Walau hanya pakaiannya saja yang kotor, tetapi Ravendra sudah tampak kocar kacir kerepotan untuk membersihkan pakaiannya dan ia juga kini menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar, hal itu membuat Alindya merasa sangat senang.
Pria rupawan yang wajahnya berkali-kali terpampang pada sampul beberapa majalah itu, mustahil jika tidak ada yang mengenalinya.
Kini sebagian dari pengunjung segera mengambil gambar dengan ponsel mereka masing-masing layaknya paparazi yang tengah meliput aktor papan atas, karena mereka tahu jika Ravendra yang terkenal sebagai orang yang sangat memperhatikan kebersihannya kini dalam keadaan kotor di depan publik.
Sadar akan banyaknya orang yang melihatnya, ia segera kembali ke mobilnya dengan segala umpatan yang di tujukan kepada Alindya. "Dasar gadis sialan, awas ajah kalo ketemu lagi!".
Sementara Alindya yang tengah duduk di balik kemudi dengan puasnya menertawakan Ravendra. "Haha.. rasain lo tuan sok bersih!"
Ia tertawa lepas di dalam mobilnya, hal itu membuat dirinya lupa akan keadaan kakinya yang sakit karena mengenakan sepatu hak tinggi milik Lisa.
Rasa sedih karena hanya sebentar bertemu kekasihnya seketika hilang. Padahal ia rela berdandan karena ingin memperlihatkan jika dia juga bisa tampil feminim layaknya gadis lain.
Alindya pernah di protes oleh kekasihnya karena setiap hari hanya memakai celana jeans dan kaos, tetapi ia tak peduli dengan protesan kekasihnya karena ia sudah merasa nyaman dengan berpakaian seperti itu.
Alindya terus menertawakan Ravendra di dalam mobilnya, hingga ia tiba-tiba teringat akan kekasihnya. "Coba ada Kaivan di sini, pasti dia seneng!". Alindya melirik ke luar jendela mobil kemudian melaju meninggalkan resto.
Kaivan yang benar-benar membenci Ravendra akan sangat senang jika mengetahui Ravendra tengah dipermalukan di depan publik.
Ravendra yang terlahir dengan wajah tampan dan bentuk tubuh tegap sempurna membuat setiap pria merasa iri termasuk Kaivan, kekasih Alindya yang selalu menceritakan hal buruk tentang Ravendra hingga membuatnya di benci oleh Alindya.
Wajah rupawan Ravendra sempat terpajang pada sampul sebuah majalah karena ia masuk dalam nominasi CEO muda berbakat dengan banyak tender yang ia menangkan dan membuat perusahaannya semakin terkenal.
Selain itu banyak juga para pencari berita yang mengulik tentang kebiasaan dan kehidupan pribadi Ravendra yang menginspirasi hingga membuatnya semakin menjadi idola masyarakat.
Hal itulah yang membuat Kaivan semakin iri, selain karena merasa hanya Ravendra saja yang menjadi terkenal walau ada Kaivan yang juga CEO muda, tetapi memang sudah sejak mereka di bangku sekolah menengah Kaivan selalu merasa iri saat melihat Ravendra yang selalu berprestasi dan selalu di puja-puja oleh seluruh gadis di sekolah, hingga mantan kekasihnya dulu juga ikut mengidolakan Ravendra.
Namun kali ini Kaivan tengah beruntung karena memiliki kekasih seorang anak dari pengusaha yang cukup terkenal dan dengan mudahnya ia dapat menghasut Alindya agar membenci Ravendra.
Tak cukup sampai di situ, kini Kaivan juga tengah menyusun rencana untuk menghancurkan Ravendra dari dalam. Iya, Kaivan akan menghancurkan hati Ravendra karena berselingkuh dengan kekasih Ravendra.
Di sisi lain, kini Ravendra telah sampai di kediamannya. Rumah megah yang bernuansa putih dengan lampu-lampu kristal di setiap ruangan menambah kesan mewah dan tidak ada yang dapat menandingi kesuksesan keluarga Wardhana.
Kedatangan Ravendra di sambut oleh ibunya yang tampak khawatir melihat penampilan sang anak yang biasanya terlihat rapih dan bersih dari pagi sampai pagi lagi. kini tampak lusuh dan kotor serta wajahnya yang penuh dengan kekesalan.
"hey, apa yang terjadi padamu sayang?", tanya bu Felicia , orang yang paling di sayangi oleh Ravendra karena kelembutan hatinya.
Bu Felicia terkejut saat melihat kemeja putih yang di kenakan anaknya berubah warna menjadi coklat.
Dengan langkah kaki yang cepat, Ravendra menjawab pertanyaan ibunya. "Maaf, ma! saya tidak bisa cerita sekarang. badan saya sangat tidak nyaman, saya harus segera membersihkannya". Bu Felicia hanya menganggukkan kepalanya membiarkan Ravendra pergi menuju kamarnya.
