Nadia Gazali menutup layar laptopnya karena sudah tidak bisa lagi menahan kantuknya. Ia menekan batang hidungnya dengan jempol dan juga telunjuknya untuk mengusir sedikit rasa lelah nya dengan pekerjaan yang lumayan menguras waktu dan tenaganya.
"Astaga, ini sudah jam 10 malam. Aku harus pulang. Besok pagi aku akan menghadiri pelantikan kak Ali," ucapnya dengan bergegas memasukkan semua barang-barangnya ke dalam tasnya.
Kunci mobil ia raih dari atas mejanya kemudian segera keluar dari ruangannya setelah merasa bahwa semua barang-barangnya sudah masuk ke dalam tas. Ia pun keluar dari ruangan itu dan menyusuri lorong-lorong ruangan yang nampak sangat sepi. Tak ada perawat atau dokter yang berlalu lalang lagi di tempat itu. Di jam seperti ini hanya yang bertugas jaga saja yang masih berada di meja kerja mereka.
"Dokter baru mau pulang ya?" tegur seorang perawat yang sedang ia temui di lorong sepi itu.
"Ah iya sus. Ini aku kelupaan kalau mau nginap di rumah hehehe," jawab Nadia terkekeh. Sungguh, ia benar-benar tidak ingat kalau ia dan keluarganya akan ke rumah jabatan walikota untuk acara pelantikan orang nomor satu di kota itu besok pagi.
"Dokter terlalu sibuk sih," ujar sang perawat berbasa-basi. Ia akui kalau dokter cantik itu kadang sering lupa pulang karena terlalu banyak pekerjaan yang ia kerjakan di ruangannya.
"Ah iya. Mari sus," ucap Nadia seraya melanjutkan langkahnya cepat-cepat ke arah lift. Ia harus pulang dan tidur cepat. Ia harus kelihatan fresh besok pagi tanpa kantung mata pada wajah cantiknya.
"Iya dokter hati-hati." Perawat itu pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan jaga malam itu.
Ruangan itu kembali sepi. Nadia mempercepat langkahnya. Hingga hanya suara heelsnya saja yang kedengaran untuk menemaninya dimalam yang dingin itu.
Keadaan seperti ini sudah sering dialami jika ia lembur dengan pekerjaannya yang sangat banyak tetapi ia tidak pernah merasa takut karena ia sudah bertahun-tahun kerja di rumah sakit itu.
"Faster babe aaaaakh, mmmm aaaaakh!" Langkahnya ia hentikan karena tidak sengaja mendengar suara-suara aneh dari dalam ruangan yang ia lewati.
"Aaaaakh mmmm, I like it babe!" Nadia merasakan kulitnya meremang. Otak kecilnya mulai membayangkan yang tidak-tidak. Dan entah kenapa jiwa penasarannya memaksanya untuk melihat apa yang terjadi. Gadis itu pun pelan-pelan membuka sebuah ruangan perawatan yang selama ini hanya diisi untuk pasien khusus.
Dan betapa kagetnya ia melihat dokter Harry, yang selama ini selalu merupakan kekasihnya sendiri sedang melakukan sesuatu yang sangat menjijikkan dengan seorang perawat jaga.
Perutnya bergolak ingin muntah dengan perilaku menjijikan yang ia lihat sendiri di depan matanya.
Harry Zulkarnain yang berjanji akan menikahinya dalam waktu dekat kini telah menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.
Ia benci pria itu. Semua janji manis dan cintanya ternyata palsu.
Dokter cantik itu ingin marah dan mempermalukan mereka berdua tapi hati kecilnya melarangnya. Ia akan mendiamkannya saja dan pura-pura tidak tahu karena ia tidak mau semua orang tahu betapa menyedihkannya perjalanan asmaranya
Ia pun menutup pintu itu dengan perlahan. Hatinya sungguh sangat hancur kini. Air matanya sudah siap tumpah. Ia pun segera berlari ke arah lift dan ingin menangis di dalam kotak besi itu saja.
