Bab 5 Janji seorang ibu

"Zee ?? Astaga." ucap mommy Lucy yang beranjak dari sofa untuk menghampiri sang putra yang tiba tiba muncul.

"Mommy tidak kembali ke kamar jadi aku yang menyusul mommy kemari. " Zee terkekeh menerima uluran tangan sang mommy lalu ikut duduk di sofa yang berada didekat jendela.

Vanya masih terpaku grogi kala pria bule itu duduk, entahlah bagaimana perasaan Vanya jika dia tahu yang sebenarnya.

"Vanya, ini putraku Zee, Zeevan Sanders dia.. " seketika senyum mommy Lucy pudar saat harus melanjutkan kalimat selanjutnya.

Dia adalah orang yang membuat keluargamu tertimpa kemalangan, maaf nak... batin mommy Lucy.

"Ha.. hai Zee.. kak Zee Eh Hhmmm.. " Vanya sampai kikuk saat harus menyebut kata kak pada pria bule tampan itu.

Pembicaraan ringan mengisi suasana di dalam ruangan tempat Vanya di rawat, kamar V I P berukuran luas dengan segala fasilitas pelengkap

ini lebih mirip apartemen mini ketimbang ruang tempat orang sakit.

Saking terbawanya dengan suasana kekeluargaan, Vanya merasa terhibur melihat interaksi antara ibu dan anak.

Sampai sampai Vanya lupa menanyakan hal penting.,

Siapa mereka sebenarnya ? kenapa orang asing tiba tiba menjadi baik padanya ? dan untuk apa orang asing yang baru pertama kali dijumpai itu seakan menjadi bagian dari dirinya.

Melihat tawa dari kedua orang bule di dekatnya membuat Vanya yang tadinya ikut tersenyum dan tertawa bahagia tiba tiba kembali larut dalam kesedihan.

Aku dan Ibu juga selalu bercanda seperti itu, kami sering bercanda di ruang depan sambil nonton tivi. Ibu selalu memperlakukan aku dengan penuh kasih dan sayang ~aahhh ibu... Monolog Vanya dalam hati yang berusaha tetap memasang senyuman tipis karena tadi sudah berjanji pada tante baik hati itu untuk mencoba ikhlas menghadapi semua cobaan.

Menjelang pukul tujuh pagi, seorang perawat tampak masuk ke dalam ruangan sambil membawakan nampan berisi menu sarapan untuk pasien Vanya.

Mommy Lucy dan putranya Zee sudah kembali ke kamar mereka beberapa menit yang lalu.

"Sarapan anda silakan.. dan ini obat untuk memulihkan stamina, serta vitamin yang harus diminum setelah makan. Permisi semoga lekas sehat.. " perawat itu berkata sangat ramah dan sopan.

Setelah perawat pergi Vanya mulai menikmati makanan yang di sajikan. Makanan rumah sakit yang sangat jauh berbeda dengan yang setiap hari dia makan.

Dirumah, biasanya Bapak Beni akan memasak untuk sarapan pagi berupa satu bungkus mie instan dengan kuah yang dilebih banyakkan, bahkan hanya dicampur satu butir telur yang dibagi tiga dan itupun masih dimakan campur nasi.

Sederhana yang penting kenyang.. begitu kira kira kalimat yang biasa bapak dan ibu ucapkan.

Keyakinan hidup keluarga sederhana pesisir pantai Kutha, Bali. Sehari bisa makan dua kali saja sudah bersyukur sekali.

Vanya menikmati sarapan dengan menahan haru. setitik embun air mata bertengger disudut lalu menetes membasahi pipi.

Setelah makan, Vanya minum obat seperti yang disiapkan oleh perawat tadi. Sebentar lagi tante baik hati akan kembali menjemput dirinya untuk mengantar jenasah sang ibu ke area pemakaman umum terdekat.

Beberapa waktu kemudian..

Segala persiapan pemakaman sudah beres , menggunakan mobil ambulance rumah sakit diikuti beberapa mobil mewah milik keluarga tante baik hati jenasah ibu Rahma siap dimakamkan.

Acara pemakaman berlangsung lancar dan cepat, mobil ambulance beserta tim pengurus jenasah terlebih dulu kembali ke rumah sakit sedangkan keluarga tante cantik masih menunggui Vanya yang masih bersimpuh di pusara memberikan penghormatan terakhir.

