Bab 5: Pertemuan Ravendra dan Amara (1)

"Kaivan, ayo keluar! Ravendra sudah pergi". Amara membuka pintu kamar mandinya segera setelah memastikan jika Ravendra sudah meninggalkan apartemennya.

Melihat Amara membukakan pintu, Kaivan yang tengah duduk di dalam bathtub segera bangkit dan menghampiri Amara.

"Cepat sekali dia! apa saja yang kalian lakukan dalam waktu sesingkat itu?". Kaivan bertanya sekaligus meledek gaya pacaran mereka yang membuat Amara merasa bosan.

"Ya begitulah! tapi yang penting aku dapat ini". Amara tersenyum menunjukkan kartu ATM berwarna hitam kepada Kaivan.

"pantas saja kau masih sanggup bertahan dengannya!" ledek Kaivan lagi.

"iya, aku akan terus bertahan sampai aku menjadi nyonya Wardhana!", Amara menyeringai membayangkan dirinya akan menikmati harta warisan yang di miliki Ravendra.

Amara memang sengaja memanfaatkan cinta Ravendra hanya untuk memenuhi gaya hidupnya yang selalu tampak mewah bak aktris papan atas dan juga ambisinya untuk menjadi orang terkaya di alam semesta.

Kisah cinta mereka berawal dari saat mereka berada dalam satu sekolah menengah atas. Awalnya Amara adalah kekasih Kaivan yang ikut-ikutan mengagumi Ravendra seperti gadis lain, tetapi Ravendra tidak begitu memperdulikan Amara yang terus saja berusaha mendekatinya.

Tujuh tahun yang lalu...

Suara riuh sebagian siswi di SMA Nusantara memekakkan telinga dua sejoli yang tengah duduk berdua di depan ruang kelas, suara itu terdengar begitu jelas di telinga walau dari jarak yang cukup jauh.

"mereka lagi pada ngapain sih? berisik banget!", kesal Amara.

"katanya sih ada murid pindahan, denger-denger dia anak konglomerat. pastilah bikin heboh cewek-cewek", jawab Kaivan santai.

Perkataan Kaivan membuat Amara penasaran akan sosok murid baru yang tengah membuat heboh satu sekolah.

Tak lama kemudian seorang pemuda berbadan tegap dengan tinggi di atas rata-rata siswa di sekolah itu berjalan melewati Amara dan Kaivan yang tengah bercengkrama.

Pemuda itu tampak berjalan dengan arogannya di ikuti gerombolan siswi yang kegirangan walau hanya menatap punggung pemuda itu.

Dia adalah Ravendra Wardhana, memang sejak lahir ia sudah tampak mencolok dengan wajah tampan dan menggemaskan yang berbeda dari anak seusianya. Anak dari seorang ibu berketurunan Belanda dengan hidung mancung dan berkulit putih itu sudah menjadi idola sejak masih balita hingga saat ini.

Wajah tampannya membuat siapapun yang melihatnya akan langsung terpesona, bahkan Amara yang sudah memiliki kekasih sekalipun mampu memalingkan wajahnya kepada Ravendra.

Hal itu membuat Kaivan merasa kesal kepada Ravendra yang membuat pujaan hatinya berpaling.

"Sayang, kamu juga mau ikutan kayak mereka?". Kaivan menarik dagu Amara agar menatap wajahnya.

"ah nggak kok! aku cuma pengen tau ajah kayak apa sih anak konglomerat itu", elak Amara agar tak membuat Kaivan marah.

Seolah dewi fortuna tengah memihak kepada Amara karena Ravendra ternyata satu kelas dengannya, Amara jadi semakin mudah untuk melancarkan aksi pendekatannya.

Setiap hari Amara selalu mencari perhatian Ravendra, seperti memberikannya makan siang, cemilan dan sebagainya. Tetapi Ravendra tidak pernah memakannya, ia selalu memberikannya kepada Roy yang juga satu kelas dengannya.

"gue jadi enak, nih. tiap hari dapet makanan gratisan mulu!", seru Roy tertawa.

Ravendra hanya tersenyum sambil menatap buku di hadapannya. Ravendra tidak seperti anak-anak orang kaya lainnya yang suka berbuat onar di sekolah, ia hanya fokus pada sekolahnya agar bisa meneruskan perusahaan yang dimiliki oleh ayahnya karena hanya dia yang akan mewarisi seluruh harta milik sang ayah setelah kakaknya meninggal dalam suatu tragedi yang masih membuat dirinya trauma sampai sekarang.

Selama sekolah, ia tak pernah terlihat ikut berkumpul dengan teman sekelasnya, hanya Roy teman sebangku yang paling dekat dengannya.

Bisa di katakan jika Ravendra adalah anak yang cuek, bahkan saat para siswi yang mengaguminya berteriak memanggil namanya ia hanya diam dengan harapan agar mereka berhenti melakukan hal konyol seperti itu, tetapi mereka malah semakin mengagumi sikap dinginnya itu.

