Alana geram dengan tingkah Axel yang semakin membuatnya jengkel, "Apa dia emang nggak sopan kayak gitu? Pergi nggak pamit, emang gue segede gini di anggap apa sama dia? Makhluk tak kasat mata gitu?!" Gerutu Alana yang menatap kesal kepergian Axel.
Alana hanya menghela nafasnya melihat Axel pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Karena hari masih pagi, dan Alana tidak tahu harus melakukan apa. Dia memutuskan untuk joging di sekitaran komplek.
Di tengah-tengah jogingnya, Alana merasa ada seseorang yang tengah memperhatikannya.
"Kayaknya ada yang merhatiin gue!" Gumamnya setelah menghentikan langkahnya. Alana pun memperhatikan sekitarannya untuk memastikan siapa yang tengah memperhatikannya.
Sampai akhirnya Alana melihat sesosok perempuan dengan baju lusuhnya. Rambutnya yang terurai panjang tampak berantakan bahkan hampir menutupi seluruh bagian wajahnya.
Sosok itu mulai mendekati Alana dengan tujuan ingin meminta tolong pada Alana.
"Pergi!" Kata Alana menegaskan pada sosok kuntilanak itu untuk tidak mendekat padanya. Entah kebetulan atau bagaimana, di tempat Alana juga tidak banyak orang berlalu lalang.
Sosok itu tidak mempedulikan apa yang Alana katakan. Semakin mendekat dengan cara melayang ke arah Alana. Sampai Alana tidak menyadari kalau dia mulai berjalan mundur. Alana kini berada di tengah-tengah jalan yang ternyata adalah persimpangan.
Sampai akhirnya,,,
Tin tin tin
Terdengar bunyi klakson yang membuat Alana sadar kalau dia berada di tengah jalan. Dia melihat mobil yang melaju kencang ke arahnya. Padahal Alana merasa jalan itu memang sepi tadi.
"Aaaa!" Teriak Alana.
Brukk,,,
Nafas Alana tak beraturan saat dia jatuh pada pelukan seorang pria yang telah menyelamatkan nyawanya barusan. Namun tentu saja karena Alana masih syok dia tidak menghiraukannya.
"Apa gue masih hidup?" Ucap Alana sembari memastikan kalau dia masih hidup.
"Apa lo baik-baik aja?" Ucap seorang pria yang menyelamatkan Alana tadi.
Sontak saja Alana tersadar kalau dia masih hidup dan orang yang menolongnya bertanya padanya.
"Apa yang lo lakuin di tengah jalan kayak gitu? Lo bisa bahayain nyawa lo sendiri!" Ucapnya lagi.
"Tunggu! Lo siapa?" Bukannya menjawab, Alana justru bingung dengan pria yang ada di dekatnya.
"Gue Juna!" Jawab si pria.
"Oh, makasih ya udah nyelamatin gue," Alana tau kalau pria itu yang menolongnya, jadi dia mengucapkan rasa terimakasihnya.
Mereka yang masih duduk di tepi jalan, kini mulai berdiri. Juna mengulurkan tangannya pada Alana untuk membantunya berdiri.
"Lain kali berhati-hatilah!" Ucap Juna memberi tahu Alana.
"Iya!" Jawab singkat Alana sembari membersihkan baju yang dia kenakan.
"Oh iya sekali lagi gue ucapin makasih banyak udah nolongin gue! Dan lo bisa panggil gue Alana" Lanjutnya lagi.
"Iya sama-sama, kalau gitu gue permisi dulu!" Juna memutuskan untuk langsung pergi karena ada suatu urusan yang harus dia selesaikan.
"Kenapa buru-buru? Lo mau kemana" Tanya Alana.
"Gue ada janji temu sama bos gue!" Kata Juna sembari berteriak, karena sudah mulai berjalan menjauh dari Alana.
"Sekali lagi makasih ya!" Teriak balik Alana.
Juna hanya memberi acungan jempolnya ke arah Aluna berada. Setelah itu Alana bergumam pada dirinya sendiri, "Lain kali gue akan lebih hati-hati lagi sama makhluk tak kasat mata!"
Saat Alana hendak melanjutkan jogingnya. Pandangan mata Alana justru tertuju pada pohon besar yang terletak tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Kayaknya pohon itu cukup rindang buat gue istirahat bentar!" Ujar Alana yang setelahnya berjalan menuju ke arah pohon itu.
