"Apa sebenarnya yang kamu inginkan! Katakan! Aku tidak ingin mengganggu!" kata Alfian yang berbicara pada sosok itu, karena memang dari tadi Alfian tidak bisa berkonsentrasi saat berada di dalam.
Akan tetapi saat ditanya oleh Alfian sosok itu hanya diam tak menjawab ucapan dan pertanyaan yang di lontarkan oleh Alfian.
"Baiklah! di sini kamu membutuhkan aku, bukan aku yang membutuhkan kamu! Jadi sia-sia aja aku datang ke sini untuk bertanya padamu dan ingin menolong mu tapi ternyata kau sama sekali tidak menggubris !" kesal Alfian pada sosok itu karena dirinya merasa diabaikan.
Alfian hendak berjalan pergi, hantu itu pun berkata dengan tatapan mengerikannya.
"Aku ingin kau membalaskan dendam ku!" pinta hantu itu ketika Alfian sudah membelakangi hantu itu.
Alfian yang mendengarnya seketika langsung membalikkan badannya dan berkata,,
"Apa? Tidak! Aku tidak mau!" Alfian langsung menolak dengan mentah-mentah.
"Salah satu gurumu telah menodai diriku! dan dia dengan kerja membunuhku ketika aku meminta pertanggung jawabannya!" Jelas hantu itu memberitahu Alfian tentang kejadian yang telah menimpanya hingga membuat dirinya meninggal.
Alfian yang mendengar itu menaikkan satu alisnya ke atas "Itu salah kamu sendiri! kenapa kamu mendekati seorang guru?" Alfian menatap kearah hantu itu.
"Bukan aku yang mendekatinya! Aku hanya menginginkan kelas tambahan karena nilai ku menurun! Dan guru itu saja menyuruhku untuk datang ke rumahnya, tapi tidak aku sangka ternyata itu adalah siasat buruknya!" Ucap sosok hantu itu dari jauh, dan membuat Alfian memilih untuk mendengarkan ceritanya "Apa aku tidak bisa mendapatkan keadilan, bahkan setelah aku mati? Arwah ku hanya akan tenang jika guru itu mau mempertanggungjawabkan perbuatannya!" ucap hantu itu memberi tahu lagi.
"Kau salah!! Sebenarnya kamu bisa pergi,,,," ucap Alfian terpotong.
"Alfian!!" Sebuah suara dari ujung lorong itu sontak membuat Alfian langsung berbalik.
Alfian, anak bungsu dari Aleana yang memiliki kelebihan sama seperti ibunya, bisa dibilang kalau dia itu anak indigo. Dia bisa melihat apa yang orang awam tidak bisa lihat yaitu mereka, para makhluk tak kasat mata. Alfian menerima apa yang sudah menjadi kelebihannya ini. Akan tetapi terkadang dia juga muak dengan mereka para makhluk tak kasat mata yang suka mengganggu dirinya. Tentu Aleana sebagai orang tua sudah tau mengenai hal ini. Bahkan tak jarang dirinya memberikan nasihat pada Alfian untuk tidak terlalu mempedulikan mereka yang tak kasat mata.
"Renald? Lo ngapain?" Tanya Alfian pada Renald yang memanggilnya tadi.
Renald adalah anak bungsu dari Nathan dan juga Nadia. Anak bungsu mereka berada dalam satu kelas yang sama dengan anak bungsu mereka yang lain, karena usia anak bungsu mereka sama.
"Gue ke sini karena disuruh sama guru buat manggil lo, Lagian ngapain sih lo Iama banget nggak balik-balik!" ujar Renald yang ternyata datang untuk memanggil Alfian, karena ternyata Alfian sudah pergi lebih dari 15 menit.
Alfian yang heran pun langsung melihat jam yang ada di tangannya.
Dengan menghembuskan nafas panjang, "Haish, Lagian tinggal 5 menit lagi kita istirahat, Mendingan kita nggak usah balik ke kelas, Kita ke kantin aja yuk!" ajak Alfian pada Renald untuk mengalihkan pembicaraan karena dia tidak ingin Renald tahu apa yang dia lakukan di sana sendirian tadi.
Hingga akhirnya Alfian pun mengajak Renald untuk pergi ke kantin, Renald yang bisa dibilang masih polos langsung menurut saja. Dengan merangkul pundak Alfian mereka berjalan menuju kantin.
"Untung aja gue bisa ngalahin pembicaraan, kalau nggak bisa bingung gue harus jawab apa ke Renald!" Batin Alfian saat berjalan bersama dengan Renald ke arah kantin.
5 menit berlalu dan mereka pun akhirnya istirahat lalu menuju ke kantin.
Terlihat Alfian dan juga Renald duduk di salah satu kursi yang ada di kantin, dengan menenggak minuman yang sudah mereka pesan.