Mommy Lucy senantiasa berada disisi Vanya, seperti saat ini misalnya dengan sabar memayungi Vanya dengan payung hitam. Membiarkan gadis kecil yang baru beranjak usia remaja dewasa melantunkan doa doa terakhir untuk mediang sang ibu.

Putrimu sangat manis nyonya Rahma, pasti dia mewarisi segala sifat baik dari dirimu dan aku berjanji akan bertanggung jawab sepenuhnya pada Vanya, dia akan jadi putriku juga dan aku sendiri yang akan menjamin kesuksesan Vanya, anda pasti kelak akan bangga pada putri semata wayang yang manis ini. ucap mommy Lucy dalam hati pada sosok mendiang ibi Rahma yang sama sekali tidak dia kenal sampai takdir bermain mengubah jalan hidup dua putra dan putri mereka kelak.

Pusara masih basah dan ditempat itu pula terucap sebuah janji. Janji seorang ibu.

Sedangkan Zee yang sudah berada di mobil satunya hanya menatap apa yang terjadi tanpa banyak tanya dan ekspresi.

Mom.. kenapa mommy memperlakukan Vanya begitu spesial.. Aku takut mom... batin Zeevan sedih.

Setelah merasa semuanya sudah cukup, rombongan mobil mewah tersebut kembali ke Rumah sakit.

Tujuan hari ini adalah menyelesaikan kesepakatan antara bapak Beni dan Daddy Devan.

