Bab 2 Faster Babe!

Nadia Gazali menutup layar laptopnya karena sudah tidak bisa lagi menahan kantuknya. Ia menekan batang hidungnya dengan jempol dan juga telunjuknya untuk mengusir sedikit rasa lelah nya dengan pekerjaan yang lumayan menguras waktu dan tenaganya.

"Astaga, ini sudah jam 10 malam. Aku harus pulang. Besok pagi aku akan menghadiri pelantikan kak Ali," ucapnya dengan bergegas memasukkan semua barang-barangnya ke dalam tasnya.

Kunci mobil ia raih dari atas mejanya kemudian segera keluar dari ruangannya setelah merasa bahwa semua barang-barangnya sudah masuk ke dalam tas. Ia pun keluar dari ruangan itu dan menyusuri lorong-lorong ruangan yang nampak sangat sepi. Tak ada perawat atau dokter yang berlalu lalang lagi di tempat itu. Di jam seperti ini hanya yang bertugas jaga saja yang masih berada di meja kerja mereka.

"Dokter baru mau pulang ya?" tegur seorang perawat yang sedang ia temui di lorong sepi itu.

"Ah iya sus. Ini aku kelupaan kalau mau nginap di rumah hehehe," jawab Nadia terkekeh. Sungguh, ia benar-benar tidak ingat kalau ia dan keluarganya akan ke rumah jabatan walikota untuk acara pelantikan orang nomor satu di kota itu besok pagi.

"Dokter terlalu sibuk sih," ujar sang perawat berbasa-basi. Ia akui kalau dokter cantik itu kadang sering lupa pulang karena terlalu banyak pekerjaan yang ia kerjakan di ruangannya.

"Ah iya. Mari sus," ucap Nadia seraya melanjutkan langkahnya cepat-cepat ke arah lift. Ia harus pulang dan tidur cepat. Ia harus kelihatan fresh besok pagi tanpa kantung mata pada wajah cantiknya.

"Iya dokter hati-hati." Perawat itu pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan jaga malam itu.

Ruangan itu kembali sepi. Nadia mempercepat langkahnya. Hingga hanya suara heelsnya saja yang kedengaran untuk menemaninya dimalam yang dingin itu.

Keadaan seperti ini sudah sering dialami jika ia lembur dengan pekerjaannya yang sangat banyak tetapi ia tidak pernah merasa takut karena ia sudah bertahun-tahun kerja di rumah sakit itu.

"Faster babe aaaaakh, mmmm aaaaakh!" Langkahnya ia hentikan karena tidak sengaja mendengar suara-suara aneh dari dalam ruangan yang ia lewati.

"Aaaaakh mmmm, I like it babe!" Nadia merasakan kulitnya meremang. Otak kecilnya mulai membayangkan yang tidak-tidak. Dan entah kenapa jiwa penasarannya memaksanya untuk melihat apa yang terjadi. Gadis itu pun pelan-pelan membuka sebuah ruangan perawatan yang selama ini hanya diisi untuk pasien khusus.

Dan betapa kagetnya ia melihat dokter Harry, yang selama ini selalu merupakan kekasihnya sendiri sedang melakukan sesuatu yang sangat menjijikkan dengan seorang perawat jaga.

Perutnya bergolak ingin muntah dengan perilaku menjijikan yang ia lihat sendiri di depan matanya.

Harry Zulkarnain yang berjanji akan menikahinya dalam waktu dekat kini telah menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.

Ia benci pria itu. Semua janji manis dan cintanya ternyata palsu.

Dokter cantik itu ingin marah dan mempermalukan mereka berdua tapi hati kecilnya melarangnya. Ia akan mendiamkannya saja dan pura-pura tidak tahu karena ia tidak mau semua orang tahu betapa menyedihkannya perjalanan asmaranya

Ia pun menutup pintu itu dengan perlahan. Hatinya sungguh sangat hancur kini. Air matanya sudah siap tumpah. Ia pun segera berlari ke arah lift dan ingin menangis di dalam kotak besi itu saja.

"Sialan kamu Harry!" umpatnya seraya menyusut air matanya. Ia berteriak dan menangis dengan sangat kencang di dalam lift itu dan tidak menyadari kalau ia sedang terekam kamera yang terdapat dalam kotak besi yang ia tempati sekarang.

"Brengsek kalian!" geramnya emosi. Andaikan ia tidak menjaga imagenya serta karakternya sebagai dokter yang cantik dan sukses dalam semua hal dalam hidupnya, ia sungguh ingin menendang pria itu dan selingkuhannya.

Tring

Pintu lift terbuka, ia segera keluar dari tempat itu menuju ke tempat parkir. Andaikan bisa terbang, rasanya ia sudah tidak ingin menapaki bumi dan segera pergi dari tempat yang sangat menyakitkan itu.

