Satu lagu dengan judul kopi dangdut yang cukup melegenda itu baru saja dinyanyikan oleh Galih dan Nana. Suara mereka berdua yang cukup merdu itu cukup menghibur para hadirin.
"Gimana? Kita lanjutkan dengan lagu lainnya?" tanya Nana pada penonton yang sepertinya masih ingin mendengar dirinya bernyanyi.
"Lanjut dong, suara neng Nana ini okey punya. Belum lagi goyangannya tentunya, iyya gak penonton!" Galih ikut memprovokasi. Ia juga sangat senang dengan gadis cantik yang baru ditemuinya itu. Dan ia berharap bisa mengajaknya berkencan setelah ini.
"Okey, kita lanjutkan. Tapi mintanya lagu apa dong.?" Nana bertanya lagi dengan gaya centilnya. Matanya yang indah dengan bulu mata lentik ia kedipkan menggoda. Galih semakin dibuat penasaran saja dengan gadis penggoda ini.
Dan ya ampun, roknya yang cukup pendek benar-benar memberikan pemandangan yang sangat segar bagi Galih dan juga para tamu yang mayoritas adalah laki-laki.
"Lagu apa saja boleh dong Na, kamu gak nyanyi aja udah menghibur banget. Apalagi nyanyi sambil goyang, beuh asli mantap!" puji Galih dengan wajah berbinar cerah. Para penonton setuju. Mata mereka semakin dimanjakan oleh pemandangan yang sangat menarik di atas panggung.
Fardan Larigau yang masih duduk di mejanya tersenyum penuh arti. Galih memang sangat jago dalam hal menarik perhatian perempuan. Pantas saja ia mempunyai banyak kekasih.
Beberapa perempuan yang berada di tempat itu cukup merasa cemburu melihat tingkah penyanyi baru yang sangat centil itu begitu sangat akrab dengan seorang Galih Pradana.
"Ish, sok cantik aja tuh cewek," ujar seorang gadis yang sedari dulu berharap bisa menjadi pacar dari Galih Pradana.
"Gak usah marah kayak gitu, nanti juga akan dibuang sama pak Galih kalau udah diicip-icip," balas yang lain dengan bibir terangkat.
"Ih kok kamu tahu, pernah jadi korbannya juga ya?" tanya gadis yang lainnya lagi.
"Gak usah nanya! Aku suka kesel sama tuh cowok. Di depan gampang bikin meleleh tapi pas di kamar bikin kesel tahu gak!" gerutu gadis berkacamata hitam itu.
"Jangan bilang kalau cowok tampan itu letoi ya? Ih serem banget. Playboy tapi letoi ha-ha-ha." Vivian tertawa mencibir.
"Gak lah Vi. Tubuh pak Galih itu bagus dan luar biasa banget tapi ya ampun, kok dia gak bisa tersentuh sih. Asli bikin aku nangis kejer!" Dona, salah satu korban dari Galih Pradana langsung menggerutu histeris.
"Ah yang bener kamu Don?!"
"Ya bener lha, wong aku lihat sendiri tapi ya ampun gak bisa disentuh dan gak bisa dinikmati, kesel banget tahu gak." Dona menjawab dengan perasaan bangga yang meluap-luap.
"Penasaran aku, apa gadis yang ada di atas panggung itu bisa menaklukkannya ya?!" ujar yang lain seraya mengarahkan pandangannya pada sang Cassanova. Otak mereka sudah mulai membayangkan perkataan Dona.
"Hem, entahlah. Pak Galih itu sungguh misterius. Entah akan berjodoh dengan siapa nanti," ujar Dona dengan perasaan tak rela dihatinya. Kumpulan gadis-gadis itu pun kembali Kasak-kusuk. Mereka kembali memandang ke arah panggung.
"Maunya sih aku yang jadi jodohnya pak Galih, udah tampan, kaya dan gak pelit lagi. Tapi itu dia, pak Galih suka ninggalin kita kalau pas lagi asyik-asyiknya." Bibir Nara mengerucut kesal. Semua mata langsung memandang gadis itu. Mereka tidak menyangka kalau Nara yang sejak tadi diam saja kini ikut berbicara.
"Jadi kamu juga Nar?" tanya mereka semua dengan kompak.
"Hem." Nara mengangguk.
