Cheper 4

"Pak! Saya tidak kuat untuk berjalan lagi! Jika, saya mati di sini? Maka, sampaikan permintaan maaf saya kepada Ibu Victoria," jelas Satria yang sudah tidak berdaya.

Lelaki itu pun segera mendekat dan meneteskan sebuah cairan ke mulut Satria, sampai keajaiban pun terjadi.

Tubuh Satria yang penuh luka dan darah, kini sembuh seketika. Bahkan, tenaganya kembali pulih dengan seketika.

Tentu saja, hal ini membuat Satria merasa heran dan menatap nanar lelaki paruh baya yang baru ditemuinya beberapa waktu yang lalu.

"Anda siapa, Pak?" tanya Satria pemasaran dan juga kesal. Kenapa lelaki itu baru memberikannya sebuah cairan yang bisa menyembuhkannya dalam sekejap, tidak sedari tadi.

"Kamu akan mengetahuinya, sebentar lagi."

Satria hanya menatap nanar lelaki yang penuh misteri itu dan membantin, "Apa aku akan mati ditangannya, juga?"

Mereka kembali berjalan bersama, sampai di sebuah jembatan yang dibawahnya ternyata lautan. Satria menatap takjub, sebuah bangunan yang berdiri kokoh di sebuah karang.

Dengan langkah perlahan, mereka lewat jembatan tersebut. Deru ombak yang menghampas tepi karang, membuat Satria tidak percaya dengan pemandangan indah yang tersuguh di depan matanya.

Sebab, sebelumnya mereka tengah berada didalam hutan yang sangat lebat dan kini tiba-tiba saja berada di tepian laut.

"Pak! Kita akan ketempat itu?" tanya Satria yang sangat penasaran.

"Panggil saya Profesor Ruden, kita akan masuk ke kastil Albiru," jelas lelaki itu memperkenalkan namnya kepada Satria.

"Albiru?" gumam Satria dan melihat keadaan yang memang di penuhi oleh air laut yang berwarna biru. Dimana kaka 'Al' dalam bahasa lain di artikan dengan alternatif. Sedangkan biru adalah warna biru, begitu dalam pikirkan Satria.

Keadaan di luar saja telah membuat mata berbinar dan tidak bisa berkedip, ternyata di dalamnya lebih menakjubkan lagi.

Decak Satria tidak henti-hentinya, dia merasa sangat beruntung. Bisa masuk kedalam kastil yang sangat luar biasa tersebut, hingga suara Profesor Ruden terdengar.

"Siapa namamu, anak muda?"

Satria menoleh kearah lelaki paruh baya itu dan memperkenalkan namanya secara lengkap.

"Saya Satria Lubis, putra dari Penus Lubis dan Victoria."

Nampak keterkejutan dari Profesor Ruden. Ketika, Satria memperkenalkan dirinya. Hal itu nampak di mata satria dengan jelas, dan membuatnya merasa ada sesuatu yang tengah lelaki paurh baya itu sembunyikan.

"Kenapa, Prof?" tanya Satria penasaran.

"kamu dari keluarga Lubis?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Satria, Profesor Ruden malah berbalik bertanya.

"Iya," jawab Satria dengan cepat.

"Memangnya, ada apa?" tambah Satria lagi.

"Bukan, apa-apa. Cuma, keluarga Lubis tidak memiliki pengaruh di negara ini," jelasnya dan berlalu begitu saja.

Meninggalkan tanda tanya di dalam benak Satria, memang keluarga ayahnya tidak memiliki pengaruh di kota X. Tetapi, memiliki jaringan yang kuat di negara Z. Namun, bukan hal itu yang Satria rasakan. Akan tetapi, perubahan wajah Profesor Ruden yang membuatnya menaruh sebuah prasangka.

"Profesor!" teriak Satria dan segera menyusul lelaki paruh baya tersebut, dia baru pertama kalinya berada di tempat ini. Bisa tersesat di dalam kastil, akan menimbulkan masalah yang serius.

Namun, Satria telah kehilangan jejak Profesor Ruden. Perut yang keroncongan, membuat Satria mencium aroma sedap.

Dia mencari asal aroma tersebut dan sampai disebuah ruangan yang sangat besar dengan meja panjang, serta kursi yang berjajar rapi.

Hingga, matanya melihat Profesor Ruden yang tengah memasak di sana. Tentu saja, satria segera menghampiri lelaki paruh baya tersebut.

Profesor Ruden mengaduk-aduk sebuah kuali besar, di mana menimbulkan aroma yang sangat sedap. Menambah rasa lapar Satria semakin menjadi-jadi.

"Prof, apakah anda tinggal sendirian di sini?" tanya Satria setelah beberapa saat terdiam memperhatikan lelaki paruh baya itu. Sebab, dia belum menemui siapapun di dalam kastil.

"Kamu sudah lapar, bukan? Ayo makan sup ikan ini."

Profesor Ruden tidak menjawab pertanyaan dari satria tersebut, dia malah menawarkan makanan kepada Satria.

Satria yang memang sudah kelaparan, tentu saja. tidak menolak akan hal itu, semangkuk sup ikan besar. Dia makan dengan lahapnya, hingga tandas tidak tersisa.