Air mata mengiringi perjalanannya pulang. Rasa kantuk dan lelah telah hilang berganti rasa sakit hati yang memenuhi dadanya. Gadis cantik itu benci Harry dan juga benci sebuah hubungan. Dalam hati ia berjanji tak ingin lagi berpacaran apalagi menikah.

Ciiit.

Mobilnya berhenti tepat di depan rumahnya yang ia tempati bersama dengan kedua orangtuanya. Ia pun turun dengan membawa tas kerjanya berikut laptopnya.

"Nad, kamu baru pulang sayang?" tanya sang mama yang juga baru saja tiba dari rumah jabatan walikota.

"Asma dan yang lainnya nyari kamu lho. Sisa kamu yang tidak datang. Tapi mama bilang besok kamu juga pasti datang," lanjutnya tersenyum. Nadia menghela nafas kemudian menjawab, "Maafkan aku ma. Aku lagi banyak kerjaan. Aku ke kamar ya, capek banget."

"Nad? Kamu baik-baik saja kan sayang?" tanya sang mama seraya menatap wajah putrinya yang menunduk.

"Iya ma. Aku hanya sakit kepala dikit, mungkin kalau aku tidur rasa sakitnya bisa hilang." Nadia pun berlalu dari hadapan sang mama dengan perasaan remuk. Dunianya terasa sangat hancur kini, akan tetapi ia tidak ingin menceritakan masalah yang sedang menimpanya ini kepada kedua orang tuanya. Cukup ia saja yang tahu dan merasakannya.

Tak boleh ada yang tahu kalau ia adalah seorang yang sedang tak baik saja sekarang. Image harus selalu terjaga, karena semua orang tahu kalau ia adalah seorang dokter yang cantik, sukses, dan sempurna. Tak ada kekurangan dalam hidupnya. Semua sudah ia raih diusia yang masih sangat muda.

Membuka pintu kamarnya, ia langsung melemparkan dirinya ke atas ranjang empuk miliknya. Ia baru ingin menangisi nasibnya sekarang.

Lama ia membenamkan wajahnya pada bantal sampai ia merasa airmatanya sudah kering. Ia pun bangun dan melangkahkan kakinya ke arah sebuah lemari kaca 75 X 200 cm. Disana ia menyimpan semua pemberian Harry sejak mereka berpacaran.

Tangannya membuka lemari itu kemudian mengeluarkan semua isinya ke dalam sebuah kresek besar.

Ia akan menyumbangkan barang-barang mahal itu pada siapa saja yang membutuhkan karena apapun yang berhubungan dengan pria itu harus ia buang jauh-jauh.

Setelah semua emosinya ia keluarkan, ia pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Mulai malam ini, tak ada nama atau apapun yang berhubungan dengan Harry ada didalam kamar maupun hatinya.

Gadis itu naik ke tempat tidurnya dan berusaha untuk tidur tapi sayangnya rasa kantuk itu benar-benar telah pergi jauh. Akhirnya ia isi dengan kembali menangisi nasib asmaranya.

🌹🌹🌹

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?

Nikmati alurnya dan happy reading 😊

Terpopuler

Comments

Normah Basir

Normah Basir

bukan jodohmu,LBH baik ketahuan duluan ketimbang SDH akad br kelihatan belangnya nadia

