Setelah jam istirahat selesai, mereka kembali ke kelas mereka masing-masing.
*****
Di kelas 12,
Yang lebih tepatnya di tempati oleh para anak ke 12 para pasangan itu.
"Ini gurunya nggak datang apa gimana sih?" tanya Dila sambil menyandarkan kepalanya pada jendela yang ada di dekat tempat duduknya.
"Halo guys Brian yang paling ganteng datang!" ucap Brian yang baru saja datang dari ruang kantor guru.
"Nah tuh Brian datang! Mending tanya aja sama dia!" kata Alisya yang melihat Brian masuk ke dalam kelas.
"Brian, gurunya enggak dating apa gimana sih?" tanya Dila pada Brian.
"Gue mau kasih tahu kalian ,kalau guru nggak jadi ngajar kita karena katanya kucingnya mati!" kata Brian yang berkata yang sebenarnya.
"Hah? Gimana-gimana? Gue nggak salah dengar nih?" tanya Alisya.
"Iya nggak salah dengar katanya sih kucing itu adalah kucing kesayangan guru killer itu! Jadi dia pulang buat ngurus pemakaman tuh kucing!" jelas Brian pada mereka semua yang ada di kelas 12 A. Brian memang menjadi salah satu murid yang yang sering dipanggil oleh guru untuk memberitahukan berita-berita terkini pada teman-temannya. Lebih tepatnya dia menjadi ketua kelas di kelas itu.
"Hhh, kucing doang sampai segitunya!" ucap Dila sambil memutar bola mata malasnya.
"Iya nih tampangnya aja galak ternyata peliharaannya kucing!" kata Alisya sambil terkekeh kecil.
Brian pun menyampaikan kalau disaat jam pelajaran guru killer itu. Mereka harus mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang tadi sempat diberikan oleh guru killer itu. Tugas itu juga harus di kumpulkan hari itu juga.
Mereka semua yang bahkan belum mengerjakan 1 soal pun merasa bingung. Karena memang pada dasarnya mereka semua tidak pernah memperhatikan guru killer itu saat sedang menjelaskan.
Akan tetapi berbeda dengan Dila yang selalu mengerjakan tugas bahkan sebelum diminta untuk mengerjakannya.
"Apa? Gue bahkan tadi pagi tuh nggak merhatiin tuh guru! Terus sekarang tiba-tiba disuruh buat ngumpulin ?" ucap Alisya yang memainkan bibirnya karena kesal.
"Udah kalau semua tenang aja, Nih!" ucap Dila sambil melempar bukunya tepat di depan meja tempat duduk Alisya.
"Hah? Lo udah selesai? Wah hebat banget loh!" ucap Alisya yang kagum pada Dila. DiIa sendiri hanya tersenyum mendengar pujian dari Alisya tadi.
"Woy siapa yang udah ngerjain tugas?” Teriak Maxime pada semua murid yang ada didalam kelas. Namun hanya gelengan yang ia dapat, karena mereka semua memang sengaja tidak memperhatikan guru killer itu saat menjelaskan.
"Alisya, lo udah belum?" Tanya Jeno pada Alisya.
"Udah nih baru gue tulis!" Ucap Alisya dengan santainya.
"Lah, kok di tulis? Kan harusnya di kerjain!" Tanya Maxime heran pada Alisya.
"Gue nyontek sama Dila nih! Dia udah ngerjain, lebih tepatnya udah selesai." Kata Alisya sambil menulis tanpa menatap waja h Maxime.
Victor yang mengetahui itu adalah buku Dila langsung menoleh ke arah Dila. Dila hanya tersenyum ke arah Maxime.
"Kalau gitu gue juga mau nyontek!" Ucap Maxime.
"Lah, kok nyontek sih?" Kata Brian yang tiba-tiba membuat Maxime merasa tidak enak, dan menoleh kasar pada Brian. Karena Maxime kira Brian akan mengadu pada guru killer itu.
"Kenapa nggak bilang sama gue? Gue juga mau nyontek!" Ucap Brian setelahnya.
Victor menghela nafas kasar dan juga memutar bola mata malasnya.
"Sama aja lo!" Ucap Maxime.
*****
Di sisi lain, tepatnya di sebuah Universitas. Terlihat anak-anak pertama yang kini duduk di bangku kuliah.
