Kak Abi!" ucap Tiara dengan deru nafas yang mulai tak beraturan.
Tiara hendak menjauh pergi dari hadapan Gala Abiseka. Namun, entah kenapa biduk hawa nafsunya semakin meningkat begitu pun dengan Abiseka tatapannya terhadap Tiara sulit untuk ia kendalikan.
Abiseka refleks menarik tubuh Tiara dalam pelukannya, dan membawanya masuk kedalam kamar khusus yang ada di cafe xx tersebut.
"Tolong bantu aku Tiara!" bisik Gala dengan hembusan nafas yang telah dibubuhi biduk hawa nafsu yang kini telah menjalar di sekujur tubuhnya bagai magnet yang menempel pada besi yang berada di dekatnya.
Tiara yang juga merasakan kepanasan di sekujur tubuhnya pun tak kuasa menolak sentuhan lembut Abiseka padanya. Ia seolah-olah di paksa oleh keadaan agar segera menuntaskan hasratnya yang semakin memuncak di ubun-ubun.
"Mas Brammm, maafkan aku! aku tidak tahu hal apa yang telah terjadi pada ku!" Tiara masih sempat memikirkan Brama Adyaksa Kyswara calon suaminya. Sebelum dirinya terjerat hubungan panas dengan Gala Abiseka Gyantara.
Tiara ingin menolak sentuhan demi sentuhan yang di layangkan oleh Gala Abiseka padanya, akan tetapi tubuhnya seolah menerima dan tidak bisa menolak sentuhan hangat tersebut.
Hasrat Tiara pun semakin tak bisa terkendalikan, ia pun semakin bergerak liar mengikuti irama permainan Gala Abiseka yang kini nampak bergerilya mencumbui seluruh keindahan yang terpahat sempurna dari dalam dirinya.
Gala menyesap bibir manis Tiara dengan penuh nafsu, membuat Tiara merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa yang baru pertama kali ia rasakan dalam hidupnya.
Keduanya pun saling berpagutan dan membelit lidah masing-masing dengan ciuman panas yang semakin menuntut keduanya untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman di bibir saja.
"Hmpttttt!" deru nafas keduanya pun semakin tak terkendali, hingga hanya dalam seperkian detik tubuh keduanya telah polos tanpa sehelai benang pun.
Tanpa sadar, Gala Abiseka telah mengukung tubuh Tiara di atas ranjang. Gala menelusuri setiap inchi wajah Tiara dan terus mencumbui gadis ayu yang sudah terlihat tak berdaya itu lantaran menahan birahinya yang kini benar-benar sulit untuk dikendalikan.
Pengaruh obat perangsang tersebut semakin menjalar di sekujur tubuh keduanya. Gala menelusuri leher jenjang milik Tiara, iapun memberikan tanda kissmark di sana hingga sampai lah pada dua bukit kembar yang terpampang indah dihadapannya, membuat Gala semakin bernafsu untuk menyesap dan merem*s benda kenyal itu yang telah membuatnya semakin liar dan tak terkendali untuk menikmati tubuh indah milik Tiara, wanita yang baru pertama kalinya menjadi teman tidurnya, tepat di hari ulang tahunnya. Tiara menjadi wanita yang teristimewa dapat merasakan kehangatan dari seorang Gala Abiseka Gyantara.
Gala dengan segenap hati dan jiwanya menyerahkan keperjakaannya pada sosok Tiara Chandani Putri, wanita yang telah menyentuh hatinya.
Kedua anak manusia yang sedang dalam pengaruh nafsu syahwat itu pun tampak menikmati indahnya syurga dunia di luar kesadaran dan keinginan masing-masing.
Air mata Tiara menetes membasahi pipi mulusnya ketika keperkasaan milik Gala Abiseka menerobos masuk menembus mahkota berharganya yang harus terenggut dengan paksa oleh keadaan yang tak mampu untuk ia mencegahnya.
"Sakittttt!" ucap Tiara ketika selaput darahnya robek oleh benda tumpul milik Gala Abiseka Gyantara yang terlihat besar dan berurat itu yang baru pertama kali ia lihat dan rasakan seumur hidupnya.
"Maafkan aku Tiara!" bisik Gala lembut di telinga Tiara, ketika melihat gadis malang tersebut meringis kesakitan ketika benda tumpul miliknya telah tenggelam separuh pada mahkota berharga milik Tiara.
"Aku benar-benar minta maaf, kumohon jangan pernah membenci ku! sungguh diriku tidak tahu kenapa hasrat ku malam ini begitu ingin melakukan hal ini terhadap mu. Aku janji aku akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan ku ini!" ucap Abiseka sembari terus menggoyangkan miliknya pada bagian inti milik Tiara untuk menyalurkan hasratnya yang semakin membuncah, desah*n yang merdu dari bibir Tiara semakin membuat Abiseka mempercepat pompaannya pada tubuh gadis cantik yang mulai terlihat lemas dan tak berdaya, hingga akhirnya keduanya pun sama-sama menggapai puncak kenikmatan yang tiada taranya.
"Arghhhhhhhh!" Tiara merem*s seprei ketika sesuatu yang tak biasa keluar dari bagian intinya, membuat dirinya merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa setelah biduk hawa nafsunya tersalurkan.
"Terima kasih Tiara!" ucap Abiseka lembut. Ia pun mengecup kening Tiara dengan penuh kasih. Antara rasa cinta, nafsu dan rasa iba juga rasa bersalah terhadap Tiara kini merasuki hati dan jiwa Gala Abiseka.
Keduanya pun terlelap setelah berjam-jam menikmati indahnya cinta satu malam tersebut.
Cafe xx yang di booking oleh Gala Abiseka pun akan segera di tutup, salah satu anggota Gyantara music group pun mewakili penutupan acara pesta ulang tahun tersebut. Sebab, dari sejak tadi mereka tidak melihat kehadiran Gala Abiseka di sisi mereka.
"Gala dimana? Aku khawatir terjadi sesuatu padanya, jangan sampai ia menodai anak gadis orang!" ucap Andre yang mewakili Gyantara music group.
"Husss, ucapan itu mesti di jaga. Sebejat-bejatnya Gala, ia tidak mungkin melakukan hal yang keji tersebut. Aku sangat mengenalnya!" Daniel tampak membela vokalis band mereka Gala Abiseka yang sekaligus merangkap sebagai saudara sepupu untuknya.
"Namanya juga nafsu Niel, bisa saja hal itu terjadi. Jika memang kita sudah terpikat dengan seseorang, buktinya saja dari sejak tadi batang hidung Gala tidak kelihatan!" Dimas pun ikut menimpali.
"Hai ... hai ... mau sampai karatan pun kalian menunggu kak Gala disini, kalian tidak akan melihat kehadirannya. Ia sedang menikmati indahnya syurga dunia bersama Tiara Chandani Putri, di kamar khusus!" ucap Viola Arzeta tanpa dosa.
"Gila loe Vio, sahabat sendiri loe gibahi. Aku tidak yakin gadis lugu tersebut sampai berbuat hal-hal kotor, kecuali ada yang menjebaknya!" tegas Daniel dengan rasa tak percayanya. Membuat Viola merasa tertohok mendengar ucapan Daniel. Karena pada kenyataannya, memang dirinya yang telah menjebak Gala dan Tiara dengan membubuhi obat perangsang di minuman milik kedua anak manusia yang sudah tidak berdaya itu oleh sebab pengaruh obat laknat tersebut.
"Terserah kalian deh, aku mau back to home dulu. Hari sudah larut malam, sudah pukul setengah dua belas. Khawatir di cari oleh Papi dan Mimi ku." Viola Arzeta nampak tersenyum syaitan, mengingat jika dirinya telah berhasil menjebak Tiara sahabatnya.
"Dasar gadis bodoh! aku yakin kesucian mu telah ternoda oleh kak Gala. Aku jadi tidak sabaran ingin melihat perseteruan dan perpisahan mu dengan dokter Brama Adyaksa Kyswara." Viola terus mengumpat Tiara dalam hatinya.
