Strawberry On The ShortCake ( SOS )

Strawberry On The ShortCake ( SOS )

Putus

"Uni, bang Atha telepon!" teriak Aiko, adik dari Aileen.

Aileen tengah membaca komik Jepang yang menceritakan tentang seorang gadis yang menyukai pacar kakaknya. Si pria selalu membawakan strawberry cheese cake setiap berkunjung ke rumahnya menemui sang kakak. Padahal yang lebih menyukai cake itu adalah dirinya.

Si gadis menahan perasaan dan berusaha menguburnya. Dia menutup rapat agar siapa pun tidak tahu tentang perasaannya itu.

Aileen berlari ke ruang tengah untuk menerima telepon dari sang pujaan hati Athaya Farras. Dia yakin pasti Atha ingin membahas tentang pesta kelulusan yang akan mereka hadiri besok.

Apakah Atha akan mengajaknya membeli pakaian couple? Tapi, Aileen telah menyiapkan pakaian yang akan dikenakannya besok.

Aileen tidak sabar, untuk besok. Laki-laki itu adalah cinta pertama Aileen, mereka telah menjalin hubungan special selama satu tahun.

Athaya adalah ketua OSIS dan anak band, dia idola di sekolah. Aileen sendiri telah menyukai Athaya sejak mereka kelas satu SMA. Siapa sangka Aileen yang menyukai Athaya secara diam-diam mendapat pernyataan cinta dari Athaya saat mereka kelas dua.

Aileen menjadi gadis yang sangat bahagia. Apalagi Athaya memperlakukannya dengan baik dan penuh cinta. Hari-hari yang mereka jalani menjadi sangat indah. Waktu satu tahun tidak terasa.

"Halo, Atha!" sahut Aileen dengan semangat. Mereka memang sering menghabiskan waktu berteleponan, meskipun mereka baru bertemu sebelumnya.

"Aileen, sebelumnya aku minta maaf, aku ingin kita putus," ujar Atha dengan cepat. Atha adalah pria yang tidak bisa berbasa-basi.

"Apa? Kamu becandain aku, 'kan?" Aileen tertawa ngakak karena berpikir bahwa Atha tengah mengerjainya.

"Candaan kamu nggak lucu, ah." Aileen menahan ketawanya.

"Aileen Ghania, aku nggak becanda," ujar Atha dengan tegas. Seketika Aileen menghentikan tawanya. Dunia Aileen seakan runtuh. Dia tidak mengerti kenapa Atha memutuskannya, padahal mereka baik-baik saja.

"Tapi kenapa?" tanya Aileen dengan suara bergetar, dia menahan tangis.

"Aku tidak bisa kita pacaran jarak jauh," ucap Atha.

"Tapi, kita masih bisa berkomunikasi lewat telepon dan surat, itu bukan halangan, Atha," bujuk Aileen.

Setelah lulus sekolah, Atha memang telah diterima kuliah di UNPAD, Bandung. Sedangkan Aileen, dia hanya bisa meneruskan kuliah di sini, di kota kelahirannya. Orang tua Aileen tidak mampu untuk membiayai kuliah Aileen di luar kota.

"Aku tidak bisa, maaf Aileen." Atha memutuskan sambungan.

"Halo, Atha!" Aileen tidak terima Atha memutuskan telepon begitu saja. Aileen menekan tombol telepon, berharap masih ada suara Atha. Namun, nihil, sambungan telah dimatikan. Aileen terduduk di lantai, dengan masih menggenggam telepon di tangannya.

Tangis Aileen pecah, dia tidak percaya kisah cintanya selama satu tahun berakhir begitu saja, hanya karena jarak. Memang Aileen paham bahwa akan ada biaya lebih dalam hubungan jarak jauh mereka. Tapi, setidaknya itu harga yang harus mereka keluarkan untuk cinta mereka.

Aiko keluar dari dari dapur, gadis yang akan memasuki masa SMA itu akan membuang sampah. Dia heran melihat Aileen duduk di lantai masih memegang telepon dan menangis. Aiko mengabaikan saja, paling mereka bertengkar, pikir Aiko. Gadis itu keluar membuang sampah. Saat masuk ke dalam rumah lagi, Aiko masih melihat Aileen menangis. Akhirnya jiwa kepo Aiko terpanggil juga.

"Uni! Kenapa?" Aiko mendekati Aileen dan duduk dihadapan Aileen. Aileen memeluk Aiko, masik terisak.

"Kami putus!" tangis Aileen pecah kembali.

"Apa?" Aiko heran karena setahunya Aileen dan Atha baik-baik saja. Dan tadi pun, saat menerima telepon dari Atha, Aiko tidak mendengar gelagat aneh.

Pintu rumah diketuk, membuat Aileen maupun Aiko terkejut. Aiko membukakan pintu, ternyata teman-temannya yang datang. Aileen masuk ke dalam kamarnya, dan meninggalkan Aiko bersama teman-temannya.