"Sialan kamu Harry!" umpatnya seraya menyusut air matanya. Ia berteriak dan menangis dengan sangat kencang di dalam lift itu dan tidak menyadari kalau ia sedang terekam kamera yang terdapat dalam kotak besi yang ia tempati sekarang.
"Brengsek kalian!" geramnya emosi. Andaikan ia tidak menjaga imagenya serta karakternya sebagai dokter yang cantik dan sukses dalam semua hal dalam hidupnya, ia sungguh ingin menendang pria itu dan selingkuhannya.
Tring
Pintu lift terbuka, ia segera keluar dari tempat itu menuju ke tempat parkir. Andaikan bisa terbang, rasanya ia sudah tidak ingin menapaki bumi dan segera pergi dari tempat yang sangat menyakitkan itu.
Air mata mengiringi perjalanannya pulang. Rasa kantuk dan lelah telah hilang berganti rasa sakit hati yang memenuhi dadanya. Gadis cantik itu benci Harry dan juga benci sebuah hubungan. Dalam hati ia berjanji tak ingin lagi berpacaran apalagi menikah.
Ciiit.
Mobilnya berhenti tepat di depan rumahnya yang ia tempati bersama dengan kedua orangtuanya. Ia pun turun dengan membawa tas kerjanya berikut laptopnya.
"Nad, kamu baru pulang sayang?" tanya sang mama yang juga baru saja tiba dari rumah jabatan walikota.
"Asma dan yang lainnya nyari kamu lho. Sisa kamu yang tidak datang. Tapi mama bilang besok kamu juga pasti datang," lanjutnya tersenyum. Nadia menghela nafas kemudian menjawab, "Maafkan aku ma. Aku lagi banyak kerjaan. Aku ke kamar ya, capek banget."
"Nad? Kamu baik-baik saja kan sayang?" tanya sang mama seraya menatap wajah putrinya yang menunduk.
"Iya ma. Aku hanya sakit kepala dikit, mungkin kalau aku tidur rasa sakitnya bisa hilang." Nadia pun berlalu dari hadapan sang mama dengan perasaan remuk. Dunianya terasa sangat hancur kini, akan tetapi ia tidak ingin menceritakan masalah yang sedang menimpanya ini kepada kedua orang tuanya. Cukup ia saja yang tahu dan merasakannya.
Tak boleh ada yang tahu kalau ia adalah seorang yang sedang tak baik saja sekarang. Image harus selalu terjaga, karena semua orang tahu kalau ia adalah seorang dokter yang cantik, sukses, dan sempurna. Tak ada kekurangan dalam hidupnya. Semua sudah ia raih diusia yang masih sangat muda.
Membuka pintu kamarnya, ia langsung melemparkan dirinya ke atas ranjang empuk miliknya. Ia baru ingin menangisi nasibnya sekarang.
Lama ia membenamkan wajahnya pada bantal sampai ia merasa airmatanya sudah kering. Ia pun bangun dan melangkahkan kakinya ke arah sebuah lemari kaca 75 X 200 cm. Disana ia menyimpan semua pemberian Harry sejak mereka berpacaran.
Tangannya membuka lemari itu kemudian mengeluarkan semua isinya ke dalam sebuah kresek besar.
Ia akan menyumbangkan barang-barang mahal itu pada siapa saja yang membutuhkan karena apapun yang berhubungan dengan pria itu harus ia buang jauh-jauh.
Setelah semua emosinya ia keluarkan, ia pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Mulai malam ini, tak ada nama atau apapun yang berhubungan dengan Harry ada didalam kamar maupun hatinya.
Gadis itu naik ke tempat tidurnya dan berusaha untuk tidur tapi sayangnya rasa kantuk itu benar-benar telah pergi jauh. Akhirnya ia isi dengan kembali menangisi nasib asmaranya.
🌹🌹🌹
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
Nikmati alurnya dan happy reading 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Normah Basir
bukan jodohmu,LBH baik ketahuan duluan ketimbang SDH akad br kelihatan belangnya nadia
2024-08-01
1
Rostina Sahar
kisah cinta suster cantik sdh berakhir
2024-02-15
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
ngapain di tangisi.... ayoooo ketawa lagi
2023-06-04
0