Beberapa saat kemudian, mereka yang berada di dalam kelas keluar dari kelas mereka masing-masing karena memang jam istirahat telah tiba. Semua pun berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka.
"Woi kalian ngapain ninggalin kita?" ucap Rafi yang baru datang dan duduk di samping mereka bersama dengan Tania.
"Tau nih! Eh kalian berdua tuh tau nggak tadi si Rafi juga disuruh buat manggil kalian berdua yang nggak balik balik ke kelas!" kata Tania.
Alfian dan Renald saling menatap satu sama lain,"Ya kita pikir karena kurang lima menit lagi istirahat, daripada kita harus balik ke kelas mending kita ke kantin!" ucap Alfian dengan wajah tak berdosanya.
"Iya benar tuh apa kata Alfian!" ujar Renald membenarkan ucapan Alfian tadi.
Rafi dan juga Tania hanya menghela nafas mendengar alasan dari mereka berdua , lalu kemudian mereka berdua pun memesan makanan.
"Al, gue perhatiin dari tadi lo nggak nyimak apa yang dijelasin sama guru! Sebenarnya ada apa sama lo?" Renald bertanya kepada Alfian ,karena dirinya dari awal pelajaran sampai Istirahat melihat Alfian yang terus menerus tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru.
"Ya elah lo kayak nggak tahu Alfian aja sih!" ucap Rafi yang sudah tahu kalau Alfian memang seringkali tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru.
"Ya sebenarnya sih enggak ada apa-apa kok, Cuma-“ucap Alfian tiba-tiba terpotong.
"Halo adik-adikku yang tampan dan juga cantik! Tapi masih tetap tampan Brian!" siapa Brian yang yang mendekat kearah adiknya.
Brian datang bersama dengan Dila ,Maxime dan juga Alisya. Karena memang mereka berempat satu kelas. Mereka adalah anak-anak kelas 12 yang sebenarnya dari keluarga besar mereka Ada 5 orang yang kelas 12. Akan tetapi karena Dira yang sakit dan tidak masuk jadi hanya ada 4 orang saja yang datang saat jam istirahat untuk pergi ke kantin.
"Untung aja kak Brian sama yang lain dateng jadi gue nggak perlu bingung harus ngomong apa sama mereka!" Ucap Alfian menghela nafas lega, karena tidak perlu mencari lagi.
"Apaan sih, gantengan juga gue!!" Ucap Renald yang tak mau kalah dari kakaknya, Brian.
"Apa lo anak curut! Wlee!!" ujar Brian yang sering sekali menggoda adik kandungnya itu sampai merasa kesal.
"Ini sebenarnya yang kakak mana dan yang adik mana sih! Kelakuan kakak udah kayak anak kecil nih sebaliknya kelakuan adiknya malah sok dewasa!" ucap Maxime yang menatap bingung ke arah mereka berdua.
"Kayaknya sih gue kakaknya tapi Bunda lebih dulu ngeluarin dia!" ucap Renald.
"Apa lo bilang?" Tanya Brian anak kedua dari Nathan dan Nadia.
"Gue bilang gue yang kakaknya dan lo yang adik!" ucap Renald penuh dengan penekanan.
"Oh kalau gitu nanti pas jam pelajaran di kelas gue, lo yang gantiin gue oke! Soalnya gue males ketemu sama guru killer!" ucap Brian yang emang yang paling benci dengan yang namanya guru killer.
"Dih ogah banget! gue tadi aja bolos!" kata Renald yang tidak sengaja malah bicara jujur pada kakaknya itu kalau tadi dia bolos, meski hanya 5 menit.
"Apa? Jadi lo tadi bolos? Wah gue bilangin sama bunda lo!" Ancam Brian pada Renald.
"Apaan sih maina ancam-ancam aja! Orang gue tadi boleh cuma 5 menit doang!" kata Renald yang memang tidak mau disalahkan dan tidak mau Bundanya tahu kalau dirinya bolos jam pelajaran.
"Alasan aja lo!"
"Udah-udah apaan sih kalian kenapa malah pada ribut di sini? Mending daripada kalian berdua ribut nih makan!" kata Dila yang geram melihat kakak beradik itu terus saja bertengkar, Dila lalu memberikan beberapa bungkus makanan pada mereka berdua agar mereka diam dan makan.
Para adik-adik mereka yang masih duduk di bangku kelas 11, tidak tahu kalau Dira ternyata tidak masuk karena dia sedang tidak enak badan.
Lalu setelah mereka diberi tahu, mereka semua memutuskan untuk menengok Dira . Ya, Meskipun mereka tinggal di satu Mansion yang sama tapi mereka sangat menyayangi satu sama lain.
Setelah jam istirahat selesai, mereka kembali ke kelas mereka masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Fa
kak sindi bikin karya 2 sekaligus
2023-06-01
1
ilham
horor lagi nih
2023-06-01
0