****
Setelah aktivitas panas yang terjadi sekitar 1 jam itu. Barulah Saka mulai sadarkan diri, meski kepalanya berdenyut nyeri. Namun rasa panas didalam tubuhnya sudah menghilang. Saat itulah Saka menyadari dirinya berada didalam kamar asing dan tanpa mengenakan sehelai benang pun. Saka melihat pakaiannya berserakan dilantai.
"Astaga! Apa yang terjadi?" pekik Saka terkejut melihat dirinya saat ini. Saka tambah terkejut lagi saat melihat seorang wanita cantik berambut panjang yang berbalut selimut tipis berada disampingnya dengan mata terpejam dan banyak tanda merah di tubuhnya.
Saka panik dan mencoba mengingat apa yang terjadi padanya. Begitu banyak pertanyaan di kepalanya saat ini dan itu semua belum terjawab. "Gue pikir gue ngelakuin itu sama Elisa!" gumam Saka seraya menatap lekat wajah Starla yang masih terlelap dalam damainya, gadis itu terlihat lelah.
Seketika sekelebat bayangan satu jam yang lalu muncul di kepalanya. Dimana ia dan wanita asing ini, telah melakukan hal yang seharusnya dilakukan pasangan suami-istri.
"Sial! Pasti ada sesuatu di minuman itu." umpat Saka begitu ia teringat dengan minuman seperti jus jeruk yang diminumnya tadi. Ia yakin, minuman itu yang membuat dirinya kehilangan keperjakaannya saat ini.
"Nggak bisa gini. Gue harus pergi dari sini." Dalam keadaan panik dan tanpa tidak pikir panjang lagi, Saka langsung mengambil pakaiannya yang berceceran dilantai dan memakainya dengan terburu-buru. Dia takut ada orang lain yang tau perbuatannya ini.
Dia tidak peduli dengan nasib Starla, baginya melarikan diri lebih baik. Lagipula pikirnya, ia tak akan bertemu lagi dengan Starla. Wanita asing yang membuatnya kehilangan kata perjaka. Saka akui, 1 jam barusan adalah hal yang luar biasa dan pengalaman pertamanya. Tapi tidak seharusnya ia lakukan. Jika sekolah tau ia bermain di club' malam dan tidur dengan seorang wanita, maka dia bisa dikeluarkan dari sekolah.
Setelah berpakaian, Saka pun keluar dari kamar itu lewat jendela karena pintunya terkunci. Tanpa pikir panjang ia langsung loncat dari lantai 2.
"Dimana Fero sama Malvin?" gumam Saka sambil merasakan lututnya yang sakit karena lompat barusan.
****
Sementara itu, di ruang VVIP tempat teman-teman Starla berada. Gina, Riko dan Vita berada disana. Gina dan Riko sedang bernyanyi sedangkan Vita bermain ponsel sambil senyum-senyum sendiri.
"Vit, kenapa Lo ada disini? Bukannya Lo nemenin Starla ya?" tanya Gina pada temannya itu.
"Hah? Kan yang sama Starla itu Galang." ucap Vita dengan mengerutkan keningnya.
"Terus barusan Lo habis darimana tadi, lama banget?" tanya Gina lagi, sambil duduk disamping Vita.
"Gue habis dari toilet."
"Lah, kalau Lo habis dari toilet. Terus yang sama Starla siapa? Soalnya Galang bilang kalau dia--"
Ceklet!
Pintu ruangan VVIP karaoke itu pun terbuka dan membuat Gina tak melanjutkan kata-katanya. Sontak saja ketiga sahabat Starla itu menoleh ke arah pintu. Terlihat seorang pria tampan dan memakai setelan jas rapi, tengah membawakan kue ulang tahun yang sudah dihiasi lilin di atasnya.
"Happy birthday--" pria itu akan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Namun tiba-tiba dia terdiam saat melihat di ruangan itu tidak ada gadis yang dicarinya.
"Loh? Kak Bisma?" Riko dan Gina melihat ke arah pria tampan yang dipanggil Bisma itu dengan tatapan bingung.