Lucas sedang duduk sambil memainkan ponselnya di kursi dekat jendela, sambil sibuk mengurusi para mafioso yang nantinya akan menyerang markas milik musuh. Lucas sendiri memiliki bakat yang di miliki oleh Daddy Leon menjadi seorang mafia berdarah dingin, Namun sikapnya pada keluarganya masih sangat periang dan hanya dingin pada orang lain atau pun musuhnya.
Ya, Leon adalah seorang ketua mafia berdarah dingin di masa mudanya dulu. Namun kini sepertinya dia sudah memiliki penerus untuk menggantikannya menjadi ketua mafia berikutnya.
*****
Alfin, Dia adalah anak dari Arga dan juga Aleana yang memiliki hobi bermain basket, Dia hari itu ingin pergi ke perpustakaan dan berniat mengajak Lucas.
"Lucas, ikut gue!" Ajak Alfin pada Lucas yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Mau ke mana? Perpus? Lo ajak yang lain aja, Gue lagi sibuk banget ini!" Jawab Lucas tanpa menoleh pada Alfin.
"Sama gue aja!" Ucap salah seorang dari belakang Alfin, dan berdiri mengajak Alfin. Ya, dia adalah Stefan anak pertama dari Ayah Nathan dan juga Bunda Nadia.
Alfin menoleh ke arah Stefan lalu berkata, "Ya udah kalo gitu ayo!" Ajak Alfin yang kemudian berjalan lebih dulu menuju ke perpustakaan, dengan meninggalkan Stefan yang mengekori di belakangnya.
"Haish, kenapa mesti buru-buru sih?" Ucap Stefan sambil mengekor di belakang Alfin.
Sesampainya mereka di perpustakaan. Terlihat Alfin yang ingin mengambil buku ekonomi, Dia pergi ke bagian sisi kanan perpus. Sedangkan Stefan pergi mencari buku grafis untuk dia baca dan pelajari.
Karena buku yang mereka cari berada di tempat yang berbeda. Jadi mereka memutuskan untuk mencarinya sendiri sendiri dan bertemu di meja perpus yang sudah mereka janjikan.
Namun tiba-tiba,
Brukkk,,,,
Tanpa sengaja Alfin menabrak seorang perempuan yang mengenakan jaket berwarna hitam dengan rambut hitam terurai.
"Maafin gue, Gue tidak sengaja!" ucap wanita itu meminta maaf pada Alfin.
"Iya nggak apa-apa! Apa lo baik-baik aja?" tanya Alfin yang mendadak peduli pada gadis itu.
"Iya gue nggak apa-apa!" jawab Gadis itu sambil menunggu tanpa menatap Alfin.
"Sepertinya Gue baru melihat lo disini! Apa Lo mahasiswa baru?" tanya Alfin penasaran karena menurutnya dia baru pertama kali melihat gadis itu di perpustakaan.
"Apa kita bisa berkenalan?" tanya Alfin yang berniat untuk mengajaknya berkenalan..
Akan tetapi gadis itu langsung pergi begitu saja Dengan mengatakan bahwa dirinya sedang terburu-buru.
"Maaf gue buru-buru!" ucap Gadis itu yang setelahnya berjalan pergi meninggalkan Alfin di sana yang masih menatap kearah gadis tadi pergi.
Alfin hanya menatap wanita itu dengan posisi yang masih berdiri di empat, Sampai gadis itu berlalu pergi dan tidak terlihat lagi.
Akan tetapi entah kenapa Alfin merasa penasaran pada gadis itu. Bahkan setelah punggung gadis itu tidak terlihat lagi. Alfin memutuskan untuk mengejarnya dan mengajaknya untuk berkenalan. Namun sayangnya Alfin tidak menemukan gadis itu di mana pun, Alfin juga tidak menemukan jejaknya di mana pun. Sampai akhirnya dia mengurungkan niatnya.
Karena merasa tidak ada harapan, Alfin kembali masuk ke dalam perpustakaan dan menemui Stefan, yang ternyata sudah menunggunya di salah satu meja yang ada di perpustakaan.
Alfin terkenal sebagai orang yang dingin pada orang asing. Namun entah kenapa dirinya seperti merasa ada yang berbeda dengan gadis yang dia temui tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Nana sani
hororrrr
2023-06-01
0
Lala
lanjut thor
2023-06-01
1
cindy
uppp
2023-06-01
0