Aileen masih tidak percaya dengan yang menimpanya. Dia masih merasa seperti mimpi, kenapa Atha memutuskan hubungan mereka hanya karena jarak? Bukankah seharusnya Atha memperjuangkannya?

Malam hari, Mama Aileen heran karena Aileen tidak keluar untuk makan. Dia meminta Aiko untuk memanggil Aileen agar makan.

"Uni!" Aiko mengetuk pintu kamar Aileen. Tidak ada sahutan maupun tanda-tanda akan dibukakannya pintu oleh Aileen.

"Uni, Mama suruh makan," bujuk Aiko. Dia terus mengetuk pintu kamar Aileen, bahkan sedikit kuat, agar Aileen merespon.

"Uni, nggak lapar, nanti kalau lapar uni makan," balas Aileen dari dalam kamar.

"Tapi, siang tadi Uni juga nggak makan, loh." Aileen masih mencoba membujuk Aileen. Dia tahu kakaknya itu, tidak mau makan karena putus cinta.

"Iya, itu karena Uni belum lapar," sahut Aileen.

"Ya, udah, nanti kalau mau makan, keluar aja," kesal Aiko. Dia tidak habis pikir dengan isi kepala Aileen. Aiko tahu Aileen sangat menyukai Atha. Semua keluarga juga menyukai Atha. Atha memang pandai mengambil hati keluarga Aileen. Bahkan Papa Aileen, yang terkenal galak saja, bisa diluluhkan oleh Atha.

*

*

*

Aileen mematut diri dicermin, dia telah berdandan cantik. Hari ini telah dia tunggu sejak lama. Namun, saat hari ini tiba, tidak seindah bayangannya. Atha membuat mimpi Aileen menjadi berantakan dengan keputusannya mengakhiri hubungan mereka. Aileen berharap dia akan menghadiri acara perpisahan bersama Atha. Seharusnya, Atha telah berada di rumah Aileen untuk menjemputnya.

Aileen keluar dari kamar dengan gundah dan tidak semangat. Tentu, sekarang Aileen harus naik angkot menuju lokasi acara. Tadinya, gadis itu sempat ingin tidak pergi saja, tapi dia tidak ingin melewatkan saat terakhir masa SMAnya. Meskipun, ada kisah sedih, Aileen tetap akan menikmati masa ini.

"Aileen! Kamu cantik sekali," puji Rizal, Papa Aileen kepada putrinya itu.

"Tentu saja, anak Mama," sahut Tini, ibu Aileen.

Aiko tengah menonton reality show, dia hanya melihat sekilas penampilan kakaknya. Kemudian lanjut menikmati tontonannya.

"Atha, belum datang jemput kamu? Tumben dia telat jemput?" ejek Rizal. Dia melihat jam yang menunjukkan pukul 15.30 wib. Rizal tahu acara perpisahan putrinya itu diadakan jam 4 sore. Meskipun, sekolah Aileen, tempat acara kelulusan diadakan tidak jauh dari rumah mereka. Hanya sekitar 20 menit perjalanan.

"Iya, tumben Atha belum nongol," timpal Tini.

Aiko yang tengah menonton menjadi terusik, dia lupa memberitahu orang tua mereka bahwa Aileen sudah putus dengan Atha.

"Mama, Papa, sini nonton sama Aiko, ada film bagus ini!. Aiko memanggil orang tuanya. Bermaksud untuk membuat orang tuanya lupa dengan pertanyaan mereka.

Rizal dan Tini hanya bengong, heran. Tumben Aiko mengajak mereka nonton? Bukannya Aiko, jika menonton tidak mau diganggu?

"Tumben, kamu ngajak kami nonton?" curiga Tini.

Aiko memberi kode kepada ibunya agar menonton bersamanya.

"Aileen, pamit," ujar Aileen lesu. Dia melangkah keluar dari rumah.

Dapat dilihat oleh Rizal dan Tini bahwa Aileen tidak semangat untuk menghadiri acara perpisahan sekolahnya. Mereka saling menatap satu sama lain.

"Aileen, kamu tidak dijemput Atha?" tanya Rizal heran.

Rizal adalah ayah yang sangat protektif terhadap anak-anaknya. Dia melarang anak-anaknya menjalin hubungan dengan pria. Siapa sangka keteguhan hati Atha mendekatkan diri padanya, membuat Rizal luluh dan mengizinkan Aileen menjalin hubungan dengan Atha.

Keluarga Aileen adalah keluarga sederhana, ayah Aileen bekerja sebagai kontraktor sedangkan ibunya bekerja sebagai guru di sebuah sekolah kejuruan. Meskipun hidup sederhana mereka tetap bahagia.

"Papa!" panggil Aiko, dia akhirnya berdiri dari posisi nyamannya dan menarik tangan ayahnya. Aiko berbisik kepada kedua orang tuanya.

"Mereka telah putus," bisik Aiko.