Episodes
1 Bab 1 Perayaan hari istimewa
2 Bab 2 Kecelakaan
3 Bab 3 Kehilangan ibu
4 Bab 4 Pertemuan pertama
5 Bab 5 Janji seorang ibu
6 Bab 6 Kertas Wasiat
7 Bab 7 Menolak menikah dengan pembunuh
8 Bab 8 Kembali ke rumah
9 Bab 9 Mencari Vanya
10 Bab 10 Kehilangan Bapak
11 Bab 11 Pernikahan ZeeVanya
12 Bab 12 Mie instan kuah campur telur
13 Bab 13 Malam pertama Zeevan dirumah kayu bercat biru
14 Bab 14 Pertengkaran kecil di kamar Vanya
15 Bab 15 Mengunjungi makam untuk terakhir kali
16 Bab 16 Pingsan
17 Bab 17 Menginap di hotel
18 Bab 18 Ciuman pertama
19 Bab 19 Perang bantal
20 Bab 20 Hari terakhir sebelum kembali ke Paris
21 Bab 21 Malam terakhir di Bali
22 Bab 22 Pesawat pribadi
23 Bab 23 Terbang ke Paris
24 Bab 24 Tiba di mansion Sanders
25 Bab 25 Perdebatan kecil Zee dan Daddy Devan
26 Bab 26 Kamar nuansa K pop untuk Vanya
27 Bab 27 Drama urusan mandi
28 Bab 28 Makan malam
29 Bab 29 Rencana Zee
30 Bab 30 Naik motor
31 Bab 31 Kencan
32 Bab 32 Terlambat menjemput
33 Bab 33 Tidak ingin kamu menyesal
34 Bab 34 Menghabiskan waktu di Mansion
35 Bab 35 Ciuman diatas kuda
36 Bab 36 Goes to Paris
37 Bab 37 Janjian hang out
38 Bab 38 Menjebak Zee
39 Bab 39 Gagal menjebak
40 Bab 40 Help me, Vanya
41 Bab 41 Merenggut dalam keterpaksaan
42 Bab 42 Maaf..
43 Bab 43 Berangkat ke kampus bareng
44 Bab 44 Merasa risih
45 Bab 45 Teman pertama Vanya
46 Bab 46 Tugas pertama di kelas desain
47 Bab 47 Apa masih sakit ?
48 Bab 48 Ketiduran
49 Bab 49 Mengintai diam diam.
50 Bab 50 Hari pertama Zee sebagai pegawai magang
51 Bab 51 Lunch bareng Merry
52 Bab 52 Gedung kecil rahasia
53 Bab 53 Sore hari
54 Bab 54 Pulang larut
55 Bab 55 Sofa panas
56 Bab 56 Tanda merah di leher
57 Bab 57 Selingkuh
58 Bab 58 Kecemburuan sosial
59 Bab 59 Jangan marahan
60 Bab 60 Pembalasan untuk Sabrina
61 Bab 61 Rasanya asing tapi aku suka. Seperti kamu..
62 Bab 62 Sofa ruang teather
63 Bab 63 Operasi tangkap tangan
64 Bab 64 Kecelakaan
65 Bab 65 Ancaman kartu mati
66 Bab 66 Campur tangan bestie
67 Bab 67 Pulang dari Rumah sakit
68 Bab 68 Kencan pertama sebagai pasangan suami istri
69 Bab 69 Bertemu idola
70 Bab 70 Pagelaran acara perayaan ulang tahun Kampus
71 Bab 71 Sweet ending
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Perayaan hari istimewa
2
Bab 2 Kecelakaan
3
Bab 3 Kehilangan ibu
4
Bab 4 Pertemuan pertama
5
Bab 5 Janji seorang ibu
6
Bab 6 Kertas Wasiat
7
Bab 7 Menolak menikah dengan pembunuh
8
Bab 8 Kembali ke rumah
9
Bab 9 Mencari Vanya
10
Bab 10 Kehilangan Bapak
11
Bab 11 Pernikahan ZeeVanya
12
Bab 12 Mie instan kuah campur telur
13
Bab 13 Malam pertama Zeevan dirumah kayu bercat biru
14
Bab 14 Pertengkaran kecil di kamar Vanya
15
Bab 15 Mengunjungi makam untuk terakhir kali
16
Bab 16 Pingsan
17
Bab 17 Menginap di hotel
18
Bab 18 Ciuman pertama
19
Bab 19 Perang bantal
20
Bab 20 Hari terakhir sebelum kembali ke Paris
21
Bab 21 Malam terakhir di Bali
22
Bab 22 Pesawat pribadi
23
Bab 23 Terbang ke Paris
24
Bab 24 Tiba di mansion Sanders
25
Bab 25 Perdebatan kecil Zee dan Daddy Devan
26
Bab 26 Kamar nuansa K pop untuk Vanya
27
Bab 27 Drama urusan mandi
28
Bab 28 Makan malam
29
Bab 29 Rencana Zee
30
Bab 30 Naik motor
31
Bab 31 Kencan
32
Bab 32 Terlambat menjemput
33
Bab 33 Tidak ingin kamu menyesal
34
Bab 34 Menghabiskan waktu di Mansion
35
Bab 35 Ciuman diatas kuda
36
Bab 36 Goes to Paris
37
Bab 37 Janjian hang out
38
Bab 38 Menjebak Zee
39
Bab 39 Gagal menjebak
40
Bab 40 Help me, Vanya
41
Bab 41 Merenggut dalam keterpaksaan
42
Bab 42 Maaf..
43
Bab 43 Berangkat ke kampus bareng
44
Bab 44 Merasa risih
45
Bab 45 Teman pertama Vanya
46
Bab 46 Tugas pertama di kelas desain
47
Bab 47 Apa masih sakit ?
48
Bab 48 Ketiduran
49
Bab 49 Mengintai diam diam.
50
Bab 50 Hari pertama Zee sebagai pegawai magang
51
Bab 51 Lunch bareng Merry
52
Bab 52 Gedung kecil rahasia
53
Bab 53 Sore hari
54
Bab 54 Pulang larut
55
Bab 55 Sofa panas
56
Bab 56 Tanda merah di leher
57
Bab 57 Selingkuh
58
Bab 58 Kecemburuan sosial
59
Bab 59 Jangan marahan
60
Bab 60 Pembalasan untuk Sabrina
61
Bab 61 Rasanya asing tapi aku suka. Seperti kamu..
62
Bab 62 Sofa ruang teather
63
Bab 63 Operasi tangkap tangan
64
Bab 64 Kecelakaan
65
Bab 65 Ancaman kartu mati
66
Bab 66 Campur tangan bestie
67
Bab 67 Pulang dari Rumah sakit
68
Bab 68 Kencan pertama sebagai pasangan suami istri
69
Bab 69 Bertemu idola
70
Bab 70 Pagelaran acara perayaan ulang tahun Kampus
71
Bab 71 Sweet ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!