bab 3 pengajian

"jangan lakukan hal itu" ucapnya.

Abah menatap pada pemilik tangan yang sudah menghentikan nya itu.

ternyata yang menghentikan Abah adalah Abimana.

"aku akan bertanggung jawab" ucapnya lagi dengan menatap pada Abah.

"kalau begitu panggil orang tua mu untuk datang" ucap Abah ketus.

ada rasa tak rela di diri Luthfi apa lagi sekarang posisinya sangat rumit dia tak mungkin langsung bilang kalau dia ingin menikahi Rena karena itu tak masuk akal bahkan Abah juga menganggap nya hanya rasa empati Luthfi.

"ya Alloh berikan aku jalan untuk menghentikan ini semua" batin Luthfi berdoa dengan sungguh sungguh.

lama mereka menunggu hingga orang tua Abimana datang ke sana mereka kaget saat mendengar kalau Abimana melakukan hal yang memalukan pada putri Abah Zakaria pemilik pesantren itu.

"Abimana" geram Puput ibunya Abimana.

"mah lamarkan wanita itu untuk ku" ucap Abimana.

"abah aku minta maaf, aku mohon maaf atas kesalahan Abimana aku terlalu sibuk memikirkan kehidupan kami hingga aku lupa pada anak aku sendiri" ucap Puput.

"tak apa saya mau mereka kita nikahkan" ucap Abah ketus.

"baik lah Abah saya akan siapkan acaranya" ucap Puput.

Rena menatap pada orang orang itu, mata Rena berkaca kaca Rena menjatuhkan pandangan nya pada Luthfi meminta dia untuk melepaskan Rena dari masalah ini karena Luthfi lah yang mengajak Rena untuk bertemu di sana.

"Abah maaf kan putra saya" ucap Arka papahnya Abimana.

Puput memeluk Rena.

"maafkan Abimana Ning, maafkan dia aku mohon maafkan dia" ucap Puput merasa bersalah.

mata Rena tak henti hentinya menatap pada Luthfi, namun Luthfi pun tak bisa melakukan apa apa sekarang karena sudah pasti Abah tak akan mengijinkan dia menikah dengan Rena apa lagi keluarga Abimana juga sudah setuju.

"baik lah kita tentu kan pernikahan nya besok" ucap Abah.

semua orang terkejut.

"Abah bahkan aku juga belum tamat sekolah" ucap Rena membela diri.

"lalu apa aku akan membiarkan aib ini tersebar luas Ning, kau tak tau betapa malu nya aku nanti saat orang orang tau kalau anak yang aku asuh sejak kecil menjadi seorang pela cur di usianya yang masih remaja" ucap Abah dengan menekankan perkataan nya.

"Abah biarkan Ning Rena sekolah dahulu" ucap Umi.

"kita lihat saja nanti" ucap Abah.

flash back off

saat ini seperti biasa Rena akan melakukan pengajian di kampung sebelah, tak henti hentinya Rena datang ke sana walau pun sudah pasti dia di tolak apa lagi warga di sana tak suka pada Rena.

Rena mengambil tasnya dia memakai gamis berwarna hitam yang membalut tubuh nya.

"mau ke mana" tanya Zia.

"pengajian" ucap Rena.

"ya aku doa kan semoga dengan adanya pengajian ini kamu mendapat kan jodoh, amin" ucap Zia.

"kak sudah lah" ucap Rena.

Rena pergi dari sana menuju ke arah mesjid sebelah yang selalu menjadi mesjid yang Rena sukai karena jamaah nya hanya satu atau dua orang saja.

Rena berjalan sendirian namun dia merasa ada orang yang mengikuti nya.

saat Rena melihat kebelakang dia melihat Luthfi di sana yang tengah mengikuti nya.

"mau apa" tanya Rena ketus.

"menjaga mu" ucap Luthfi.

"pulang lah aku tak mau kau ada di sini" ucap Rena dingin.

"aku tak akan menganggu hanya saja aku akan ikut pengajian" ucap Luthfi.

"gak ada aku gak Sudi kalau bersama dengan mu" ucap Rena.

"tapi aku utusan Abah" ucap Luthfi.

Rena memutar bola matanya malas.

"jangan dekat dekat" ucap Rena.

"ya gak akan Ya Qaalbi" ucap Luthfi.

Rena berjalan lebih dahulu, Rena tersenyum mendengar hal itu, walau bagaimanapun Rena Sangat sayang pada Luthfi tak ada rasa benci untuk Luthfi di hatinya hanya saja dia malu mengungkap kan nya.

Rena berjalan lebih dahulu, mesjid itu kosong tapi bagi Rena itu sudah biasa.

"assalamualaikum" ucap Rena.

"waalaikum salam" ucap pengurus mesjid dan kedua ibu ketua pengajian di sana.

Rena masuk ke dalam di ikuti oleh Luthfi, Rena duduk bersama dengan kedua ibu ibu itu,

"Bu maaf saya terlambat" ucap Rena.

"tak apa Ning" ucap Ibu itu.

"baiklah aku akan wawarkan lagi, siapa tau ada yang datang" ucap ibu yang lain.

Luthfi menatap pada Rena dan tersenyum namun Rena tak menghiraukan nya.

"sudah Bu jangan terus di wawarkan kalau ada yang datang mereka pasti akan kemari" ucap Rena.

"ya Ning mereka sangat tak tau waktu" ucap ibu itu.

Rena sudah tak merasa tersinggung lagi karena memang begitu setiap dia Kesana dia akan merasa tak di hargai.

"kita mulai saja" ucap Rena.

"bismillahirrahmanirrahim..." belum juga Rena melanjutkan itu banyak sekali ibu ibu yang berbondong bondong datang ke sana untuk mengikuti pengajian.

"maaf kan kami karena kami terlambat" ucap ibu ibu itu.

Rena tersenyum melihat hal itu.

"ayo ning mulai saja pengajian nya" ucap para ibu ibu itu.

"baik lah" ucap Rena.

Rena memulainya hingga selesai sedang kan Luthfi hanya tersenyum melihat Rena yang sekarang merasa di hargai orang orang yang ada di sana.

acaranya selesai Rena akan pulang bahkan dia juga sudah berpamitan pada ibu ibu di sana.

namun ada hal yang membuat Rena terkejut, dia mendengar kan ucapan ibu ibu yang saat ini tak jauh dari Mesjid itu.

"udah dapat ilmu dapat uang juga" ucapnya.

"benar ya laki laki itu sangat baik dia membayar kita hanya untuk ikut pengajian".

"sebenarnya malas sekali ya kita ke pengajian apa lagi yang ceramah nya dia".

"sudah lah kita hanya diam saja dapat uang juga, aku kalau ada pengajian lagi aku akan datang".

"astaghfirullah jadi mereka datang bukan karena ingin mendengar kan ceramah ku tapi hanya untuk mendapatkan uang, tapi siapa yang memberikan ibu ibu uang" gumam Rena.

pikiran Rena langsung tertuju pada Luthfi karena laki laki yang mana lagi yang akan melakukan hal ini selain Luthfi.

Rena melihat Luthfi yang masih ada di dalam mesjid.

Rena akan menunggu nya di warung sana yang dekat dengan mesjid itu.

"aku tak sangka dia akan seperti itu" gumam Rena.

hingga menunggu lama akhirnya Luthfi datang ke sana karena akan pulang ke pesantren.

"Gus Luthfi" ucap Rena menatap Luthfi dengan tatapan tajam.

"ya" tanya Luthfi.

"untuk apa kau melakukan ini hah, Gus kalau memang kau kasihan pada ku seharusnya kau tak harus melakukan ini, aku hanya mau orang orang datang ke pengajian ku dengan hati yang ikhlas dan tulus bukan seperti ini" ucap Rena.

"tapi aku tak sanggup melihat kau seperti ini" ucap Luthfi.

"kalau begitu jangan lihat saja buang saja mata mu" ucap Rena yang langsung pergi dari sana.

"Ning" gumam Luthfi menggeleng geleng kan kepalanya.

Rena langsung pergi tak menghiraukan Luthfi lagi yang masih berdiri di sana, sedangkan Luthfi dia hanya tersenyum saja melihat Rena yang sedang marah.