Satria masih memperhatikan Profesor Ruden, apalagi carian yang sebelumnya diberikan lelaki paruh baya itu. Masih meninggalkan tanda tanya besar di dalam benaknya.

"Prof ... ."

"Kamu mau nambah?"

Seolah sengaja, lelaki itu tidak memberikan Satria kesempatan untuk bertanya. Satria yang merasa, jika Profesor Ruden menghindari ucapannya. Tidak lagi, melanjutkan katanya dan hanya mengangguk kecil. Menerima sup ikan yang dibuat oleh lelaki itu.

"Setelah ini, aku akan mengantarmu ke kamar. Menginap lah beberapa hari, setelah itu. Kamu baru boleh pulang."

Satria hanya mengangguk patuh, lagian kemana dia akan pulang. Terlebih Bulgon yang sudah pasti akan menyambut kedatanganya, ketika kembali ke rumah keluarga Cooper.

Satria pun mengikuti langkah Profesor Ruden, menyelusuri rorong-rorong kastil yang entah sampai mana ujungnya.

Sampai, di sebuah pintu yang terdapat di sebelah lukisan laut. Profesor Ruden menjelaskan, jika itu adalah kamarnya.

"Kamu bisa menginap di sini, tapi ... jangan pernah kamu memegang apapun!"

Satria hanya mengangguk patuh, menerima perintah penuh akan penegasan tersebut dan masuk ke dalam kamar. Setelah Profesor Ruden pergi, setidaknya dia akan aman di sana dalam beberapa waktu.

Ketika, Satria memperhatikan keadaanya yang sangat memperhatikan. Bajunya koyak di sana-sini, ditambah berbau amis darah. Apalagi, dirinya yang kotor.

Membuat Satria melihat sebuah lemari dan berharap ada pakaian yang bisa di kenakan, untuk sementara waktu. Karena, semua barangnya masih tertinggal di rumah keluarga Cooper.

"Apakah tidak apa-apa?" batin Satria sedikit ragu, terlebih dia teringat akan kata Profesor Ruden yang memerintahkannya untuk tidak menyentuh apapun yang berada di kastil tersebut.

"Tapi ... tadi dia bilang, jika ini kamar yang boleh aku tempati. Berarti, apa yang ada di dalamnya. Boleh aku sentuh?"

Satria masih perang dengan dirinya, karena keadaan yang menurutnya terdesak. Sekalipun lemari tersebut kosong, setidaknya rasa penasarannya akan hilang.

Dia pun semakin mendekati lemari tersebut dan memegang ganggang lemari, lalu menariknya dengan perlahan.

"Kosong!" kata Satria dengan kecewa.

Namun, tiba-tiba saja. Tubuhnya terhisap masuk kedalam lemari, membuat Satria berteriak. Karena terkejut.

"Aaaaa ... tolong!"

Keadaan di dalam lemari yang berubah menjadi sesuatu yang sangat mengerikan, dimana Satria seolah dihempaskan kesebuah dunia yang berbeda dan jatuh begitu saja.

Bruk

Tubuh Satria mendarat di sebuah tanah yang terasa lembut, serta berwarna biru. Dia tidak mengerti dengan keadaan yang baru saja terjadi padanya. Seraya melebarkan penglihatannya, dia menjadi ketakutan

"Apa arti dari semua ini?" gumam Satria Lubis, setelah melihat keadaan dunia yang sangat berbeda.

Bahkan, keadaan langit terlihat biru keseluruhan. Tanpa adanya awan sama sekali, keadaan benda-benda di sana pun sungguh aneh dan tidak bisa.

"Apakah, ini mimpi?"

Satria masih tidak bisa percaya dengan apa yang ada didepan matanya, dan berusaha berjalan serta berteriak.

"Tolong! Profesor!"

Satria yang terus berteriak-teriak, tanpa sadar. Jika, ada sosok yang berbadan besar. Berada di belakangnya dan bertanya, "Siapa kamu?"

Suaranya yang sangat mengelegar, membuat tubuh Satria gemetar. Ketakutan dan tidak bisa bergerak.

"Apakah, aku akan mati?" batin Satria.

Episodes
1 Cheper 1
2 Cheper 2
3 Cheper 3
4 Cheper 4
5 Cheper 5
6 Cheper 6
7 Cheper 7
8 Cheper 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Promosi Novel Baru/Tinggalkan Komentar
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108
110 Chapter 109
111 Chapter 110
112 Chapter 111
113 Chapter 112
114 Chapter 113
115 Chapter 114
116 Chapter 115
117 Chapter 116
118 Chapter 117
119 Chapter 118
120 Chapter 119
121 Chapter 120
122 Chapter 121
123 Chapter 122
124 Chapter 123
125 Chapter 124
126 Chapter 125
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Cheper 1
2
Cheper 2
3
Cheper 3
4
Cheper 4
5
Cheper 5
6
Cheper 6
7
Cheper 7
8
Cheper 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Promosi Novel Baru/Tinggalkan Komentar
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108
110
Chapter 109
111
Chapter 110
112
Chapter 111
113
Chapter 112
114
Chapter 113
115
Chapter 114
116
Chapter 115
117
Chapter 116
118
Chapter 117
119
Chapter 118
120
Chapter 119
121
Chapter 120
122
Chapter 121
123
Chapter 122
124
Chapter 123
125
Chapter 124
126
Chapter 125

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!