Alana kini menyadari kalau di sana juga ada beberapa orang berlalu lalang. Entah kenapa tadi dia tidak melihat adanya orang yang lewat sana. Sampai akhirnya Alana kini duduk di bawah pohon rindang itu.
Para pejalan kaki atau beberapa orang yang juga tengah joging memperhatikan Alana. Karena menurut mereka pohon yang Alana singgahi itu di percaya ada penunggunya. Membuat mereka tidak ada yang berani mendekat ke pohon rindang itu.
Alana menghela nafasnya setelah mendudukkan dirinya di bawah pohon rindang itu. Akan tetapi tiba-tiba saja Alana mencium aroma yang tidak asing di sana. Alana bahkan sempat merasa ada yang menarik rambutnya walaupun tidak terasa kencang.
"Aduh, siapa sih yang iseng narik rambut gue!" Gerutu Alana. Setelah Alana mencoba untuk mencari tahu lagi, ternyata benar kalau Alana mencium aroma kemenyan di dekat pohon itu juga.
Tanpa pikir panjang, Alana mencari sumber aroma itu berasal. Sampai akhirnya Alana menemukan adanya sesajen di balik pohon rindang itu.
"Astaga?! Kenapa ada beginian di sini?" Ucap Alana sembari membulatkan matanya.
"Jangan bilang tadi yang narik rambut gue hantu penunggu di sini?" Batin Alana bertanya tanya. Karena memang Alana tidak merasakan adanya makhluk tak kasat mata di sana.
Karena geram, Alana memutuskan untuk membuang sesajen itu di tempat sampah yang tidak jauh dari sana.
Tanpa Alana sadari ada seseorang yang tengah memperhatikannya dari jauh. Orang itu terlihat marah saat melihat Alana yang membuang sesajen itu di tempat sampah.
"Hey, apa yang lo lakuin?!" Ujar seorang pria yang terlihat kesal, berjalan mendekat ke arah Alana.
Mendengar suara seseorang Alana langsung saja menoleh. Alana melihat seorang pria dengan raut wajah marah berjalan mendekat ke arahnya.
"Lo siapa?" Tanya Alana langsung pada orang itu.
"Gue yang udah taruh sesajen itu di sini, dan lo malah buang seenak jidat lo?" Kesalnya.
Alana merasa geram dengan jawaban pria itu, "Apa lo gila ha? Nggak baik nyembah pohon! Lebih baik lo sembah siapa tuhan lo! Dasar bodoh!" Kesal Alana yang mengambil kesimpulan kalau pria itu penyembah pohon.
"Itu hak gue! Lo nggak ada urusannya sama ini! Lo juga nggak berhak buat buang sesajen itu!" Pria itu bernama Romeo. Dia tinggal di salah satu rumah yang tidak jauh dari letak pohon itu berada.
"Asal lo tahu, lo bakal mati sia-sia dengan menyembah iblis!" Alana berusaha menasehatinya. Namun tampaknya Romeo sama sekali tidak memperdulikan apa yang di katakan oleh Alana.
"Lo tahu apa hah? Ini udah jadi tradisi keluarga gue! Para leluhur gue juga ngelakuin hal yang sama! Jadi lebih baik lo nggak usah ikut campur! Lebih baik sekarang lo pergi dari sini" Usir Romeo pada Alana.
"Dasar pria bodoh!" Ujar Alana kesal.
"Apa lo bilang? Coba katakan sekali lagi!" Romeo tampaknya sudah tidak bisa membendung kemarahannya. Terlihat raut wajahnya yang mulai memerah menahan amarah yang siap meledak.
"Pria bodoh!" Ucap Alana yang setelahnya langsung berjalan pergi meninggalkan Romeo. Akan tetapi tiba-tiba saja tangan Alana di tarik kasar oleh Romeo.
"Akh!" Alana merasa kesakitan pada pergelangan tangannya yang di tarik oleh Romeo.
"Biar gue tunjukin sama lo siapa di sini yang bodoh!" Kata Romeo dengan menarik Alana untuk ikut bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
S. M yanie
semangat thor
2024-05-29
0
windy
aku mampir
2023-06-03
0