"ning kau sangat menggemaskan" gumam Luthfi gemas Melihat Rena.

bersambungv

Episodes
1 bab 1 tragedi
2 bab 2 tragedi (2)
3 bab 3 pengajian
4 bab 4 malam itu
5 bab 5 flash back pernikahan Rena
6 bab 6 flash back pernikahan Rena (2)
7 bab 7
8 bab 8 Sukarelawan
9 bab 9 Rumah sakit
10 bab 10 tragedi pintu
11 bab 11 operasi plastik
12 bab 12 sakit lambung
13 bab 13 pulang
14 bab 14 menolak lamaran
15 bab 15 kedatangan Abimana
16 bab 16 perhatian Rena
17 bab 17 kedatangan Misbah
18 bab 18 Ufi
19 bab 19 pengajian
20 bab 20 kenapa tak menikah dengan ku
21 bab 21 jodoh dari Abah
22 bab 22 pernikahan
23 bab 23 ke kota
24 bab 24 Kedatangan Mertua Rena
25 bab 25 tasbih hitam
26 bab 26 pacaran
27 bab 27 mimpi
28 bab 28 kedatangan Nagita
29 bab 29 perusahaan Luthfi
30 bab 30 Luthfi marah
31 bab 31 pelajaran dari Luthfi
32 bab 32 puasa Sunnah Dzulhijjah
33 bab 33 ambil ini dan jauhi Luthfi
34 bab 34 cerita
35 bab 35 unboxing
36 bab 36 Ini kejutan bagi ku
37 bab 37 kebakaran di perusahaan Luthfi
38 bab 38 ngabuburit
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41 penyakit kambuh
42 bab 42 apa dulu anak mu meninggal
43 bab 43
44 bab 44 membuat Sofi pergi
45 bab 45 kecelakaan
46 bab 46 keluh Luthfi
47 bab 47 maling bukan sembarang maling
48 bab 48 Bagai warisan
49 bab 49 Kedatangan Nagita
50 bab 50 aku hamil
51 bab 51 Mengajari Gladys
52 bab 52 Kontraksi palsu
53 bab 53 Kemarahan Mayang
54 bab 54 berita
55 bab 55
56 bab 56 belanja perlengkapan
57 bab 57 Gladys lahiran
58 bab 58 Klien
59 bab 59 setelah hujan deras pasti ada pelangi
60 bab 60 pergi ke pesantren
61 bab 61 Tamparan
62 bab 62 Pulang
63 bab 63
64 bab 64 rencana Mayang
65 bab 65 meminta pekerjaan
66 bab 66 Herman pergi
67 bab 67 Mayang jadi miskin
68 bab 68 undangan pernikahan
69 bab 69 acara pernikahan
70 bab 70 Ceramah
71 bab 71 ngatur
72 bab 72
73 bab 73 mata mata
74 bab 74 Kecelakaan
75 bab 75 Syarat
76 bab 76 lokasi hp Rena
77 bab 77 mencari Rena
78 bab 78 Luthfi di culik
79 bab 79 aku sudah tidak membutuhkan kamu lagi
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82 bantu aku
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86 Pernikahan Nagita dan Revan
87 bab 87 kabur
88 bab 88
89 bab 89 hamil?
