Alana seperti memiliki sebuah firasat yang mengatakan akan adanya hal buruk yang terjadi pada pernikahan ini nanti.
Hari H pernikahan,,
Alana tidak menyangka jika hari ini akan datang dengan sangat cepat. Dia yang memang belum siap untuk menjadi seorang istri dari seorang pria yang bernama Axel Argantara. Putra dari seorang pengusaha yang tidak lain adalah sahabat dari papa Alana sendiri yaitu Dave Argantara.
Pernikahan itu di hadiri oleh para rekan bisnis dari kedua belah pihak keluarga. Bahkan terlihat sekali Alana yang baru pertama kali bertemu dengan calon suaminya itu.
Axel Argantara, seorang pria yang sangat terkenal dingin dan tak banyak bicara. Membuat siapa saja yang melihatnya akan menilai Axel sebagai orang yang sangat misterius. Alana bahkan tidak mengetahui hal itu. Lebih tepatnya, Alana tidak begitu peduli dengan calon suaminya itu.
Sampai kata sah terdengar dan mereka kini resmi menjadi sepasang suami istri.
Kini tiba saat acara resepsi pernikahan, terlihat kedua orang tua Alana dan Axel tengah berkumpul di satu meja yang sama. Mereka berbincang mengenai anak-anak mereka yang kini sudah menjadi pasangan suami istri.
"Aku nggak nyangka kalau kita akhirnya jadi besan," ucap tuan Dave Argantara yang tidak lain adalah papa dari Axel.
"Aku sendiri juga nggak nyangka kalau kita jadi besan kayak gini!" Ujar papa Juan Alexandra, papa dari Alana.
"Lihatlah mereka berdua sangat serasi bukan?" Kata nyonya Eren sembari menunjuk ke arah Alana dan Axel yang tengah sibuk dengan sesi fotonya. Eren sendiri adalah mama dari Axel. Eren menjadi sahabat dari mama Dilra karena merasa cocok dengan satu sama lain. Tentunya mereka saling kenal karena para suaminya yang sudah bersahabat dari kecil, sampai kini mereka sudah menjadi rekan bisnis.
"Iya, mereka sangat cocok" timpal mama Dilra menimpali.
Tuan Dave tersenyum melihat anaknya bersanding dengan seorang gadis cantik pilihannya, "Anakku pasti beruntung mendapatkan gadis secantik dan semanis Alana" katanya.
"Hey, begitu juga dengan putriku yang mendapatkan seorang pria tampan seperti Axel itu, mereka akan menjadi pasangan paling serasi" Timpal papa Juan.
Mereka melanjutkan perbincangan sembari menemani para rekan kerja mereka. Terlihat raut bahagia dari wajah mereka, namun tidak dengan sepasang pengantin baru yang tengah menyalami para tamu. Memang mereka kini tersenyum sembari menyapa para tamu. Akan tetapi pada kenyataannya itu hanya rasa terpaksa yang mereka tunjukkan pada semua orang yang ada di gedung pernikahan itu.
Namun Alana yang mendadak terlihat polos, diam diam melirik ke arah pria yang kini sudah menjadi suaminya itu, "Astaga, kenapa dia malah lebih dingin dari gue? Bahkan dia juga diam aja dari tadi!" Batin Alana.
Axel mengadari akan lirikan yang di berikan oleh Alana padanya. Alana sendiri menjadi salah tingkah sendiri setelah ketahuan oleh Axel, kalau dia tadi meliriknya.
"Dasar gadis aneh!" Batin Axel dengan tatapan dinginnya, "Semoga aja dia nggak nyusahin gue! Gue udah jalani hidup yang cukup sulit, semoga saja dia nggak nambahin beban gue!" Tambahnya masih dengan membatin di dalam hati.
*****
Setelah acara pernikahan itu selesai. Kini Alana dan Axel langsung tinggal di sebuah mansion yang tentunya hanya akan ada mereka berdua saja yang tinggal di sana.
Alana dan Axel yang memang hanya makan sendikit saja di acara pernikahan tadi. Kini Alana memutuskan untuk memesan makanan dan setelahnya menata makanan itu di meja makan.
Saat Alana tengah menyiapkan makanan di meja makan. Terlihat Axel berjalan dari kamarnya menuju ke meja makan. Axel dengan wajah datarnya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun langsung saja duduk di kursi, sembari menunggu makanan yang tengah di siapkan oleh Alana.
