"Ini gue yang gila atau dia yang gila sih? Hufttt bodo amat lah, mendingan gue tidur aja!" Ucap Alana di dalam hati. Kemudian dia memutuskan untuk tidur.
Keesokan harinya, tidak terasa malam yang seharusnya menjadi malam pertama bagi pasangan pengantin baru itu telah berlalu tanpa meninggalkan kesan yang bahagia.
Pagi itu juga, ketika Alana tengah sibuk membuat sarapan untuknya dan juga suaminya. Terdengar suara bel berbunyi, menandakan adanya tamu yang datang.
Axel yang berada di meja makan hanya melirik pintu utama sekilas, tidak menghiraukan bel yang berbunyi. Namun karena bel terus berbunyi, Axel menatap ke arah Alana. Hanya memberi kode untuk membukakan pintu.
Alana mendengus dengan sikap Axel yang terkesan menyebalkan itu, "Huftt apa dia nggak punya kaki apa? Kenapa nggak buka sendiri, nggak lihat apa orang lagi masak juga!" Gerutunya dengan membatin.
Karena tidak memiliki pilihan, Alana pun mencuci tangannya. Kemudian langsung melangkah menuju ke pintu depan untuk melihat siapa tamu yang datang sepagi itu.
Ceklek,,
Terdengar suara handle pintu di buka oleh Alana. Dan betapa terkejutnya Alana ketika melihat siapa yang datang bertamu sepagi itu. Ya, mereka adalah kedua orang tua Axel. Tentu saja Alana juga sudah menjadi anak mereka juga.
"Mama, Papa?!" Ucap Alana setelah membuka pintu. Alana sudah di suruh untuk merubah panggilan para mertuanya yang awalnya masih memanggil tuan, kini harus berganti papa dan mama.
"Hey Alana, kenapa kau terlihat kotor, nak?!" Tanya Dave yang melihat penampilan menantunya sedikit kotor akibat memasak tadi. Karena memang Alana tadi lupa untuk memakai celemek.
"Apa Axel menyusahkan kamu nak?" Tanya mama Eren menimpali.
"A-a tidak ma, Alana tadi memang sedang memasak dan lupa pakai celemek jadi gini deh!" Ucap Alana tentunya dengan gugup, karena dia juga belum terbiasa dengan kedua mertuanya itu.
Terlihat papa Dave menghela nafasnya, "Lalu di mana anak manja itu?" Tanyanya.
Saat itu juga , bahkan belum sempat Alana menjawab pertanyaan papa Dave. Terdengar sebuah suara yang berjalan mendekat,
"Aku di sini!" Ucap suara itu yang tidak lain adalah Axel. Tentunya dengan sikap dingin yang dia miliki.
Perhatian mereka bertiga langsung tertuju pada Axel yang berjalan mendekat, "Hey, kau ini seorang pria beristri, apa kau juga sedingin ini pada istrimu?" Tanya Papa Dave dengan penuh selidik pada anaknya itu.
Axel yang mendengarnya pun hanya memutar bola mata malasnya. Namun hal berikutnya cukup membuat Alana terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Axel.
Axel yang tiba-tiba merangkul pundak Alana, membuat Alana seketika terkejut dengan menatap heran ke arah Axel.
"Dia ngapain? Kenapa tiba-tiba aja rangkul pundak gue? Kayaknya ada yang nggak beres nih!" Batin Alana penasaran dengan tujuan Axel.
"Kalian lihat?" Ucap Axel singkat.
Hal itu membuat Mama Eren dan papa Axel tersenyum melihatnya, "Nah gitu dong!" Ujar mama Eren.
Namun senyuman papa Dave sedikit memudar karena dia merasa curiga pada anaknya itu, "Jangan bilang kalau kalian hanya berpura-pura saja?" Ucapnya langsung pada intinya.
"Kamu ini gimana sih! Harusnya kamu itu dukung mereka dong, Biar kita cepat punya cucu!" Kata mama Eren yang kalimat terakhirnya dia pelan kan supaya Axel dan Alana tidak mendengarnya. Tapi tentu saja mereka mendengarnya, karena memang jarak mereka yang tidak terlalu jauh.
Alana yang sedikit mendengarnya pun membulatkan matanya dan tentu saja dia merasa malu. Pipinya bahkan sudah memerah seperti tomat.
"Oh iya nak, kalian berdua perbanyaklah makan makanan yang bergizi agar kalian cepat memiliki keturunan!" Ucap mama Eren to the point.
"Ta-tapi ma-" ucap Alana yang terpotong.
"Aku sama Alana akan memberikan kalian cucu yang sangat menggemaskan!" Kata Axel yang berhasil memotong ucapan Alana. Bahkan Alana langsung membelalakkan matanya ketika mendengar kalimat itu yang keluar begitu saja dari mulut Axel.
"Iya kan sayang?" Ucap Axel sembari mengusap pundak Alana untuk memberinya kode.