90 bab 90
91 bab 91 Rena hamil
92 bab 92
93 bab 93 Keegoisan Sofi
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96 Sofi membebaskan Herman
97 bab 97 Menyerahkan diri
98 bab 98
99 bab 99 ke pesantren
100 bab 100 Gladys kakak Rena
101 bab 101 Faiz putra Abimana
102 bab 102 keputusan untuk Faiz
103 bab 103 Papah Nagita tau semua
104 bab 104 Gladys melempar Faiz
105 bab 105 penyesalan Gladys
106 bab 106 Nagita dan Revan
107 bab 107 Permintaan maaf
108 bab 108
109 bab 109 pengakuan Revan suka pada Nagita
110 bab 110 keputusan pengadilan
111 bab 111 25 tahun kemudian
112 bab 112 Permasalahan Faiz
113 bab 113
114 bab 114 Kemalingan
115 bab 115 Nanda pencuri
116 bab 116 Faiz penipu
117 bab 117 Singa
118 bab 118 Penyesalan Mayang di masa lalu
119 bab 119
120 bab 120
121 bab 121
122 bab 122
123 bab 123 tamparan Gladys untuk Faiz
124 bab 124 permintaan maaf Nanda
125 bab 125
126 bab 126 gamis Yadna robek
127 bab 127 ketidak sukaan Nyong Amta
128 bab 128
129 bab 129 Lukisan
130 bab 130
131 bab 131 mencuri lukisan
132 bab 132 Nanda tak sopan
133 bab 133 Kemana Yadna
134 bab 134 Kecelakaan
135 bab 135 Kesedihan Yadna
136 bab 136 Lukisan berbeda
137 bab 137 Fathir meninggal
138 bab 138 Faiz tau tentang lukisan
139 bab 139 Faiz di tangkap polisi
140 bab 140 Mamah
141 bab 141 Faiz mencerai kan Nanda
142 bab 142 Video Yadna
143 bab 143 Sofi meninggal
144 bab 144 hasil Autopsi
145 bab 145 Rencana Yadna
146 bab 146 Arsala di ancam
147 bab 147 mempersiapkan pernikahan
148 bab 148 Flash back Mita
149 bab 149
150 bab 150 Waffi pulang
151 bab 151 Memahami wanita
152 bab 152 pernikahan Yadna dan Kathir
153 bab 152 Mita tau Kathir menikah
154 bab 154 Kebenaran sikap Sisi
155 Bab 155 Video tersebar
156 bab 156 Apa itu Video asli
157 bab 157 telpon dari Arsala
158 bab 158 Villa
159 bab 159 Sisi datang ke rumah Yadna
160 bab 160
161 bab 161 Rekaman
162 bab 162
163 bab 163
164 bab 164
165 bab 165 Menghadiri Acara
166 bab 166 Cctv
167 bab 167
168 bab 168 Jurang
169 bab 169
170 bab 170
171 Bab 172 Kathir akan ke luar Negri
172 Bab 172 mengungkapkan perasaan
173 bab 173 Arsala sadar
174 Bab 174 Tamat
175 promosi Novel Makmum kedua
176 Informasi
177 Novel baru
178 promosi Novel baru
Episodes