Begitupun dengan Amara, ia masih terus mendekati Ravendra apalagi saat di dalam kelas walau selalu di acuhkan. Entah apa yang ada di pikiran Amara hingga ia begitu saja melupakan kekasihnya dan memilih untuk mengejar Ravendra yang sama sekali tak pernah peduli kepadanya.

Seperti saat ini, saat bel istirahat telah berbunyi. Semua murid di kelas meninggalkan ruang kelas menuju kantin sekolah, saat itu Amara memberikan sebuah kotak berisikan roti dengan selai kacang kepada Ravendra dengan gaya manjanya.

"Ini buat kamu!". Amara menyodorkan kotak makan berwarna merah jambu kepada Ravendra yang baru saja bangkit dari tempat duduknya.

"Terima kasih!" Ravendra menerima kotak itu kemudian memberikannya kepada Roy yang berdiri di belakangnya.

"kok di kasih ke dia sih!", protes Amara.

"bukankah kamu memberikannya kepada saya? berarti itu sudah menjadi milik saya kan? jadi terserah saya, mau saya apakan itu!", jelas Ravendra membuat Amara kesal.

Ravendra dan Roy pergi begitu saja meninggalkan Amara yang tengah menghentak-hentakkan kakinya ke lantai menandakan ia tengah kesal, secara kebetulan Kaivan yang hendak mengajak Amara ke kantin melihat kejadian itu dari luar ruang kelas dan membuatnya geram.

"Heh, anak baru! berani-beraninya lo bikin cewek gue kesel, lo apain dia hah?". Kaivan menarik kerah kemeja seragam sekolah Ravendra dengan kasar.

Melihat hal itu Roy tidak tinggal diam, ia hendak mendorong Kaivan agar melepaskan cengkraman nya. Tapi Ravendra memberi isyarat kepada Roy agar tidak melakukan itu.

"kalo kamu gak mau wanitamu tersakiti, jaga dia baik-baik! jangan biarkan dia menggoda lelaki lain", jelas Ravendra membuat Kaivan semakin emosi.

Wajahnya memerah, bahkan cengkraman nya semakin kuat hingga akhirnya ia mendaratkan kepalan tangannya pada wajah Ravendra.

Namun dengan cepat Ravendra menahan kepalan tangan itu sebelum menggores wajahnya, kemudian ia berkata. "Kalo mau berantem jangan di sekolah, sama saja kamu memberikan contoh yang tidak baik kepada adik kelas!".

Melihat di sekelilingnya banyak siswa-siswi yang tengah melihat ke arahnya, Kaivan segera melepaskan cengkraman nya dan menatap ke arah Ravendra seolah ia melontarkan kalimat-kalimat ancaman, kemudian ia berlalu meninggalkan ruang kelas Ravendra tanpa mengajak Amara keluar kelas.

Sorak sorai terdengar dari siswa-siswi mewakili rasa kagum mereka kepada Ravendra yang begitu berani menghadapi Kaivan yang terkenal sok jago di sekolah itu. Tetapi lagi-lagi Ravendra hanya diam dan melanjutkan langkahnya menuju kantin.

"Wih gila! heran gue, kenapa cewek-cewek pada suka kulkas lima pintu kayak lo". Roy menggelengkan kepalanya seraya berjalan di sebelah Ravendra.

Mendengar ucapan Roy, dengan wajah polosnya Ravendra bertanya. "Apa, kulkas lima pintu? saya baru dengar ada kulkas lima pintu. lagipula, saya manusia kok, bukan kulkas".

Ravendra mengernyitkan dahinya membuat Roy tertawa dengan renyahnya. "sudahlah, lupain aja! gue khawatir lo bisa stres kalo mikirin ucapan gue", seru Roy.

Mereka pun kembali berjalan menuju kantin tanpa membahas apapun.

Sementara di selasar terdengar suara keributan antara dua sejoli yang biasanya tampak mesra, tetapi sejak kedatangan Ravendra di sekolah mampu membuat hubungan mereka menjadi renggang.

"Van, tolonglah ngertiin aku sedikit aja! cuma pake cara ini aku bisa wujudkan cita-cita aku", seru Amara.

"tapi sayang, apa nggak ada cara lain lagi?", tanya Kaivan memelas.

"nggak ada, aku yakin ini satu-satunya jalan. daripada kamu ngerasa tersiksa, mending kita akhiri hubungan ini sampai disini aja!", pinta Amara membuat Kaivan terkejut.

"apa kamu bilang? segampang itu kamu bilang putus, ini semua pasti gara-gara cowok sok tajir itu, kan? gue harus ngasih pelajaran sama dia!", Kaivan mulai geram.

"Stop, Van! aku udah nyusun rencana, aku yakin suatu saat nanti kita bakal bisa bersama lagi. aku minta kamu bersabar dulu". Amara menggenggam erat tangan Kaivan menghentikannya agar tidak bertindak gegabah.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!