Cheper 3

Mobil yang dikendarai oleh Alice melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan rumah megah dan menuju kesuatu tempat yang asing di mata Satria. Namun, dia tidak bertanya sama sekali.

Hingga, bintang yang sebelumnya bersama Alice mengikuti mereka dari belakang. Tentu saja, hal itu membuat Satria merasa ketakutan.

"Kita akan mati!" teriak Satria panik.

Namun, tidak dengan Alice. Gadis itu dengan tetang mengemudian mobilnya, tetapi teriakan Satria membuatnya merasa risih.

"Putri Alice! Binatang itu!" teriak Satria ketakutan, melihat Bulgon yang semakin mendekat.

"Dia Bulgon! Binatang metalogi! Dia peliharaan keluarga Cooper!" jelas Alice, agar Satria berhenti berteriak dan membuat telinganya menjadi terasa panas.

"Makhluk metalogi?" tanya Satria dengan tatapan tidak percaya.

Di zaman moderen seperti saat ini, makhluk metologi hanyalah sebuah dongeng yang diceritakan oleh seorang sastrawan.

Tentu saja, Satria tidak percaya dan malaahn tertawa mengejek Alice. Menambah perasaan geram gadis itu.

"Hahahaha ... tolong, jangan bercanda! Ini tidak lucu!" terang Satria dengan memengangi perutnya yang terasa dikocok.

"Aku akan membuatmu, menjadi cemilan Blugon!" teriak Alice dan mengentikan laju mobilnya. Kemudian menendang Satria dengan kasar, hingga terpental ke luar.

Alice juga ikut keluar dan menatap sinis kearah Satria yang mengeluh kesakitan, lalu memanggil Bulgon dengan cara bersiul. Membuat binatang tersbeut segera mendekat.

Hal itu membuat Satria semakin merasak ketakutan, ditambah Bulgon yang datang dengan menyemburkan nafas apinya.

Alice mengelus binatang tersebut dan mulai berinteraksi, seolah tengah berkomunikasi. Lewat sentuhan tanganynya, menambah perasaan tidak nyaman Satria yang melihat hal itu.

"Apa yang kamu lakukan?" tanyanya dnegan suara bergetar.

Namun, tiba-tiba saja. Bulgon menghampirinya dan langung menggigit baju yang di kenakan oleh Satria dan membawa lelaki itu.

"Aaaaa ... tolong!" teriak Satria ketakukan. Akan tetapi, tidak ada yang mendengar suara teriakannya tersebut.

Bulgon terus membawa Satria, menyelusuri tebing-tebing yang tinggi dan curam. Binatang tersbeut bergerak dengan cara menempel seperti cicak.

Hal itu membuat Satria semakin ketakutan, dia mengira. Jika, hidupnya benar-benar habis. kalau dia mengetahui kejadian yang akan terjadi seperti ini.

Maka, dia lebih memilih untuk kembali kerumah besar. Daripada harus, menjadi santapan seekor kadal raksasa.

Bruk

Tubuh Satria Bulgon lemparkan begitu saja dan membuat Satria berguling-guling. Menerjang rujang yang curam dan tersangkut dei sebuah pohon tuimbang yang besar.

"Uhuk."

Satria terbatu dan merasakan sakit yang sangat luar biasa, bahkan tubuhnya telah dipenuhi oleh luka. Bukan hanya itu, dia sempat memuntahkan darah.

"Apa aku benar-benar akan mati?" batin Satria dan duduk sejenak dia atas pohon yang tumbang.

Ini merupakan hari paling buruk yang pernah terjadi di dlaam hidupnya, baru saja dia bertemu dengan sang ibu dan kini tertimpa banyak sekali hal yang mau meregut nyawanya.

Satria memeprhatikan keadaan sekitar, hingga dia mendengar deru nafas keras. Membuatnya segera bersembunyi di dalam lubang pohon, karena satria yakin. Jika itu adalah Bulgon yang tadi.

Bruss

Suara deru naafs itu semakin kuat, Satria menutup mulutnya dengan kedua tanganya. Ketika, matanya menangkap sosok yang seolah tengah menyarinya.

Bulgon tersebut menjilati bekas darah yang sempat keluar dari tubuh Satria dan mendekati tempat dirinya tengah bersembunyi.

Satria berusaha menahan nafasnya, serta tubuh yang bergetar hebat. Karena, merasa ketakutan. Apalagi, jarak Bulgon tersebut yang semakin dekat.

Sruuttt

Hingga, sebuah siulan terdengar dan membuat Bulgon tersebut pergi menjauh. Satria yakin, jika itu suara siulan dari Alice.

"Dia benar-benar ingin membunuhku," gumam Satria dan segera keluar dari tempat persemunyiannya. Lalu, menyelusuri jurang yang ternayta di bawahnya terdapat sungai.

Satria mengambil arah yang berlawanan dengan Bulgon, agar tidak bertemu dengan binatang tersebut lagi.

Karena darah yang terus menetes, dari luka yang berada di tubuhnya. Membuat Satria berjalan perlahan dan menuju tepi sunggai. Untuk membersihkan tubuhnya dan meneguk air disana. Karena, tenggorokannya yang terasa kering.

Disaat Satria yang telah berada di sungai dan mulai meminum air, tiba-tiba saja ada sebuh anak panah yang terbang entah dari mana dan mengagetkannya.

"Aaaa!" teriak Satria menghindar, seolah anak panah tersebut sengaja dilepaskan kearahnya.

Namun, Satria tidak melihat siapa pelakuknya. Lalu, segera mengambil anak panah tersebut dan memperhatikannya dengan seksama.