Updated 178 Episodes

1
bab 1 tragedi
2
bab 2 tragedi (2)
3
bab 3 pengajian
4
bab 4 malam itu
5
bab 5 flash back pernikahan Rena
6
bab 6 flash back pernikahan Rena (2)
7
bab 7
8
bab 8 Sukarelawan
9
bab 9 Rumah sakit
10
bab 10 tragedi pintu
11
bab 11 operasi plastik
12
bab 12 sakit lambung
13
bab 13 pulang
14
bab 14 menolak lamaran
15
bab 15 kedatangan Abimana
16
bab 16 perhatian Rena
17
bab 17 kedatangan Misbah
18
bab 18 Ufi
19
bab 19 pengajian
20
bab 20 kenapa tak menikah dengan ku
21
bab 21 jodoh dari Abah
22
bab 22 pernikahan
23
bab 23 ke kota
24
bab 24 Kedatangan Mertua Rena
25
bab 25 tasbih hitam
26
bab 26 pacaran
27
bab 27 mimpi
28
bab 28 kedatangan Nagita
29
bab 29 perusahaan Luthfi
30
bab 30 Luthfi marah
31
bab 31 pelajaran dari Luthfi
32
bab 32 puasa Sunnah Dzulhijjah
33
bab 33 ambil ini dan jauhi Luthfi
34
bab 34 cerita
35
bab 35 unboxing
36
bab 36 Ini kejutan bagi ku
37
bab 37 kebakaran di perusahaan Luthfi
38
bab 38 ngabuburit
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41 penyakit kambuh
42
bab 42 apa dulu anak mu meninggal
43
bab 43
44
bab 44 membuat Sofi pergi
45
bab 45 kecelakaan
46
bab 46 keluh Luthfi
47
bab 47 maling bukan sembarang maling
48
bab 48 Bagai warisan
49
bab 49 Kedatangan Nagita
50
bab 50 aku hamil
51
bab 51 Mengajari Gladys
52
bab 52 Kontraksi palsu
53
bab 53 Kemarahan Mayang
54
bab 54 berita
55
bab 55
56
bab 56 belanja perlengkapan
57
bab 57 Gladys lahiran
58
bab 58 Klien
59
bab 59 setelah hujan deras pasti ada pelangi
60
bab 60 pergi ke pesantren
61
bab 61 Tamparan
62
bab 62 Pulang
63
bab 63
64
bab 64 rencana Mayang
65
bab 65 meminta pekerjaan
66
bab 66 Herman pergi
67
bab 67 Mayang jadi miskin
68
bab 68 undangan pernikahan
69
bab 69 acara pernikahan
70
bab 70 Ceramah
71
bab 71 ngatur
72
bab 72
73
bab 73 mata mata
74
bab 74 Kecelakaan
75
bab 75 Syarat
76
bab 76 lokasi hp Rena
77
bab 77 mencari Rena
78
bab 78 Luthfi di culik
79
bab 79 aku sudah tidak membutuhkan kamu lagi
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82 bantu aku
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86 Pernikahan Nagita dan Revan
87
bab 87 kabur
88
bab 88
89
bab 89 hamil?
90
bab 90
91
bab 91 Rena hamil
92
bab 92
93
bab 93 Keegoisan Sofi
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96 Sofi membebaskan Herman
97
bab 97 Menyerahkan diri
98
bab 98
99
bab 99 ke pesantren
100
bab 100 Gladys kakak Rena
101
bab 101 Faiz putra Abimana
102
bab 102 keputusan untuk Faiz
103
bab 103 Papah Nagita tau semua
104
bab 104 Gladys melempar Faiz
105
bab 105 penyesalan Gladys
106
bab 106 Nagita dan Revan
107
bab 107 Permintaan maaf
108
bab 108
109
bab 109 pengakuan Revan suka pada Nagita
110
bab 110 keputusan pengadilan
111
bab 111 25 tahun kemudian
112
bab 112 Permasalahan Faiz
113
bab 113
114
bab 114 Kemalingan
115
bab 115 Nanda pencuri
116
bab 116 Faiz penipu
117
bab 117 Singa
118
bab 118 Penyesalan Mayang di masa lalu
119
bab 119
120
bab 120
121
bab 121
122
bab 122
123
bab 123 tamparan Gladys untuk Faiz
124
bab 124 permintaan maaf Nanda
125
bab 125
126
bab 126 gamis Yadna robek
127
bab 127 ketidak sukaan Nyong Amta
128
bab 128
129
bab 129 Lukisan
130
bab 130
131
bab 131 mencuri lukisan
132
bab 132 Nanda tak sopan
133
bab 133 Kemana Yadna
134
bab 134 Kecelakaan
135
bab 135 Kesedihan Yadna
136
bab 136 Lukisan berbeda
137
bab 137 Fathir meninggal
138
bab 138 Faiz tau tentang lukisan
139
bab 139 Faiz di tangkap polisi
140
bab 140 Mamah
141
bab 141 Faiz mencerai kan Nanda
142
bab 142 Video Yadna
143
bab 143 Sofi meninggal
144
bab 144 hasil Autopsi
145
bab 145 Rencana Yadna
146
bab 146 Arsala di ancam
147
bab 147 mempersiapkan pernikahan
148
bab 148 Flash back Mita
149
bab 149
150
bab 150 Waffi pulang
151
bab 151 Memahami wanita
152
bab 152 pernikahan Yadna dan Kathir
153
bab 152 Mita tau Kathir menikah
154
bab 154 Kebenaran sikap Sisi
155
Bab 155 Video tersebar
156
bab 156 Apa itu Video asli
157
bab 157 telpon dari Arsala
158
bab 158 Villa
159
bab 159 Sisi datang ke rumah Yadna
160
bab 160
161
bab 161 Rekaman
162
bab 162
163
bab 163
164
bab 164
165
bab 165 Menghadiri Acara
166
bab 166 Cctv
167
bab 167
168
bab 168 Jurang
169
bab 169
170
bab 170
171
Bab 172 Kathir akan ke luar Negri
172
Bab 172 mengungkapkan perasaan
173
bab 173 Arsala sadar
174
Bab 174 Tamat
175
promosi Novel Makmum kedua
176
Informasi
177
Novel baru
178
promosi Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!