"Zee ?? Astaga." ucap mommy Lucy yang beranjak dari sofa untuk menghampiri sang putra yang tiba tiba muncul.
"Mommy tidak kembali ke kamar jadi aku yang menyusul mommy kemari. " Zee terkekeh menerima uluran tangan sang mommy lalu ikut duduk di sofa yang berada didekat jendela.
Vanya masih terpaku grogi kala pria bule itu duduk, entahlah bagaimana perasaan Vanya jika dia tahu yang sebenarnya.
"Vanya, ini putraku Zee, Zeevan Sanders dia.. " seketika senyum mommy Lucy pudar saat harus melanjutkan kalimat selanjutnya.
Dia adalah orang yang membuat keluargamu tertimpa kemalangan, maaf nak... batin mommy Lucy.
"Ha.. hai Zee.. kak Zee Eh Hhmmm.. " Vanya sampai kikuk saat harus menyebut kata kak pada pria bule tampan itu.
Pembicaraan ringan mengisi suasana di dalam ruangan tempat Vanya di rawat, kamar V I P berukuran luas dengan segala fasilitas pelengkap
ini lebih mirip apartemen mini ketimbang ruang tempat orang sakit.
Saking terbawanya dengan suasana kekeluargaan, Vanya merasa terhibur melihat interaksi antara ibu dan anak.
Sampai sampai Vanya lupa menanyakan hal penting.,
Siapa mereka sebenarnya ? kenapa orang asing tiba tiba menjadi baik padanya ? dan untuk apa orang asing yang baru pertama kali dijumpai itu seakan menjadi bagian dari dirinya.
Melihat tawa dari kedua orang bule di dekatnya membuat Vanya yang tadinya ikut tersenyum dan tertawa bahagia tiba tiba kembali larut dalam kesedihan.
Aku dan Ibu juga selalu bercanda seperti itu, kami sering bercanda di ruang depan sambil nonton tivi. Ibu selalu memperlakukan aku dengan penuh kasih dan sayang ~aahhh ibu... Monolog Vanya dalam hati yang berusaha tetap memasang senyuman tipis karena tadi sudah berjanji pada tante baik hati itu untuk mencoba ikhlas menghadapi semua cobaan.
Menjelang pukul tujuh pagi, seorang perawat tampak masuk ke dalam ruangan sambil membawakan nampan berisi menu sarapan untuk pasien Vanya.
Mommy Lucy dan putranya Zee sudah kembali ke kamar mereka beberapa menit yang lalu.
"Sarapan anda silakan.. dan ini obat untuk memulihkan stamina, serta vitamin yang harus diminum setelah makan. Permisi semoga lekas sehat.. " perawat itu berkata sangat ramah dan sopan.
Setelah perawat pergi Vanya mulai menikmati makanan yang di sajikan. Makanan rumah sakit yang sangat jauh berbeda dengan yang setiap hari dia makan.
Dirumah, biasanya Bapak Beni akan memasak untuk sarapan pagi berupa satu bungkus mie instan dengan kuah yang dilebih banyakkan, bahkan hanya dicampur satu butir telur yang dibagi tiga dan itupun masih dimakan campur nasi.
Sederhana yang penting kenyang.. begitu kira kira kalimat yang biasa bapak dan ibu ucapkan.
Keyakinan hidup keluarga sederhana pesisir pantai Kutha, Bali. Sehari bisa makan dua kali saja sudah bersyukur sekali.
Vanya menikmati sarapan dengan menahan haru. setitik embun air mata bertengger disudut lalu menetes membasahi pipi.
Setelah makan, Vanya minum obat seperti yang disiapkan oleh perawat tadi. Sebentar lagi tante baik hati akan kembali menjemput dirinya untuk mengantar jenasah sang ibu ke area pemakaman umum terdekat.
Beberapa waktu kemudian..
Segala persiapan pemakaman sudah beres , menggunakan mobil ambulance rumah sakit diikuti beberapa mobil mewah milik keluarga tante baik hati jenasah ibu Rahma siap dimakamkan.
Acara pemakaman berlangsung lancar dan cepat, mobil ambulance beserta tim pengurus jenasah terlebih dulu kembali ke rumah sakit sedangkan keluarga tante cantik masih menunggui Vanya yang masih bersimpuh di pusara memberikan penghormatan terakhir.
Mommy Lucy senantiasa berada disisi Vanya, seperti saat ini misalnya dengan sabar memayungi Vanya dengan payung hitam. Membiarkan gadis kecil yang baru beranjak usia remaja dewasa melantunkan doa doa terakhir untuk mediang sang ibu.
Putrimu sangat manis nyonya Rahma, pasti dia mewarisi segala sifat baik dari dirimu dan aku berjanji akan bertanggung jawab sepenuhnya pada Vanya, dia akan jadi putriku juga dan aku sendiri yang akan menjamin kesuksesan Vanya, anda pasti kelak akan bangga pada putri semata wayang yang manis ini. ucap mommy Lucy dalam hati pada sosok mendiang ibi Rahma yang sama sekali tidak dia kenal sampai takdir bermain mengubah jalan hidup dua putra dan putri mereka kelak.
Pusara masih basah dan ditempat itu pula terucap sebuah janji. Janji seorang ibu.
Sedangkan Zee yang sudah berada di mobil satunya hanya menatap apa yang terjadi tanpa banyak tanya dan ekspresi.
Mom.. kenapa mommy memperlakukan Vanya begitu spesial.. Aku takut mom... batin Zeevan sedih.
Setelah merasa semuanya sudah cukup, rombongan mobil mewah tersebut kembali ke Rumah sakit.
Tujuan hari ini adalah menyelesaikan kesepakatan antara bapak Beni dan Daddy Devan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments