Alfin terkenal sebagai orang yang dingin pada orang asing. Namun entah kenapa dirinya seperti merasa ada yang berbeda dengan gadis yang dia temui tadi
*****
Di sisi lain, setelah anak-anak para pasangan itu pulang dari SMA. Mereka langsung menjenguk Dira yang sedang tidak enak badan, dan masih terbaring di ranjang empuk miliknya. Bukan hanya para saudara yang kelas 12 saja, namun saudara kelas 11 juga ikut menjenguknya.
Dan ternyata anak-anak yang masih berkuliah, mereka juga sudah pulang dan memutuskan untuk menjenguk Dira.
"Dira, lo udah baikan kan?" Tanya Bryan yang pertama masuk ke dalam kamar Dira.
"Ya, gini deh! Ya lebih baik dari yang tadi pagi!" Jelas Dira akan kondisinya yang sudah mulai membaik.
"Makanya kalau di bilang jangan makan es krim tuh nurut! Jangan ngeyel mulu!" Ucap Dila saudara kembar Dila yang kesal karena saudara kembarnya itu susah di atur kalau masalah makan es krim.
"Ya kan itu kesukaan gue, mau gimana lagi!" Ucap Dira sambil mengedikkan bahunya dan memanyunkan bibirnya.
"Oh, jadi kak Dira sakit gara-gara makan es krim?" Ucap Rafi sambil mangut-mangut.
"Ehh, syuttttt!!" Dira mengisyaratkan untuk diam, dengan jari telunjuk yang dia arahkan pada bibirnya.
"Lagian kenapa sih kak, makan es krim mulu! Kan gini jadinya!" Ucap Alfian yang tak kalah ingin mengadili kakak kandungnya itu.
"Ihh, kenapa sih dek, orang kakak juga suka!" Ucap Dira yang masih saja membantah apa yang dikatakan oleh mereka.
"Tapi kan kasihan Mama sama Papa mereka tuh khawatir sama kakak!" Alfian masih terus mengadili kakaknya.
"Nih anak penakut emang bandel banget kalau dikasih tahu!" ucap Dila sambil menghela nafas dan memutar bola mata malasnya. Mendengar Dira yang masih saja terus membantah ucapannya.
"Jadi kamu sakit gara-gara kebanyakan makan es krim? Dan mama Aleana sama papa Arga nggak tahu?" Tanya Bryan pada Dira.
"Ya nggak-" Ucap Dira yang tiba-tiba terpotong.
"Oh jadi begitu?!" terdengar sebuah suara dari arah pintu kamar Dira yang ternyata terbuka. Terlihat seorang yang wanita cantik yang tengah berdiri di sana yang tak lain adalah Aleana Mama mereka semua. Mereka semua terkejut melihat adanya Aleana yang berdiri sambil menyilangkan tangannya di ambang pintu.
"Kalau kayak gini sih gue nggak ikutan!" ucap Alfin sambil menelan ludah dan mengalihkan pandangannya dari mamanya. Alfin yang saat itu hendak berjalan pergi tangannya di halangi oleh Lucas.
"Hey, mau ke mana lo? Awas aja kalau lo mau kabur!! Gue sendiri juga nggak mau kena marah!" Ucap Lucas lirih sambil menghalangi Alfin yang hendak melarikan diri dari mamanya.
"Aku nggak ikutan ma!" Kata Stefan yang buka suara sambil melihat ke arah Mama Aleana yang masih berdiri di ambang pintu kamar Dira.
Aleana menatap semua anak-anak itu seksama dan tentunya dengan tatapan tajamnya juga.
"Sekarang, katakan! Siapa yang ngajakin Dira buat makan es krim?" Tanya Aleana pada semua anak-anak yang kini sedang berkumpul di kamar Dira.
"Mati deh gue!" ucap Dila dalam hati sambil menutup matanya.
"Dila!" Panggil Aleana pada anak keduanya itu.
"I-iya, Ma?" ujar Dila gelagapan saat mamanya memanggil namanya.
"Ma, i-ini bukan salah Dila! Ini salah aku sendiri, ma!" Sebuah ucapan dari mulut Dira yang mencoba melindungi Dila dari kemarahan mamanya.
"Mereka semua juga nggak salah! Aku sendiri yang kemarin pergi ke toko es krim dan memakan banyak es krim di sana!" jelas Dira pada Aleana, karena memang pada kenyataannya Dira memang pergi ke toko es krim sendiri dan memakan banyak es krim di sana.
Dira yang merasa bersalah pun langsung menunduk, dan dia juga merasa bersalah pada para saudaranya karena telah membuat mereka terkena tatapan tajam dari Aleana.
Aleana yang melihat Dira menunduk sedih atas kesalahannya pun. Akhirnya mau tidak mau menghela nafas kasar.
Belum sempat Aleana mulai berkata, tiba-tiba saja terlihat Nadia yang tidak sengaja lewat di depan kamar Dira. Dan dirinya melihat keramaian yang terjadi di kamar itu, karena memang semua anak-anak sedang berada di sana.
"Eh ada apaan nih? Kok semuanya pada ngumpul di kamar Dira?" tanya Nadia yang baru saja menghentikan langkahnya dan mendekat kearah Aleana yang masih berdiri di ambang pintu.
"Eh, Bunda! Ini tadi kita lagi pada jenguk Dira!" Jawab Bryan dengan kepolosannya.
"Oh begitu rupanya!" Jawab Nadia sambil mengangguk paham.
Aleana kemudian berkata, "Dira! Mama gak pernah melarang kamu untuk makan es krim!! Tapi tolong makanlah es krim sewajarnya saja! Kalau kamu sakit seperti ini bukan hanya mama, tapi semua orang juga ikut merasa khawatir!" ucap Aleana menjelaskan pada anaknya itu.
Dira hanya bisa menunduk dan menjawab perkataan mamanya dengan anggukan, Karena dirinya memang merasa sangat bersalah, sebab dirinya sudah membuat semua orang khawatir padanya.
Semua orang yang ada di sana merasa sedang menonton sebuah drama antara anak dan juga mamanya. Mereka hanya bisa menyimak percakapan antara mereka berdua ,begitu juga dengan Nadia yang masih berada di sana.
"Kalian semua juga jangan terlalu berlebihan terhadap makanan yang bisa membuat kalian sakit! dan jangan lupa untuk saling jaga satu sama!" Aleana memperingatkan semuanya supaya mereka saling menjaga satu sama lain, apalagi tentang masalah kesehatan.
"lya, Apa yang Mama kalian katakan itu benar! Kalian harus menjaga satu sama lain!" kata Nadia yang membenarkan ucapan Aleana tadi.
"Siap Bunda!" jawab mereka semua serempak.
Setelah itu tiba-tiba saja ponsel Lucas berdering. Dirinya mendapat telepon dari salah satu mafioso miliknya.
*****
Malam pun tiba, Mereka pun segera menuju makan untuk makan malam bersama. Di sela-sela makan malam mereka, tiba-tiba saja Aleana menyinggung tentang liburan semester para anak-anak mereka.
"Oh iya, sebentar lagi kalian akan libur semester kan?" ucap Gisela yang menanyakan kepada seluruh anak-anak di meja makan.
"Ujian aja belum Ma!" jawab Dila sambil menyendok satu suapan nasi ke dalam mulutnya.
"Loh emangnya kalian belum ujian?" tanya Nadia yang sepertinya terkejut mengetahui mereka yang ternyata belum ujian semester.
"Belum Bunda!!!" jawab para anak-anak itu dengan kompak.
Aleana berdecak kagum karena mereka menjawabnya dengan kompak "Haish, kompaknya! Apa jangan-jangan kalau kalian lagi bohong juga kompak kayak gini?" kata Gisela yang mendadak menyinggung tentang berbohong.
"Eh ya enggak lah ma! Pokoknya William nggak pernah ikut-ikutan kalau masalah bohong!" kata William yang langsung menyahut ucapan Aleana tadi.
"Pintarnya anak papi!" Ucap Alex yang tersenyum bangga pada anak pertamanya itu. William adalah anak pertama dari Alex dan juga Lisa.
"Hah? Bukannya kemarin kakak habis bohong ya?" Ucap Alisya dengan kepolosannya.
William menghela nafas lalu bergumam "Haish, dasar adik enggak bisa diajak kompromi!"
Tiba-tiba saja sebuah tangan menarik telinga William "Nah ayo kamu bohong apa? Cepat bilang sama Mami?" ucap Lisa sembari menjewer telinga anak pertamanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Fa
aku mampir
2023-06-03
0
Indira
semakin ke sini ceritanya makin ada misterinya
2023-06-02
14