Vita tersenyum lebar melihat kehadiran Bisma disana. Gadis itu bergerak cepat dan mendekati pria bernama Bisma itu. "Kakak pasti mau kasih kejutan sama Starla ya? Ayo kak, kita anterin ke tempat Starla! Woah, dia pasti senang karena kakak datang."
Tanpa banyak bicara, Bisma menganggukkan kepalanya. Tujuannya datang kesini langsung dari Jepang, adalah untuk bertemu dengan tunangannya Starla. Bisma juga merindukan Starla, karena sudah sebulan mereka tidak bertemu dan hanya berkomunikasi via ponsel.
Lalu Bisma, Gina, Riko dan Vita pergi ke lantai 2 dimana Starla berada. Vita tersenyum-senyum disepanjang perjalanan disana. Begitu sampai didepan kamar itu, Bisma memegang handel pintunya tapi tak terbuka.
"Pintunya ke kunci." kata Bisma dengan wajah datarnya.
"Apa? Kok bisa ke kunci ya?" tanya Vita dengan wajah polosnya.
Karena pintu yang terkunci dari dalam dan tidak ada yang membukanya. Akhirnya Riko berinisiatif untuk meminjam kunci cadangan kamar itu dari salah satu pelayan disana. Tak lama setelah pintu dibuka, Bisma masuk lebih dulu sambil membawa kue ulang tahun untuk Starla dengan lilin yang sudah menyala.
"Happy birthday to you...happy birthday--" nyanyian Bisma terhenti manakala ia melihat Starla tertidur dengan selimut tipis yang hanya menutup sampai dada saja. Dan dia juga melihat pakaian wanita, beserta segitiga pengaman dan penyangga buah sintal tergeletak di atas lantai dengan posisi yang tak beraturan. Belum lagi Bisma dan ketiga teman Starla, melihat dengan jelas banyak bekas merah di leher dan dada Starla. Bahkan bibir Starla juga bengkak, seperti habis berciuman.
Sontak saja Bisma terkejut dan membeku. Hingga tanpa sadar, ia menjatuhkan kue yang dibawanya. Beruntung, lilinnya langsung mati dan tidak menimbulkan kebakaran. Hanya saja, kuenya hancur.
"Oh my God! A-apa yang--" Riko terbata-bata melihat pemandangan yang ada didepan matanya.
"Starla...dia..." Gina juga membeku, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Kilat kemarahan tampak dalam sorot mata Bisma kepada Starla, menandakan betapa kecewanya pria itu sekarang. Tepat saat semua orang tengah melihatnya dengan bingung. Starla membuka matanya perlahan dan terdengar lenguhan kecil dari bibirnya.
"Eungh--"
"Kak Bisma?" sontak saja mata Starla terbuka lebar saat melihat sosok pria yang ia rindukan berada dihadapannya saat ini. Tapi yang jadi pertanyaan, kenapa raut wajah Bisma terlihat marah. Starla menutupi tubuhnya yang tidak memakai baju itu dengan selimut.
"Kak Bisma, kamu--"
"Wanita jalangg."
Ucapan Bisma yang dingin dan sinis, sontak saja membuat Starla tercengang. Tapi disisi lain Vita tersenyum melihat itu semua, seolah ia bahagia.
"Dengan siapa kamu tidur?"
"Kak Bisma, bukannya aku tidur dengan kakak? Barusan--" Starla bingung, ia pikir barusan Bisma yang ada bersamanya dan melakukan hal itu dengannya.
"Tidur denganku? Hah! Aku tidak tahu kalau tunanganku semurahan itu sehingga dia mau disentuh sebelum menikah. Aku tidak percaya ini, Star. Menjijikan!" Decak Bisma yang sangat kecewa dengan Starla. Ia menatap jijik pada Starla yang belum berpakaian.
Deg!
Jantung Starla seakan berhenti berdetak saat mendengar kata demi kata yang diucapkan oleh Bisma yang menghinanya. Ditengah kebingungan itu, Starla dihina.
