuk menemani gadis itu." Galih segera berdiri dari duduknya dan berjalan dengan cepat ke meja Laura Eveline sang istri walikota.
"Modus! Mana ada dipanggil sama Bu Laura. Yang ada dia mau menggaet gadis disampingnya Ibu wali. Dasar Casanova!"
Galih hanya mengangkat bahunya. Ia pun mendekati meja Laura Eveline dan meminta izin untuk mengobrol dengan gadis cantik yang ada di samping ibu walikota itu.
"Maafkan aku Bu wali, bolehkah aku berkenalan dengan gadis yang sangat cantik ini?" ucap Galih berbasa-basi. Ia tersenyum dan mengedipkan matanya pada gadis itu. Laura Eveline tersenyum.
"Silahkan pak Galih, sahabat aku ini masih single kok. Pak Galih tidak akan kesulitan jika ingin berkenalan dengannya, iyya gak Na?" ucap Nadia seraya memandang Nana Ninu.
"Ya tentu saja Laura sayang, aku juga sangat suka dengan pria tampan dan ramah seperti ini," ucap Nana Ninu dengan gayanya yang sensual.
"Mari mbak Nana, kita ngobrolnya di tempat lain. Kita tidak boleh mengganggu ibu wali," ucap Galih seraya berdiri dari duduknya seraya mempersilahkan gadis itu untuk mengikutinya.
Dua orang itu pun mencari tempat yang cukup sepi dan privasi. Galih menatap gadis seksih dihadapannya ini dengan tatapan menilai.
Dari tampilan Nana Ninu yang sangat terbuka seperti ini sudah bisa ia mengambil kesimpulan kalau gadis ini adalah salah satu gadis nackal di kota ini. Dan ia bertekad untuk menaklukkannya.
"Kamu cantik, bener masih single?" ucap Galih dengan tatapan lurus kedalam mata indah Nana Ninu.
"Ya bener lah mas. Aku aja datang ke sini sendiri. Kenapa? Mau nemenin aku sampai acara selesai?" tanya Nana dengan bibir ia gigit sensual. Darah Cassanova Galih Pradana memanas. Ia suka gadis ini dan tampaknya ia sudah sangat profesional sekali dalam menggoda pria.
"Kita ke panggung yuk?" ajak Galih seraya meraih tangan Nana Ninu dan menggenggamnya.
"Eh ngapain?" tanya gadis itu bingung. Jangan-jangan pria ini tahu kalau aku adalah biduan panggung, ucapnya dalam hati.
"Kamu bisa nyanyi 'kan? Aku ingat kalau ingin membantu Fardan mendapatkan kekasih hatinya.
"Hum, boleh kok." Nana tersenyum. Ia pun mengikuti langkah Galih ke arah panggung. Dalam hati ia berharap dengan menunjukkan keahliannya di atas panggung, ia bisa menggaet sang walikota terpilih.
🌹🌹🌹
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
Nikmati alurnya dan happy reading 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sukmawati,s.pd Sukmawati,s.pd
namanya lucu nana ninu. kayak suara sirine mobil ambulans. hehehhee
2025-02-12
0
Normah Basir
menarik
2024-08-01
0
Rostina Sahar
kisahnya bagus... lanjut
2024-02-15
0