"Huuuu aku juga mau lah." Dona mencibir. Ia tidak rela jika ada yang bisa memiliki dan
merasakan tubuh Galih yang sangat tampan dan berotot itu.
"Jadi kamu mau nantangin aku nih?!" lanjut Dona dengan tatapan tajam pada Nara.
"Iya, emangnya kenapa? Pak Galih itu milik aku tahu gak? Kami juga baru jalan semalam." Nara menatap Dona dengan tak kalah tajam.
"Oh ya ampun, jadi kalian mau bertengkar di sini hanya karena pria itu?!" Vivian mulai kesal dengan kedua sahabatnya.
"Sekarang lihat ke atas panggung, pak Galih sudah menghilang bersama dengan biduan centil itu." Vivian berusaha menengahi dengan menunjukkan sebuah fakta bagi dua orang korban sang cassanova itu.
"Hah? Mereka kemana? Apa mereka berdua meninggalkan tempat ini?" Nara dan Dona bertatapan dengan wajah kesal.
Mereka jadi sangat khawatir kalau pria itu sedang janjian kencan dengan perempuan seksih biduan itu.
Dan benar saja, setelah Fardan Larigau menyatakan cinta pada Asma, Galih dan Nana Ninu segera meninggalkan tempat itu untuk melanjutkan nyanyi versi mereka berdua di tempat yang lebih pribadi.
Galih melajukan mobilnya dengan alis terangkat, ia sangat tertarik pada gadis cantik yang mengaku sebagai sahabat dari ibu walikota, atau Laura Eveline.
Sebuah kamar hotel mereka masuki untuk lebih mengakrabkan diri. Galih Pradana semakin berani mengeluarkan gombal mautnya untuk si Nana Ninu. Ia benar-benar sangat yakin akan mendapatkan gadis cantik itu.
"Kamu cantik banget Na, boleh gak aku bertahta dalam hatimu?" ucapnya dengan tatapan penuh arti. Ia tidak tahu kenapa ia begitu terpesona pada gadis seksih dan cantik dihadapannya ini.
"Makasih banyak lho mas Galih. Kamu adalah orang ke seribu kali yang menyatakan ini padaku," balas Nana dengan senyum diwajahnya.
"Oh yang keseribu ya? Jauh banget, apa aku gak bisa nawar Na?"
"Boleh, asalkan kamu mau membantu aku," jawab Nana Ninu dengan segala rencana do dalam kepalanya.
"Dengan senang hati Na. Apapun akan aku lakukan sayang," ucap Galih dengan senyum diwajahnya. Sifatnya yang selalu baik pada perempuan kini ditunjukkannya kembali untuk mendapatkan hati dari Nana Ninu.
"Aku ingin bertemu dengan Pak Walikota. Boleh gak kamu urus supaya aku bertemu secara pribadi dengannya?"
"Untuk apa? Aku 'kan udah ada disini untukmu sayang," ucap Galih dengan wajah bingung.
"Aku ingin mendapatkan hatinya. Aku ingin merasakan apa yang Laura Eveline rasakan," jawab gadis itu seraya mengelus lembut rahang Galih. Ia ingin menghipnotis pria itu agar mau memenuhi keinginannya.
Galih tersenyum dalam hati. Rupanya gadis ini adalah gadis ular berkepala dua. Ia bukanlah sahabat yang baik untuk istri sang walikota.
"Apa imbalannya untukku Na? Apakah kamu akan memberikan apa yang aku minta?" ucap Galih dengan bibir mengecup tangan gadis itu.
Nana Ninu tersenyum kemudian mencondongkan dadanya yang cukup terbuka pada wajah pria itu.
"Aku akan memberikanmu servis yang sangat menyenangkan sayang," ucap Nana seraya membawa tangan pria itu untuk menyentuh dua gundukan bukit kembar miliknya. Galih menyeringai.
Dasar perempuan brengsek! Tapi tak apa aku akan mengikuti permainanmu.
🌹🌹🌹
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
Nikmati alurnya dan happy reading 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Normah Basir
Nana terjadi ular berbulu domba,pagar makan tanaman,ulat bulu/Grimace//Grimace//Grimace/
2024-08-01
0
Rostina Sahar
waduh gali... lanjut
2024-02-15
1
penggemar novel onlen
Duh Galih
2023-06-05
0