"Dasar pria munafik! Di depan mama papa aja sok baik tapi di belakang mereka dinginnya nggak tertolong! Awas aja lo nanti!" Kesal Alana yang tentunya hanya di dalam batinnya saja tanpa bisa dia ungkapkan.
Karena tidak kunjung memberikan jawaban, Axel kembali bertanya Alana, "Hey, kenapa kau diam saja? Bukankah benar begitu?!" Tanya Axel.
Alana mencoba membalikkan keadaan supaya Axel merasa bingung dan juga terkejut. Alana akan membuat Axel menyesal telah membuatnya tersudut seperti itu.
"Ah iya iya, apa yang Axel bilang benar. Kita berdua akan memberikan mama cucu yang sangat menggemaskan!" Kata Alana dengan tersenyum lebar.
Terlihat Axel justru sedikit terkejut dengan pernyataan Alana yang entah kenapa malah membuat dia seakan termakan ucapannya sendiri.
Mama Eren dan papa Axel tersenyum bahagia mendengarnya dari mulut Alana langsung, "Mama sama papa sangat senang mendengarnya. Oke kalau begitu kami permisi dulu ya!" Ujar mama Eren yang tiba-tiba pamit dengan merangkul lengan suaminya.
"Loh ma kok buru-buru sih? Nggak mau ikut sarapan sekalian?" Tanya Alana yang takut kalau kedua mertuanya itu kecewa dengan ucapannya.
"Tenang saja sayang, kami akan ke rumah besan untuk memberi tahu mereka kalau kalian bersedia memberikan kami cucu!" Ucap mama Eren dengan tersenyum ke arah kedua anaknya itu.
Mereka yang di tatap langsung saja membelalakkan matanya, karena mereka tidak menyangka kalau akan seperti ini.
"Ini semua gara-gara Axel! Kenapa tadi harus bilang kayak gitu sih?!" Batin Alana.
"Ini semua gara-gara lo Alana! Harusnya lo nggak perlu nanggepin omongan gue yang berlebihan kayak gitu!!" Batin Axel.
Setelah mereka beradu dengan membatin. Papa Dave dan Mama Eren pun pamit untuk menuju ke rumah besannya.
Setelah mereka sudah benar-benar pergi, tampak Alana langsung saja berkata pada Axel, "Lo tuh suka ya mengambil kesempatan dalam kesempitan!" Ucap Alana yang langsung menuju ke dapur untuk melanjutkan memasaknya.
Axel yang di tinggal begitu saja hanya bergumam, "Dasar gadis aneh!".
Akan tetapi, entah kenapa ternyata Alana justru mendengar gumaman Axel. Dia langsung menghentikan langkahnya.
"Lo tadi bilang apa?" Tanya Alana berbalik.
Tanpa menjawab pertanyaan Alana. Axel langsung pergi begitu saja membuat Alana merasa sangat kesal.
"Hey!! Berhenti!!!" Ucap Alana yang membuat Axel menghentikan langkahnya tanpa berbalik.
"Kita bahkan baru aja menikah kemarin, gue emang nggak kenal sama lo! Tapi bisa nggak sih lo nggak usah terlalu dingin kayak gitu? Apa lo kira gue mau di jodohin sama lo? Bahkan lebih baik gue nikah sama jin dari pada sama kutub kayak lo ini!!" Ucap Alana spontan mengutarakan dengan panjang lebar.
Axel yang masih membelakangi Alana pun mulai buka suara, "Gue harap para jin dengar apa yang lo ucapin tadi dan datang nemuin lo bahkan nikah sama lo!" Ujarnya yang langsung pergi begitu saja.
Sontak saja Alana langsung memegang mulutnya yang tak bisa dia kontrol tadi dalam berucap.
"Haish, nih mulut kenapa sih malah ngomong kayak gitu? Bisa-bisanya gue ngomongin jin! Untung aja bukan iblis yang gue sebut tadi, nanti yang ada gue malah bingung mau musnahin mereka apa menikahi mereka!! Astaga, kenapa gue malah mikir kayak gini sih? Dasar Alana bego!" Batin Alana sambil memukuli kepalanya sendiri.
Tanpa Alana sadari Axel diam-diam melihatnya dari jauh, "Gadis gila! Apa dia udah nggak waras sampai mukulin kepalanya sendiri?" Gumam Axel.
Setelah itu Alana melanjutkan memasak, sedangkan Axel baru saja datang dari kamar menuju meja makan untuk sarapan.
Kemudian tanpa berpamitan dengan Alana, setelah selesai sarapan Axel memakai earphone nya dan pergi begitu saja. Axel akan pergi ke perusahaannya untuk bekerja.
Alana geram dengan tingkah Axel yang semakin membuatnya jengkel, "Apa dia emang nggak sopan kayak gitu? Pergi nggak pamit, emang gue segede gini di anggap apa sama dia? Makhluk tak kasat mata gitu?!" Gerutu Alana yang menatap kesal kepergian Axel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Mariam R RIa
seru ya😀😀😀
2023-09-24
0
Indira
lanjut dong thor
2023-06-02
1