Ethan memeluk erat wanitanya itu, lantas diajaknya duduk di sofa. Tak lupa, Viona pun diajak duduk di sana. Demi untuk membicarakan segalanya, perjanjian selanjutnya.
Setelah Erina kembali tenang, dia lalu mengeluarkan suaranya. "Bagaimana Viona, kamu setuju 'kan?" tanyanya.
Gadis itu masih diam, dia hanya bisa menunduk seraya m e r e m a s -r e m a s tangannya. Sampai akhirnya, Ethan pun turut bicara.
"Sorry, Viona. Sebenarnya saya juga tidak setuju dengan keinginan konyol Erina. Tapi, saya juga bingung," ucap lelaki itu.
"Jika kamu setuju, kita buat perjanjiannya dari sekarang," sambung Ethan. Erina yang duduk disebelahnya pun mengangguk pada Viona. Berharap gadis cantik itu mau menyetujui keinginannya.
"Saya bisa saja adopsi, Viona. Tapi dengan seperti itu, saya akan semakin dihina oleh keluarga. Sedangkan jika kamu mau menjadi istri dari Ethan, dan hamil. Lalu aku pura-pura hamil, saya akan bahagia, karena tidak akan lagi di hina."
Viona menatap wajah Erina. Entah kenapa saat ini Erina tidak terlihat judes ataupun galak. Kali ini, bosnya itu justru terlihat sangat patut untuk dikasihani. Karena pada kenyataannya, di balik judesnya Erina ada hati yang selalu merasa tersakiti.
"Kamu boleh minta apa saja, asal mau menyetujui permintaan istri saya ini," kata Ethan lagi.
"Ta-tapi, Pak ...," ucap Viona yang ternyata masih enggan untuk menerima tawaran tersebut.
Percayalah, walaupun dia memang sangat kasihan pada Erina, tapi ... apa iya, dia harus mengorbankan masa mudanya. Tapi, saat mengingat dirinya juga membutuhkan uang, itu juga semakin membuat dia dilema.
Ya ampun, apa tidak ada seorang saja yang akan membantunya keluar dari masalah seperti ini?
"Sebentar." Ethan, lelaki tampan berusia 40 tahun itu lantas berdiri dan pergi dari sana. Meninggalkan dua wanita yang sama cantiknya. Bahkan jika dilihat dengan lamat-lamat, antara Erina dan Viona memang ada sedikit kemiripan, hanya saja wajah Viona kurang perawatan, jadi masih lebih glowing Erina.
"Maaf, Bu. Apa Ibu tidak mencoba bayi tabung?" tanya Viona dengan raut wajah takut.
Erina mengembuskan napas kasar, lantas dia menggeser posisi duduknya ke sebelah gadis itu. "Mau apapun aku lakukan, aku tidak akan bisa hamil, Vi."
Satu lagi Kenyataan yang membuat Viona semakin penasaran. Entah apa yang dimaksud Erina, yang jelas gadis itu tidak mungkin bertanya lebih detil, karena ia takut salah.
Lalu tak lama setelahnya, Ethan kembali dengan sebuah kertas putih dan sebuah pena. Dia bawa dua benda itu dan ditaruhnya diatas meja. Lantas, dia pun duduk kembali disebelah sang istri tercinta.
"Kamu bisa cantumkan apa saja keinginan kamu di sana," begitu ujar Ethan seraya menunjuk kertas yang teronggok diatas meja..
"Iya, Viona. Tulis saja, nanti kita bisa diskusikan. Ayolah Viona, antara saya dan kamu, sama-sama tidak punya waktu yang lama," ujar Erina.
Mata gadis cantik itu lantas beralih kesebuah kertas itu. "Apa yang harus saya tulis, Bu?" tanyanya bingung.
"Apa keinginan kamu, setelah menikah dengan saya. Dan setelah masa kontrak habis, tulis saja."
"Kamu bisa minta rumah besar, berlian, mobil atau apapun. Asalkan kamu setuju Viona," begitu ujar Erina lagi.
Viona masih terdiam, ia sungguh bingung. Namun, akhirnya dia menulis sesuatu di sana.
Saya hanya ingin pengobatan untuk ibu saya.
Tulisan Viona membuat Erina dam Ethan saling memandang. "Kamu tidak ingi apa-apa?" tanya Erina.
Viona menggelengkan kepalanya, "untuk saat ini, saya hanya ingin ibu saya mendapatkan pengobatan yang bagus dan bisa sembuh seperti sedia kala," jawabnya jujur.
"Baik, itu tidak akan sulit. Aku dan Ethan bisa membawa ibu kamu ke rumah sakit Singapure, di sana ibu kamu akan ditemani satu suster yang akan menjaga dan merawat dengan baik. Tentu saja diobati oleh dokter terbaik. Dan kamu di sini, menjalankan semua syarat ini." kata Erina dengan raut wajah yang terlihat sedikit senang.
"Jadi, apa saja syarat-syarat tertulisnya, Bu?" tanya Viona lagi.
Ethan lantas mencondongkan tubuhnya ke depan guna mengambil kertas dan pulpen. "Kita tulis pakai tangan terlebih dulu, besok baru saya urus dengan baik." katanya.
1. Nikah kontrak sampai melahirkan.
2. Setelah menikah, tinggal di rumah dan tidak dibolehkan untuk keluar rumah tanpa izin dan supir.
3. Jika sudah hamil, jangan coba-coba kabur. Dan jika sampai terjadi, nyawa ibumu menjadi taruhannya.
4. Berhubungan hanya 1×seminggu. Dan jika sudah hamil, maka berhenti.
5. Setelah bayi lahir, maka hak sepenuhnya jatuh kepada Erina dan Ethan.
6. Uang 1 Miliar setelah melahirkan bayi sehat dan sempurna.
7. Tidak lagi kenal, saat semua sudah usai.
Viona tertegun membaca tulisan itu. Lalu dia mendongak menatap sepasang suami-istri itu. "Apa, nantinya saya benar-benar tidak boleh bertemu dengan anak saya?" tanyanya.
"Boleh, tapi jangan pernah mengakui kalau kamu adalah ibunya," jawab Erina.
"Kenapa, saya takut ya, Bu," ucap Viona lagi. Perempuan itu menunduk. Ada rasa tak tega dalam dirinya, padahal semua belum terjadi.
"Anggap saja kamu sedang mengobati ibu kamu, Viona." kata Erina dengan kalimat yang memaksa.
Ethan mengusap lengan atas sang istri, agar tenang dan tidak menonjolkan pemaksaan darinya.
"Ba-baiklah, Bu. Saya setuju. Tapi ... ibu saya pasti sembuh 'kan?" tanyanya lagi.
Erina mengembuskan napas kasar. "Pasti."
Entah sembuh ataupun tidak, yang jelas Erina hanya mau dia mendapatkan apa yang dia inginkan.
Lalu, surat kontrak tulisan tangan itu dibubuhi tanda tangan Viona, Erina dan Ethan. Ketiganya sudah menyepakati segalanya. Dan yang membuat Viona semakin takut adalah, pernikahan itu dilakukan esok hari. Dan kini, gadis cantik itu tengah di dalam perjalanan kembali ke rumah sakit dengan diantar oleh supir dari rumah Erina.
Dalam perjalanan yang terasa panjang dan lama itu, Viona merenung. Entah bagaimana caranya nanti dia menyembunyikan segalanya dari sang ibu. Yang jelas untuk saat ini dia harus memikirkan kesembuhan untuk ibunda tercintanya. Wanita yang menjadi pelita dalam hidupnya.
Apalagi setelah ditinggal sang ayah menghadap Sang Kuasa tujuh tahun lalu, saat dirinya baru saja lulus SMA. Dari saat itulah, sang ibu yang bekerja banting tulang untuk hidup mereka. Sampai akhirnya Viona membantu sang ibu dengan bekerja di sebuah toko ponsel, dan dipecat karena ada yang jahil padanya. Yaitu memfitnah dirinya, menuduh dengan bukti palsu kalau dia mencuri satu buah ponsel keluaran terbaru di toko tersebut. Yang akhirnya membawa Viona mencari pekerjaan baru dan ada lowongan bersih-bersih di toko kue, yang sampai sekarang masih ia tempati. Dan ... membawanya ke dalam perjanjian aneh, dalam ikatan pernikahan.
Bibir Viona tersenyum sinis. Entah bagaimana konsep hidupnya, sampai dia jadi seperti ini. Memikirkan apa yang akan tejadi besok membuat gadis yang saat ini tengah berjalan di lorong rumah sakit itu bergidik ngeri. Apalagi saat ia mengingat kembali tulisan-tulisan yang ia baca tadi.
"Satu kali dalam satu minggu?" tanyanya pada keheningan malam. Kebetulan lorong saat ini tengah sepi.
"Setelah melahirkan, terus pergi, meninggalkan anakku?" katanya lagi. "Apa aku bisa se tega itu?"
"Maafkan ke g i l a a n anakmu ini ya bu," ucap wanita itu lagi. Kendati kakinya terus saja melangkah, namun pikirannya sudah terbayang-bayang kehidupan barunya besok hari. Memiliki suami, namun rahasia. Menjadi madu namun ... tak di publish. Lalu ... ah, begitu menyedihkan saat Viona memikirkan segalanya.
Bahkan otaknya sampai ke mana saat nanti, jika suatu saat, bertahun-tahun kemudian dia menemukan lelaki yang cocok, ia akan memberitahunya dengan status apa? Janda dari pernikahan rahasia, atau ... perawan rasa janda.
Lalu, saat nanti dia bertemu dengan anaknya, dan sang anak tak mengenali dirinya. Ya Tuhan, dia yakin itu semua akan terasa sulit. Tiba-tiba saja, dia berpikir untuk kembali ke rumah Erina dan membatalkan segalanya. Namun, baru dua langkah ia membawa kakinya. Ia teringat akan sang ibu yang tengah lemah. Tak bisa apa-apa jika tidak ada bantuan obat-obatan.
"Ya Allah, susahnya jadi diriku," dia terduduk di sana. Di lorong rumah sakit yang sangat sepi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sandisalbiah
sepertinya ada ya di sembunyikan Erina dr suaminya..? Erina tdk bisa hamil krn dia sudah mengangkat rahimnya, biasanya seperti itu..!! kenapa para manusia² egois ini selalu memanfaatkan kesulitan org lain utk kepentingan diri sendiri... 🙄🙄
2023-10-12
0
Hanipah Fitri
mudah nya bilang, setelah .melahirkan terus pergi, gak ngerasa pernah hamil sih
2023-09-29
0
Yati Siauce
semngt thor
2023-06-02
0