Gina dan Riko juga bingung dengan apa yang terjadi. Mereka sampai tidak berani bersuara, apalagi melihat Bisma yang marah.
"Pertunangan kita putus, Starla. Aku tidak mau memiliki calon istri yang tidak bisa menjaga dirinya sebelum menikah," ketus Bisma yang menusuk ke dalam hati Starla.
"Kak...aku mohon jangan..." Starla terisak, dia menggelengkan kepalanya dan tidak mau hubungan ini berakhir.
'Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya kak Bisma yang tidur denganku? Dia..'
Bisma melepaskan cincin yang melingkar dijari manisnya, kemudian ia pun melempar cincin itu tepat ke wajah Starla. Hati Starla tersentak kaget dengan apa yang Bisma lakukan.
"Kak Bisma!" teriak Starla memanggil Bisma yang pergi meninggalkan kamar itu. Niat hati ingin mengejar Bisma, tapi dia ingat keadaannya saat ini. Ia tidak memakai baju.
Kedua temannya menghampirinya dengan cemas, kecuali Vita yang pergi entah kemana. Gina bertanya pada Starla apa yang terjadi padanya, hingga keadaan jadi seperti ini.
"Star, apa yang terjadi? Kenapa Lo kayak gini?" tanya Gina yang tak tega melihat temannya menangis.
"Gue...gue nggak tau. Tadi kepala gue pusing banget, gue panas dan gue--gue lihat kak Bisma. Kak Bisma, di-dia cium gue terus kita ngelakuin itu!" Starla menjelaskannya dengan terbata dan bingung. Ia merasa yang menjamah tubuhnya adalah Bisma.
"Nggak mungkin Star, kak Bisma baru aja datang."
"Terus siapa yang udah....arghh!!" Starla berteriak, dia berusaha untuk mengingat siapa yang sudah mengambil kesuciannya. Namun dia tidak ingat wajahnya.
"Star, Lo tenang ya! Mending Lo pake baju dulu," ucap Riko menyarankan, sedari tadi dia tidak melihat Starla karena penampilan gadis itu yang agak terbuka.
"Iya Star, Riko bener. Tenangin diri lo, sekarang pake baju dulu, oke?" ucap Gina seraya menenangkan Starla.
"Kak Bisma marah sama gue...kak Bisma minta putus...enggak..." Starla menangis tersedu-sedu didalam pelukan Gina.
Setelah Starla agak tenang, Starla berganti baju di kamar mandi yang ada didalam kamar itu. Ia langsung menemui teman-temannya diluar sana. Tubuh Starla terasa sakit, terutama pada bagian intinya. Bahkan seprai yang ada ditempat tidur juga terlihat ada bercak darah, pertanda bahwa Starla masihlah seorang gadis sebelum disetubuhi.
"Star! Gue nemuin ini, kayaknya benda ini punya cowok itu!" ujar Riko sambil menyerahkan kepada Starla, sebuah jam tangan dengan inisial A disana dan terlihat bermerek.
****
Disebuah kamar yang luas, terlihat Saka sedang berbaring disana. Pria itu terlihat gelisah, membayangkan adegan demi adegan panas yang belum lama terjadi padanya dan Starla.
"Sial! Jangan sampe gue ketemu sama cewek itu lagi. Jangan sampai Elisa tau, kalau gue udah selingkuh." decak Saka seraya mengusap wajahnya dengan kasar. Saka tiba-tiba saja menghentikan pergerakan lengannya saat menyadari ada sesuatu yang hilang.
"Jam tangan gue kemana? Sial! Itu hadiah ultah dari Elisa!" Saka panik begitu menyadari bahwa jam tangannya hilang.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Park Kyung Na
👍👍
2023-10-09
1
Sulaiman Efendy
PASTI VITA MNYUKAI BISMA...
2023-10-07
1
Tiahsutiah
kasihan starla, tega ya kamu vita menjebak teman sendiri
2023-08-12
1