"Haish, pria ini emang nyebelin, apa dia nggak bisa ngomong? Bahkan dari tadi acara pun dia nggak buka mulut, satu kata aja nggak keluar!" Batin Alana sembari menata makanan di meja makan.
Setelah semua hidangan selesai di sajikan di meja makan. Mereka berdua langsung saja menyantap makan malam itu. Axel yang memang tidak mengucapkan sepatah kata pun. Setelah selesai dengan makan malamnya, dengan tanpa bicara dia langsung berjalan menuju ke kamar. Tentunya tanpa menunggu Alana yang makanannya tinggal beberapa suap lagi.
Lagi-lagi Alana hanya bisa menggerutu di dalam batinnya, dengan sikap Axel yang sudah seperti kulkas seribu pintu, "Ish nyebelin amat sih jadi orang, harusnya gue yang bersikap dingin, karena itu udah jadi kebiasaan gue! Tapi kenapa malah kesannya gue kayak musuhnya aja sih?!"
Alana pun mencuci piring masih sambil menggurutu dengan sikap Axel tadi. Kemudian setelah selesai, Alana memutuskan untuk masuk ke dalam kamar yang sama dengan yang di masuki oleh Axel tadi.
Ya iyalah orang udah jadi suami istri,,,
Akan tetapi Alana di buat heran saat melihat Axel yang sudah berada di sofa panjang yang ada di kamar itu. Terlihat Axel tengah bersiap untuk tidur dengan sebuah selimut lain yang dia gunakan.
"Kenapa dia malah tidur di sofa? Eh tapi nggak apa-apa dong, syukurlah kalau dia malah tidur di sana, lagi pula gue juga takut kalau tidur seranjang sama dia! Nanti yang ada gue di apa-apain lagi sama dia!" Batin Alana yang awalnya merasa heran kini dia menjadi lebih lega mengetahui ternyata Axel tidak tidur seranjang dengan dia.
Alana langsung berjalan menuju ranjang dan memposisikan dirinya untuk tidur membelakangi posisi sofa yang memang jaraknya tidak jauh dari ranjang.
Sampai saat Alana yang merasa tidak nyaman dengan posisinya pun memutuskan berbalik, dan matanya melihat seorang pria yang tengah tertidur dengan menggunakan earphone pada telinganya. Namun itu tidak menjadi masalah bagi Alana, tapi justru Alana terpaku pada wajah tampan milik Axel yang tidur menghadap ke arah ranjang.
"Kalau di perhatiin dia tampan juga" batin Alana yang matanya menatap ke arah Axel, "Huftt, mikir apaan sih gue! Bisa-bisanya gue ngakuin dia tampan? Tapi masak iya gue suka sama dia?" Batin Alana merutuki dirinya sendiri.
"Cepat tidur!" Terdengar suara maskulin seorang pria yang membuat Alana langsung terdiam. Alana terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut pria yang kini sudah menjadi suaminya.
Tubuh Alana seakan membeku dia hanya bisa membatin, "Astaga kenapa dia tiba-tiba bicara? Dan kenapa juga dia bisa tahu kalau gue belum tidur? Bukannya dia tadi udah tidur?" Batinnya.
Alana yang tidak kunjung menjawab pun membuat Axel membuka matanya, membuat Alana yang melihat Axel pun langsung salah tingkah sendiri.
Axel masih pada posisi berbaring pun melepaskan earphone yang dia pakai, "Kenapa lo nggak tidur?" Tanya Axel dengan nada datar.
"Apa urusannya sama lo?" Jawab Alana dengan reflek.
"Terserah!" Jawab Axel dengan singkat yang setelahnya kembali memasang earphonenya dan kembali memejamkan matanya.
Sedangkan di sisi Alana, dia tampak heran dengan sikap Axel. Alana kini justru mulai penasaran dengan pria yang kini sudah menjadi suaminya itu. Alana merasa kalau Axel seperti menyembunyikan sesuatu dan itu terlihat misterius di mata Alana.
"Ini gue yang gila atau dia yang gila sih? Hufttt bodo amat lah, mendingan gue tidur aja!" Ucap Alana di dalam hati. Kemudian dia memutuskan untuk tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
naziqa
semangat untuk up kak
2023-06-02
0
olivia
fighting kak sindi
2023-06-01
2
cindy
up kak
2023-06-01
0