Dia mengingat-ingat kembali, apakah anak panah tersebut beracun atau tidak. Hingga, suara seseorang membuatnya terkaget.

"Apa yang kamu lakukan anak muda?"

Satria memeprhatiakn lelaki paruh baya yang berbicara tersebut, tanpa mengedipkan matanya sama sekali. Sampai lelaki itu kembali bertanya, "Ada apa? Apa, kamu tengah tersesat?"

Karena, tidak ada hal yang mencurgigakan dari lelaki itu. Ditambah keadaannya yang terluka dan kelaparan, Satria berusaha meminta pertolongan lelaki tersebut.

"Saya baru saja di serang oleh binatang buas, saat ini saya terluka dan merasa kelaparan," terang Satria dengan jujur apa adanya.

Lelaki itu menatap Satria dari bawah, sampai ke atas dan mendekat. Dia bisa melihat dengan jelas, jika Satria tidak berhohong.

"Binatang apa yang menyerangmu?" tanyanya dengan tatapan mata yang sulit diartikan.

Satria kembali mengingat-ingat nama binatang metalogi yang sebelumnya di sbeut oleh Alice.

"Bulgon," balas Satria.

Terlihat dengan jelas, wajah lelaki di hadapanya berubah drastis. Bahkan, telihat memucat. Membuat Satria merasa, jika hal buruk akan terjaid lagi padanya.

"Apa benar?"

Pertanyaan itu, membuat Satria mengaggukan kepalanya cepat.

"Ikut aku! Sebelum mereka datang!" terang lelaki itu.

Satria seegra mengikuti langkah lelaki tersebut, dia tidak memikirkan hal lainnya. Terpenting bisa keluar dari hutan dan tidak akan bertemu dengan monster itu lagi.

Keadaan hutan yang lebat, membuat Satria agak kesulitan mengimbangi langkah lelaki paruh baya tersbeut.

Padahal, usianya telahg tua. Namun, gerak tubuhnya snaagt gesit. Terbanding terbalik dengan Satria yang masih muda, tetapi geraknya lambat.

"Tunggu dulu, Pak! Saya lelah!" teriak Satria yang sudah tidak sanggup berjalan lagi.

Darah segar yang masih mengalir, membuatnya merasakan pusing di kepala. Sebisa mungkin, Satria menahan tubuhnya dengan bertopang pada kakinya yang kini mulai terasa lemas.

"Jika kamu ingin dimakan Bulgon? Silahkan, kamu berdiam diri sana."

Kata-kata itu, membuat Satria merasa takut. Apalagi, sebelumnya dia melihat Bulgon yang menjilati darahnya. Dia yakin, jika binatang itu akan bisa melacak keberadaannya.

Satria memaskaskan dirinya dan terus berjalan, dengan tertatih-tahi. Hingga, mereka keluar dari hutan dan memasuki jalan setapak.

"Pak! Apakah masih jauh?" tanya Satria yang mulai kesulitan untuk bernafas, ditambah kepalanya yang terus terasa berdenyut sakit.

"Sedikit lagi."

Kata itu, diulang terus-menerus oleh lelaki tersebut. Satria telah mendengarnya ber–puluhan kali, tetapi mereka masih saja belum sampai.

"Pak! Saya tidak kuat untuk berjalan lagi! Jika, saya mati di sini? Maka, sampaikan permintaan maaf saya kepada Ibu Victoria," jelas Satria yang sudah tidak terdaya.

Lelaki itu pun segera mendekat dan menetesakan sebuah cairan ke mulut Satria, sampai keajaiban pun terjadi.

Tubuh Satria yang penuh luka dan darah, kini sembuh seketika. Bahkan, tenanganya kembali pulih dengan seketika.

Tentu saja, hal ini membuat Satria merasa heran dan menatap nanar lelaki paruh baya yang baru ditemunya beberapa waktu yang lalu.

"Anda siapa, Pak?" tanya Satria pemasaran dan juga kesal. Kenapa lelaki itu baru memberikannya sebuah cairan yang bisa menyembuhkannya dalam sekejap, tidak sedari tadi.

"Kamu akan mengetahuinya, sebentar lagi."

Satria hanya menatap nanar lelaki yang penuh misteri itu dan membantin, "Apa aku akan mati ditanganya, juga?'

Terpopuler

Comments

Aman 2016

Aman 2016

penasaran

2024-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Cheper 1
2 Cheper 2
3 Cheper 3
4 Cheper 4
5 Cheper 5
6 Cheper 6
7 Cheper 7
8 Cheper 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Promosi Novel Baru/Tinggalkan Komentar
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108
110 Chapter 109
111 Chapter 110
112 Chapter 111
113 Chapter 112
114 Chapter 113
115 Chapter 114
116 Chapter 115
117 Chapter 116
118 Chapter 117
119 Chapter 118
120 Chapter 119
121 Chapter 120
122 Chapter 121
123 Chapter 122
124 Chapter 123
125 Chapter 124
126 Chapter 125
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Cheper 1
2
Cheper 2
3
Cheper 3
4
Cheper 4
5
Cheper 5
6
Cheper 6
7
Cheper 7
8
Cheper 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Promosi Novel Baru/Tinggalkan Komentar
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108
110
Chapter 109
111
Chapter 110
112
Chapter 111
113
Chapter 112
114
Chapter 113
115
Chapter 114
116
Chapter 115
117
Chapter 116
118
Chapter 117
119
Chapter 118
120
Chapter 119
121
Chapter 120
122
Chapter 121
123
Chapter 122
124
Chapter 123
125
Chapter 124
126
Chapter 125

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!