2024-08-01

1

Rostina Sahar

Rostina Sahar

kisah cinta suster cantik sdh berakhir

2024-02-15

1

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

ngapain di tangisi.... ayoooo ketawa lagi

2023-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kerang Darat
2 Bab 2 Faster Babe!
3 Bab 3 Mimpi Buruk
4 Bab 4 Bertemu Calon Pelakor
5 Bab 5 Icip-icip Ala Galih
6 Bab 6 Sarang Ular Berkepala Dua
7 Bab 7 Pertemuan Pertama
8 Bab 8 Harry Membeku
9 Bab 9 Kesalahan Satu Malam
10 Bab 10 Untungnya Pakai Pengaman
11 Bab 11 Santai Meskipun Sakit
12 Bab 12 Perasaan Kesal Berlipat-lipat
13 Bab 13 Cantik Kalau Jinak
14 Bab 14 Harus Menikah
15 Bab 15 Kegalauan Dua Insan
16 Bab 16 Ngimpi
17 Bab 17 Ciuman Pertama
18 Bab 18 Suami Di atas Anu
19 Bab 19 Kartu Undangan
20 Bab 20 Jangan Mual
21 Bab 21 Kecupan Di Bahu
22 Bab 22 Suka Susu
23 Bab 23 Cassanova Resek
24 Bab 24 Mutasi Cinta
25 Bab 25 French Kiss
26 Bab 26 Dan Kamu Diam
27 Bab 27 Lembah Surgawi
28 Bab 28 Lagi Dan Lagi
29 Bab 29 Kamu Siapa?
30 Bab 30 Nara Si Licik
31 Bab 31 Nadia Kemana?
32 Bab 32 Godaan Ayunda
33 Bab 33 Kenyataan Pahit
34 Bab 34 Kerja Dengan Mantan
35 Bab 35 Ulang Tahun
36 Bab 36 Hadiah Dari Harry
37 Bab 37 Meraba Perasaan
38 Bab 38 Perempuan Brengsek
39 Bab 39 Butuh Ketenangan
40 Bab 40 Usaha Harry
41 Bab 41 Semangat Baru
42 Bab 42 Mubazir
43 Bab 43 Sebelum Berpisah
44 Bab 44 Ayang Giligili
45 Bab 45 Buka Email Buka Paha
46 Ban 46 Loving You
47 Bab 47 Dua Mama
48 Bab 48 Hati Bak Rollercoaster
49 Bab 49 Dua Pria Vania
50 Bab 50 Pria Psikopat
51 Bab 51 Perasaan Tersisihkan
52 Bab 52 Kena Mental
53 Bab 53 Kecemasan Galih
54 Bab 54 Ingin Berpisah
55 Bab 55 Tentang Rasa Rindu
56 Bab 56 Dada Sesak Lagi
57 Bab 57 Kupu-kupu Malam
58 Bab 58 Tak Rela Kau Pergi
59 Bab 60 Tapi Apa?
60 Bab 60 Lega Dan Bahagia
61 Bab 61 Rudal Balistik
62 Bab 62 Aku Mencintaimu
63 Bab 63 Balistik Lagi
64 Bab 64 Randu Dan Vania
65 Bab 65 Kado Kejutan
66 Bab 66 Hari Bahagia
67 Bab 67 Nadia Memaafkan
68 Pengumuman
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1 Kerang Darat
2
Bab 2 Faster Babe!
3
Bab 3 Mimpi Buruk
4
Bab 4 Bertemu Calon Pelakor
5
Bab 5 Icip-icip Ala Galih
6
Bab 6 Sarang Ular Berkepala Dua
7
Bab 7 Pertemuan Pertama
8
Bab 8 Harry Membeku
9
Bab 9 Kesalahan Satu Malam
10
Bab 10 Untungnya Pakai Pengaman
11
Bab 11 Santai Meskipun Sakit
12
Bab 12 Perasaan Kesal Berlipat-lipat
13
Bab 13 Cantik Kalau Jinak
14
Bab 14 Harus Menikah
15
Bab 15 Kegalauan Dua Insan
16
Bab 16 Ngimpi
17
Bab 17 Ciuman Pertama
18
Bab 18 Suami Di atas Anu
19
Bab 19 Kartu Undangan
20
Bab 20 Jangan Mual
21
Bab 21 Kecupan Di Bahu
22
Bab 22 Suka Susu
23
Bab 23 Cassanova Resek
24
Bab 24 Mutasi Cinta
25
Bab 25 French Kiss
26
Bab 26 Dan Kamu Diam
27
Bab 27 Lembah Surgawi
28
Bab 28 Lagi Dan Lagi
29
Bab 29 Kamu Siapa?
30
Bab 30 Nara Si Licik
31
Bab 31 Nadia Kemana?
32
Bab 32 Godaan Ayunda
33
Bab 33 Kenyataan Pahit
34
Bab 34 Kerja Dengan Mantan
35
Bab 35 Ulang Tahun
36
Bab 36 Hadiah Dari Harry
37
Bab 37 Meraba Perasaan
38
Bab 38 Perempuan Brengsek
39
Bab 39 Butuh Ketenangan
40
Bab 40 Usaha Harry
41
Bab 41 Semangat Baru
42
Bab 42 Mubazir
43
Bab 43 Sebelum Berpisah
44
Bab 44 Ayang Giligili
45
Bab 45 Buka Email Buka Paha
46
Ban 46 Loving You
47
Bab 47 Dua Mama
48
Bab 48 Hati Bak Rollercoaster
49
Bab 49 Dua Pria Vania
50
Bab 50 Pria Psikopat
51
Bab 51 Perasaan Tersisihkan
52
Bab 52 Kena Mental
53
Bab 53 Kecemasan Galih
54
Bab 54 Ingin Berpisah
55
Bab 55 Tentang Rasa Rindu
56
Bab 56 Dada Sesak Lagi
57
Bab 57 Kupu-kupu Malam
58
Bab 58 Tak Rela Kau Pergi
59
Bab 60 Tapi Apa?
60
Bab 60 Lega Dan Bahagia
61
Bab 61 Rudal Balistik
62
Bab 62 Aku Mencintaimu
63
Bab 63 Balistik Lagi
64
Bab 64 Randu Dan Vania
65
Bab 65 Kado Kejutan
66
Bab 66 Hari Bahagia
67
Bab 67 Nadia Memaafkan
68
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!