Sesampainya di dalam kamar, ia segera melepaskan jas dan kemeja yang di pakainya kemudian melipatnya sembarang untuk di masukkan ke dalam kantong plastik berwarna putih untuk kemudian meminta asisten rumah nya agar membuang pakaian yang terlalu kotor dan nodanya tidak akan hilang walau telah di cuci itu.
Ia bergegas memasuki kamar mandi dan merendam tubuh kekarnya di dalam bathtub yang sudah ia isi dengan air hangat, tak peduli selarut malam apapun ia tetap mandi untuk membersihkan badannya.
Butuh waktu kurang lebih dua jam untuk sekedar membersihkan badan dan dua puluh menit untuk memakai pakaian.
"Dengan tingkat kekotoran yang seperti ini, saya butuh waktu tambahan untuk membersihkannya". Ravendra menggosok badannya dengan penuh hati-hati.
Di waktu yang sama, Alindya tengah menelpon Lisa ia menceritakan tentang dirinya yang tadi baru pertama kali bertemu secara langsung dengan rival kekasihnya itu.
Alindya bercerita dengan sangat antusias sedangkan Lisa hanya mendengarkan sambil menahan rasa kantuknya.
"Lis, lo denger gue cerita nggak sih?" tanya Alindya.
"hmm.. iya", jawab Lisa.
"lo kenapa sih, Lis? kayaknya gak suka kalo gue cerita soal dia", tanya Alindya kembali.
"Alin, lo tau nggak ini jam berapa? lo bangunin gue cuma buat ceritain cowok arogan itu, kayak gak ada waktu lain aja! besok juga kita ketemu lagi di kafe, kan!", jawab Lisa.
Sejenak Alindya menatap jam yang menempel di dinding kamarnya yang menunjukkan waktu mereka biasanya sudah di alam mimpi, lalu ia tertawa canggung. "Hehe.. sorry sorry Lis! gue gak bisa tidur nih. soalnya kepikiran terus kata ayah tadi pagi!".
"emang om Bagas ngomong apa?", tanya Lisa penasaran.
"gue mau di dijodohin sama anak temen nya ayah, terus ayah bilang Kaivan bukan dari keluarga baik-baik!", jelas Alindya.
Mendengar ucapan Alindya membuat Lisa terkejut dan rasa kantuknya mendadak jadi hilang.
"Gue setuju sama om Bagas, Kaivan itu keliatannya emang gak baik buat lo. terus menurut gue sih terima aja perjodohan itu, orang tua lo pasti udah kenal banget sama anaknya temen ayah lo itu!".
Lisa memang tidak suka dengan Kaivan yang tampak mempermainkan Alindya, sudah sering kali Lisa meminta Alindya untuk memutuskan hubungannya dengan Kaivan tetapi Alindya tetap mempertahankan hubungan mereka yang sudah berjalan selama dua tahun itu.
Alindya terdiam mencerna pendapat Lisa yang menyarankan agar ia menerima perjodohan yang dibuat oleh ayahnya.
"mending buruan deh lo putusin dia terus terima perjodohan itu, siapa tau cowoknya ganteng, haha. daripada lo pacaran kayak cuma di mainin doank sama si kampret itu! lo itu berubah tau gak, sih? kayak jadi lebih pendendam sama orang yang sebenernya belum lo kenal!", saran Lisa.
Alindya mendengarkan semua perkataan sahabatnya. Memang benar Kaivan seakan hanya mempermainkan perasaannya saja, tapi rasanya begitu sulit untuk mengakhiri hubungannya dengan Kaivan. Walau baru dua tahun berjalan, tetapi sudah banyak hal yang mereka lalui bersama baik itu saat senang atau sedih sekalipun.
Namun semenjak Kaivan mulai mengelola perusahaan ayahnya, ia juga mulai di sibukkan dengan segudang pekerjaan di tambah lagi dengan ambisinya yang ingin mengalahkan Ravendra, ia terus bekerja keras.
Kaivan tidak peduli jika jalan yang ia lewati untuk mengalahkan Ravendra adalah jalan yang buruk sekalipun, ia hanya ingin lebih unggul dari Ravendra saat ini.
Tanpa terasa air mata Alindya pun terjun bebas dari kelopak mata indahnya, ia menyadari kebodohannya, ia telah di butakan oleh kalimat-kalimat cinta yang terucap dari mulut manis Kaivan yang membawanya terbuai dalam suatu ketidakpastian.
"Alin, lo nangis? duuh, sorry yaa. pasti kata-kata gue tadi udah bikin lo sedih yaa". Lisa merasa bersalah karena telah menyarankan Alin untuk putus dengan Kaivan dan menerima perjodohan yang di buat ayahnya.
"nggak, Lis. udah dulu ya, kayaknya gue butuh waktu buat sendiri dulu. makasih ya, udah mau dengerin curhat gue", Alindya terisak kemudian ia mematikan sambungan telepon tanpa mendengar jawaban dari Lisa terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments