Setelah itu Starla dan Bisma pun berpisah. Mereka berdua sama-sama merasakan patah hati. Apalagi Starla, selain patah hati dia juga merasa kotor karena sudah kehilangan virginnya.
3 minggu kemudian, Disaat Starla patah hati, Saka terlihat biasa saja menjalani hidupnya di sekolah. Dia bahkan sedang berjalan bersama ke sekolah dengan pacarnya yang bernama Elisa.
"Kita berasa kayak LDR-an aja deh sayang. Seharusnya kamu kabarin aku dong, jangan acuhin aku, walaupun kamu lagi pulkam!" didepan orang lain, mungkin Saka terkenal sebagai pribadi yang dingin. Namun didepan pacarnya, Saka menjadi sangat lembut dan hangat.
"Iya sayang, maafin aku ya. Aku nggak akan kayak gitu lagi deh." Elisa, gadis cantik itu mengecup pipi pacarnya dan membujuk Saka agar tidak marah lagi.
"Oke, aku maafin kamu. Tapi nggak ada lain kali. Kamu harus selalu ngabarin aku, dalam keadaan apapun. Kalau mau ngilang juga ngabarin dulu," tutur Saka sambil mencubit gemas pipi chubby pacarnya.
"Iya beb, sorry hehe." Elisa menggandeng tangan Saka dengan mesranya. Tak peduli mereka masih berada di sekolah.
Bel masuk kelas pun berbunyi, semua siswa-siswi SMA elit bernama SMA Nusantara itu buru-buru masuk ke kelas mereka masing-masing. Namun pasangan kekasih Saka dan Elisa terpaksa harus berpisah karena mereka berbeda kelas.
"Beb, nanti kita makan ke kantin bareng ya." ucap Saka mesra.
"Iya beb," jawab Elisa yang lalu melambaikan tangannya pada Saka. Ia pun masuk kelasnya.
Di kelas XII IPS 1, kelas Saka, Malvin dan Fero. Suasana kelas itu masih terdengar riuh, karena guru belum ada yang masuk kelas. Ya, kelas XII IPS 1 memang di dominasi oleh siswa-siswi yang berisik, beda dengan kelas IPA yang cenderung tenang.
Ketika murid-murid sedang bercanda gurau, tiba-tiba saja seorang guru wanita masuk bersama seorang gadis cantik berambut panjang dengan setelan jas kampusnya.
"Jir! Bu Berlin datang, guru killer datang!" ujar seorang siswa kepada teman-temannya. Sontak saja semua siswa terdiam melihat kehadiran guru yang bernama Berlin itu. Bu Berlin adalah wali kelas XII IPS 1 sekaligus guru matematika dan terkenal galak. Wajahnya selalu tampak marah, ia memakai kacamata dan rambut yang digelung.
"Selamat pagi Bu!" sapa semua siswa-siswi didalam kelas itu.
"Pagi semua." balas Bu Berlin datar.
Atensi semua siswa-siswi kini tertuju pada seorang gadis cantik disamping Bu Berlin. Mereka penasaran, siapa gadis yang memakai jas kampus berwarna biru tua itu?
"Gila! Cantik banget," Malvin berdecak kagum melihat kecantikan gadis yang ada disamping Bu Berlin.
"Jir...ada bidadari turun dari kayangan!" seru Fero sambil menyisir rambutnya ke belakang. Di menatap gadis itu tidak berkedip.
Sementara disisi lain, kedua mata Saka membola saat melihat wajah gadis itu. Jantungnya berdebar-debar. "Dia...bukannya dia cewek itu? Cewek yang tidur sama gue?" gumam Saka pelan.
"Anak-anak! Hari ini kita kedatangan kakak mahasiswi yang akan melakukan PPL dari kampus Nusantara. Dia akan menggantikan ibu untuk mengajar matematika selama 1 bulan ke depan." jelas Bu Berlin.
"Hore!!" murid-murid bersorak gembira ketika mendengar ucapan Bu Berlin. Itu artinya Bu Berlin tidak akan mengajar matematika untuk sementara waktu.
"DIAM!" teriak Bu Berlin yang membuat semua siswanya terdiam. Lalu ia pun menatap ke arah Starla yang sedari tadi hanya tersenyum tipis dan diam saja. "Ayo nak, perkenalkan dirimu."
Starla menganggukkan kepalanya. Lalu ia pun menatap semua orang yang berada dikelas itu dan mulai memperkenalkan dirinya. "Halo semuanya, perkenalkan nama saya Starla Zeevania. Saya mahasiswi jurusan matematika."
Prok, prok, prok!
Sontak semua siswa-siswi bertepuk tangan, setelah Starla memperkenalkan dirinya. Sepertinya para siswa sangat antusias dengan kehadiran Starla. Tapi tidak dengan Saka. Lihat saja raut wajah Saka yang pucat saat melihat Starla saat ini.
'Sial! Apa cewek itu datang kemari karena mau minta pertanggungjawaban gue?' Batin Saka panik sendiri.
Hari itu Starla masih mengamati Bu Berlin mengajar di kelas dan untuk selanjutnya, dia yang akan menggantikan Bu Berlin mengajar nanti. Hari ini ia hanya beradaptasi.
"Starla, mulai hari Kamis...saat jadwal mengajar saja, kamu bisa mulai mengajar." ucap Bu Berlin setelah kelasnya selesai.
"Baik Bu." sahut Starla sambil tersenyum. Kemudian gadis itu pun keluar dari kelas, disana ia bertemu dengan Gina yang juga sedang melakukan PPL di kelas lain. Sedangkan Riko dan Vita melakukan PPL di sekolah lain.
Gina mengajak Starla ke kantin sekolah itu untuk sarapan karena Starla belum sempat sarapan tadi pagi.
"Lo harus makan banyak, jangan stress, hidup itu terus berjalan. Lo harus bahagia!" saran Gina pada Starla. Dia tidak suka melihat temannya bersedih.
"Iya, gue udah mulai nerima kenyataan kok." kata Starla saat akan menyuapkan bubur ke dalam mulutnya. Tiba-tiba saja Starla menutup mulutnya.
"Uwekkk..."
"Star, Lo kenapa?"tanya Gina cemas melihat temannya mual-mual.
"Gue...gue mau muntah!" Starla beranjak dari tempat duduknya dan buru-buru pergi mencari toilet.
"Star! Tunggu gue!" teriak Gina memanggil temannya itu. Dia berlari menyusul Starla karn mencemaskannya.
Didalam perjalanan mencari toilet, Starla berpapasan dengan Malvin dan Saka yang akan pergi ke ruang guru.
"Hei kakak bidadari," sapa Malvin dengan gaya slengeannya.
"Hai...maaf, aku mau tanya. Toilet wanita dimana ya?" tanya Starla tanpa basa-basi, ia tidak kuat menahan mualnya. Sedangkan Saka, terus menatap tajam pada Starla yang akan muntah.
"Oh, ada disana kakak bidadari!" tunjuk Malvin pada ujung lorong, dimana toilet wanita berada.
"Makasih." Starla berlari dengan terburu-buru ke ujung lorong. Dan membuat Malvin mengerutkan dahinya.
"Si kakak bidadari kayaknya mual-mual karena lihat gue terlalu tampan!" celetuk Malvin dengan pedenya.
"Emang dia kelihatan mual-mual?" tanya Saka yang entah kenapa perasaannya tiba-tiba tidak nyaman.
"Iya dia kayak mau muntah. Ya itu pasti karena lihat kegantengan gue yang gak ada obat haha...pastinya bukan karena dia lagi hamil kan?" candaan Malvin sontak saja membuat wajah Saka semakin pucat.
"Hamil?" gumam Saka tegang. 'Gimana kalau itu cewek hamil?'
"Ka, Lo kenapa woy?" tanya Malvin yang heran melihat raut wajah Saka seperti orang yang sembelit.
"Gue nggak apa-apa. Yuk ke ruang guru," ajak Saka sambil berjalan mendahului Malvin. Dalam hati ia berharap agar Starla tidak mengganggu hidupnya lagi dan mereka cukup one night stand saja.
Semoga aja tuh cewek nggak ngenalin gue.
****
Huwek...huwek...
Didalam toilet wanita, terdengar suara orang yang muntah-muntah. Ya, siapa lagi kalau bukan Starla. Dia memuntahkan banyak cairan ditubuhnya, karena hari ini ia belum makan apapun. Gina mengusap-usap pelan punggung Starla.
"Star, sebaiknya Lo periksa ke dokter. Udah berhari-hari Lo sakit kayak gini." kata Gina cemas. Gina tau, sudah beberapa hari ini Starla tidak enak badan.
"Ini paling cuma masuk angin doang, Gin. Gue nggak apa-apa," ucap Starla sambil mengusap basah di bibirnya. Nafasnya terengah-engah dan perutnya terasa perih setelah muntah.
"Kita ke rumah sakit pokoknya, gue anter Lo." cetus Gina yang tetap ingin mengantar Starla ke rumah sakit.
"Nggak usah Gin, gue mau istirahat aja di rumah," ucap Starla sambil tersenyum lebar. Starla tetap dengan keyakinannya, dia hanya butuh istirahat dan semua akan baik-baik saja.
Namun nyatanya, setelah beristirahat di rumah. Starla tak kunjung membaik juga, malah sakit kepala dan mualnya semakin parah. "Aku kenapa sih?" gumam Starla pada dirinya sendiri.
Ia pun berusaha mencari sesuatu yang bisa membuat perutnya lebih baik di dapur. Contohnya teh hangat atau apapun itu. Hingga saat sedang mencari teh, ia melihat pembalut yang masih utuh. Seketika jantung Starla berdekat cepat kala melihatnya.
"Ini udah akhir bulan, harusnya aku udah datang bulan. Tapi pembalutnya masih utuh," gumam Starla yang mulai merasakan takut. Starla pun mengecek ponselnya, ia men searching gejala yang dialaminya dan dia mendapat satu jawaban yaitu gejala awal kehamilan.
Tanpa pikir panjang, Starla pergi dari rumahnya secara diam-diam untuk membeli alat tes kehamilan guna memastikannya. Setelah membelinya, Starla pun mencoba mengeceknya dengan alat itu.
"Ya tuhan, please! Jangan positif, please...negatif. Negatif!" pinta Starla saat sedang menunggu garis didalam alat tes itu. Dan sekitar 10 menit kemudian, Starla melihat hasil tesnya dengan hati yang berdebar.
"Dua garis samar-samar? Apa artinya ini?" gumam Starla pelan saat melihat alat tes kehamilan itu dengan lekat.
"Starla! Kamu dimana?"
Starla terkejut mendengar namanya dipanggil dari luar kamarnya. Sontak, gadis itu pun beranjak dari tempat duduknya dan menjatuhkan alat tes kehamilan itu ke lantai.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
HNY SAKA YG TAU STARLA, SDGKN STARLA TDK TAU WAJAH SAKA, HNY JAM TANGAN YG TRTINGGAL SBAGAI IDENTITAS..
2023-10-07
0
Tiahsutiah
kasihan starla hamil, tp dia ga tau siapa bapak nya, dan kau saka sangat pecundang
2023-08-12
0
Riana
beneran hamil
2023-07-27
0