Rizal dan Tini, mangut-mangut, pantasan saja dari kemarin Aileen seperti orang yang tidak memiliki gairah hidup.

Sementara Aileen mengabaikan apa yang ditanyakan ayahnya. Dia terus keluar membuka pintu depan menuju luar. Jarak tempat pemberhentian angkot dari rumah Aileen cukup jauh. Sebelumnya, Aileen terbiasa dijemput pulang pergi sekolah oleh Atha. Mengingat itu mata Aileen berkaca-kaca.

"Aileen, biar papa saja yang mengantarmu," usul Tini. Mereka semua telah keluar mengikuti Aileen.

"Tidak usah, Aileen naik angkot saja," tolak Aileen, dia terus berjalan keluar dari halaman rumah.

"Tapi, kamu udah terlambat," bujuk Rizal.

"Nggak pa-pa, paling juga banyak yang terlambat." Aileen masih menolak.

"Atau mau pulangnya, Papa jemput?" tawar Rizal.

"Aileen pulang sendiri saja, pulang dari sekolah, Aileen mau ke toko buku, jadi akan pulang terlambat," jawab Aileen.

"Kalau begitu hati-hati di jalan, Uni!" Aiko memutuskan pembicaraan, agar orang tuanya tidak membujuk lagi.

Aiko tahu bahwa kakaknya itu, ingin sendiri.

"Apa dia akan baik-baik saja?" Tini cemas dengan anak gadisnya itu.

"Dia gadis kuat, percayalah, dia pasti akan baik-baik saja. Setelah masuk kampus nanti, dia akan melupakan Atha." Rizal merangkul istrinya dan membawa masuk.

"Pasti nanti di kampus, Uni akan mendapatkan pacar baru," sahut Aiko.

"Tidak boleh lagi, kalian tidak boleh pacar-pacaran," larang Rizal.

"Yah, Pa. Aiko baru mau masuk SMA, dan kata orang masa SMA adalah masa terindah. Dan salah satu yang membuatnya indah itu adalah memiliki pacar, Pa," komplen Aiko. dia berjalan dibelakang orang tuanya.

"Tidak ada pacar-pacaran, Aiko! Apa kamu mau seperti Uni? Patah hati?" Rizal menakut-nakuti putri ketiganya itu.

"Ya, nggak pa-pa, sih, Pa. Sesuailah dengan hari-hari bahagia yang dilewati," ujar Aiko bijak.

"Sok tahu kamu," bela Tini.

*

*

*

Aileen turun dari angkot dan berjalan menuju sekolahnya. Siswa lain sudah banyak yang datang. Mereka trlah mengambil tempat duduk strategis. Aileen mengedarkan pandangan mencari sahabatnya, Winda.

"Aileen, sini!" suara cempreng Winda terdengar oleh Aileen. Dia mencari asal suara tersebut.

Winda melambaikan tangannya. Agar Aileen dapat melihat keberadaannya. Aileen menuju arah Winda yang duduk di kursi barisan kedua. Winda, juga kuliah di UNPAD, Bandung. Dia juga diterima di sana melalui jalur khusus. Sebenarnya Aileen juga, hanya saja Aileen tidak mendapat izin dari orang tuanya dengan alasan biaya.

Aileen berjalan ke arah Winda, Aileen melewati barisan kursi pertama. Pandangan Aileen bertemu dengan Atha yang duduk di kursi barisan ketiga, tepat dibelakang Winda. Atha membuang pandangan dari Aileen.

Aileen, dibuat semakin bingung dengan tingkah Atha. Apa Atha membencinya? Apa Aileen melakukan kesalahan?

🍒🍒🍒

Berikut adalah visual pemerannya versi aku. Tapi kalian bebas membayangkan siapa saja yang menurut kalian cocok.

Aidan Bahtiar. Si pria badboy yang banyak disukai wanita. Usia 21 tahun.

Aileen Ghania, usia 17 tahun. Cewek yang bisa menarik perhatian Aidan. Tapi sayang menutup hati buat cowok manapun.

Athaya Farras, usia 18 tahun. Cinta pertama Aileen yang sudah jadi mantan.

Syira Anwar, usia 21 tahun, menyukai Aidan.

Hanan Hanafi, bermusuhan dengan Aidan, usia 21 tahun. Diam-diam mencintai Syira.

Andri, usia 21 tahun, sahabat Aidan.

Risa, usia 18 tahun, teman Aileen.

🍒🍒🍒

Jangan lupa nyawer ya besties.

Please Follow akun NT ini sekalian ig dan tik tok author ya!

Ig : lady_mermad

Tiktok : lady_mermad

Note

Uni \= Kakak perempuan dalam bahasa minang.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

baca sinopsis tertarik

2023-10-12

0

Mastini

Mastini

ganteng😍😍

2023-06-05

5

Um_bell29

Um_bell29

Ada udang di dalam rempeyek! Atha juga bikin aku binun kannnn. Minta putus tapi ujung-ujungnya malah pindah kampus.

2023-06-03

14

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!