Sementara, Daniel, Andre dan Dimas pun sepakat untuk beranjak pergi dari cafe xx sebab telah larut malam. Mereka tidak ingin mempercayai ucapan Viola Arzeta, ketiga sekawan itu pun berjalan menuju pos security.
"Pak, sepertinya acara sudah selesai. Bapak boleh menutup cafenya, jika Gala Abiseka kembali tolong beritahukan jika kami sudah kembali ke rumah masing-masing. Terimakasih!" Andre mewakili teman-temannya.
Security pun menutup cafe xx , setelah kepergian para anak muda tersebut tanpa mengecek kembali jika di dalam cafe masih ada Gala Abiseka dan Tiara Chandani Putri yang masih terlelap dalam tidurnya di kamar khusus setelah menyalurkan hasratnya yang sempat menggelora jiwa mudanya oleh sebab pengaruh obat rangsangan yang telah diminum oleh keduanya.
***
Keesokan harinya.
Matahari menerobos masuk melalui celah kamar di mana kini Tiara dan Abiseka terkulai lemas akibat pertempuran panas semalam.
Tiara memegang kepalanya yang masih terasa sakit, tubuhnya terasa remuk untuk bangkit setelah berjam-jam melakukan pertempuran sengit dengan Gala Abiseka.
Tiara merasakan sakit di bagian intinya, ia belum menyadari sepenuhnya jika dirinya telah ternoda. Namun, rasa sakit tersebut semakin terasa perih. "Apa yang terjadi padaku? aku di mana?" Tiara bertanya-tanya di dalam hatinya ketika kesadarannya telah terkumpul sempurna.
"Astaghfirullah! tidakkkkkk!" Tiara berteriak histeris ketika melihat tubuhnya dalam keadaan polos bersama seorang laki-laki asing yang bersebelahan dengannya.
"Aku ... Aku, aku telah ternoda. Ini tidak mungkin!" Tiara menangis sesenggukan ketika mengingat potongan kejadian semalam betapa dengan penuh nafsunya ia mengikuti permainan panas Gala Abiseka terhadapnya.
"Hiks ... hiks ... hiks!" Tiara menangis pilu ketika melihat noda merah di sprei sebagai saksi bisu bahwa kesuciannya telah terenggut tanpa bisa untuk ia menghindarinya.
Nikmatnya cinta satu malam, seolah menjadi momok menakutkan dan menghancurkan masa depan hidupnya. Ia menggerutuki kebodohannya sebab tanpa sengaja telah terpedaya oleh bisikan hawa nafsu sesaatnya yang tak mampu ia membendungnya.
"Apa yang harus aku lakukan? bagaimana aku menjelaskan pada Mas Bram jika kesucianku telah terenggut? Ayah dan Bunda pasti marah dan kecewa padaku jika mengetahui akan kebenaran ini?" bathin Tiara di sela-sela isak tangisnya.
Gala yang masih terlelap pun perlahan mengerjapkan matanya, ketika mendengar isak tangis yang memilukan dari sosok Tiara Chandani Putri wanita yang telah ditiduri olehnya semalam.
"Ti-Tiara, kau? apa yang terjadi?" tanya Gala yang masih belum mengingat sepenuhnya peristiwa panas semalam yang terjadi antara dirinya dan Tiara.
"Kau telah menodaiku? kau telah menjebakku, kau adalah laki-laki bejat yang pernah ku temui! aku benci pada mu!" teriak Tiara histeris dengan memukul-mukul dada bidang Abiseka yang masih terlihat polos di hadapannya.
"Maafkan aku, Ra. Aku tidak pernah berniat untuk menjebak mu, apalagi sampai menodai mu!" sesal Abiseka, ketika ia menyadari Tiara telah ternoda oleh dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Sena judifa
muara cinta kita hadir thor
2023-09-24
1
Maya●●●
mampir kak. 2 mawar mndarat
2023-08-26
1
Maya●●●
bukan abiseka yang salah tapi sahabatmu
2023-08-26
1